02 October 2024

Jejak Para Pendekar Warok Di Bumi Mataram Sejarah Kulonprogo erat kaitanya dengan kisah kehebatan para pendekar Warok asal Ponorogo. Kulonprogo sendiri berasal dari nama Kulon / Barat Ponorogo yg letak tanahnya di barat sungai Progo yang dihuni keturunan para pendekar Warok Ponorogo. Dalam babad Mataram disebutkan, pada tahun 1671, Keraton Mataram diserang oleh Trunojoyo dari Madura. Amangkurat I, Raja Mataram saat itu meninggal di Tegal, Jawa Tengah. Penerusnya, Amangkurat II meminta bantuan Belanda untuk merebut pesisir utara Jawa yang sudah dikuasai Pasukan Trunojoyo yang terdiri dari gabungan orang-orang Madura, Makassar, dan Surabaya. Selain meminta bantuan Belanda, Amangkurat II juga meminta bantuan kepada Adipati Ponorogo untuk merebut kembali tahta Kerajaan Mataram dari Trunojoyo. Adipati Ponorogo kemudian mengirim pasukan yang terdiri dari pendekar Warok. Berkat bantuan ini, Ibukota Kerajaan Mataram di Plered Bantul berhasil direbut kembali, wilayah pesisir selatan Jawa juga. Pasukan Trunojoyo dipukul mundur sampai ke Kediri. Keberadaan Pasukan Warok Ponorogo tetap dipertahankan untuk menjaga Istana Mataram. Di era Mataram, para pendekar Warok telah berkali-kali berjasa mempertahankan Mataram. Salah satunya saat merebut lagi tahta Mataram saat tragedi geger pecinan yang dipimpin Sunan Kuning. Berkat pasukan pendekar Warok Ponorogo, Keraton Mataram berhasil bertahan dari ancaman Trunojoyo. Trunojoyo sendiri akhirnya berhasil ditangkap pemerintah kolonial Belanda dan dijatuhi hukuman mati pada tahun 1679. Para Warok yang berhasil menjaga Keraton mendapat hadiah tempat tinggal di atas tanah perdikan di sebelah barat keraton untuk memudahkan penjagaan keraton ketika terjadi penyerangan terhadap keraton. Tanah perdikan tersebut diberi nama Kulon Ponorogo hingga di kenal saat ini menjadi Kulon Progo yang berarti Keraton Mataram sebelah Barat Ponorogo. Salah warisan dari leluhur Ponorogo adalah adanya kesenian Reog di Kulonprogo. Sampai sekarang Reog masih terus dilestarikan di daerah kecamatan Sentolo dan Lendah. Adapun saat ini, Kulonprogo sudah menjadi kabupaten dengan wilayah yang lebih luas dibandingkan dengan tanah perdikan Kulonprogo di zaman Mataram. Karena pada tahun 1945 Kesultanan Jogja dan Paku Alam menggabungkan wilayah Kabupaten Kulonporogo dengan Kabupaten Adikarto. oleh :Jamal degtyarev source ; https://musabab.com

 Jejak Para Pendekar Warok Di Bumi Mataram


Sejarah Kulonprogo erat kaitanya dengan kisah kehebatan para pendekar Warok asal Ponorogo. Kulonprogo sendiri berasal dari nama Kulon / Barat Ponorogo yg letak tanahnya di barat sungai Progo yang dihuni keturunan para pendekar Warok Ponorogo.



Dalam babad Mataram disebutkan, pada tahun 1671, Keraton Mataram diserang oleh Trunojoyo dari Madura. Amangkurat I, Raja Mataram saat itu meninggal di Tegal, Jawa Tengah.


Penerusnya, Amangkurat II meminta bantuan Belanda untuk merebut pesisir utara Jawa yang sudah dikuasai Pasukan Trunojoyo yang terdiri dari gabungan orang-orang Madura, Makassar, dan Surabaya.


Selain meminta bantuan Belanda, Amangkurat II juga meminta bantuan kepada Adipati Ponorogo untuk merebut kembali tahta Kerajaan Mataram dari Trunojoyo.


Adipati Ponorogo kemudian mengirim pasukan yang terdiri dari pendekar Warok. Berkat bantuan ini, Ibukota Kerajaan Mataram di Plered Bantul berhasil direbut kembali, wilayah pesisir selatan Jawa juga.


 


Pasukan Trunojoyo dipukul mundur sampai ke Kediri. Keberadaan Pasukan Warok Ponorogo tetap dipertahankan untuk menjaga Istana Mataram.


Di era Mataram, para pendekar Warok telah berkali-kali berjasa mempertahankan Mataram. Salah satunya saat merebut lagi tahta Mataram saat tragedi geger pecinan yang dipimpin Sunan Kuning.


 


Berkat pasukan pendekar Warok Ponorogo, Keraton Mataram berhasil bertahan dari ancaman Trunojoyo. Trunojoyo sendiri akhirnya berhasil ditangkap pemerintah kolonial Belanda dan dijatuhi hukuman mati pada tahun 1679.


Para Warok yang berhasil menjaga Keraton mendapat hadiah tempat tinggal di atas tanah perdikan di sebelah barat keraton untuk memudahkan penjagaan keraton ketika terjadi penyerangan terhadap keraton. 


Tanah perdikan tersebut diberi nama Kulon Ponorogo hingga di kenal saat ini menjadi Kulon Progo yang berarti Keraton Mataram sebelah Barat Ponorogo.


Salah warisan dari leluhur Ponorogo adalah adanya kesenian Reog di Kulonprogo. Sampai sekarang Reog masih terus dilestarikan di daerah kecamatan Sentolo dan Lendah. 


Adapun saat ini, Kulonprogo sudah menjadi kabupaten dengan wilayah yang lebih luas dibandingkan dengan tanah perdikan Kulonprogo di zaman Mataram. Karena pada tahun 1945 Kesultanan Jogja dan Paku Alam menggabungkan wilayah Kabupaten Kulonporogo dengan Kabupaten Adikarto.


oleh :Jamal degtyarev


source ; https://musabab.com

No comments:

Post a Comment