" Dahulu kala nama Jakarta adalah Batavia, dan sebelum nama Batavia adalah Jayakarta, dan sebelum nama Jayakarta adalah Sunda Kelapa dan merupakan pelabuhan penting kerajaan Sunda-Galuh (Pajajaran)
saking ramainya pelabuhan Sunda Kalapa banyak diantaranya pedagang-pedagang dari Sumatera, Bali, Jawa tengah, Jawa Timur, Arab, China, Portugis dlsb berdatangan ke pelabuhan sunda kalapa.
Atas izin kerajaan Pajajaran mereka diperbolehkan berdagang dan membuat pemukiman di Jakarta. dengan catatan mereka harus membayar pajak kepada kerajaan pajajaran.
Bahasa pengantar yang digunakan kala itu adalah Bahasa melayu, Arab dan China... akan tetapi lebih dominan Melayu... sehingga lama-kelamaan bahasa Sunda di Sunda Kalapa tergantikan oleh bahasa Pendatang.
Seiring waktu berjalan pendatang semakin banyak di Sunda Kalapa, mereka menikah dengan berbeda suku dan agama, hingga melahirkan keturunan-keturunan campuran di Sunda Kalapa.
Lalu datang aliansi Demak, Malaka menyerang pelabuhan Sunda Kalapa, dan mereka berhasil merebut Sunda Kalapa dari tangan kerajaan Pajajaran. Sehingga membuat pribumi asli di Sunda Kalapa yaitu orang Sunda tersingkirkan dan mengungsi ke sebagian wilayah tatar sunda.
Tokoh atau dalang dari penyerangan itu adalah Fatahilah, setelah mereka berhasil menguasai Sunda Kalapa nama Sunda Kalapa digantikan dengan Jayakarta yang artinya kemenangan.
tentara demak dan Malaka mereka membuat pemukiman hingga menyebar ke berbagai wilayah tatar sunda seperti Cilegon, Serang, Tanggerang hingga Jonggol, dan tentunya Sunda Kalapa, mereka menikahi penduduk setempat dan enggan kembali ke kampung halaman.
Ketika jaman belanda, jayakarta berhasil direbut oleh belanda dan nama jayakarta diganti menjadi Batavia
ketika jaman belanda para pendatang saling berbaur antar satu sama lain yang berbeda etnis bahasa dan agama, mereka saling menikah, dan melahirkan percampuran antar suku jawa-melayu-ambon-bali-madura-china dan arab dan melahirkan keturunan campuran di batavia,
karena terlalu lama di batavia mereka sudah lupa dengan jati diri,
maka ketika jaman belanda mereka mulai mencari identitas dan membuat suatu perkumpulan komunitas bernama batavia hingga suatu ketika berganti lagi menjadi Komunitas Betawi.
kala itu di batavia bahasa melayu menjadi bahasa pengantar, akan tetapi sedikit campuran china, arab, portugis, jawa. bahkan kebudayaan pun campur aduk. maka munculah istilah bahasa melayu kreol (betawi).
Bahasa (Lu-Gua) adalah bahasa china hokkian,
bahasa (ente) asal kata dari Anta adalah serapan dari arab,
Bahasa (encang-encing) asal kata dari encik adalah serapan dari bahasa melayu.
sapaan (Abang) adalah sapaan untuk orang sumatera (melayu)
sapaan (None) asal kata dari bahasa Indonesia Nona.
Sapaan (Nyai) adalah serapan dari bahasa Sunda.
Akhiran kata "Mah" adalah murni bahasa Sunda, contoh : "ah lu mah", kalo bahasa sundanya ah sia mah euy.
dan masih banyak lagi karena terlalu panjang.
pasca merdeka, nama Batavia digantikan menjadi Jayakarta lagi, lalu berganti lagi menjadi Jakarta.
pada saat itu komunitas betawi semakin banyak, dan mereka mulai menamakan diri sebagai Suku Betawi.
dipilih lah Jakarta sebagai Ibu kota Indonesia.
Pada waktu itu negara Indonesia hanya melingkupi wilayah Jakarta, sumatera, Sulawesi dan Riau, Madura dan Bali Saja.
karena Jawa Tengah, Jawa Timur, Pasundan (Jawa Barat), Kalimantan dan sebagian wilayah lainnya belum bergabung dengan Indonesia, dan masih merupakan negara bagian.
ketika tahun 1950 barulah Jawa Tengah, Jawa Timur, Pasundan (Jawa Barat), Kalimantan dan sebagian wilayah lainnya bergabung dengan Indonesia dan tentunya wilayah Indonesia semakin luas.
nah karena Ibu Kota Indonesia berada di Jakarta, akhirnya komunitas betawi semakin terpinggirkan, karena saking banyaknya pendatang dari berbagai wilayah Indonesia, sunda, jawa, melayu, ambon, bali dan lain sebagainya. Karena yang salah ada di pihak betawi, mereka menjual tanah kepada para pendatang hingga mereka tidak punya lahan tempat di Jakarta.
dan akhirnya komunitas betawi hijrah ke pinggiran Jakarta seperti ke Jawa Barat dan Banten (Depok, Bogor, Bekasi, Tanggerang, Karawang) dan hingga hampir menyebar ke seluruh wilayah di tatar sunda.
mereka beranak pinak melahirkan keturunan disana, karena saking banyaknya pendatang betawi di jawa barat dan banten seperti Depok, Bogor, Bekasi, Tanggerang dan Karawang hingga penduduk asli di situ yaitu orang sunda terpinggirkan, bahkan bahasa sunda di wilayah tersebut tergantikan oleh bahasa melayu kreol (betawi).
hingga terus berlanjut sampai hari ini, mereka terus melahirkan keturunannya di wilayah jabar dan banten dengan menikahi penduduk setempat.
bahkan mereka berani mengklaim bahwa bekasi, bogor, depok, tanggerang dan Karawang adalah tanah milik mereka, karena mereka merasa bahasa yang dipergunakan di wilayah tersebut adalah bahasa melayu kreol (betawi) dan bukan bahasa sunda. ketika pemerintah banten dan jabar memberikan mulok mata pelajaran bahasa sunda, mereka para pendatang menolak, karena merasa bahwa bahasa yang digunakan diwilayah tersebut adalah bahasa melayu kreol betawi, padahal sebetulnya jika mereka melihat sejarah, bahwa asal usul mereka adalah pendatang, bahkan campuran berbagai suku bangsa, dan bukan asli pribumi barat pulau jawa (Jakarta, Banten dan Jabar) Karena asal usul mereka adalah pendatang dari jakarta, dan sebelum di jakarta pun asal usul mereka adalah pendatang dari luar barat pulau jawa.
Tapi satu yang pasti, bahwa mereka tidak akan bisa MENGKLAIM Banten, Jakarta dan Jabar khususnya di wilayah Bekasi, Depok, Tanggerang, Bogor dan karawang adalah tanah mereka.
Sejarah yang berbicara, bahkan sejahrawan dunia Tome Pires dai portugis dan Lance Castles dari australia pun telah meneliti dan mengakui bahwa pribumi asli barat pulau jawa adalah orang Sunda-Galuh (Pajajaran) yang sekarang disebut orang Sunda (nama Sunda diambil dari nama kerajaan di barat pulau jawa)
Makanya mereka para pendatang tidak akan bisa melepaskan wilayah bodetabek dari Jawa Barat, walaupun kebanyakan penduduk Bodetabek adalah para pendatang. KARENA STATUS WILAYAH TERSEBUT DI AKUI OLEH SEJARAH DUNIA ADALAH MILIK ORANG SUNDA.
Walaupun ada beberapa wilayah tatar sunda yang lepas dari Jawa Barat seperti Cilacap dan Brebes yang dimasukan kedalam provinsi Jawa Tengah, padahal dari sejarahnya cilacap dan brebes adalah termasuk ke dalam wilayah kekuasaan kerajaan sunda.
No comments:
Post a Comment