10 October 2024

“Ratu Boko: Jejak Kejayaan Keraton di Atas Bukit yang Menawan” Situs Ratu Boko, atau yang dikenal juga sebagai Istana Raja Baka, merupakan peninggalan arkeologis yang menawarkan pesona unik berupa sisa-sisa kompleks bangunan kuno. Lokasinya hanya sekitar 3 km di selatan Candi Prambanan, 18 km di timur Kota Yogyakarta, atau 50 km di barat daya Kota Surakarta, tepatnya di Kalurahan Bokoharjo, Kapanéwon Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdiri di atas bukit setinggi 196 meter dari permukaan laut, situs ini memiliki luas mencapai 25 hektare. Nama dan Asal Usul Ratu Boko, yang berarti “Raja Bangau” dalam bahasa Jawa, erat kaitannya dengan legenda setempat tentang tokoh Ratu Boko, ayah dari Loro Jonggrang, yang juga menjadi nama candi utama di Candi Prambanan. Meski menyandang nama “Ratu”, situs ini bukanlah tempat religius seperti candi, melainkan lebih menyerupai istana atau keraton yang dulunya dikelilingi oleh benteng dan parit, menunjukkan fungsinya sebagai pusat kekuasaan sekaligus pertahanan. Sejarah dan Penemuan Situs Ratu Boko pertama kali dilaporkan oleh Van Boeckholzt pada tahun 1790. Penelitian lebih lanjut dilakukan oleh FDK Bosch pada akhir abad ke-19, yang menyimpulkan bahwa reruntuhan ini merupakan sisa-sisa keraton. Dari prasasti Abhayagiri Wihara yang ditemukan di lokasi, diketahui bahwa situs ini sudah ada pada abad ke-8 dan berhubungan dengan Rakai Panangkaran dari Kerajaan Medang, yang mendirikan sebuah wihara di bukit ini. Arsitektur dan Fungsi Tidak seperti situs Jawa Kuno lainnya yang umumnya berupa bangunan keagamaan, Ratu Boko menampilkan nuansa profan. Kompleks ini dilengkapi dengan gerbang masuk megah, pendopo, paseban, kolam pemandian, hingga pagar pelindung. Selain itu, di dalam situs ini juga terdapat sisa-sisa bangunan lainnya seperti Pringgitan, keputren, dan gua-gua yang diduga digunakan sebagai tempat meditasi. Lokasi Strategis di Atas Bukit Salah satu daya tarik utama Ratu Boko adalah posisinya di atas bukit yang memberikan pemandangan alam spektakuler ke arah Gunung Merapi. Di samping keindahan visual, letak yang tinggi juga menjadi strategi pertahanan alami yang menjadikan kompleks ini lebih sulit diserang. Pembangunan situs di bukit yang berbatu juga menunjukkan keterampilan luar biasa para pekerja zaman dulu dalam mengolah material batu untuk membangun struktur megah ini. Keistimewaan Lain Keunikan lainnya adalah adanya tempat yang disebut “tempat kremasi” di sebelah kiri gapura utama, yang diduga kuat merupakan lokasi upacara atau tempat untuk kegiatan tertentu. Meski masih perlu penelitian lebih lanjut, tempat ini memberikan petunjuk bahwa situs Ratu Boko bukan hanya berfungsi sebagai istana, tetapi juga mungkin digunakan untuk ritual tertentu. Transformasi sebagai Taman Wisata Kini, situs Ratu Boko dikelola oleh PT Taman Wisata Candi bersama dengan Candi Borobudur dan Prambanan, yang telah diakui sebagai Warisan Dunia UNESCO. Berbagai fasilitas modern, seperti restoran, plaza terbuka untuk acara, dan paket wisata edukatif, turut melengkapi daya tarik situs ini. Dengan panorama yang menawan dan nuansa sejarah yang mendalam, Ratu Boko kini menjadi destinasi wisata edukatif dan budaya yang menarik bagi para wisatawan. #RatuBokoHeritage #JejakKeraton #WisataSejarah #KeindahanRatuBoko #ExploreYogyakarta

 “Ratu Boko: Jejak Kejayaan Keraton di Atas Bukit yang Menawan”


Situs Ratu Boko, atau yang dikenal juga sebagai Istana Raja Baka, merupakan peninggalan arkeologis yang menawarkan pesona unik berupa sisa-sisa kompleks bangunan kuno. Lokasinya hanya sekitar 3 km di selatan Candi Prambanan, 18 km di timur Kota Yogyakarta, atau 50 km di barat daya Kota Surakarta, tepatnya di Kalurahan Bokoharjo, Kapanéwon Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdiri di atas bukit setinggi 196 meter dari permukaan laut, situs ini memiliki luas mencapai 25 hektare.



Nama dan Asal Usul

Ratu Boko, yang berarti “Raja Bangau” dalam bahasa Jawa, erat kaitannya dengan legenda setempat tentang tokoh Ratu Boko, ayah dari Loro Jonggrang, yang juga menjadi nama candi utama di Candi Prambanan. Meski menyandang nama “Ratu”, situs ini bukanlah tempat religius seperti candi, melainkan lebih menyerupai istana atau keraton yang dulunya dikelilingi oleh benteng dan parit, menunjukkan fungsinya sebagai pusat kekuasaan sekaligus pertahanan.


Sejarah dan Penemuan

Situs Ratu Boko pertama kali dilaporkan oleh Van Boeckholzt pada tahun 1790. Penelitian lebih lanjut dilakukan oleh FDK Bosch pada akhir abad ke-19, yang menyimpulkan bahwa reruntuhan ini merupakan sisa-sisa keraton. Dari prasasti Abhayagiri Wihara yang ditemukan di lokasi, diketahui bahwa situs ini sudah ada pada abad ke-8 dan berhubungan dengan Rakai Panangkaran dari Kerajaan Medang, yang mendirikan sebuah wihara di bukit ini.


Arsitektur dan Fungsi

Tidak seperti situs Jawa Kuno lainnya yang umumnya berupa bangunan keagamaan, Ratu Boko menampilkan nuansa profan. Kompleks ini dilengkapi dengan gerbang masuk megah, pendopo, paseban, kolam pemandian, hingga pagar pelindung. Selain itu, di dalam situs ini juga terdapat sisa-sisa bangunan lainnya seperti Pringgitan, keputren, dan gua-gua yang diduga digunakan sebagai tempat meditasi.


Lokasi Strategis di Atas Bukit

Salah satu daya tarik utama Ratu Boko adalah posisinya di atas bukit yang memberikan pemandangan alam spektakuler ke arah Gunung Merapi. Di samping keindahan visual, letak yang tinggi juga menjadi strategi pertahanan alami yang menjadikan kompleks ini lebih sulit diserang. Pembangunan situs di bukit yang berbatu juga menunjukkan keterampilan luar biasa para pekerja zaman dulu dalam mengolah material batu untuk membangun struktur megah ini.


Keistimewaan Lain

Keunikan lainnya adalah adanya tempat yang disebut “tempat kremasi” di sebelah kiri gapura utama, yang diduga kuat merupakan lokasi upacara atau tempat untuk kegiatan tertentu. Meski masih perlu penelitian lebih lanjut, tempat ini memberikan petunjuk bahwa situs Ratu Boko bukan hanya berfungsi sebagai istana, tetapi juga mungkin digunakan untuk ritual tertentu.


Transformasi sebagai Taman Wisata

Kini, situs Ratu Boko dikelola oleh PT Taman Wisata Candi bersama dengan Candi Borobudur dan Prambanan, yang telah diakui sebagai Warisan Dunia UNESCO. Berbagai fasilitas modern, seperti restoran, plaza terbuka untuk acara, dan paket wisata edukatif, turut melengkapi daya tarik situs ini. Dengan panorama yang menawan dan nuansa sejarah yang mendalam, Ratu Boko kini menjadi destinasi wisata edukatif dan budaya yang menarik bagi para wisatawan.


#RatuBokoHeritage

#JejakKeraton

#WisataSejarah

#KeindahanRatuBoko

#ExploreYogyakarta

No comments:

Post a Comment