02 October 2024

Pelarian Raden Wijaya Menuju Sumenep Berikut adalah rangkuman rute pelarian Raden Wijaya menuju Sumenep berdasarkan dua sumber utama, yaitu Pararaton dan Prasasti Kudadu 1294: Berdasarkan Pararaton dan Kidung Ranggalawe: 1. Keraton Tumapel: Titik awal keberangkatan Raden Wijaya dalam menghadapi ancaman musuh dari utara. 2. Desa Mameling: Tempat terjadinya pertempuran dengan pasukan Daha yang dikenal sebagai pasukan Jaran Guyang. 3. Kembali ke Tumapel: Setelah mendengar kabar bahwa Kertanegara telah tewas dan istana telah dikuasai musuh, Raden Wijaya dan pasukannya mundur. Mereka kemudian dikejar oleh pasukan Daha di bawah pimpinan Kebo Mundarang hingga ke Sawah Miring. 4. Desa Talaga Pager: Di sini, pasukan terakhir Raden Wijaya masih dikejar oleh musuh. 5. Desa Pandakan: Raden Wijaya ditolong oleh Macan Kuping, tetua desa Pandakan. Gajah Pagon, salah satu prajuritnya, ditinggalkan di desa ini untuk dirawat karena luka serius akibat tombak. Macan Kuping juga membangun tempat persembunyian bagi Raden Wijaya di tengah ladang. 6. Datar: Titik terakhir pelarian Raden Wijaya di mana ia bersiap untuk menyeberang ke Madura menggunakan perahu. Berdasarkan Prasasti Kudadu 1294: 1. Keraton Tumapel: Titik awal keberangkatan pasukan Raden Wijaya bersama Ardharaja, menantu Kertanegara. Mereka mendengar pasukan musuh telah tiba di Desa Jasun Wungkal. 2. Desa Kedung Peluk: Lokasi pertempuran pertama Raden Wijaya dengan pasukan musuh. 3. Desa Lembah dan Batang: Perjalanan dilalui tanpa bertemu musuh. 4. Desa Kapulungan: Tempat Raden Wijaya kembali bertemu musuh dan bertempur. 5. Desa Rabut Carat: Di sini, Ardharaja berkhianat dengan meninggalkan Raden Wijaya untuk bergabung dengan pasukan Daha. Saat itu, pasukan Raden Wijaya tinggal berjumlah enam ratus orang. 6. Desa Pamwatan Apajeg: Raden Wijaya terus dikejar musuh, kehilangan banyak prajurit. 7. Desa Terung: Desa tujuan Raden Wijaya untuk meminta bantuan kepada akuwu Rakryan Wuru Agraja. Namun, di tengah perjalanan pada malam hari, ia kembali bertemu dengan musuh dan terpaksa mengubah arah menuju Kembangsri. 8. Kembangsri: Raden Wijaya terus dikejar hingga menyeberangi Sungai Mas. Banyak prajuritnya tenggelam dan tewas akibat tusukan tombak musuh. 9. Desa Kudadu: Setelah berhasil menyeberangi Sungai Mas, Raden Wijaya tiba di Desa Kudadu dan diterima oleh kepala desa setempat. Kepala desa Kudadu kemudian membantu Raden Wijaya menyeberang ke Madura melalui Rembang. Rangkaian peristiwa ini menandai babak penting dalam sejarah pendirian Majapahit, yang memperlihatkan keteguhan dan strategi Raden Wijaya dalam menghadapi tekanan musuh. #RadenWijaya #PelarianRadenWijaya #Majapahit #SejarahIndonesia #KerajaanMajapahit #PrasastiKudadu #Pararaton #KidungRanggalawe #PerjuanganRadenWijaya #SejarahNusantara #Tumapel #Sumenep

 Pelarian Raden Wijaya Menuju Sumenep


Berikut adalah rangkuman rute pelarian Raden Wijaya menuju Sumenep berdasarkan dua sumber utama, yaitu Pararaton dan Prasasti Kudadu 1294:



 Berdasarkan Pararaton dan Kidung Ranggalawe:

1. Keraton Tumapel: Titik awal keberangkatan Raden Wijaya dalam menghadapi ancaman musuh dari utara.

2. Desa Mameling: Tempat terjadinya pertempuran dengan pasukan Daha yang dikenal sebagai pasukan Jaran Guyang.

3. Kembali ke Tumapel: Setelah mendengar kabar bahwa Kertanegara telah tewas dan istana telah dikuasai musuh, Raden Wijaya dan pasukannya mundur. Mereka kemudian dikejar oleh pasukan Daha di bawah pimpinan Kebo Mundarang hingga ke Sawah Miring.

4. Desa Talaga Pager: Di sini, pasukan terakhir Raden Wijaya masih dikejar oleh musuh.

5. Desa Pandakan: Raden Wijaya ditolong oleh Macan Kuping, tetua desa Pandakan. Gajah Pagon, salah satu prajuritnya, ditinggalkan di desa ini untuk dirawat karena luka serius akibat tombak. Macan Kuping juga membangun tempat persembunyian bagi Raden Wijaya di tengah ladang.

6. Datar: Titik terakhir pelarian Raden Wijaya di mana ia bersiap untuk menyeberang ke Madura menggunakan perahu.


 Berdasarkan Prasasti Kudadu 1294:

1. Keraton Tumapel: Titik awal keberangkatan pasukan Raden Wijaya bersama Ardharaja, menantu Kertanegara. Mereka mendengar pasukan musuh telah tiba di Desa Jasun Wungkal.

2. Desa Kedung Peluk: Lokasi pertempuran pertama Raden Wijaya dengan pasukan musuh.

3. Desa Lembah dan Batang: Perjalanan dilalui tanpa bertemu musuh.

4. Desa Kapulungan: Tempat Raden Wijaya kembali bertemu musuh dan bertempur.

5. Desa Rabut Carat: Di sini, Ardharaja berkhianat dengan meninggalkan Raden Wijaya untuk bergabung dengan pasukan Daha. Saat itu, pasukan Raden Wijaya tinggal berjumlah enam ratus orang.

6. Desa Pamwatan Apajeg: Raden Wijaya terus dikejar musuh, kehilangan banyak prajurit.

7. Desa Terung: Desa tujuan Raden Wijaya untuk meminta bantuan kepada akuwu Rakryan Wuru Agraja. Namun, di tengah perjalanan pada malam hari, ia kembali bertemu dengan musuh dan terpaksa mengubah arah menuju Kembangsri.

8. Kembangsri: Raden Wijaya terus dikejar hingga menyeberangi Sungai Mas. Banyak prajuritnya tenggelam dan tewas akibat tusukan tombak musuh.

9. Desa Kudadu: Setelah berhasil menyeberangi Sungai Mas, Raden Wijaya tiba di Desa Kudadu dan diterima oleh kepala desa setempat. Kepala desa Kudadu kemudian membantu Raden Wijaya menyeberang ke Madura melalui Rembang.


Rangkaian peristiwa ini menandai babak penting dalam sejarah pendirian Majapahit, yang memperlihatkan keteguhan dan strategi Raden Wijaya dalam menghadapi tekanan musuh.

#RadenWijaya  

#PelarianRadenWijaya  

#Majapahit  

#SejarahIndonesia  

#KerajaanMajapahit  

#PrasastiKudadu  

#Pararaton  

#KidungRanggalawe  

#PerjuanganRadenWijaya  

#SejarahNusantara  

#Tumapel  

#Sumenep

No comments:

Post a Comment