02 May 2024

SEJARAH SANTET DAN PENJELASAN DALAM ILMU FISIKA Santet adalah sebuah istilah / sebutan populer di Indonesia untuk ilmu hitam yang digunakan dari jarak jauh untuk mencelakakan seseorang. Demikian populernya istilah ini sehingga kadang terjadi penyalahgunaan atau fitnah yang ujungnya untuk mencari pembenaran atau menjatuhkan nama baik seseorang, ketika seseorang menderita suatu penyakit misterius yang belum diketahui penyebabnya, tanpa pikir panjang langsung menganalisa sendiri kalau dirinya merasa disantet, walapun seiring kemajuan teknologi ilmu kedokteran sekarang ini banyak penyakit yang bisa dianalisa penyebabnya secara medis, sementara santet sendiri sampai saat ini tidak bisa dianalisa secara medis. Pada umumnya santet sering dilakukan orang yang mempunyai dendam karena sakit hati kepada orang lain. Santet dapat dilakukan sendiri maupun dengan bantuan seorang dukun. Secara etimologi, santet berasal dari bahasa Osing (Banyuwangi) yang merupakan akronim dari frasa mesisan kanthet (biar terikut) atau mesisan benthet (biar retak). SANTET / SIHIR DALAM AL QUR’AN Dalam deskripsi sederhana santet adalah bagian dari ilmu sihir. Al-Qur'an sendiri mengabadikan sihir dalam sejumlah ayat Al-Qur'an. Bahkan, Al-Quran juga mengungkapkan dengan cukup rinci asal muasal munculnya sihir, yang terjadi ribuan tahun silam, seperti dituliskan dalam QS. al-Baqarah: 102. Terjemahan QS. al-Baqarah ayat 102 “Mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa Kerajaan Sulaiman. Sulaiman itu tidak kufur, tetapi setan-setan itulah yang kufur. Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua malaikat di negeri Babilonia, yaitu Harut dan Marut. Padahal, keduanya tidak mengajarkan sesuatu kepada seseorang sebelum mengatakan, “Sesungguhnya kami hanyalah fitnah (cobaan bagimu) oleh sebab itu janganlah kufur!” Maka, mereka mempelajari dari keduanya (malaikat itu) apa yang (dapat) memisahkan antara seorang (suami) dan istrinya. Mereka tidak akan dapat mencelakakan seseorang dengan (sihir)-nya, kecuali dengan izin Allah. Mereka mempelajari sesuatu yang mencelakakan dan tidak memberi manfaat kepada mereka. Sungguh, mereka benar-benar sudah mengetahui bahwa siapa yang membeli (menggunakan sihir) itu niscaya tidak akan mendapat keuntungan di akhirat. Sungguh, buruk sekali perbuatan mereka yang menjual dirinya dengan sihir jika mereka mengetahui(-nya)”. SANTET DALAM SEJARAH DI ERA KERAJAAN KEDIRI/KAHURIPAN Perihal santet/teluh juga pernah terjadi di Era Raja Airlangga pada tahun 1019-1042 M. Sumber cerita berasal dari sebuah lontar kuno berbahasa Bali kuno. Meskipun aksaranya Bali Kuna, tetapi bahasanya Kawi atau Jawa Kuna. Dalam Jurnal Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde 82 (1926) halaman 110-180. (Salinan teks Latin yang sangat penting berada di Belanda, yaitu di Bijdragen Koninklijke Instituut Belanda). Mengenai kebenaran kisah tersebut masih diperlukan penyelidikan lebih lanjut karena waktu pemerintahan Airlangga adalah di Kerajaan Kahuripan, sementara di lontar dijelaskan dari Kerajaan Kediri. Atau bisa jadi Kerajaan Kahuripan tapi lokasi kejadian memang di Kediri. Dan Kediri adalah bagian dari Kerajaan Kahuripan. Ringkasan ceritanya di desa Girah (Dusun Butuh, Desa Sukorejo, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, Jawa Timur sekarang) tinggalah seorang janda sakti bernama Calon Arang bersama dengan anak gadisnya yang sudah dewasa bernama Ratna Manggali. Karena banyak orang takut kepada sang janda, maka tak ada laki-laki yang berani melamar Ratna Manggali. Mengetahui hal ini, Calong Arang sangat marah dan merasa terhina, kemudian ia melakukan sihir tenung kepada rakyat sebagai hukuman. Caranya ia melakukan upacara yang mengerikan di atas kuburan sambil menyampaikan sesaji. Korban pun berjatuhan setiap hari, pagi sakit malam meninggal, begitu dahsyatnya tenung tersebut hingga membuat Raja Airlangga sangat bersedih, pasukan kerajaan yang dikirimkan untuk menangkap Calon Arang pun tidak berhasil mengalahkannya, karena kesaktian janda tersebut luar biasa. Akhirnya Calon Arang berhasil ditaklukkan oleh Mpu Bharada setelah lebih dahulu mengetahui kelemahan Calon Arang melalui informasi yang diberikan oleh Mpu Bahula menantu Calon Arang yang menikah dengan Ratna Manggali putri Calon Arang. TRAGEDI PEMBANTAIAN BANYUWANGI TAHUN 1998 Pembantaian Banyuwangi 1998 adalah peristiwa pembantaian terhadap orang yang diduga melakukan praktik ilmu hitam (santet atau tenung) yang terjadi di Banyuwangi, Jawa Timur pada kurun waktu Februari hingga September 1998. Namun hingga saat ini motif pasti dari peristiwa ini masih belum jelas. Pembunuhan pertama terjadi pada Februari 1998 dan memuncak hingga Agustus dan September 1998. Pada kejadian pertama di bulan Februari tersebut, banyak yang menganggapnya sebagai sesuatu yang biasa, dalam artian kejadian tersebut tidak akan menimbulkan sebuah peristiwa yang merentet panjang. Pembunuh dalam peristiwa ini adalah warga-warga sipil dan oknum asing yang disebut ninja. Dalam kejadian ini, setelah dilakukan pendataan korban. Ternyata banyak di antara para korban bukan merupakan dukun santet. Di antara para korban terdapat guru mengaji, dukun suwuk (penyembuh) dan tokoh-tokoh masyarakat seperti ketua RT atau RW. SANTET DAN ILMU FISIKA KUANTUM Apakah santet bisa dijelaskan menurut hukum fisika? Tentu ini sangat menarik untuk dibahas. Karena hal ini masih memicu perdebatan. Untuk menghubungkan antara ilmu santet dan fisika kuantum, tentu kita harus mengetahui lebih dulu apa itu fisika kuantum. Fisika kuantum juga seringkali disebut mekanika kuantum merupakan sebuah ilmu atau studi yang mempelajari mengenai perilaku materi serta energi yang ada pada tingkatan molekul, atom, nuklir, serta tingkat mikroskopis, dan juga materi serta energi yang sangat kecil (tidak dapat dilihat dengan kasat mata). Berbeda dengan fisika klasik yang merupakan sebuah ilmu yang membahas mengenai hukum benda solid (nyata) yang kita jumpai setiap harinya (bisa dilihat secara kasat mata). Dikutip dari Youtube “Lia Journey” ada sebuah pendapat yang menyatakan dalam fisika kuantum, santet bisa disebut dengan Quantum Entanglement atau Belitan Quantum, disini dua atomic orang yang berbeda bisa berinteraksi satu sama lain, walaupun terpisah dalam jarak yang sangat jauh. Bahkan sebuah pernyataan Albert Einstein yang cukup fenomenal menyebut Quantum entanglement sebagai "spooky action at a distance" atau sebuah aksi menyeramkan dari kejauhan. Jika diperjelas memiliki pengertian bahwa jika kita memiliki dua buah sistem yang di-entangle-kan maka kedua sistem ini akan memiliki korelasi yang sangat kuat. Apapun yang mempengaruhi sistem satu, akan mempengaruhi sistem yang lainnya bahkan jika terpisah dengan jarak yang sangat jauh dengan ketiadaan pembawa informasi. Penjelasan tentang santet dalam fisika kuantum dianalogikan dengan A dan B sebagai dua orang yang kenal satu sama lain, dua manusia A dan B ini saling mempunyai electron (partikel bermuatan negative) dalam tubuhnya. A kemudian bepergian jauh dan tentu saja membawa elektron yang ada dalam tubuh bersamanya. Sekalipun tidak ada komunikasi dan tak bertemu, ketika B mengukur elektron keduanya, maka pengukurannya pasti menunjukkan hal yang sama. Sekalipun A tidak mengetahui bahwa B melakukan pengukuran elektron, tapi B akan tetap bisa membuat hasil yang benar dalam pengukuran elektron yang ia buat. Misalkan B menginginkan hasil pengukuran menjadi berbeda, maka B hanya perlu memaksakan hasil yang ada agar bisa sesuai keinginannya, dengan seperti itu hasil pengukuran electron A akan sama seperti yang diinginkan oleh B. Yang dilakukan B sama persis seperti apa yang dilakukan oleh dukun santet, dukun santet tinggal memikirkan kesakitan apa yang harus dikirimkan untuk sasarannya, maka dimensi kuantum yang berkaitan satu sama lain akan membuat hal tersebut menjadi nyata. Karena adanya dimensi kuantum yang saling berkaitan, akhirnya otak sasaran santet atau korban menterjemahkannya menjadi realita. Karena otak adalah pusat pemrogaman pikiran manusia, dan menurut penelitian otak adalah bagian tubuh yang paling mudah terkena belitan (stress, emosi, kemarahan dll). Hal itu menyebabkan korban menjadi psikosomatis dan kesakitan sendiri, tapi saat diperiksakan ke dokter tidak ada penyakit apapun. Dalam fisika kuantum, semua yang ada di alam semesta merupakan satu fungsi gelombang yang sama. Yang artinya, semua hal yang ada di alam semesta sebenarnya saling terhubung satu sama lain, sehingga membuat segala ketidakmungkinan menjadi realita. Sekilas hal ini seperti terlihat mudah dan masuk akal. Tapi apakah hal tersebut bisa dibenarkan?, tentunya masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Yang menarik lagi dalam acara Seminar Budaya Tabloid Posmo tahun 2002 di Museum Kesehatan Surabaya dengan tema “Membedah Santet dan Pengobatan Supranatural”. Ditunjukkan beberapa jarum yang tiba-tiba berubah menjadi cahaya dan masuk ke dalam tubuh ayam. Setelah ayamnya disembelih, jarum-jarum itu tertancap di jantung dan ulu hatinya. Gambaran sederhananya bagaimana caranya mengubah jarum menjadi gelombang kemudian mengirimkannya ke tubuh korban, sebetulnya hal ini tidak bertentangan dengan fisika kuantum dimana sebuah materi memiliki dualisme yaitu sebagai partikel atau juga sebagai gelombang. Dualisme gelombang dan partikel memungkinkan terjadinya fenomena lipatan ruang dan waktu. Hal ini karena gelombang dapat merambat dengan kecepatan cahaya. Dan seperti kita ketahui sampai dengan saat ini tidak ada yang bisa melebihi kecepatan cahaya. Kenapa hal ini menimbulkan perdebatan? Karena fisika kuantum memang berbeda dengan fisika klasik Newtonian. Sementara, sebagian besar penduduk dunia masih berpikir menggunakan filosofi Newtonian, jadi analaogi terbaik menjelaskan fenomena kuantum adalah dengan analogi Newtonian, meskipun terkadang analogi bisa menyesatkan dan arahnya lebih ke cocoklogi, tapi memang mungkin untuk saat ini, hal itu yang masih mendekati penjelasan terbaik. Fakta yang ada saat ini penelitian juga baru sebatas menunjukkan bahwa konsep kuantum entanglement masih belum bisa dipakai untuk prinsip komunikasi semacam teleportasi karena sifatnya yang random dan tidak bisa dikontrol untuk merubah satu partikel ke partikel lainnya. Karena sebuah ilmu pengetahuan pasti akan terus berkembang, dan rasanya tidak bijak kalau kita memaksakan bahwa pendapat kita adalah yang paling benar dan pendapat orang lain pasti salah. Atau seiring dengan kemajuan zaman dan perkembangan teknologi mungkin misteri santet dan Quantum Entanglement ini suatu saat bisa terpecahkan. NOTE : Yang perlu diketahui di level kuantum seluruh materi yang ada di alam semesta termasuk partikel penyusun tubuh manusia, jika kita melakukan zoom in maka akan kita temukan kalo sel penyusun tubuh kita terdiri dari berbagai jenis atom, jika diperbesar lagi maka atom akan terdiri dari partikel sub atom atau zarah, dan ternyata zarah ini tidak melekat satu sama lain, melainkan dipisahkan oleh medan kosong yang kita sebut medan kuantum, medan kosong dan zarah ini lah yang disebut dimensi kuantum. Jika zarah ini kita perbesar maka zarah ini memiliki sifat seperti energy atau kekosongan, di ranah kuantum semua materi hanyalah kekosongan belaka atau medan energy kosong, medan energy ini mengerut menjadi partikel, ketika terjadi osilasi atau getaran atau vibrasi yang menyebabkan ia memadat, maka partikel ini membentuk zarah, zarah ini dijaga satu sama lain posisinya oleh medan kuantum membentuk atom, atom berinteraksi dengan atom lain membentuk molekul, sel organ hingga terbentuklah manusia, demikian juga materi lain di alam semesta. Elektron merupakan partikel yang bermuatan negatif. Proton adalah partikel yang bermuatan positif. Neutron adalah partikel yang bermuatan netral. Sumber : Sindonews, Wikipedia, kediripedia, detik, Lia Lestari Journey dan berbagai sumber lain

 SEJARAH SANTET DAN PENJELASAN DALAM ILMU FISIKA

 

Santet adalah sebuah istilah / sebutan populer di Indonesia untuk ilmu hitam yang digunakan dari jarak jauh untuk mencelakakan seseorang. Demikian populernya istilah ini sehingga kadang terjadi penyalahgunaan atau fitnah yang ujungnya untuk mencari pembenaran atau menjatuhkan nama baik seseorang, ketika seseorang menderita suatu penyakit misterius yang belum diketahui penyebabnya, tanpa pikir panjang langsung menganalisa sendiri kalau dirinya merasa disantet, walapun seiring kemajuan teknologi ilmu kedokteran sekarang ini banyak penyakit yang bisa dianalisa penyebabnya secara medis, sementara santet sendiri sampai saat ini tidak bisa dianalisa secara medis. 



Pada umumnya santet sering dilakukan orang yang mempunyai dendam karena sakit hati kepada orang lain. Santet dapat dilakukan sendiri maupun dengan bantuan seorang dukun. Secara etimologi, santet berasal dari bahasa Osing (Banyuwangi) yang merupakan akronim dari frasa mesisan kanthet (biar terikut) atau mesisan benthet (biar retak).


SANTET / SIHIR DALAM AL QUR’AN


Dalam deskripsi sederhana santet adalah bagian dari ilmu sihir. Al-Qur'an sendiri mengabadikan sihir dalam sejumlah ayat Al-Qur'an. Bahkan, Al-Quran juga mengungkapkan dengan cukup rinci asal muasal munculnya sihir, yang terjadi ribuan tahun silam, seperti dituliskan dalam QS. al-Baqarah: 102.


Terjemahan QS. al-Baqarah ayat 102


“Mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa Kerajaan Sulaiman. Sulaiman itu tidak kufur, tetapi setan-setan itulah yang kufur. Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua malaikat di negeri Babilonia, yaitu Harut dan Marut. Padahal, keduanya tidak mengajarkan sesuatu kepada seseorang sebelum mengatakan, “Sesungguhnya kami hanyalah fitnah (cobaan bagimu) oleh sebab itu janganlah kufur!” Maka, mereka mempelajari dari keduanya (malaikat itu) apa yang (dapat) memisahkan antara seorang (suami) dan istrinya. Mereka tidak akan dapat mencelakakan seseorang dengan (sihir)-nya, kecuali dengan izin Allah. Mereka mempelajari sesuatu yang mencelakakan dan tidak memberi manfaat kepada mereka. Sungguh, mereka benar-benar sudah mengetahui bahwa siapa yang membeli (menggunakan sihir) itu niscaya tidak akan mendapat keuntungan di akhirat. Sungguh, buruk sekali perbuatan mereka yang menjual dirinya dengan sihir jika mereka mengetahui(-nya)”.


SANTET DALAM SEJARAH 


DI ERA KERAJAAN KEDIRI/KAHURIPAN

Perihal santet/teluh juga pernah terjadi di Era Raja Airlangga pada tahun 1019-1042 M. Sumber cerita berasal dari sebuah lontar kuno berbahasa Bali kuno. Meskipun aksaranya Bali Kuna, tetapi bahasanya Kawi atau Jawa Kuna. Dalam Jurnal Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde 82 (1926) halaman 110-180. (Salinan teks Latin yang sangat penting berada di Belanda, yaitu di Bijdragen Koninklijke Instituut Belanda). Mengenai kebenaran kisah tersebut masih diperlukan penyelidikan lebih lanjut karena waktu pemerintahan Airlangga adalah di Kerajaan Kahuripan, sementara di lontar dijelaskan dari Kerajaan Kediri. Atau bisa jadi Kerajaan Kahuripan tapi lokasi kejadian memang di Kediri. Dan Kediri adalah bagian dari Kerajaan Kahuripan. 


Ringkasan ceritanya di desa Girah  (Dusun Butuh, Desa Sukorejo, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, Jawa Timur sekarang) tinggalah seorang janda sakti bernama Calon Arang bersama dengan anak gadisnya yang sudah dewasa bernama Ratna Manggali. Karena banyak orang takut kepada sang janda, maka tak ada laki-laki yang berani melamar Ratna Manggali. Mengetahui hal ini, Calong Arang sangat marah dan merasa terhina, kemudian ia melakukan sihir tenung kepada rakyat sebagai hukuman. Caranya ia melakukan upacara yang mengerikan di atas kuburan sambil menyampaikan sesaji. Korban pun berjatuhan setiap hari, pagi sakit malam meninggal, begitu dahsyatnya tenung tersebut hingga membuat Raja Airlangga sangat bersedih, pasukan kerajaan yang dikirimkan untuk menangkap Calon Arang pun tidak berhasil mengalahkannya, karena kesaktian janda tersebut luar biasa. Akhirnya Calon Arang berhasil ditaklukkan oleh Mpu Bharada setelah lebih dahulu mengetahui kelemahan Calon Arang melalui informasi yang diberikan oleh Mpu Bahula menantu Calon Arang yang menikah dengan Ratna Manggali putri Calon Arang.


TRAGEDI PEMBANTAIAN BANYUWANGI TAHUN 1998


Pembantaian Banyuwangi 1998 adalah peristiwa pembantaian terhadap orang yang diduga melakukan praktik ilmu hitam (santet atau tenung) yang terjadi di Banyuwangi, Jawa Timur pada kurun waktu Februari hingga September 1998. Namun hingga saat ini motif pasti dari peristiwa ini masih belum jelas. Pembunuhan pertama terjadi pada Februari 1998 dan memuncak hingga Agustus dan September 1998. Pada kejadian pertama di bulan Februari tersebut, banyak yang menganggapnya sebagai sesuatu yang biasa, dalam artian kejadian tersebut tidak akan menimbulkan sebuah peristiwa yang merentet panjang. Pembunuh dalam peristiwa ini adalah warga-warga sipil dan oknum asing yang disebut ninja. Dalam kejadian ini, setelah dilakukan pendataan korban. Ternyata banyak di antara para korban bukan merupakan dukun santet. Di antara para korban terdapat guru mengaji, dukun suwuk (penyembuh) dan tokoh-tokoh masyarakat seperti ketua RT atau RW.


SANTET DAN ILMU FISIKA KUANTUM


Apakah santet bisa dijelaskan menurut hukum fisika? Tentu ini sangat menarik untuk dibahas. Karena hal ini masih memicu perdebatan. Untuk menghubungkan antara ilmu santet dan fisika kuantum, tentu kita harus mengetahui lebih dulu apa itu fisika kuantum.


Fisika kuantum juga seringkali disebut mekanika kuantum merupakan sebuah ilmu atau studi yang mempelajari mengenai perilaku materi serta energi yang ada pada tingkatan molekul, atom, nuklir, serta tingkat mikroskopis, dan juga materi serta energi yang sangat kecil (tidak dapat dilihat dengan kasat mata). Berbeda dengan fisika klasik yang merupakan sebuah ilmu yang membahas mengenai hukum benda solid (nyata) yang kita jumpai setiap harinya (bisa dilihat secara kasat mata).


Dikutip dari Youtube “Lia Journey” ada sebuah pendapat yang menyatakan dalam fisika kuantum, santet bisa disebut dengan Quantum Entanglement atau Belitan Quantum, disini dua atomic orang yang berbeda bisa berinteraksi satu sama lain, walaupun terpisah dalam jarak yang sangat jauh. Bahkan sebuah pernyataan Albert Einstein yang cukup fenomenal menyebut Quantum entanglement sebagai "spooky action at a distance" atau sebuah aksi menyeramkan dari kejauhan. Jika diperjelas memiliki pengertian bahwa jika kita memiliki dua buah sistem yang di-entangle-kan maka kedua sistem ini akan memiliki korelasi yang sangat kuat. Apapun yang mempengaruhi sistem satu, akan mempengaruhi sistem yang lainnya bahkan jika terpisah dengan jarak yang sangat jauh dengan ketiadaan pembawa informasi.


Penjelasan tentang santet dalam fisika kuantum dianalogikan dengan A dan B sebagai dua orang yang kenal satu sama lain, dua manusia A dan B ini saling mempunyai electron (partikel bermuatan negative) dalam tubuhnya.

A kemudian bepergian jauh dan tentu saja membawa elektron yang ada dalam tubuh bersamanya.

Sekalipun tidak ada komunikasi dan tak bertemu, ketika B mengukur elektron  keduanya, maka pengukurannya pasti menunjukkan hal yang sama. Sekalipun A tidak mengetahui bahwa B melakukan pengukuran elektron, tapi B akan tetap bisa membuat hasil yang benar dalam pengukuran elektron yang ia buat. Misalkan B menginginkan hasil pengukuran menjadi berbeda, maka B hanya perlu memaksakan hasil yang ada agar bisa sesuai keinginannya, dengan seperti itu hasil pengukuran electron A akan sama seperti yang diinginkan oleh B.


Yang dilakukan B sama persis seperti apa yang dilakukan oleh dukun santet, dukun santet tinggal memikirkan kesakitan apa yang harus dikirimkan untuk sasarannya, maka dimensi kuantum yang berkaitan satu sama lain akan membuat hal tersebut menjadi nyata. Karena adanya dimensi kuantum yang saling berkaitan, akhirnya otak sasaran santet atau korban menterjemahkannya menjadi realita. Karena otak adalah pusat pemrogaman pikiran manusia, dan menurut penelitian otak adalah bagian tubuh yang paling mudah terkena belitan (stress, emosi, kemarahan dll). Hal itu menyebabkan korban menjadi psikosomatis dan kesakitan sendiri, tapi saat diperiksakan ke dokter tidak ada penyakit apapun. Dalam fisika kuantum, semua yang ada di alam semesta merupakan satu fungsi gelombang yang sama. Yang artinya, semua hal yang ada di alam semesta sebenarnya saling terhubung satu sama lain, sehingga membuat segala ketidakmungkinan menjadi realita. 


Sekilas hal ini seperti terlihat mudah dan masuk akal. Tapi apakah hal tersebut bisa dibenarkan?, tentunya masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Yang menarik lagi dalam acara Seminar Budaya Tabloid Posmo tahun 2002 di Museum Kesehatan Surabaya dengan tema “Membedah Santet dan Pengobatan Supranatural”. Ditunjukkan beberapa jarum yang tiba-tiba berubah menjadi cahaya dan masuk ke dalam tubuh ayam. Setelah ayamnya disembelih, jarum-jarum itu tertancap di jantung dan ulu hatinya. Gambaran sederhananya bagaimana caranya mengubah jarum menjadi gelombang kemudian mengirimkannya ke tubuh korban, sebetulnya hal ini tidak bertentangan dengan fisika kuantum dimana sebuah materi memiliki dualisme yaitu sebagai partikel atau juga sebagai gelombang. Dualisme gelombang dan partikel memungkinkan terjadinya fenomena lipatan ruang dan waktu. Hal ini karena gelombang dapat merambat dengan kecepatan cahaya. Dan seperti kita ketahui sampai dengan saat ini tidak ada yang bisa melebihi kecepatan cahaya.


Kenapa hal ini menimbulkan perdebatan?  Karena fisika kuantum memang berbeda dengan fisika klasik Newtonian. Sementara, sebagian besar penduduk dunia masih berpikir menggunakan filosofi Newtonian, jadi analaogi terbaik menjelaskan fenomena kuantum adalah dengan analogi Newtonian, meskipun terkadang analogi bisa menyesatkan dan arahnya lebih ke cocoklogi, tapi memang mungkin untuk saat ini, hal itu yang masih mendekati penjelasan terbaik. Fakta yang ada saat ini penelitian juga baru sebatas menunjukkan bahwa konsep kuantum entanglement masih belum bisa dipakai untuk prinsip komunikasi semacam teleportasi karena sifatnya yang random dan tidak bisa dikontrol untuk merubah satu partikel ke partikel lainnya. Karena sebuah ilmu pengetahuan pasti akan terus berkembang, dan rasanya tidak bijak kalau kita memaksakan bahwa pendapat kita adalah yang paling benar dan pendapat orang lain pasti salah. Atau seiring dengan kemajuan zaman dan perkembangan teknologi mungkin misteri santet dan Quantum Entanglement ini suatu saat bisa terpecahkan.    


NOTE :


Yang perlu diketahui di level kuantum seluruh materi yang ada di alam semesta termasuk partikel penyusun tubuh manusia, jika kita melakukan zoom in maka akan kita temukan kalo sel penyusun tubuh kita terdiri dari berbagai jenis atom, jika diperbesar lagi maka atom akan terdiri dari partikel sub atom atau zarah, dan ternyata zarah ini tidak melekat satu sama lain, melainkan dipisahkan oleh medan kosong yang kita sebut medan kuantum, medan kosong dan zarah ini lah yang disebut dimensi kuantum. Jika zarah ini kita perbesar maka zarah ini memiliki sifat seperti energy atau kekosongan, di ranah kuantum semua materi hanyalah kekosongan belaka atau medan energy kosong, medan energy ini mengerut menjadi partikel, ketika terjadi osilasi atau getaran atau vibrasi yang menyebabkan ia memadat, maka partikel ini membentuk zarah, zarah ini dijaga satu sama lain posisinya oleh medan kuantum membentuk atom, atom berinteraksi dengan atom lain membentuk molekul, sel organ hingga terbentuklah manusia, demikian juga materi lain di alam semesta. Elektron merupakan partikel yang bermuatan negatif. Proton adalah partikel yang bermuatan positif. Neutron adalah partikel yang bermuatan netral.


Sumber : Sindonews, Wikipedia, kediripedia, detik, Lia Lestari Journey dan berbagai sumber lain

No comments:

Post a Comment