18 May 2024

CANTHIK PERAHU KYAI ROJOMOLO Canthik merupakan hiasan yang berada di ujung depan dan belakang perahu. Perahu Rojomolo di buat oleh putra Mahkota Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yaitu RMG Sugandi atau KGPAA Hamangkunegara (Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Hamengkunagoro) pada masa pemerintahan Sunan Pakubuwana IV antara tahun 1788 sd 1820, mulai digunakan tanggal 19 Juli 1811. Kanjeng Gusti pangeran Adipati Anom ini kemudian menjadi Sunan Pakubuwana V. Pembuatan Perahu dilatar belakangi kisah Sunan Pakubuwana IV yang duko ( marah ) hingga beberapa bulan kepada garwa permaisurinya yaitu GKR Kencana Wungu yang berakibat dengan memerintahkan GKR Kencana Wungu keluar dari Keraton dan tinggal diluar Kraton. Demi melihat Sang Ayahanda yang marah kepada GKR Kencana Wungu, yaitu Ibu Tiri sekaligus Bulik ( adik dari Ibunya yaitu RAy Handoyo ) RMG Sugandi yang saat itu sebagai putra mahkota tiba tiba dalam pikirannya muncul ide untuk membuat Perahu besar yang akan digunakan untuk mengantarkan GKR Kencana Wungu jika benar benar akan dipulangkan ayahandanya ke Pamekasan Madura. Selanjutnya RMG Sugandi memerintahkan kepada abdi dalem kalang Kadipaten untuk membuat sebuah perahu besar yang bisa diisi banyak orang, berikut dayungnya. Untuk memperindah perahu, RMG Sugandi berkenan membuat patung ukiran raksasa yang terinspirasi muka Arya Rajamala, salah satu tokoh pewayangan dari negeri Wiratha.yang akan dipasang di depan dan di belakang perahu. RMG Sugandi juga memerintahkan kepada abdi dalem Brojoguno untuk membuat duwung yang panjang, tajam dan kuat. Dapurnya Warungsari, luk 13, panjang 60 cm lebar 8 cm. Setelah duwung jadi, para abdi dalem Kadipaten diminta berlatih menggunakan duwung tersebut sebagai pengamanan di lautan kelak jika GKR Kencana Wungu benar benar dipulangkan ke Pamekasan Madura. Demi mendengar putranya membuat kapal besar tersebut kemudian Sunan Pakubuwana IV memanggilnya untuk menghadap ke Kraton. Di Pendapa Ageng, RMG Sugandi menceritakan latar belakang dibuatnya kapal besar tersebut. RMG Sugandi juga berkata bahwa dia sendiri yang akan mengantarkan Ibu Permaisuri GKR Kencana Wungu hingga sampai pulau Madura. Dan dia akan tinggal menetap disana bersama Eyang Cakradiningrat. Apabila kelak Sunan PB IV wafat, RMG Sugandi ikhlas jika adiknya yaitu KGPH Purubaya ( putra GKR Kencana Wungu ) yang akan dinobatkan sebagai Raja selanjutnya. Demi mendengar penuturan putranya tersebut, Sunan PB IV trenyuh bercampur haru dan bangkit dari Singgasana dan merangkul putranya tersebut serta berkata bahwa GKR Kencana Wungu tidak akan dipulangkan ke Madura dan Sunan PB IV telah memaafkan kesalahan Permaisurinya tersebut. Sunan PB IV juga berkata, jika Perahu Kyahi Rajamala sudah jadi maka Sinuhun PB IV berkenan untuk mengajak GKR Kencana Wungu serta para putra semua untuk berekreasi menikmati keindahan pemandangan disekitar Bengawan dengan menaiki Perahu Kyahi Rajamala. Setelah Perahu Kyahi Rajamala sudah jadi, kemudian RMG Sugandi mempersiapkan semua kebutuhan untuk berlayar termasuk mengajak para abdi dalem Wiraswara Kadipaten untuk ikut memeriahkan suasana dengan melantunkan lagu ciptaan beliau yang berbunyi : Jamala, jamala sikile sèwu, jamala, jamala sikile sèwu, jamala sikile sèwu, Illaha ila, illaha ilolah. Oyode, oyode suluring ati, oyode, oyode suluring ati, oyode suluring ati, illaha ila, illaha ilolah. Uwite, uwite, jatining urip, uwite, uwite jatining urip, uwite jatining urip, illaha ila, illaha illolah. Epange, epange keblat sêkawan, epange, epange keblat sêkawan, epange keblat sêkawan, illaha ila, illaha ilolah. Godhonge, godhonge kalimah loro, godhonge, godhonge kalimah loro, godhonge kalimah loro, illaha ila, illaha ilolah. Kêmbange, kitab sidik sêmara kanti, kêmbange, kitab sidik sêmara kanti, kêmbange kitab sidik sêmara kanti, illaha ila, illaha ilolah. Pêntile, pêntile puji lan dikir, pêntile, pêntile puji lan dikir, pêntile puji lan dikir, illaha ila, illaha ilolah. Tidak lama kemudian setelah selesai berlayar bersama keluarga, Sunan Pakubuwana IV memerintahkan Permaisuri GKR Kencana Wungu untuk kembali kedalam Kraton. Jadi pembuatan Perahu Rajamala berawal didasari rasa bakti RMG Sugandi untuk merukunkan Orang tuanya kembali. Dalam dunia pewayangan Rojomolo adalah putra angkat Resi Palasara dari Padhepokan Retawu.Dia berwatak keras hati, berani, ingin menang sendiri, menuruti kata hati. Pada saat peperangan melawan Wrekudara (dlm lakon Kongso Adu Jago) dia tewas di tangan Arjuna. Perahu Rojomolo juga pernah digunakan oleh S.I.S.K.Susuhunan Pakubuwono VII untuk menjemput Permaisuri beliau : R.Aj.Sriyah putri Sultan Kadirun dari Bangkalan. Pada masa awal pemerintahan Bapak Presiden Soeharto, beliau juga meminjam salah satu Canthik Rojomolo untuk melindungi / mengamankan Negara Indonesia secara spiritual dan telah dikembalikan ke pihak Kraton Surakarta pada Selasa 10 November 2020 Oleh K.R.T Koes Sajid Djayaningrat

 CANTHIK PERAHU KYAI ROJOMOLO


Canthik merupakan hiasan yang berada di ujung depan dan belakang perahu.

Perahu Rojomolo di buat oleh putra Mahkota Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yaitu RMG Sugandi atau KGPAA Hamangkunegara  (Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Hamengkunagoro) pada masa pemerintahan  Sunan Pakubuwana IV antara tahun 1788 sd 1820, mulai digunakan tanggal 19 Juli 1811.

Kanjeng Gusti pangeran Adipati Anom ini kemudian menjadi Sunan Pakubuwana V.



Pembuatan Perahu dilatar belakangi kisah Sunan Pakubuwana IV yang duko ( marah ) hingga beberapa bulan kepada garwa permaisurinya yaitu GKR Kencana Wungu yang berakibat dengan memerintahkan GKR Kencana Wungu keluar dari Keraton dan tinggal diluar Kraton.

Demi melihat Sang Ayahanda yang marah kepada GKR Kencana Wungu, yaitu Ibu Tiri sekaligus Bulik ( adik dari Ibunya yaitu RAy Handoyo ) RMG Sugandi yang saat itu sebagai putra mahkota tiba tiba dalam pikirannya muncul ide untuk membuat Perahu besar yang akan digunakan untuk mengantarkan GKR Kencana Wungu jika  benar benar akan dipulangkan ayahandanya ke Pamekasan Madura.

Selanjutnya RMG Sugandi memerintahkan kepada abdi dalem kalang Kadipaten untuk membuat sebuah perahu besar yang bisa diisi banyak orang, berikut dayungnya.


Untuk memperindah perahu, RMG Sugandi berkenan membuat patung ukiran raksasa yang terinspirasi muka Arya Rajamala, salah satu tokoh pewayangan dari negeri Wiratha.yang akan dipasang di depan dan di belakang perahu.


RMG Sugandi juga memerintahkan kepada abdi dalem Brojoguno untuk membuat duwung yang panjang, tajam dan kuat. Dapurnya Warungsari, luk 13, panjang 60 cm lebar 8 cm. Setelah duwung jadi, para abdi dalem Kadipaten diminta berlatih menggunakan duwung tersebut sebagai pengamanan di lautan kelak jika GKR Kencana Wungu benar benar dipulangkan ke Pamekasan Madura.


Demi mendengar putranya membuat kapal besar tersebut kemudian Sunan Pakubuwana IV memanggilnya untuk menghadap ke Kraton.

Di Pendapa Ageng, RMG Sugandi menceritakan latar belakang dibuatnya kapal besar tersebut. RMG Sugandi juga berkata bahwa dia sendiri yang akan mengantarkan Ibu Permaisuri GKR Kencana Wungu hingga sampai pulau Madura. Dan dia akan tinggal menetap disana bersama Eyang Cakradiningrat. Apabila kelak Sunan PB IV wafat, RMG Sugandi ikhlas jika adiknya yaitu KGPH Purubaya ( putra GKR Kencana Wungu ) yang akan dinobatkan sebagai Raja selanjutnya.

Demi mendengar penuturan putranya tersebut, Sunan PB IV trenyuh bercampur haru dan bangkit dari Singgasana dan merangkul putranya tersebut serta berkata bahwa GKR Kencana Wungu tidak akan dipulangkan ke Madura dan Sunan PB IV telah memaafkan kesalahan Permaisurinya tersebut.

Sunan PB IV juga berkata, jika Perahu Kyahi Rajamala sudah jadi maka Sinuhun PB IV berkenan untuk mengajak GKR Kencana Wungu serta para putra semua untuk berekreasi menikmati keindahan pemandangan disekitar Bengawan dengan menaiki Perahu Kyahi Rajamala.


Setelah Perahu Kyahi Rajamala sudah jadi, kemudian RMG Sugandi mempersiapkan semua kebutuhan untuk berlayar termasuk mengajak para abdi dalem Wiraswara Kadipaten untuk ikut memeriahkan suasana dengan melantunkan lagu ciptaan beliau yang berbunyi :


Jamala, jamala sikile sèwu, jamala, jamala sikile sèwu, jamala sikile sèwu, Illaha ila, illaha ilolah.


Oyode, oyode suluring ati, oyode, oyode suluring ati, oyode suluring ati, illaha ila, illaha ilolah.


Uwite, uwite, jatining urip, uwite, uwite jatining urip, uwite jatining urip, illaha ila, illaha illolah.


Epange, epange keblat sêkawan, epange, epange keblat sêkawan, epange keblat sêkawan, illaha ila, illaha ilolah.


Godhonge, godhonge kalimah loro, godhonge, godhonge kalimah loro, godhonge kalimah loro, illaha ila, illaha ilolah.


Kêmbange, kitab sidik sêmara kanti, kêmbange, kitab sidik sêmara kanti, kêmbange kitab sidik sêmara kanti, illaha ila, illaha ilolah.


Pêntile, pêntile puji lan dikir, pêntile, pêntile puji lan dikir, pêntile puji lan dikir, illaha ila, illaha ilolah.


Tidak lama kemudian setelah selesai berlayar bersama keluarga, Sunan Pakubuwana IV memerintahkan Permaisuri GKR Kencana Wungu untuk kembali kedalam Kraton.


Jadi pembuatan Perahu Rajamala berawal didasari rasa bakti RMG Sugandi untuk merukunkan Orang tuanya kembali.


Dalam dunia pewayangan Rojomolo adalah putra angkat Resi Palasara dari Padhepokan Retawu.Dia berwatak keras hati, berani, ingin menang sendiri, menuruti kata hati.

Pada saat peperangan melawan Wrekudara (dlm lakon Kongso Adu Jago) dia tewas di tangan Arjuna.


 Perahu Rojomolo juga pernah digunakan oleh S.I.S.K.Susuhunan Pakubuwono VII untuk menjemput Permaisuri beliau : R.Aj.Sriyah putri Sultan Kadirun dari Bangkalan.


Pada masa awal pemerintahan Bapak Presiden Soeharto, beliau juga meminjam salah satu Canthik Rojomolo untuk melindungi / mengamankan Negara Indonesia secara spiritual dan telah dikembalikan ke pihak Kraton Surakarta pada Selasa 10 November 2020


Oleh K.R.T Koes Sajid Djayaningrat

No comments:

Post a Comment