17 May 2024

Nabi Ilyasa As ( Alyasa'/ Elisa ) Lahir : Jaubar/damaskus, 885 SM. Diangkat menjadi Nabi tahun 830 SM. Mukjizat : 1. Mampu memurnikan sumber mata air, 2. Mendoakan seorang perempuan agar dikaruniai anak, 3. Mendoakan panglima kerajaan sembuh dari penyakit kusta, 4. Membantu seorang janda agar dapat melunasi utang menggunakan minyak zaitun, 5. Mampu mengetahui hal yang akan terjadi. Orang Tua : ♂️Akhtub bin 'Ajuz. Wafat : Samaria, pegunungan antara Galilea di utara dan Yudea di selatan 795 SM. Makam : Al-Damun, sebuah desa Arab Palestina di Subdistrik Haifa, Palestina. Keterangan : Nabi Illyasa adalah anak angkat Nabi Illyasa. Ia pun akhirnya melanjutkan Tongkat Mahar yang digunakan Nabi Ilyas terhadap kaumnya. Ketika Nabi Ilyas AS masih muda, Nabi Ilyasa AS menderita penyakit yang agak serius. Kemudian Nabi Ilyas AS datang ke kediamannya bersama keluarganya. Berkat upaya pertolongan Nabi Ilyas, Nabi Ilyasa pun berhasil sembuh dari penyakit yang dideritanya selama bertahun-tahun. Hubungan mereka tidak berhenti sampai di situ saja. Nabi Ilyasa AS akhirnya diangkat menjadi anak oleh Nabi Ilyas As sebagai anak angkat, di mana saat itu ia selalu menemani Nabi Ilyas dalam melaksanakan maharnya terhadap Bani Israil. Setelah Nabi Ilyas wafat, Nabi Ilyasa pun mulai melanjutkan peran dari tongkat dakwah Nabi Ilyas AS yang dibuat oleh ayah angkatnya tersebut sejak lama. Mulailah perjalanan kisah Nabi Ilyasa AS dengan mencari kemaslahatan umat islam saat itu. Awalnya, banyak kaum penduduk bani Israil yang mulai berbuat maksiat lagi setelah wafatnya Nabi Ilyas As. Mereka mulai melakukan lagi kejahatan- kejahatan dan ketidaktaatan yang sebelumnya telah dinasihati oleh Nabi Ilyas AS. Meski telah diperingatkan oleh Nabi Ilyasa AS sebelumnya, tampaknya mereka tetap teguh dan mendukung tindakan buruk yang telah menjadi keyakinan masa lalu. Sembari mengamalkan Dakwah, Nabi Ilyasah AS tak henti-hentinya mengajak umatnya untuk kembali beribadah hanya kepada Allah SWT. Upayanya tersebut rupanya melibatkan berbagai petunjuk dan beberapa mukjizat yang telah Tuhan berikan. Berkat salah satu usahanya yang pantang menyerah, maka upaya Nabi Ilyasa As akhirnya berhasil. Dalam Al-Qur’an yang merupakan kitab suci umat Muslim, memiliki 25 nabi dan rasul yang harus dipercayai oleh umat Islam. Salah satunya adalah Nabi Ilyasa AS, yakni Nabi ke-20 yang disebutkan dua kali kisahnya dalam satu surah Al-Qur’an seperti berikut ini: Al-Quran Surah Al-An’am ayat 86 – 87 Artinya: “Dan Ismail, Ilyasa, Yunus dan Luth. Masing-masing Kami lebihkan derajatnya di atas umat lain (pada masanya). Dan Kami lebihkan juga derajat dari sebahagian dari bapak- bapak mereka, keturunan dan saudara- saudara mereka. Dan kemudian Kami telah memilih mereka untuk kemudian menjadi nabi- nabi dan rasul- rasul, serta Kami menunjuki mereka ke jalan yang lurus.” Terkait ayat di atas, Yunahar Ilya menyatakan bahwa dalam “Kisah Nabi Ilyas AS” tersebut yang dikutip Suara atau media Muhammadiyah bahwa keempat nabi (Ismail, Ilyassa, Yunus, Ruth) dipilih oleh Allah SWT menjadi orang yang lebih dihargai dan tinggi derajatnya daripada orang- orang pada masanya. Selain itu, Sang Pencipta juga meninggikan derajat mereka dianatara bapaknya (dalam hal ini Nabi Ibrahim yang meruapakn bapak dari Nabi Ismail dan sebagainya), keturunan mereka (Nabi Muhammad adalah keturunan Nabi Ismail), dan beberapa saudaranya (saudara Nabi Ismail) yang mengangkat derajat mereka di antara (Nabi Ismail). Selain Surah Al- An’am, nama Nabi Ilyasa AS juga dapat ditemukan dalam ayat 48 Surah Shad seperti berikut ini: Al-Qur’an Surah Shad ayat 48 Artinya: “Dan ingatlah bahwa Ismail, Ilyasa’ dan Zulkifli. Mereka semua termasuk orang- orang yang paling baik. Ini adalah bentuk kehormatan (bagi mereka). Dan sesungguhnya bagi orang- orang yang bertakwa, maka akan benar- benar (disediakan) tempat kembali yang paling baik.” Keteladanan Nabi Ilyasa Dalam Menegakkan Ajaran Islam Berdasarkan surah Al-Quran di atas, berikut ini rangkuman detail setiap kisah Nabi Ilyasa AS yang dapat menjadi teladan dan mengandung nilai- nilai ajaran agama: Kisah Nabi Ilyasa As dan Nabi Ilyas As Nabi Ilyas AS adalah putra dari salah satu anak kaum Bani Israil, yakni keturunan Yusuf bin Yakub Bin Ishakbin Ibrahim Alkalyr. Allah mengutus Nabi Ilyasa AS untuk mengambil alih Nabi Ilyas AS dan memimpin Bani Israil yang masih bersama orang tuanya dan masih mempercayai berhala. Nabi Ilyassa AS hidup di tengah umatnya dan mulai menyebarkan perintah Allah SWT di antara mereka. Kisah Nabi Ilyasa AS selalu erat kaitannya dengan Sang Guru sekaligus ayah angkatnya, Nabi Ilyasa AS. Keduanya bertemu saat Nabi Illyas AS melarikan diri dari penduduk Balabak yang marah. Pada saat ini, Nabi Ilyas AS memberitahu orang- orang kaum Bani Israil dari Balabak tentang hukuman yang pernah dialami oleh orang- orang terdahulu. Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat Balabak untuk meninggalkan berhala- berhala yang mereka sembah dan percayai, bertobat, dan kembali beribadah kepada Allah SWT. Nabi Illyas AS memperingatkan mereka bahwa berhala yang mereka sembah tidak akan membantu mereka atas hukuman Allah SWT yang nyata. Pada akhirnya, himbauan Nabi Ilyas AS itu justru dianggap sebagai penghinaan terhadap tuhan mereka, sehingga orang- orang kaum Bani Israil tersebut marah dan mengusir Nabi Ilyas AS. Setelah pembangkangan itu, segeralah orang- orang kaum Bani ISrail tersebut dihukum oleh Allah SWT dengan kemarau panjang bagi mereka yang tidak mentaati nasihat Nabi Ilyas AS. Mereka marah dan mencari Nabi Ilyas AS karena dicurigai sebagai penyebabnya. Akhirnya Nabi Ilyas AS berhasil lolos melarikan diri dari kemurkaan kaum Bani Israil. Pada saat itu, Nabi Ilyas AS bertemu dengan Nabi Ilyasa yang masih muda dan sedang dalam kondisi sangat sakit. Nabi Ilyas memohon kepada Allah SWT untuk mendoakan kesembuhan Nabi Ilyasa yang kritis, dan permintaan itu dikabulkan allah SWT. Sejak saat itulah, Nabi Ilyasa muda mulai diangkat sebagai murid Nabi Ilyas AS untuk menyebarkan ajaran kebaikan dan ilmu agama islam bahkan banyak orang yang menganggapnya seperti anak Nabi Ilyas AS. Nabi Ilyasa AS menjadi sahabat dekat Nabi Ilyasa AS dalam khutbah dan sangat beriman kepada Allah SWT. Bahkan, menurut sebuah cerita, Nabi Ilyas AS memang benar- benar mengangkat Nabi Ilyassa sebagai anaknya. Setelah wafatnya Nabi Ilyas AS, Nabi Ilyasa AS terus menyebarluaskan ajaran Allah SWT dan mengajak penduduknya untuk berbuat kebaikan. Kisah itu diabadikan dalam Surah As Saffat ayat 123-132 ketika ia berhasil membuat orang- orang kaum Bani Israil beriman kepada Allah SWT seperti berikut ini: Artinya: “Dan sesungguhnya Ilyas benar- benar masuk menjadi salah seorang rasul- rasul. (Ingatlah) bahwa ia berkata kepada kaumnya. ‘Mengapa kamu tidak bertakwa? Patutkah kamu menyembah Baal dan kamu tinggalkan sebaik- baik Pencipta, yakni Allah SWT Tuhanmu dan Tuhan bapak- bapakmu yang terdahulu?” Maka mereka mendustakannya-, karena itu mereka akan diseret (ke neraka). kecuali bagi hamba- hamba Allah SWT yang dibersihkan (dari dosa). Dan Kami abadikan untuk Ilyas (pujian yang baik) di kalangan orang- orang yang datang kemudian, yakni “Kesejahteraan yang dilimpahkan atas Ilyas.” Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang- orang yang telah berbuat baik. Sesungguhnya dia termasuk hamba- hamba yang beriman.” Berdasarkan surah di atas, Qatadah dan Muhammad Ibnu Ishak menyatakan bahwa Nabi Ilyas adalah Idris. Ibnu Abu Hatim berkata, telah bercerita pada sang ayah Abu Na’im pada kaum Bani Israil dari Abu Ishaq, ibnu Rabi’ah, Abdulah Ibnu Mas’ud r.a. yang mengatakan bahwa Ilyas adalah idris. Hal tersebut sama seperti yang diakatakan oleh Ad-Dahhak. Wahab bin Munabbih mengatakan bahwa dia adalah Ilyas ibn Nissi ibn Fanhas ibn Aizar ibn Harun ibn Imran. Allah SWT mengutusnya kepada Bani Israil setelah Hizqil AS, dimana pada waktu itu, orang-orangnya menyembah berhala yang diberi nama Ba’i. Nabi Ilyas AS kemudian memanggil mereka untuk menyembah Tuhan dan mencegah mereka dari menyembah selain Allah SWt. Pada awalnya raja mereka percaya, tetapi kemudian dia jatuh dan terus melakukan kesalahan dengan rakyatnya sampai tidak ada yang percaya lagi. Jadi Nabi Ilyas AS berdoa kepada Tuhan untuk memberi umatnya pelajaran, hingga Allah SWT menahan hujan untuk mereka selama tiga tahun. Akhirnya mereka meminta Nabi Ilyas untuk melenyapkan bencana itu dari mereka. Dan mereka berjanji kepadanya jika dia berhasil, mereka akan mempercayainya, yakni jika mereka kembali untuk menerima hujan. Kemudian Nabi Ilyas berdoa kepada Allh SWT agar hujan turun, dan akhirnya pun hujan turun seperti biasanya. Tapi mereka tetap melakukan kesalahan dan masih menikmati ketidakpercayaan mereka. Kemudian Nabi Ilyas meminta kepada Allah untuk mengembalikan nyawanya kepadanya, lalu ditarik dari Ilyasa “Ibnu Actub” karena Allah memerintahkan Ilyas untuk pergi ke suatu tempat. Jika sesuatu datang kepadanya, jangan takut dia harus naik. Seekor kuda dari api datang kepadanya tanpa ragu-ragu, dia menanggulanginya, dan Allah memberi Nabi Ilyas gaun ringan dan memberinya sayap. Sejak itu, Ilyas terbang bersama para malaikat, terkadang di Bumi, untuk menjadi manusia penghuni surga. Jadi, menurut Wahab bin Munab berbicara tentang Ahli Kitab, hanya Allah yang mengetahui kebenaran kisahnya. Kisah Nabi Ilyasa As dan Kaum Bani Israil Tak lama setelah wafatnya Nabi Ilyas AS berdasarkan kisah sebelumnya di atas, sebenarnya banyak dari orang- orang kaum Bani Israil yang sebelumnya meyakini ilmu agama kembali mengingkari keberadaan Allah SWT. Mereka berada di sumber daya alam yang melimpah, jauh dari kekeringan. Akhirnya orang- orang kaum Bani Israil ini kembali ke penyembahan berhala di tanah Balabak. Melanjutkan ajaran Nabi Ilyas AS, Nabi Ilyasa AS kemudian segera memperingatkan orang- orang kaum Bani Israil dan mendesak mereka untuk kembali ke ajaran Allah SWT. Namun, ajakan itu tidak digubris dan malah menghina Nabi Ilyasa AS yang selalu sabar dan sabar mengajak Bani Israil untuk beriman kepada Allah SWT. Nabi Illyasa AS akhirnya meminta petunjuk dari Allah SWT dalam menghadapi orang- orang kaum Bani Israil yang berpaling dari Allah SWT. Akhirnya Allah SWT membalasnya dengan memberikan ujian kepada penduduk negeri Balabak agar kembali dilanda kekeringan. Meski begitu, mereka tidak ingin menyesali perbuatannya. Bencana kekeringan yang berkepanjangan telah menyebabkan orang menjadi lapar, haus, dan bahkan lapar. Mereka tidak cukup kuat untuk menahan rasa sakit, jadi mereka mati satu per satu. Bagaimanapun, tanah Balabak telah dihancurkan oleh kekeringan. Daerah itu hancur dan tidak bisa dihancurkan lagi. Yang ada hanya Nabi Ilyasa AS dan para pengikutnya yang setia. Bersama para pengikutnya, Nabi Illyasa As akhirnya memutuskan untuk pergi hijrah atau berpindah tempat. Kisah Nabi Ilyasa As Sebagai Pemimpin yang Bijaksana Nabi Ilyassa AS juga menjadi raja dan pemimpin tertinggi pada masa pemerintahannya. Nabi Ilyassa AS mampu membangun masyarakat yang sejahtera dan sejahtera. Menurut beberapa hadis, ada banyak klaim bahwa Nabi Ilyasa AS adalah raja yang memberikan kerajaannya kepada Nabi Zulkifli AS. Nabi Ilyassa AS dikatakan tidak memiliki keturunan, maka ia mewariskan kerajaannya kepada seseorang yang dapat memenuhi syarat tersebut. Adapun syarat- syarat yang harus dipenuhi, hal itu disampaikan melalui pengumuman bahwa puasa di siang hari, beribadah di malam hari, dan tahta akan diberikan kepada mereka yang tidak pernah marah. Kisah Nabi Ilyasa dan Anak Yatim Piatu Sepeninggal Nabi Ilyasa, kaum Bani Israel kembali tidak beriman kepada Allah. Mereka berbuat jahat seperti membunuh, mencuri, dan merampok. Mereka hidup berfoya-foya, tidak bersyukur kepada Allah, dan bahkan menyembah patung berhala bernama Ba'al. Mereka sudah melanggar perintah Allah. Oleh karena itu, Allah mengutus Nabi Ilyasa untuk mengingatkan kaum Bani Israel. Nabi Ilyasa sangat sedih melihat kaumnya dan berkata, “Wahai kaum Bani Israel, bertobatlah. Jangan menyembah berhala dan takutlah kepada Allah.” Mendengar itu mereka tertawa dan tetap menolak ajakan sang Nabi. “Kalian melanggar perintah Allah. Kalian akan mendapat murka-Nya jika kalian tetap menyembah berhala,” Nabi Ilyasa mencoba mengingatkan mereka. Namun, kaum Bani Israel semakin berani. Selain itu, mereka menyiksa pengikut Nabi Ilyasa agar ketakutan dan ikut mereka menyembah berhala. Para pengikut Nabi juga diusir. Bahkan, kaum Bani Israel membunuh siapa saja yang berani melawan. Nabi Ilyasa semakin sedih. Ia merasa seakan tidak sanggup lagi berdakwah kepada kaum Bani Israel karena mereka semakin jahat. Bahkan, sebagian pengikutnya ikut dengan mereka. Suatu hari, Nabi Ilyasa melihat seorang anak kecil di padang pasir. Anak itu akhirnya diasuhnya. “Aku akan menanamkan keimanan kepada Allah di dalam dirimu, Nak. Jangan menyembah berhala dan hanya takutlah kepada Allah,” ucap Nabi Ilyasa. Anak itu dirawat dengan baik. Ia mendapatkan kasih sayang, didikan, dan panutan yang benar. Hari demi hari, anak itu tumbuh dengan baik dan taat kepada Allah. Sebelum Nabi Ilyas wafat, ia berpesan kepada para pengikutnya, “Rawatlah anak ini dengan baik. Ia adalah anak yatim piatu.” Setelah Nabi Ilyasa wafat, mereka pergi mencari tempat yang aman untuk menghindari kekejaman kaum Bani Israel dan menuju daerah yang baru untuk berdakwah. Kaum Bani Israel menjadi kelaparan. Mereka mengaduh kesakitan, dan akhirnya binasa. Pesan moral yang terdapat dalam kisah tersebut adalah dengarkan ajaran yang baik dan taatlah kepada Allah. Kisah Mukjizat Nabi Ilyasa AS Menghidupkan Orang Mati Nabi Ilyasa AS merupakan satu garis keturunan dengan Nabi Harun, Musa dan Ilyasa. Nabi Ilyasa menjadi sosok pelanjut Nabi Ilyasa saat beliau wafat. Dilansir dari detikHikmah, selama Nabi Ilyasa berdakwah, dia senantiasa berpegang teguh pada cara dakwah Nabi Ilyas. Ketika masih muda, Ilyasa AS sering ikut kemana Nabi Ilyasa pergi, saking seringnya dia dianggap sebagai putranya. Dalam buku Nabi Ilyasa AS: Penerus Dakwah di Negeri Ba'labak karya Olman Dahuri tertulis bahwa dahulu Nabi Ilyasa menderita sakit parah. Sang ibunya hampir menyerah, karena kondis Ilyasa kian melemah seiring waktu berjalan. Saat itu Nabi Ilyasa hanya berbaring kaku di atas kasur. Meski begitu, Nabi Ilyasa senantiasa tabah dan percaya bahwa dia akan segera diberi kesembuhan. Mukjizat Nabi Ilyasa Menghidupkan Orang Mati Di masa kenabian Ilyasa, kaum Bani Israil menjalani hidup dengan damai, tentram, dan taat kepada Allah SWT. Namun, saat nabi Ilyasa wafat kaum tersebut kembali ingkar, menyembah berhala, hingga melakukan pembunuhan. Pada buku 365 Kisah Islami tulisan Kak Thifa tertulis, di masa itu ada salah satu golongan Bani Israil yang membunuh seseorang. Sang pembunuh merasa kebingungan mengusulkan untuk memakamkan korban di salah satu makam yang ternyata merupakan makam Nabi Ilyasa. Dengan cepat, mereka langsung mengubur korban di makam Nabi Ilyasa. Saat mayat itu dilempar dan mengenai jasad Nabi Ilyasa, dengan izin Allah mayat itu kembali hidup. Sungguh luar biasa kuasa Allah SWT. Semoga dengan kisah ini dapat menambah keimanan kita.

 Nabi Ilyasa As

( Alyasa'/ Elisa )


Lahir : Jaubar/damaskus, 885 SM.

Diangkat menjadi Nabi tahun 830 SM.

Mukjizat : 1. Mampu memurnikan sumber mata air, 

2. Mendoakan seorang perempuan agar dikaruniai anak, 3. Mendoakan panglima kerajaan sembuh dari penyakit kusta, 4. Membantu seorang janda agar dapat melunasi utang menggunakan minyak zaitun, 5. Mampu mengetahui hal yang akan terjadi.

Orang Tua : ♂️Akhtub bin 'Ajuz.

Wafat : Samaria, pegunungan antara Galilea di utara dan Yudea di selatan 795 SM.

Makam : Al-Damun, sebuah desa Arab Palestina di Subdistrik Haifa, Palestina.



Keterangan : 


Nabi Illyasa adalah anak angkat Nabi Illyasa. Ia pun akhirnya melanjutkan Tongkat Mahar yang digunakan Nabi Ilyas terhadap kaumnya. Ketika Nabi Ilyas AS masih muda, Nabi Ilyasa AS menderita  penyakit yang agak serius. Kemudian  Nabi Ilyas AS datang ke kediamannya bersama keluarganya.


Berkat upaya pertolongan Nabi Ilyas, Nabi Ilyasa pun berhasil sembuh dari penyakit yang dideritanya selama bertahun-tahun. Hubungan mereka tidak berhenti sampai di situ saja. Nabi Ilyasa AS akhirnya diangkat menjadi anak oleh Nabi Ilyas As sebagai anak angkat, di mana saat itu ia selalu menemani Nabi Ilyas dalam melaksanakan maharnya terhadap  Bani Israil.


Setelah Nabi Ilyas wafat, Nabi Ilyasa pun mulai  melanjutkan peran dari tongkat dakwah Nabi Ilyas AS yang dibuat oleh ayah angkatnya tersebut sejak lama. Mulailah perjalanan kisah Nabi Ilyasa AS dengan mencari kemaslahatan umat islam saat itu. Awalnya, banyak kaum penduduk bani Israil yang mulai berbuat maksiat lagi setelah wafatnya Nabi Ilyas As.


Mereka mulai melakukan lagi kejahatan- kejahatan dan ketidaktaatan yang sebelumnya telah dinasihati oleh Nabi Ilyas AS. Meski telah diperingatkan oleh Nabi Ilyasa AS sebelumnya, tampaknya mereka tetap teguh dan mendukung tindakan buruk yang telah menjadi keyakinan masa lalu. Sembari mengamalkan Dakwah, Nabi Ilyasah AS tak henti-hentinya mengajak umatnya untuk kembali beribadah hanya kepada Allah SWT.


Upayanya tersebut rupanya melibatkan berbagai petunjuk dan beberapa mukjizat yang telah Tuhan berikan. Berkat salah satu usahanya yang pantang menyerah, maka upaya Nabi Ilyasa As akhirnya berhasil. Dalam Al-Qur’an yang merupakan kitab suci umat Muslim, memiliki 25 nabi dan rasul yang harus dipercayai oleh umat Islam. Salah satunya adalah Nabi Ilyasa AS, yakni Nabi ke-20 yang disebutkan dua kali kisahnya dalam satu surah Al-Qur’an seperti berikut ini:


Al-Quran Surah Al-An’am ayat 86 – 87


Artinya: “Dan Ismail, Ilyasa, Yunus dan Luth. Masing-masing Kami lebihkan derajatnya di atas umat lain (pada masanya). Dan Kami lebihkan juga derajat dari sebahagian dari bapak- bapak mereka, keturunan dan saudara- saudara mereka. Dan kemudian Kami telah memilih mereka untuk kemudian menjadi nabi- nabi dan rasul- rasul, serta Kami menunjuki mereka ke jalan yang lurus.”


Terkait ayat di atas, Yunahar Ilya menyatakan bahwa dalam “Kisah Nabi Ilyas AS” tersebut yang dikutip  Suara atau media Muhammadiyah  bahwa keempat nabi (Ismail, Ilyassa, Yunus, Ruth) dipilih oleh Allah SWT menjadi orang yang lebih dihargai dan tinggi derajatnya daripada orang- orang pada masanya. Selain itu, Sang  Pencipta juga meninggikan derajat mereka dianatara bapaknya (dalam hal ini  Nabi Ibrahim yang meruapakn bapak dari Nabi Ismail dan sebagainya), keturunan mereka (Nabi Muhammad adalah keturunan Nabi Ismail), dan beberapa saudaranya (saudara Nabi Ismail) yang mengangkat derajat mereka di antara (Nabi  Ismail).


Selain Surah Al- An’am, nama Nabi Ilyasa AS  juga dapat ditemukan dalam ayat 48 Surah Shad seperti berikut ini:


Al-Qur’an Surah Shad ayat 48


Artinya: “Dan ingatlah bahwa Ismail, Ilyasa’ dan Zulkifli. Mereka semua termasuk orang- orang yang paling baik. Ini adalah bentuk kehormatan (bagi mereka). Dan sesungguhnya bagi orang- orang yang bertakwa, maka akan benar- benar (disediakan) tempat kembali yang paling baik.”


Keteladanan Nabi Ilyasa Dalam Menegakkan Ajaran Islam


Berdasarkan surah Al-Quran di atas, berikut ini rangkuman detail setiap kisah Nabi Ilyasa AS yang dapat menjadi teladan dan mengandung nilai- nilai ajaran agama:


Kisah Nabi Ilyasa As dan Nabi Ilyas As


Nabi Ilyas AS adalah putra dari  salah satu anak kaum Bani Israil, yakni keturunan Yusuf bin Yakub Bin Ishakbin Ibrahim Alkalyr. Allah mengutus Nabi Ilyasa AS untuk mengambil alih Nabi Ilyas AS dan memimpin Bani Israil yang masih bersama orang tuanya dan masih mempercayai berhala. Nabi Ilyassa AS hidup di tengah umatnya dan mulai menyebarkan perintah Allah SWT di antara mereka.


Kisah Nabi Ilyasa AS  selalu erat kaitannya dengan Sang Guru sekaligus ayah angkatnya, Nabi Ilyasa AS. Keduanya bertemu saat Nabi Illyas AS melarikan diri dari  penduduk Balabak yang marah. Pada saat ini, Nabi Ilyas AS memberitahu orang- orang kaum Bani Israil dari Balabak tentang hukuman yang pernah dialami oleh orang- orang terdahulu.


Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat Balabak untuk meninggalkan berhala- berhala yang mereka sembah dan percayai, bertobat, dan kembali beribadah kepada Allah SWT. Nabi Illyas AS memperingatkan mereka bahwa berhala yang mereka sembah tidak akan membantu mereka atas hukuman Allah SWT yang nyata.


Pada akhirnya, himbauan Nabi Ilyas AS itu justru dianggap sebagai penghinaan terhadap tuhan mereka, sehingga orang- orang kaum Bani Israil tersebut marah dan mengusir Nabi Ilyas AS. Setelah pembangkangan itu, segeralah orang- orang kaum Bani ISrail tersebut dihukum oleh Allah SWT  dengan kemarau panjang bagi mereka yang tidak mentaati nasihat Nabi Ilyas AS.


Mereka marah dan mencari Nabi Ilyas AS karena dicurigai sebagai penyebabnya. Akhirnya Nabi Ilyas AS berhasil lolos melarikan diri dari kemurkaan kaum Bani Israil. Pada saat itu, Nabi Ilyas AS bertemu dengan Nabi Ilyasa yang masih muda dan sedang dalam kondisi sangat sakit. Nabi Ilyas memohon kepada Allah SWT untuk mendoakan kesembuhan Nabi Ilyasa yang kritis, dan permintaan itu dikabulkan allah SWT.


Sejak saat itulah, Nabi Ilyasa muda mulai diangkat sebagai murid Nabi Ilyas AS untuk menyebarkan ajaran kebaikan dan ilmu agama islam bahkan banyak orang yang menganggapnya seperti anak Nabi Ilyas AS. Nabi Ilyasa AS menjadi sahabat dekat Nabi Ilyasa AS dalam khutbah dan sangat beriman kepada Allah SWT. Bahkan, menurut sebuah cerita, Nabi Ilyas AS memang benar- benar mengangkat Nabi Ilyassa sebagai anaknya.


Setelah wafatnya Nabi Ilyas AS, Nabi Ilyasa AS terus menyebarluaskan ajaran Allah SWT dan mengajak penduduknya untuk berbuat kebaikan. Kisah itu diabadikan dalam Surah As Saffat ayat 123-132 ketika ia berhasil membuat orang- orang kaum Bani Israil beriman kepada Allah SWT seperti berikut ini:


Artinya: “Dan sesungguhnya Ilyas benar- benar masuk menjadi salah seorang rasul- rasul. (Ingatlah) bahwa ia berkata kepada kaumnya. ‘Mengapa kamu tidak bertakwa? Patutkah kamu menyembah Baal dan kamu tinggalkan sebaik- baik Pencipta,  yakni Allah SWT Tuhanmu dan Tuhan bapak- bapakmu yang terdahulu?” Maka mereka mendustakannya-, karena itu mereka akan diseret (ke neraka). kecuali bagi hamba- hamba Allah SWT yang dibersihkan (dari dosa). Dan Kami abadikan untuk Ilyas (pujian yang baik) di kalangan orang- orang yang datang kemudian, yakni “Kesejahteraan yang dilimpahkan atas Ilyas.” Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang- orang yang telah berbuat baik. Sesungguhnya dia termasuk hamba- hamba yang beriman.”


Berdasarkan surah di atas, Qatadah dan Muhammad Ibnu Ishak menyatakan bahwa Nabi  Ilyas adalah Idris. Ibnu Abu Hatim berkata, telah bercerita pada sang ayah Abu Na’im pada kaum Bani Israil dari Abu Ishaq, ibnu Rabi’ah, Abdulah Ibnu Mas’ud r.a. yang mengatakan bahwa Ilyas adalah idris. Hal tersebut sama seperti yang diakatakan oleh Ad-Dahhak.


Wahab bin Munabbih mengatakan bahwa dia adalah Ilyas ibn Nissi ibn Fanhas ibn Aizar ibn Harun ibn Imran. Allah SWT mengutusnya kepada  Bani Israil setelah Hizqil AS, dimana pada waktu itu, orang-orangnya menyembah berhala yang diberi nama Ba’i. Nabi Ilyas AS kemudian memanggil mereka untuk menyembah Tuhan dan mencegah mereka dari menyembah selain Allah SWt.


Pada awalnya raja mereka percaya, tetapi kemudian dia jatuh dan terus melakukan kesalahan dengan rakyatnya sampai tidak ada yang percaya lagi. Jadi Nabi Ilyas AS berdoa kepada Tuhan untuk memberi umatnya pelajaran, hingga Allah SWT menahan hujan untuk mereka selama tiga tahun. Akhirnya mereka meminta Nabi Ilyas untuk melenyapkan bencana itu dari mereka. Dan mereka berjanji kepadanya  jika dia berhasil,  mereka akan mempercayainya, yakni jika mereka kembali untuk menerima hujan.


Kemudian Nabi Ilyas berdoa kepada Allh SWT agar hujan turun, dan akhirnya pun hujan turun seperti biasanya. Tapi mereka tetap melakukan kesalahan dan masih menikmati ketidakpercayaan mereka. Kemudian Nabi Ilyas meminta kepada Allah untuk mengembalikan nyawanya kepadanya, lalu ditarik dari Ilyasa “Ibnu Actub” karena Allah memerintahkan  Ilyas untuk pergi ke suatu tempat.


Jika sesuatu  datang kepadanya, jangan takut dia harus naik. Seekor kuda dari api datang kepadanya tanpa ragu-ragu, dia menanggulanginya, dan Allah  memberi Nabi Ilyas gaun ringan dan memberinya sayap. Sejak itu, Ilyas terbang bersama para malaikat, terkadang di Bumi, untuk menjadi manusia penghuni surga. Jadi, menurut Wahab bin Munab berbicara tentang Ahli Kitab, hanya Allah yang mengetahui kebenaran kisahnya.


Kisah Nabi Ilyasa As dan Kaum Bani Israil


Tak lama setelah wafatnya Nabi Ilyas AS berdasarkan kisah sebelumnya di atas,  sebenarnya banyak dari orang- orang kaum Bani Israil yang sebelumnya meyakini ilmu agama kembali mengingkari keberadaan Allah SWT. Mereka berada di sumber daya alam yang  melimpah,  jauh dari  kekeringan. Akhirnya orang- orang kaum Bani Israil ini kembali ke penyembahan berhala di tanah Balabak.


Melanjutkan ajaran Nabi Ilyas AS, Nabi Ilyasa AS kemudian segera memperingatkan orang- orang kaum Bani Israil dan mendesak mereka untuk kembali ke ajaran Allah SWT. Namun, ajakan itu tidak digubris dan malah menghina Nabi Ilyasa AS yang selalu sabar dan sabar mengajak Bani Israil untuk beriman  kepada Allah SWT.


Nabi Illyasa AS akhirnya meminta petunjuk dari Allah SWT dalam menghadapi orang- orang kaum Bani Israil yang berpaling dari Allah SWT. Akhirnya Allah SWT membalasnya dengan memberikan ujian kepada penduduk  negeri Balabak agar kembali dilanda  kekeringan. Meski begitu, mereka tidak ingin menyesali perbuatannya. Bencana kekeringan yang berkepanjangan telah menyebabkan orang menjadi lapar, haus, dan bahkan  lapar.


Mereka tidak cukup kuat untuk menahan rasa sakit, jadi mereka mati satu per satu. Bagaimanapun, tanah Balabak telah dihancurkan oleh kekeringan. Daerah itu hancur dan tidak bisa dihancurkan lagi. Yang ada hanya  Nabi Ilyasa AS dan para pengikutnya yang setia. Bersama para pengikutnya, Nabi Illyasa As akhirnya memutuskan untuk pergi hijrah atau berpindah tempat.


Kisah Nabi Ilyasa As Sebagai Pemimpin yang Bijaksana


Nabi Ilyassa AS juga menjadi raja dan pemimpin tertinggi pada masa pemerintahannya. Nabi Ilyassa AS mampu membangun masyarakat yang sejahtera dan sejahtera. Menurut beberapa hadis, ada banyak klaim bahwa Nabi Ilyasa AS adalah raja yang memberikan kerajaannya kepada Nabi Zulkifli AS.


Nabi Ilyassa AS dikatakan tidak memiliki keturunan, maka ia mewariskan kerajaannya kepada seseorang yang dapat memenuhi syarat tersebut. Adapun syarat- syarat yang harus dipenuhi, hal itu disampaikan melalui pengumuman  bahwa puasa di siang hari, beribadah di malam hari, dan tahta akan diberikan kepada mereka yang  tidak pernah marah.


Kisah Nabi Ilyasa dan Anak Yatim Piatu


Sepeninggal Nabi Ilyasa, kaum Bani Israel kembali tidak beriman kepada Allah. Mereka berbuat jahat seperti membunuh, mencuri, dan merampok.

Mereka hidup berfoya-foya, tidak bersyukur kepada Allah, dan bahkan menyembah patung berhala bernama Ba'al.


Mereka sudah melanggar perintah Allah. Oleh karena itu, Allah mengutus Nabi Ilyasa untuk mengingatkan kaum Bani Israel. Nabi Ilyasa sangat sedih melihat kaumnya dan berkata, “Wahai kaum Bani Israel, bertobatlah. Jangan menyembah berhala dan takutlah kepada Allah.”

Mendengar itu mereka tertawa dan tetap menolak ajakan sang Nabi.


“Kalian melanggar perintah Allah. Kalian akan mendapat murka-Nya jika kalian tetap menyembah berhala,” Nabi Ilyasa mencoba mengingatkan mereka.


Namun, kaum Bani Israel semakin berani. Selain itu, mereka menyiksa pengikut Nabi Ilyasa agar ketakutan dan ikut mereka menyembah berhala.

Para pengikut Nabi juga diusir. Bahkan, kaum Bani Israel membunuh siapa saja yang berani melawan.


Nabi Ilyasa semakin sedih. Ia merasa seakan tidak sanggup lagi berdakwah kepada kaum Bani Israel karena mereka semakin jahat. Bahkan, sebagian pengikutnya ikut dengan mereka.

Suatu hari, Nabi Ilyasa melihat seorang anak kecil di padang pasir. Anak itu akhirnya diasuhnya.


“Aku akan menanamkan keimanan kepada Allah di dalam dirimu, Nak. Jangan menyembah berhala dan hanya takutlah kepada Allah,” ucap Nabi Ilyasa. Anak itu dirawat dengan baik. Ia mendapatkan kasih sayang, didikan, dan panutan yang benar.


Hari demi hari, anak itu tumbuh dengan baik dan taat kepada Allah. Sebelum Nabi Ilyas wafat, ia berpesan kepada para pengikutnya, “Rawatlah anak ini dengan baik. Ia adalah anak yatim piatu.”


Setelah Nabi Ilyasa wafat, mereka pergi mencari tempat yang aman untuk menghindari kekejaman kaum Bani Israel dan menuju daerah yang baru untuk berdakwah.


Kaum Bani Israel menjadi kelaparan. Mereka mengaduh kesakitan, dan akhirnya binasa.

Pesan moral yang terdapat dalam kisah tersebut adalah dengarkan ajaran yang baik dan taatlah kepada Allah.


Kisah Mukjizat Nabi Ilyasa AS Menghidupkan Orang Mati


Nabi Ilyasa AS merupakan satu garis keturunan dengan Nabi Harun, Musa dan Ilyasa. Nabi Ilyasa menjadi sosok pelanjut Nabi Ilyasa saat beliau wafat.

Dilansir dari detikHikmah, selama Nabi Ilyasa berdakwah, dia senantiasa berpegang teguh pada cara dakwah Nabi Ilyas. Ketika masih muda, Ilyasa AS sering ikut kemana Nabi Ilyasa pergi, saking seringnya dia dianggap sebagai putranya.


Dalam buku Nabi Ilyasa AS: Penerus Dakwah di Negeri Ba'labak karya Olman Dahuri tertulis bahwa dahulu Nabi Ilyasa menderita sakit parah. Sang ibunya hampir menyerah, karena kondis Ilyasa kian melemah seiring waktu berjalan.


Saat itu Nabi Ilyasa hanya berbaring kaku di atas kasur. Meski begitu, Nabi Ilyasa senantiasa tabah dan percaya bahwa dia akan segera diberi kesembuhan.


Mukjizat Nabi Ilyasa Menghidupkan Orang Mati


Di masa kenabian Ilyasa, kaum Bani Israil menjalani hidup dengan damai, tentram, dan taat kepada Allah SWT. Namun, saat nabi Ilyasa wafat kaum tersebut kembali ingkar, menyembah berhala, hingga melakukan pembunuhan.


Pada buku 365 Kisah Islami tulisan Kak Thifa tertulis, di masa itu ada salah satu golongan Bani Israil yang membunuh seseorang. Sang pembunuh merasa kebingungan mengusulkan untuk memakamkan korban di salah satu makam yang ternyata merupakan makam Nabi Ilyasa.


Dengan cepat, mereka langsung mengubur korban di makam Nabi Ilyasa. Saat mayat itu dilempar dan mengenai jasad Nabi Ilyasa, dengan izin Allah mayat itu kembali hidup. Sungguh luar biasa kuasa Allah SWT. Semoga dengan kisah ini dapat menambah keimanan kita.

No comments:

Post a Comment