17 May 2024

Kisah Keberanian Khadijah Nyatakan Cinta pada Rasulullah SAW ________________________________________________ Kisah cinta Khadijah dengan Rasulullah SAW sepertinya perlu diketahui muslim. Tak hanya kebahagiaan akan tetapi pengorbanan sampai pada akhirnya keduanya menikah. Dr. Muhammad Abduh Yamani dalam bukunya Khadijah Binti Khuwailid Cinta Sejati Rasulullah menjelaskan bahwa Khadijah berasal dari keluarga yang harmonis, dan lingkungan bermartabat. Keluarganya berasal dari nasab yang tinggi, berkedudukan, dan kaya raya. Sayyidah Khadijah mempunyai ayah bernama Khuwailid bin Asad bin Abdul Uza, ibunya bernama Fatimah binti Zaidah, dan juga memiliki saudara laki-laki bernama Abdul Manaf. Pertemuan Pertama Khadijah RA dengan Muhammad SAW Mengutip buku Khadijah Cinta Sejati Rasulullah karya Abdul Mun'im Muhammad Umar, suatu hari Khadijah akan mengirimkan kafilah dagangnya ke Syam. Untuk itu ia mencari seseorang yang dapat dipercaya supaya mengawasi dan memimpin rombongan dagangnya. Saat itu penduduk Makkah sedang ramai membicarakan seseorang pemuda bernama Muhammad Ibnu Abdillah yang memiliki kejujuran dan keluhuran budi pekerti diantara orang-orang seumurannya yang sibuk berfoya-foya. Lantas Khadijah berpikir sebaiknya Muhammad SAW saja yang diutus untuk mengurusi urusan perdagangan di negeri Syam. Namun Khadijah belum pernah mendengar mengenai pengalaman berdagang Muhammad SAW. Akhirnya Khadijah pun memanggil Muhammad SAW dan mengajaknya berbincang-bincang mengenai perdagangan. Dari sanalah Khadijah menyadari Muhammad adalah orang yang cerdas, santun, dan pandai menjaga diri serta penampilannya. Khadijah RA Menyatakan Perasaannya Ibnu Watiniyah dalam buku Menjadi istri seperti Khadijah menjelaskan bahwa Sayyidah Khadijah RA lah yang pertama kali mengungkapkan rasa cintanya kepada Rasulullah SAW. Suatu hari ketika Nabi Muhammad SAW akan pulang setelah melaksanakan tawaf bertemu dengan pelayan dari Sayyidah Khadijah RA. Pelayan itu mengundang Rasulullah ke rumah majikannya (Rumah Khadijah). Beliau pun menyanggupi permintaan pelayan tersebut. Ketika keduanya duduk berhadapan Khadijah bertanya, "Wahai Muhammad apakah kamu tidak ingin menikah?" "Dengan siapa?" tanya Rasulullah. "Denganku." Jawab Khadijah. "Tetapi aku tidak setara denganmu. Engkau adalah pemuka wanita Quraisy, sedangkan aku hanyalah anak yatim yang tidak punya apa-apa." Kata Nabi Muhammad SAW. Khadijah pun menjawab, "Wahai putera pamanku, aku telah menyukaimu sejak lama karena kekerabatan, kemuliaan, dan kemuliaan akhlak mu, dan karena kau dikenal sebagai orang yang jujur dan terpercaya di tengah-tengah kaummu." Mendengar hal ini, Rasulullah SAW menerima tawarannya, Khadijah pun berkata, "Pergilah kepada pamanmu, mintalah agar ia dan pemuka keluargamu untuk melamarku. Dan katakan padanya, segerakan pernikahan kita besok." Pernikahan Khadijah RA dengan Muhammad SAW Mengutip dari buku The Golden Stories of Ummahatul Mukminin karya Ukasyah Habibu Ahmad pernikahan Khadijah RA dan Nabi Muhammad SAW dilaksanakan. Khadijah RA segera menemui pamannya, Amr bin Asad, untuk mengabarkan hal tersebut. Di sisi lain, Abu Thalib bersiap untuk mengajukan lamaran kepada Khadijah RA untuk keponakannya, Muhammad SAW. Bersama dengan Hamzah bin Abdul Muthalib dan beberapa anggota keluarga Bani Hasyim, Abu Thalib menyampaikan niatnya kepada Amr bin Asad. Setelah perundingan, kedua keluarga setuju untuk menikahkan Muhammad SAW dengan Khadijah RA. Dan mahar 20 ekor unta (atau menurut pendapat lain, 500 dirham). Pernikahan tersebut kemudian diadakan. Menurut para ulama dan sejarawan Muslim, peristiwa ini terjadi sekitar dua bulan setelah Muhammad SAW kembali dari ekspedisi dagang ke Syam. Saat itu, Khadijah RA berusia sekitar 40 tahun, sementara Rasulullah SAW baru berusia sekitar 25 tahun. Acara pernikahan dihadiri oleh keluarga dari Bani Hasyim dan tokoh-tokoh dari Bani Mudhar. Demikianlah kisah cinta Nabi Muhammad SAW dengan Sayyidah Khadijah RA. Sebuah cerita kisah yang sangat romantis, penuh pembelajaran sehingga patut diteladani.

 Kisah Keberanian Khadijah Nyatakan Cinta pada Rasulullah SAW

________________________________________________


Kisah cinta Khadijah dengan Rasulullah SAW sepertinya perlu diketahui muslim. Tak hanya kebahagiaan akan tetapi pengorbanan sampai pada akhirnya keduanya menikah.

Dr. Muhammad Abduh Yamani dalam bukunya Khadijah Binti Khuwailid Cinta Sejati Rasulullah menjelaskan bahwa Khadijah berasal dari keluarga yang harmonis, dan lingkungan bermartabat. Keluarganya berasal dari nasab yang tinggi, berkedudukan, dan kaya raya.



Sayyidah Khadijah mempunyai ayah bernama Khuwailid bin Asad bin Abdul Uza, ibunya bernama Fatimah binti Zaidah, dan juga memiliki saudara laki-laki bernama Abdul Manaf.


Pertemuan Pertama Khadijah RA dengan Muhammad SAW


Mengutip buku Khadijah Cinta Sejati Rasulullah karya Abdul Mun'im Muhammad Umar,

suatu hari Khadijah akan mengirimkan kafilah dagangnya ke Syam. Untuk itu ia mencari seseorang yang dapat dipercaya supaya mengawasi dan memimpin rombongan dagangnya.


Saat itu penduduk Makkah sedang ramai membicarakan seseorang pemuda bernama Muhammad Ibnu Abdillah yang memiliki kejujuran dan keluhuran budi pekerti diantara orang-orang seumurannya yang sibuk berfoya-foya.


Lantas Khadijah berpikir sebaiknya Muhammad SAW saja yang diutus untuk mengurusi urusan perdagangan di negeri Syam. Namun Khadijah belum pernah mendengar mengenai pengalaman berdagang Muhammad SAW.


Akhirnya Khadijah pun memanggil Muhammad SAW dan mengajaknya berbincang-bincang mengenai perdagangan. Dari sanalah Khadijah menyadari Muhammad adalah orang yang cerdas, santun, dan pandai menjaga diri serta penampilannya.


Khadijah RA Menyatakan Perasaannya


Ibnu Watiniyah dalam buku Menjadi istri seperti Khadijah menjelaskan bahwa Sayyidah Khadijah RA lah yang pertama kali mengungkapkan rasa cintanya kepada Rasulullah SAW.


Suatu hari ketika Nabi Muhammad SAW akan pulang setelah melaksanakan tawaf bertemu dengan pelayan dari Sayyidah Khadijah RA. Pelayan itu mengundang Rasulullah ke rumah majikannya (Rumah Khadijah). Beliau pun menyanggupi permintaan pelayan tersebut.


Ketika keduanya duduk berhadapan Khadijah bertanya, "Wahai Muhammad apakah kamu tidak ingin menikah?"


"Dengan siapa?" tanya Rasulullah.


"Denganku." Jawab Khadijah.


"Tetapi aku tidak setara denganmu. Engkau adalah pemuka wanita Quraisy, sedangkan aku hanyalah anak yatim yang tidak punya apa-apa." Kata Nabi Muhammad SAW.


Khadijah pun menjawab, "Wahai putera pamanku, aku telah menyukaimu sejak lama karena kekerabatan, kemuliaan, dan kemuliaan akhlak mu, dan karena kau dikenal sebagai orang yang jujur dan terpercaya di tengah-tengah kaummu."


Mendengar hal ini, Rasulullah SAW menerima tawarannya, Khadijah pun berkata, "Pergilah kepada pamanmu, mintalah agar ia dan pemuka keluargamu untuk melamarku. Dan katakan padanya, segerakan pernikahan kita besok."


Pernikahan Khadijah RA dengan Muhammad SAW


Mengutip dari buku The Golden Stories of Ummahatul Mukminin karya Ukasyah Habibu Ahmad pernikahan Khadijah RA dan Nabi Muhammad SAW dilaksanakan.


Khadijah RA segera menemui pamannya, Amr bin Asad, untuk mengabarkan hal tersebut. Di sisi lain, Abu Thalib bersiap untuk mengajukan lamaran kepada Khadijah RA untuk keponakannya, Muhammad SAW. Bersama dengan Hamzah bin Abdul Muthalib dan beberapa anggota keluarga Bani Hasyim, Abu Thalib menyampaikan niatnya kepada Amr bin Asad. Setelah perundingan, kedua keluarga setuju untuk menikahkan Muhammad SAW dengan Khadijah RA. Dan mahar 20 ekor unta (atau menurut pendapat lain, 500 dirham).


Pernikahan tersebut kemudian diadakan. Menurut para ulama dan sejarawan Muslim, peristiwa ini terjadi sekitar dua bulan setelah Muhammad SAW kembali dari ekspedisi dagang ke Syam. Saat itu, Khadijah RA berusia sekitar 40 tahun, sementara Rasulullah SAW baru berusia sekitar 25 tahun. Acara pernikahan dihadiri oleh keluarga dari Bani Hasyim dan tokoh-tokoh dari Bani Mudhar.


Demikianlah kisah cinta Nabi Muhammad SAW dengan Sayyidah Khadijah RA. Sebuah cerita kisah yang sangat romantis, penuh pembelajaran sehingga patut diteladani.

No comments:

Post a Comment