17 May 2024

Isya binti Faqudh ( Ĕlîšéḇa/ Elizabeth/ Ilyasyiba/ Asy-ya'/Asyba'/Lisya' ) Lahir : Hebron, Palestina ? Istri Nabi Zakariya As Istri Mandul yang dikaruniai Anak oleh Allah SWT. Orang Tua : ♂️Faqudh. Saudara : ♂️Imran, ♀️Hannah. Suami : ♂️Nabi Zakariya As. Anak : Nabi Yahya As. Wafat : Hebron, Palestina ? Makam : ? Keterangan : Isya (Arab: إِلْيَشِبَع، إشَاع، اَلشْبَع، , translit. Ilyašiba’, Iša’, Ašba’, Ibrani: אלישבע, translit. Ĕlîšéḇa, Bahasa Inggris: Elizabeth ) adalah seorang perempuan keturunan Bani Israil yang diyakini sebagai istri dari nabi Zakariya AS. Keduanya diyakini sebagai keturunan dari nabi Harun AS Nama Nama "Ilyasyiba'" merupakan alihaksara ke dalam bahasa Arab (Alyasyaba') dari nama perempuan Ibrani "Eliseba", antara lain digunakan oleh istri Harun, Imam Besar pertama, sebagaimana disebutkan antara lain pada Keluaran 6:23. Banyaknya penyebutan nama Ĕlîšéḇa dalam bahasa arab diduga karena banyak ulama yang mengira huruf Alif dan lam dalam nama tersebut adalah Alif lam tambahan serta mengira nama tersebut adalah sebuah gelar, sehingga sebagian ulama membuang Alif lam-nya tanpa mengetahui bahwa nama tersebut adalah nama non-arab sehingga terciptalah banyak variasi penyebutan mulai dari Lisya’, Isya’, Asyba’ dan Syaba’. Istri Nabi Zakaria dan Kisahnya Nabi Zakaria menjadi salah satu nabi Allah SWT. Zakaria memiliki seorang istri yang sholehah. Zakaria ini menjadi keturunan dari Nabi Sulaiman. Ia menjadi salah satu nabi Allah yang memiliki ketaatan luar biasa dan soleh. Semasa hidupnya Nabi Zakaria selalu taat dan tawakal hanya kepada Allah SWT. Bahkan, ia juga selalu menaati apa yang telah Allah perintahkan kepadanya. Dalam Al-Quran, Nabi Zakaria menghidupi keluarganya dengan bekerja menjadi tukang kayu. Nabi Zakaria memiliki pasangan seorang muslimah yang sholehah, yaitu Isya binti Imran. Isya menjadi seorang muslimah keturunan dari keluarga Nabi Harun. Isya sendiri merupakan seorang saudara perempuan dari Hannah binti Faqudz. Sedangkan Hannah ini merupakan ibu dari Maryam, ibu kandung Nabi Isa. Nabi Zakaria menjadikan Isya sebagai istri karena melihat kesholehan dan ketaatannya. Dengan menjadikan Isya sebagai istri, nabi memiliki harapan supaya mudah dalam menjalankan dakwah. Tetapi setelah menikah, dakwah Nabi Zakaria memang tidaklah mudah. Hal itu karena banyak perlawanan dan pertentangan dari kaum Bani Israil. Setelah wafatnya Nabi Harun dan Nabi Musa, Bani Israel semakin jauh dari ajaran Allah. Kemaksiatan menjadi hal yang lumrah bagi kaum mereka. Hal itu tentu menjadikan perjuangan Nabi Zakaria dan Isa menjadi sulit. Tetapi, sebagai istri Nabi Zakaria, Isya selalu mendukung penuh perjuangan dakwah sang suami. Kisah Isya yang Sulit Memiliki Keturunan Isya menjadi seorang yang sulit memiliki keturunan atau mandul sejak masih remaja. Hal itu tentu membuat pernikahannya dengan Nabi Zakaria tidak memiliki keturunan sampai usia tua. Tetapi, hal tersebut tidak membuat mereka putus asa dan pasrah begitu saja. Nabi Zakaria selalu berdoa kepada Allah SWT dengan suara lemah lembut dengan meminta seorang keturunan. Isya menjadi seorang yang sulit memiliki keturunan atau mandul sejak masih remaja. Hal itu tentu membuat pernikahannya dengan Nabi Zakaria tidak memiliki keturunan sampai usia tua. Tetapi, hal tersebut tidak membuat mereka putus asa dan pasrah begitu saja. Nabi Zakaria selalu berdoa kepada Allah SWT dengan suara lemah lembut dengan meminta seorang keturunan. Permintaan yang selalu Nabi Zakaria panjatkan untuk memiliki keturunan ketika berusia hampir 90 tahun memang terlihat tidak masuk akal. Tetapi, permohonan ini memiliki alasan dan darurat. Hal itu karena dengan adanya keturunan, Nabi Zakaria berharap bisa melanjutkan perjuangan selama ini. Nabi Zakaria terus berdoa karena yakin bahwa Allah tidak pernah mengecewakan. Isya Mengandung pada Usia Tua Istri Nabi Zakaria, Isya berhasil memiliki keturunan karena Allah SWT. Oleh karena Nabi Zakaria yang tidak pernah menyerah, Allah telah mengabulkan doanya. Allah mengabulkan doa Nabi Zakaria dengan memberitahu bahwa Isya akan melahirkan seorang anak laki-laki. Isya akan melahirkan seorang anak laki-laki bernama Yahya yang berarti hidup. Makna dari nama Yahya yaitu akan tetap abadi walaupun sudah meninggal dunia. Dengan mendengar berita tersebut Nabi Zakaria yang tentu merasa gembira. Walaupun tidak masuk akal mengingat kondisinya pada saat itu. Selanjutnya Allah memberikan tanda tentang kehamilan Isya dengan membuat nabi tidak bisa bicara. Nabi Zakaria tidak bisa bicara selama tiga hari walaupun dalam keadaan sehat yang segar. Allah telah memerintah Nabi Zakaria untuk menahan lidahnya dari persoalan dunia dengan melakukan isyarat. Walaupun begitu Nabi Zakaria masih bisa berdzikir. Bersyukur dengan Kehadiran Seorang Keturunan Nabi Zakaria dan Isya memiliki keturunan pada usia yang sudah tua. Walaupun terdengar tidak mungkin, tetapi semua terjadi atas kehendak Allah SWT. Isya berhasil melahirkan Yahya seorang anak laki-laki. Allah memberikan Nabi Zakaria dan Isya keturunan dengan sifat bijak. Yahya memiliki sifat yang agung dan selalu menaati perintah orang tuanya. Tidak hanya itu, Yahya juga mampu mengesakan Allah, memiliki cinta, sayang, dan rasa lembut. Kunjungan Maria Elisabet sendiri adalah sanak saudara dari Maria ibu dari Yesus Kristus; kemungkinan adalah saudara sepupu. Maria tahu kalau Elisabet mengandung, karena diberitahu oleh malaikat Gabriel saat mengabarkan bahwa Maria sendiri akan mengandung oleh Roh Kudus. Padahal Elisabet sejak mengandung selama 5 bulan tidak menampakkan diri. Maria mengunjungi Elisabet, saat kandungan Elisabet sudah berusia 6 bulan. Jarak rumah mereka cukup jauh. Maria tinggal di Nazaret, Galilea, dan pergi ke rumah Elisabet di Yudea. Peristiwa kunjungan Maria kepada Elisabet inilah yang banyak dimaknai dalam kehidupan iman orang Kristen dan Katolik. Sebab waktu Maria berkunjung, Yohanes yang saat itu masih dalam kandungan Elisabeth melonjak kegirangan. Dan hal ini dimaknai karena Yohanes telah mengetahui kedatangan Yesus yang ada dalam kandungan Maria. Yohanes Pembaptis merespon kehadiran Yesus yang harus ia persiapkan jalan-Nya untuk berkarya di dunia dalam rangka menyelamatkan manusia. Dari sinilah, Yohanes Pembaptis mempersiapkan pekerjaan Yesus yang disebut Mesias, dengan mengentaskan orang Yahudi yang saat itu penuh dengan kemunafikan dan jauh dari Tuhan. Selain itu Salam yang diucapkan oleh Elisabet kepada Maria menjadi salah satu dasar Salam Maria dalam tradisi Katolik. Hal ini berdasarkan teori Santo Ambrosius pada Abad IV, Uskup Agung dari Milan, Itali. Salam Elisabet yang diucapkan kepada Maria ini menenangkan hati Maria, dan hal ini ditafsirkan sebagai kerendahan hati Elisabet, sebabagai hamba Allah yang telah terpilih. “ Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana. ” — Lukas 1:42-45 Tradisi Islam Dalam Islam, Ilyasyiba (Arab: إِلْيَشِبَع Ilyasyiba disebut juga dengan nama Asy-ya , Asyba atau Lisya ) diyakini sebagai nama istri Nabi Zakariyya AS. Ia juga merupakan saudari Hannah yang menjadi istri seorang pemuka Bani Israil, Imran. Diceritakan hingga umur tua, Nabi Zakariyya dan Alishabath belum juga dikaruniai keturunan. Padahal sejak usia muda mereka telah mendambakan seorang putra yang kelak dapat melanjutkan dakwah membimbing umatnya dari kesesatan. Karena itulah keinginan mereka untuk mendapatkan keturunan tetap berkobar. Karena kesungguhan dalam berdoa dan niat mereka yang mulia, maka Allah kemudian mengabulkan keinginan mereka. Allah mengutus Malaikat Jibril untuk mengabarkan kabar gembira kepada mereka bahwa mereka akan segera mempunyai anak yang bernama Yahya yang akan diangkat menjadi nabi dan rasul juga. Saat itu, Nabi Zakariyya sedang shalat di mihrabnya. Mula-mula Nabi Zakariyya ragu akan kabar gembira itu. "Bagaimana bisa aku yang sudah berusia lanjut dan istri mandul dapat mempunyai seorang anak?" tanya Nabi Zakariyya. Allah kemudian menjelaskan bahwa Dia Maha Kuasa. Sebagai tanda kebenaran kabar gembira ini, Allah memberi isyarat kehamilan istrinya pada Nabi Zakariyya, yaitu bahwa beliau tidak akan bisa bercakap-cakap dengan manusia selama 3 hari dan hanya bisa memakai bahasa isyarat. Dan selama itu pula beliau harus banyak berzikir dan bertasbih setiap pagi dan petang. Wanita dalam Alkitab "Keduanya adalah benar di hadapan Allah dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat." (Lukas 1:6) Inilah wanita benar yang menaati segala perintah Tuhan. Dia tidak tidak memiliki anak, namun tidak berdosa. Berapa kali Anda membuat kesalahan mengaitkan doa yang tak terjawab dalam hidup Anda dengan akibat dosa atau kesalahan Anda? Ada bermacam-macam penyebab kemandulan. Dalam hal ini, kemandulan bukanlah dosa atau pun pekerjaan roh jahat. Ini berkaitan dengan panggilan agung Tuhan. Elisabet dan suaminya begitu menanti-nantikan lahirnya seorang anak. Mereka sudah berdoa untuk hal ini (Lukas 1:13) dan budaya pada waktu itu mengharuskan mereka memiliki anak (Lukas 1:25). Penantian yang bertahun-tahun membuat harapan mereka akan lahirnya sang buah hati menjadi surut. Zakharia, suami Elisabet, tidak memercayai malaikat yang datang kepadanya membawa kabar bahwa mereka akan mendapatkan seorang anak (Lukas 1:13-18). Apakah Anda menyalahkannya? Komitmen dan pengabdian Elisabet dan Zakharia kepada Tuhan tidak didasarkan pada apa yang telah Dia lakukan (atau tidak lakukan), tapi pada kasih mereka kepada-Nya. Mereka mengasihi Tuhan. Banyak orang berhenti melayani karena keadaan yang kurang menyenangkan. Elisabet memunyai peran yang sangat penting dalam rencana Allah. Jika dia "menyerah" pada Tuhan karena kemandulannya, dia akan menghalangi "peran yang Tuhan berikan" kepadanya. Mungkin kita tidak selalu bisa memahami Allah, namun kita tidak boleh berhenti percaya kepada-Nya. Tugas Elisabet dalam membesarkan Yohanes Pembabtis merupakan tugas yang sangat penting. Semua ibu akan merasa sangat terberkati untuk mendapat hak istimewa membesarkan anak-anak yang mengerjakan pelayanan yang sangat penting. Seberapa sering pelayanan yang penting ini tidak diperhatikan. Beberapa wanita menjadi "jengkel" kepada Allah karena mereka pikir mereka telah "menyia-nyiakan" hidup mereka untuk membesarkan anak-anak sementara orang lain bisa terlibat lebih banyak dalam "pelayanan yang bermanfaat". Salah besar. Allah memerintahkan Elisabet untuk membesarkan Yohanes pada waktu yang tepat. Dia percaya pada Elisabet dan untuk itulah Dia memberikan Yohanes kepadanya. Dengan Apakah Allah Memercayai Anda? Hal yang indah dari hidup Elisabet adalah bahwa Allah memakainya sebagai gambaran yang jelas tentang pelayanan Kristen. Jangan lupa bahwa Elisabet mungkin cukup tua untuk menjadi ibunya Maria. Namun mereka berdua mendapatkan anak pada saat yang bersamaan. Elisabet mendapat anak 6 bulan sebelum Maria melahirkan. Usia bukanlah penghalang bagi pelayanan atau berkat Allah. Tetaplah mengasihi Tuhan dari hati yang murni, dan kehendak-Nya bagi hidup Anda akan dipenuhi. Pada waktu kelahiran Yesus, ada dua generasi, diwakili oleh Maria (mungkin kurang dari 20 tahun) dan Elisabet (mungkin lebih dari 60 tahun). Kristus datang untuk menjembatani jurang pemisah antargenerasi ini. Tentu saja agar setiap pelayanan benar-benar berdampak, pelayanan itu harus menjangkau segala generasi. Anak-anak, orang tua, kakek-nenek dan kakek-nenek buyut, semuanya dijamah dengan belas kasihan Allah. Bersyukurlah kepada Tuhan atas Elisabet!

 Isya binti Faqudh

( Ĕlîšéḇa/ Elizabeth/ Ilyasyiba/ Asy-ya'/Asyba'/Lisya' )


Lahir : Hebron, Palestina ?

Istri Nabi Zakariya As

Istri Mandul yang dikaruniai Anak oleh Allah SWT.

Orang Tua : ♂️Faqudh.

Saudara : ♂️Imran, ♀️Hannah.

Suami : ♂️Nabi Zakariya As.

Anak : Nabi Yahya As.

Wafat : Hebron, Palestina ?

Makam : ?


Keterangan : 


Isya (Arab: إِلْيَشِبَع، إشَاع، اَلشْبَع، , translit. Ilyašiba’, Iša’, Ašba’, Ibrani: אלישבע, translit. Ĕlîšéḇa, Bahasa Inggris: Elizabeth ) adalah seorang perempuan keturunan Bani Israil yang diyakini sebagai istri dari nabi Zakariya AS. Keduanya diyakini sebagai keturunan dari nabi Harun AS


Nama


Nama "Ilyasyiba'" merupakan alihaksara ke dalam bahasa Arab (Alyasyaba') dari nama perempuan Ibrani "Eliseba", antara lain digunakan oleh istri Harun, Imam Besar pertama, sebagaimana disebutkan antara lain pada Keluaran 6:23.



Banyaknya penyebutan nama Ĕlîšéḇa dalam bahasa arab diduga karena banyak ulama yang mengira huruf Alif dan lam dalam nama tersebut adalah Alif lam tambahan serta mengira nama tersebut adalah sebuah gelar, sehingga sebagian ulama membuang Alif lam-nya tanpa mengetahui bahwa nama tersebut adalah nama non-arab sehingga terciptalah banyak variasi penyebutan mulai dari Lisya’, Isya’, Asyba’ dan Syaba’.


Istri Nabi Zakaria dan Kisahnya


Nabi Zakaria menjadi salah satu nabi Allah SWT. Zakaria memiliki seorang istri yang sholehah. Zakaria ini menjadi keturunan dari Nabi Sulaiman. 


Ia menjadi salah satu nabi Allah yang memiliki ketaatan luar biasa dan soleh. Semasa hidupnya Nabi Zakaria selalu taat dan tawakal hanya kepada Allah SWT.


Bahkan, ia juga selalu menaati apa yang telah Allah perintahkan kepadanya. Dalam Al-Quran, Nabi Zakaria menghidupi keluarganya dengan bekerja menjadi tukang kayu. 


Nabi Zakaria memiliki pasangan seorang muslimah yang sholehah, yaitu Isya binti Imran. Isya menjadi seorang muslimah keturunan dari keluarga Nabi Harun.


Isya sendiri merupakan seorang saudara perempuan dari Hannah binti Faqudz. Sedangkan Hannah ini merupakan ibu dari Maryam, ibu kandung Nabi Isa. 


Nabi Zakaria menjadikan Isya sebagai istri karena melihat kesholehan dan ketaatannya. Dengan menjadikan Isya sebagai istri, nabi memiliki harapan supaya mudah dalam menjalankan dakwah. Tetapi setelah menikah, dakwah Nabi Zakaria memang tidaklah mudah.


Hal itu karena banyak perlawanan dan pertentangan dari kaum Bani Israil. Setelah wafatnya Nabi Harun dan Nabi Musa, Bani Israel semakin jauh dari ajaran Allah. 


Kemaksiatan menjadi hal yang lumrah bagi kaum mereka. Hal itu tentu menjadikan perjuangan Nabi Zakaria dan Isa menjadi sulit. Tetapi, sebagai istri Nabi Zakaria, Isya selalu mendukung penuh perjuangan dakwah sang suami.


Kisah Isya yang Sulit Memiliki Keturunan


Isya menjadi seorang yang sulit memiliki keturunan atau mandul sejak masih remaja. Hal itu tentu membuat pernikahannya dengan Nabi Zakaria tidak memiliki keturunan sampai usia tua. 


Tetapi, hal tersebut tidak membuat mereka putus asa dan pasrah begitu saja. Nabi Zakaria selalu berdoa kepada Allah SWT dengan suara lemah lembut dengan meminta seorang keturunan. 


Isya menjadi seorang yang sulit memiliki keturunan atau mandul sejak masih remaja. Hal itu tentu membuat pernikahannya dengan Nabi Zakaria tidak memiliki keturunan sampai usia tua. 


Tetapi, hal tersebut tidak membuat mereka putus asa dan pasrah begitu saja. Nabi Zakaria selalu berdoa kepada Allah SWT dengan suara lemah lembut dengan meminta seorang keturunan. 


Permintaan yang selalu Nabi Zakaria panjatkan untuk memiliki keturunan ketika berusia hampir 90 tahun memang terlihat tidak masuk akal. Tetapi, permohonan ini memiliki alasan dan darurat. 


Hal itu karena dengan adanya keturunan, Nabi Zakaria berharap bisa melanjutkan perjuangan selama ini. Nabi Zakaria terus berdoa karena yakin bahwa Allah tidak pernah mengecewakan.


Isya Mengandung pada Usia Tua


Istri Nabi Zakaria, Isya berhasil memiliki keturunan karena Allah SWT. Oleh karena Nabi Zakaria yang tidak pernah menyerah, Allah telah mengabulkan doanya. 


Allah mengabulkan doa Nabi Zakaria dengan memberitahu bahwa Isya akan melahirkan seorang anak laki-laki. Isya akan melahirkan seorang anak laki-laki bernama Yahya yang berarti hidup.


Makna dari nama Yahya yaitu akan tetap abadi walaupun sudah meninggal dunia. Dengan mendengar berita tersebut Nabi Zakaria yang tentu merasa gembira. Walaupun tidak masuk akal mengingat kondisinya pada saat itu. Selanjutnya Allah memberikan tanda tentang kehamilan Isya dengan membuat nabi tidak bisa bicara.


Nabi Zakaria tidak bisa bicara selama tiga hari walaupun dalam keadaan sehat yang segar. Allah telah memerintah Nabi Zakaria untuk menahan lidahnya dari persoalan dunia dengan melakukan isyarat. Walaupun begitu Nabi Zakaria masih bisa berdzikir.


Bersyukur dengan Kehadiran Seorang Keturunan

Nabi Zakaria dan Isya memiliki keturunan pada usia yang sudah tua. Walaupun terdengar tidak mungkin, tetapi semua terjadi atas kehendak Allah SWT. Isya berhasil melahirkan Yahya seorang anak laki-laki.


Allah memberikan Nabi Zakaria dan Isya keturunan dengan sifat bijak. Yahya memiliki sifat yang agung dan selalu menaati perintah orang tuanya. Tidak hanya itu, Yahya juga mampu mengesakan Allah, memiliki cinta, sayang, dan rasa lembut.


Kunjungan Maria


Elisabet sendiri adalah sanak saudara dari Maria ibu dari Yesus Kristus; kemungkinan adalah saudara sepupu. Maria tahu kalau Elisabet mengandung, karena diberitahu oleh malaikat Gabriel saat mengabarkan bahwa Maria sendiri akan mengandung oleh Roh Kudus. Padahal Elisabet sejak mengandung selama 5 bulan tidak menampakkan diri. Maria mengunjungi Elisabet, saat kandungan Elisabet sudah berusia 6 bulan. Jarak rumah mereka cukup jauh. Maria tinggal di Nazaret, Galilea, dan pergi ke rumah Elisabet di Yudea.


Peristiwa kunjungan Maria kepada Elisabet inilah yang banyak dimaknai dalam kehidupan iman orang Kristen dan Katolik. Sebab waktu Maria berkunjung, Yohanes yang saat itu masih dalam kandungan Elisabeth melonjak kegirangan. Dan hal ini dimaknai karena Yohanes telah mengetahui kedatangan Yesus yang ada dalam kandungan Maria. Yohanes Pembaptis merespon kehadiran Yesus yang harus ia persiapkan jalan-Nya untuk berkarya di dunia dalam rangka menyelamatkan manusia. Dari sinilah, Yohanes Pembaptis mempersiapkan pekerjaan Yesus yang disebut Mesias, dengan mengentaskan orang Yahudi yang saat itu penuh dengan kemunafikan dan jauh dari Tuhan. Selain itu Salam yang diucapkan oleh Elisabet kepada Maria menjadi salah satu dasar Salam Maria dalam tradisi Katolik. Hal ini berdasarkan teori Santo Ambrosius pada Abad IV, Uskup Agung dari Milan, Itali. Salam Elisabet yang diucapkan kepada Maria ini menenangkan hati Maria, dan hal ini ditafsirkan sebagai kerendahan hati Elisabet, sebabagai hamba Allah yang telah terpilih.


“ Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana. ”

— Lukas 1:42-45


Tradisi Islam


Dalam Islam, Ilyasyiba (Arab: إِلْيَشِبَع Ilyasyiba disebut juga dengan nama Asy-ya , Asyba atau Lisya ) diyakini sebagai nama istri Nabi Zakariyya AS. Ia juga merupakan saudari Hannah yang menjadi istri seorang pemuka Bani Israil, Imran. Diceritakan hingga umur tua, Nabi Zakariyya dan Alishabath belum juga dikaruniai keturunan. Padahal sejak usia muda mereka telah mendambakan seorang putra yang kelak dapat melanjutkan dakwah membimbing umatnya dari kesesatan. Karena itulah keinginan mereka untuk mendapatkan keturunan tetap berkobar.


Karena kesungguhan dalam berdoa dan niat mereka yang mulia, maka Allah kemudian mengabulkan keinginan mereka. Allah mengutus Malaikat Jibril untuk mengabarkan kabar gembira kepada mereka bahwa mereka akan segera mempunyai anak yang bernama Yahya yang akan diangkat menjadi nabi dan rasul juga. Saat itu, Nabi Zakariyya sedang shalat di mihrabnya. Mula-mula Nabi Zakariyya ragu akan kabar gembira itu.


"Bagaimana bisa aku yang sudah berusia lanjut dan istri mandul dapat mempunyai seorang anak?" tanya Nabi Zakariyya. Allah kemudian menjelaskan bahwa Dia Maha Kuasa. Sebagai tanda kebenaran kabar gembira ini, Allah memberi isyarat kehamilan istrinya pada Nabi Zakariyya, yaitu bahwa beliau tidak akan bisa bercakap-cakap dengan manusia selama 3 hari dan hanya bisa memakai bahasa isyarat. Dan selama itu pula beliau harus banyak berzikir dan bertasbih setiap pagi dan petang.


Wanita dalam Alkitab


"Keduanya adalah benar di hadapan Allah dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat." (Lukas 1:6)


Inilah wanita benar yang menaati segala perintah Tuhan. Dia tidak tidak memiliki anak, namun tidak berdosa. Berapa kali Anda membuat kesalahan mengaitkan doa yang tak terjawab dalam hidup Anda dengan akibat dosa atau kesalahan Anda?


Ada bermacam-macam penyebab kemandulan. Dalam hal ini, kemandulan bukanlah dosa atau pun pekerjaan roh jahat. Ini berkaitan dengan panggilan agung Tuhan.


Elisabet dan suaminya begitu menanti-nantikan lahirnya seorang anak. Mereka sudah berdoa untuk hal ini (Lukas 1:13) dan budaya pada waktu itu mengharuskan mereka memiliki anak (Lukas 1:25).


Penantian yang bertahun-tahun membuat harapan mereka akan lahirnya sang buah hati menjadi surut. Zakharia, suami Elisabet, tidak memercayai malaikat yang datang kepadanya membawa kabar bahwa mereka akan mendapatkan seorang anak (Lukas 1:13-18). Apakah Anda menyalahkannya?


Komitmen dan pengabdian Elisabet dan Zakharia kepada Tuhan tidak didasarkan pada apa yang telah Dia lakukan (atau tidak lakukan), tapi pada kasih mereka kepada-Nya. Mereka mengasihi Tuhan. Banyak orang berhenti melayani karena keadaan yang kurang menyenangkan.


Elisabet memunyai peran yang sangat penting dalam rencana Allah. Jika dia "menyerah" pada Tuhan karena kemandulannya, dia akan menghalangi "peran yang Tuhan berikan" kepadanya. Mungkin kita tidak selalu bisa memahami Allah, namun kita tidak boleh berhenti percaya kepada-Nya.


Tugas Elisabet dalam membesarkan Yohanes Pembabtis merupakan tugas yang sangat penting. Semua ibu akan merasa sangat terberkati untuk mendapat hak istimewa membesarkan anak-anak yang mengerjakan pelayanan yang sangat penting. Seberapa sering pelayanan yang penting ini tidak diperhatikan.


Beberapa wanita menjadi "jengkel" kepada Allah karena mereka pikir mereka telah "menyia-nyiakan" hidup mereka untuk membesarkan anak-anak sementara orang lain bisa terlibat lebih banyak dalam "pelayanan yang bermanfaat". Salah besar.


Allah memerintahkan Elisabet untuk membesarkan Yohanes pada waktu yang tepat. Dia percaya pada Elisabet dan untuk itulah Dia memberikan Yohanes kepadanya.


Dengan Apakah Allah Memercayai Anda?


Hal yang indah dari hidup Elisabet adalah bahwa Allah memakainya sebagai gambaran yang jelas tentang pelayanan Kristen. Jangan lupa bahwa Elisabet mungkin cukup tua untuk menjadi ibunya Maria. Namun mereka berdua mendapatkan anak pada saat yang bersamaan. Elisabet mendapat anak 6 bulan sebelum Maria melahirkan.


Usia bukanlah penghalang bagi pelayanan atau berkat Allah. Tetaplah mengasihi Tuhan dari hati yang murni, dan kehendak-Nya bagi hidup Anda akan dipenuhi.


Pada waktu kelahiran Yesus, ada dua generasi, diwakili oleh Maria (mungkin kurang dari 20 tahun) dan Elisabet (mungkin lebih dari 60 tahun). Kristus datang untuk menjembatani jurang pemisah antargenerasi ini. Tentu saja agar setiap pelayanan benar-benar berdampak, pelayanan itu harus menjangkau segala generasi. Anak-anak, orang tua, kakek-nenek dan kakek-nenek buyut, semuanya dijamah dengan belas kasihan Allah.


Bersyukurlah kepada Tuhan atas Elisabet!

No comments:

Post a Comment