12 May 2024

MIYAMOTO MUSASHI SAMURAI LEGENDARIS JEPANG YANG TIDAK PERNAH TERKALAHKAN Miyamoto Musashi memiliki nama lengkap Shinmen Musashi No Kami Fujiwara No Genshin atau biasa disebut Musashi saja, nama aslinya adalah Shinmen Takezo. Nama Miyamoto sendiri adalah nama kuno sebuah daerah di barat daya Tokyo. Nenek moyang keluarga Musashi (Hirada/Hirata) adalah keturunan keluarga Shinmen, penguasa di Kyushu, pulau bagian selatan Jepang.Kata Musashi merupakan lafal lain dari "Takezo" (huruf kanji bisa memiliki banyak lafal dan arti). Musashi adalah seorang samurai dan ronin yang sangat terkenal di Jepang pada akhir abad ke 16 dan awal abad ke 17. Musashi adalah anak angkat dari Shinmen Munisai seorang seniman bela diri dan seorang yang ahli dalam menggunakan pedang dan jutte, karena ayah kandung Musashi yaitu Munisai Hirata (seorang seniman ahli pedang dan bela diri) meninggal ketika ia diperkirakan baru berusia 7 tahun. Setelah itu ibunya kemudian juga meninggal, maka Musashi kemudian ikut paman dari pihak ibu (Paman Dorinbo seorang pendeta Shinto). Musashi diperkirakan lahir pada sekitar tahun 1584 di Provinsi Harima, meninggal pada tanggal 13 Juni tahun 1645 dan dimakamkan di Musashizuka Park, Kumamoto, Prefektur Kumamoto, Jepang. Musashi diketahui tidak pernah menikah dan memilih akhir hidupnya sebagai seorang pertapa (meskipun dalam novel Musashi Miyamoto karya Eiji Yoshikawa diceritakan Musashi seperti ada perasaan khusus kepada seorang wanita bernama Otsu), meski tidak pernah menikah, Musashi mempunyai beberapa anak angkat yaitu Miyamoto Iori, Miyamoto Mikinosuke, Miyamoto Musashi's daughter, Miyamoto Kurotaro, Takemura Yoemon. https://web.facebook.com/Harryarcheologist/?locale=id_ID PERTARUNGAN - PERTARUNGAN LEGENDARIS MUSASHI MUSASHI VS ARIMA KIHEI Ketika berusia 13 tahun, Musashi bertemu musuh pertamanya yaitu Arima Kihei, samurai kawakan perguruan Shinto Ryu bidang seni militer yang terampil bermain pedang dan tombak. Musashi mengalahkannya dengan cara melemparnya ke tanah dan memukulnya dengan tongkat, sehingga musuhnya tersebut mati berlumuran darah. Ketika ia berusia 16 tahun, Musashi mengalahkan lawan berikutnya, dan sejak itu ia kabur dari rumah dan terlibat dalam berbagai kontes pertarungan dan peperangan sampai ia berusia 50 tahun. Musashi mengembara keliling Jepang dan menjadi legenda. Musashi tercatat terlibat banyak pertempuran dan mengalahkan para musuh terkenal lainnya, antara lain samurai-samurai keluarga Yoshioka di Kyoto, jagoan ilmu tongkat kondang Muso Gonosuke di Edo, dan bangsawan Matsudaira di Izumo. MUSASHI VS 50 SAMURAI Ini adalah salah satu pertarungan legendaris Musashi, dimana ia harus berhadapan langsung dengan 50 (lima puluh) orang samurai dari salah satu perguruan bela diri terkenal di Ichijoji, Jepang. Dan pertempuran tersebut dimenangkan oleh Miyamoto Musashi dengan teknik dua pedangnya, gaya bertarung inilah yang membuat Musashi menjadi terkenal: Niten Ichi-ryu atau Gaya Dua Langit atau Dua Pedang. Hingga saat ini, bekas pertempuran Musashi di Ichijoji dijadikan monumen oleh masyarakat Jepang. MUSASHI DALAM PERTEMPURAN SEKIGAHARA Salah satu peperangan terkenal yang sering dikatakan melibatkan Musashi adalah Pertempuran Sekigahara pada tahun 1600, antara pasukan Tokugawa Ieyasu dan pasukan pendukung pemerintahan Toyotomi Hideyori, dimana ribuan orang tewas terbantai dalam peperangan itu sendiri dan pembantaian sesudahnya oleh tentara pemenang perang. Saat itu Musashi memihak pasukan Toyotomi Hideyori (anak dari Toyotomi Hideyoshi) MUSASHI VS SASAKI KOJIRO Ini adalah pertempuran paling hebat dan sengit dari sang legenda Musashi Miyamoto, pertempuran ditetapkan pada 12 April 1612 di sebuah pulau kecil yang sepi bernama Funajima (Pulau Ganryu) antara Honshu dan Kyushu. Adalah Sasaki Kojiro seorang ahli pedang dari klan Hosokawa yang menguasai Kokura di Kyushu utara, Jepang yang menjadi lawan Musashi. Kojiro dikenal dengan teknik tsubame gaeshi-nya yang secara kasar berarti "memutar pedang dengan kecepatan burung layang-layang". Dia juga dikenal dengan pedang panjangnya yang bernama “Drying Pole dalam novel Eiji Yoshikawa julukan senjatanya adalah “Galah Pengering”. Reputasi Sasaki Kojiro dikenal di seluruh Kekaisaran Jepang dan dijuluki sebagai “Iblis dari Provinsi Barat” Pertarungan hidup mati ini sendiri akhirnya di menangkan Musashi, dalam duel sengit ini Musashi berhasil mematahkan tulang rusuk kiri Sasaki Kojiro dan kemudian memberikan serangan mematikan ke paru-paru lawannya. Hingga akhirnya Sasaki Kojiro meninggal di duel terakhirnya itu. Kojiro gugur secara terhormat dalam pertarungan tersebut. Memenangkan pertarungan dengan pendekar pedang legendaris di Jepang ternyata tidak membuat Miyamoto Musashi senang. Mengetahui bahwa lawannya meninggal, ia merasakan rasa kesedihan yang sangat besar yang berujung pada kebangkitan spiritualnya. Miyamoto Musashi membungkuk kepada lawannya yang gugur dan para saksi duel. Ia meninggalkan pulau dan bersumpah untuk tidak pernah terlibat dalam pertempuran mematikan lagi. Berbagai pertempuran berikutnya Musashi menghindari untuk membunuh lawannya. MASA TUA Tahun 1637, ketika usianya menjelang 50-an akhir, Musashi bertarung untuk Keshogunan Tokugawa dalam Pemberontakan Shimabara yang keji. Pemberontakan ini mengakibatkan ribuan penganut Kristiani Jepang beserta para sekutu ronin mereka dibantai habis. Para jenderal keshogunan mempekerjakannya sebagai penasihat dalam menumpas para pemberontak yang telah melarikan diri ke sebuah puri. Tahun 1640, empat tahun sebelum mengundurkan diri dan menulis Go Rin Sho, Musashi diminta oleh Tadatoshi Hosokawa, penguasa wilayah Hosokawa di Kumamoto, untuk menuliskan esensi gaya bertarungnya. Setelah melewati periode pertarungan Musashi kemudian menetap di pulau Kyushu untuk menyepi dan mencari pemahaman sejati atas falsafah Kendo. Setelah sempat meluangkan waktu beberapa tahun untuk mengajar dan melukis di Istana Kumamoto, Musashi kemudian pensiun dan menyepi di gua Reigendo. Di sana lah ia menulis Go Rin No Sho, atau Buku Lima Cincin/Lima Unsur. Buku ini adalah buku seni perang yang berisi strategi perang dan metode duel, yang diperuntukkan bagi muridnya Terao Magonojo. Namun oleh peneliti barat, buku ini dianggap rujukan untuk mengenal kejiwaan dan pola berpikir masyarakat Jepang. Buku ini menjadi klasik dan dijadikan rujukan oleh para siswa Kendo di Jepang. Musashi dianggap sedemikian hebatnya sehingga di Jepang ia dikenal dengan sebutan Kensei, yang berarti Dewa Pedang. Tak lama setelah itu, Musashi meninggal di Kyushu pada 13 Juni 1645 di usia 61 tahun dan dimakamkan di Musashizuka Park, Kumamoto, Prefektur Kumamoto, Jepang. Perhatian : Cerita ini diposting pada tanggal 12 Mei 2024 jam 4:17 WIB. Ini adalah postingan FP Seputar Cerita Sejarah Indonesia dan Dunia dengan alamat di https://web.facebook.com/Harryarcheologist/?locale=id_ID, silahkan berbagi gratis atau menggunakan link share berbagi facebook, jangan sekedar copy paste postingan FP ini tanpa menyebut sumber asli postingan. Sumber Cerita : Harris, Victor, A Book of Five Rings/Miyamoto Musashi, Edisi Indonesia (alihbahasa oleh Drs. Suharsono), Kentindo Publisher, 2000, Lone Samurai karya William Scott Wilson, Miyamoto Musashi Eiji Yoshikawa, Wikipedia, https://web.facebook.com/Harryarcheologist/?locale=id_ID.

 MIYAMOTO MUSASHI

SAMURAI LEGENDARIS JEPANG 

YANG TIDAK PERNAH TERKALAHKAN


Miyamoto Musashi memiliki nama lengkap Shinmen Musashi No Kami Fujiwara No Genshin atau biasa disebut Musashi saja, nama aslinya adalah Shinmen Takezo. Nama Miyamoto sendiri adalah nama kuno sebuah daerah di barat daya Tokyo. Nenek moyang keluarga Musashi (Hirada/Hirata) adalah keturunan keluarga Shinmen, penguasa di Kyushu, pulau bagian selatan Jepang.Kata Musashi merupakan lafal lain dari "Takezo" (huruf kanji bisa memiliki banyak lafal dan arti). 



Musashi adalah seorang samurai dan ronin yang sangat terkenal di Jepang pada akhir abad ke 16 dan awal abad ke 17. Musashi adalah anak angkat dari Shinmen Munisai seorang seniman bela diri dan seorang yang ahli dalam menggunakan pedang dan jutte, karena ayah kandung Musashi yaitu Munisai Hirata (seorang seniman ahli pedang dan bela diri) meninggal ketika ia diperkirakan baru berusia 7 tahun. Setelah itu ibunya kemudian juga meninggal, maka Musashi kemudian ikut paman dari pihak ibu (Paman Dorinbo seorang pendeta Shinto). Musashi diperkirakan lahir pada sekitar tahun 1584 di Provinsi Harima, meninggal pada tanggal 13 Juni tahun 1645 dan dimakamkan di Musashizuka Park, Kumamoto, Prefektur Kumamoto, Jepang. Musashi diketahui tidak pernah menikah dan memilih akhir hidupnya sebagai seorang pertapa (meskipun dalam novel Musashi Miyamoto karya Eiji Yoshikawa diceritakan Musashi seperti ada perasaan khusus kepada seorang wanita bernama Otsu), meski tidak pernah menikah, Musashi mempunyai beberapa anak angkat yaitu Miyamoto Iori, Miyamoto Mikinosuke, Miyamoto Musashi's daughter, Miyamoto Kurotaro, Takemura Yoemon. https://web.facebook.com/Harryarcheologist/?locale=id_ID

 

PERTARUNGAN - PERTARUNGAN LEGENDARIS MUSASHI


MUSASHI VS ARIMA KIHEI

Ketika berusia 13 tahun, Musashi bertemu musuh pertamanya yaitu Arima Kihei, samurai kawakan perguruan Shinto Ryu bidang seni militer yang terampil bermain pedang dan tombak. Musashi mengalahkannya dengan cara melemparnya ke tanah dan memukulnya dengan tongkat, sehingga musuhnya tersebut mati berlumuran darah. Ketika ia berusia 16 tahun, Musashi mengalahkan lawan berikutnya, dan sejak itu ia kabur dari rumah dan terlibat dalam berbagai kontes pertarungan dan peperangan sampai ia berusia 50 tahun. Musashi mengembara keliling Jepang dan menjadi legenda. Musashi tercatat terlibat banyak pertempuran dan mengalahkan para musuh terkenal lainnya, antara lain samurai-samurai keluarga Yoshioka di Kyoto, jagoan ilmu tongkat kondang Muso Gonosuke di Edo, dan bangsawan Matsudaira di Izumo.


MUSASHI VS 50 SAMURAI

Ini adalah salah satu pertarungan legendaris Musashi, dimana ia harus berhadapan langsung dengan 50 (lima puluh) orang samurai dari salah satu perguruan bela diri terkenal di Ichijoji, Jepang. Dan pertempuran tersebut dimenangkan oleh Miyamoto Musashi dengan teknik dua pedangnya, gaya bertarung inilah yang membuat Musashi menjadi terkenal: Niten Ichi-ryu atau Gaya Dua Langit atau Dua Pedang. Hingga saat ini, bekas pertempuran Musashi di Ichijoji dijadikan monumen oleh masyarakat Jepang.


MUSASHI DALAM PERTEMPURAN SEKIGAHARA

Salah satu peperangan terkenal yang sering dikatakan melibatkan Musashi adalah Pertempuran Sekigahara pada tahun 1600, antara pasukan Tokugawa Ieyasu dan pasukan pendukung pemerintahan Toyotomi Hideyori, dimana ribuan orang tewas terbantai dalam peperangan itu sendiri dan pembantaian sesudahnya oleh tentara pemenang perang. Saat itu Musashi memihak pasukan Toyotomi Hideyori (anak dari Toyotomi Hideyoshi)


MUSASHI VS SASAKI KOJIRO

Ini adalah pertempuran paling hebat dan sengit dari sang legenda Musashi Miyamoto, pertempuran ditetapkan pada 12 April 1612 di sebuah pulau kecil yang sepi bernama Funajima (Pulau Ganryu) antara Honshu dan Kyushu. Adalah Sasaki Kojiro seorang ahli pedang dari klan Hosokawa yang menguasai Kokura di Kyushu utara, Jepang yang menjadi lawan Musashi. Kojiro dikenal dengan teknik tsubame gaeshi-nya yang secara kasar berarti "memutar pedang dengan kecepatan burung layang-layang". Dia juga dikenal dengan pedang panjangnya yang bernama “Drying Pole dalam novel Eiji Yoshikawa julukan senjatanya adalah “Galah Pengering”. Reputasi Sasaki Kojiro dikenal di seluruh Kekaisaran Jepang dan dijuluki sebagai “Iblis dari Provinsi Barat”


Pertarungan hidup mati ini sendiri akhirnya di menangkan Musashi, dalam duel sengit ini Musashi berhasil mematahkan tulang rusuk kiri Sasaki Kojiro dan kemudian memberikan serangan mematikan ke paru-paru lawannya. Hingga akhirnya Sasaki Kojiro meninggal di duel terakhirnya itu. Kojiro gugur secara terhormat dalam pertarungan tersebut. Memenangkan pertarungan dengan pendekar pedang legendaris di Jepang ternyata tidak membuat Miyamoto Musashi senang. Mengetahui bahwa lawannya meninggal, ia merasakan rasa kesedihan yang sangat besar yang berujung pada kebangkitan spiritualnya. Miyamoto Musashi membungkuk kepada lawannya yang gugur dan para saksi duel. Ia meninggalkan pulau dan bersumpah untuk tidak pernah terlibat dalam pertempuran mematikan lagi. Berbagai pertempuran berikutnya Musashi menghindari untuk membunuh lawannya.


MASA TUA 

Tahun 1637, ketika usianya menjelang 50-an akhir, Musashi bertarung untuk Keshogunan Tokugawa dalam Pemberontakan Shimabara yang keji. Pemberontakan ini mengakibatkan ribuan penganut Kristiani Jepang beserta para sekutu ronin mereka dibantai habis. Para jenderal keshogunan mempekerjakannya sebagai penasihat dalam menumpas para pemberontak yang telah melarikan diri ke sebuah puri. 


Tahun 1640, empat tahun sebelum mengundurkan diri dan menulis Go Rin Sho, Musashi diminta oleh Tadatoshi Hosokawa, penguasa wilayah Hosokawa di Kumamoto, untuk menuliskan esensi gaya bertarungnya.


Setelah melewati periode pertarungan Musashi kemudian menetap di pulau Kyushu untuk menyepi dan mencari pemahaman sejati atas falsafah Kendo. Setelah sempat meluangkan waktu beberapa tahun untuk mengajar dan melukis di Istana Kumamoto, Musashi kemudian pensiun dan menyepi di gua Reigendo. Di sana lah ia menulis Go Rin No Sho, atau Buku Lima Cincin/Lima Unsur. Buku ini adalah buku seni perang yang berisi strategi perang dan metode duel, yang diperuntukkan bagi muridnya Terao Magonojo. Namun oleh peneliti barat, buku ini dianggap rujukan untuk mengenal kejiwaan dan pola berpikir masyarakat Jepang. Buku ini menjadi klasik dan dijadikan rujukan oleh para siswa Kendo di Jepang. Musashi dianggap sedemikian hebatnya sehingga di Jepang ia dikenal dengan sebutan Kensei, yang berarti Dewa Pedang. Tak lama setelah itu, Musashi meninggal di Kyushu pada 13 Juni 1645 di usia 61 tahun dan dimakamkan di Musashizuka Park, Kumamoto, Prefektur Kumamoto, Jepang. 


Perhatian : Cerita ini diposting pada tanggal 12 Mei 2024 jam 4:17 WIB. Ini adalah postingan FP Seputar Cerita Sejarah Indonesia dan Dunia dengan alamat di https://web.facebook.com/Harryarcheologist/?locale=id_ID, silahkan berbagi gratis atau menggunakan link share berbagi facebook, jangan sekedar copy paste postingan FP ini tanpa menyebut sumber asli postingan.


Sumber Cerita : Harris, Victor, A Book of Five Rings/Miyamoto Musashi, Edisi Indonesia (alihbahasa oleh Drs. Suharsono), Kentindo Publisher, 2000,  Lone Samurai karya William Scott Wilson, Miyamoto Musashi Eiji Yoshikawa, Wikipedia, https://web.facebook.com/Harryarcheologist/?locale=id_ID.

No comments:

Post a Comment