11 May 2025

Per4ng Keturunan Majapahit oleh Kesultanan Demak (1478-1518): Tragedi Akhir Majapahit Kerajaan Majapahit, kerajaan Hindu-Buddha terbesar di Nusantara, mengalami kemunduran drastis setelah wafatnya Hayam Wuruk dan semakin diperparah oleh perang saudara dalam Perang Paregreg (1405-1406). Pada tahun 1478, Kesultanan Demak yang dipimpin oleh Raden Patah menyerang dan menaklukkan sisa-sisa kekuatan Majapahit. Namun, tidak hanya sekadar merebut kekuasaan, pasukan Demak juga melakukan pembantaian besar-besaran terhadap keturunan kerajaan Majapahit, mengakhiri sisa-sisa dinasti yang pernah berjaya di Nusantara. --- Latar Belakang: Runtuhnya Majapahit Setelah perang saudara dan melemahnya ekonomi akibat tekanan dari Kesultanan Malaka dan pedagang Islam, Majapahit semakin kehilangan kekuatannya. Pada tahun 1478, Prabu Girindrawardhana (raja terakhir Majapahit) menghadapi serangan besar dari Kesultanan Demak yang mengklaim dirinya sebagai penerus sah Majapahit melalui garis keturunan dari ibu Raden Patah. Demak yang sudah menjadi kekuatan Islam utama di Jawa melihat Majapahit sebagai kerajaan yang lemah dan siap untuk dihancurkan. --- Serangan dan Pembantaian Keturunan Majapahit 1. Penyerbuan ke Istana Majapahit (1478) Pasukan Demak dipimpin oleh Raden Patah dan Sunan Kudus melakukan serangan besar ke ibu kota Majapahit. Pertahanan Majapahit yang lemah tidak mampu menahan serangan, dan istana dengan cepat jatuh ke tangan pasukan Islam. 2. Pembantaian Keluarga Kerajaan dan Bangsawan Majapahit Setelah istana dikuasai, terjadi pembantaian besar-besaran terhadap bangsawan dan keturunan kerajaan Majapahit. Para pangeran dan pejabat tinggi yang masih setia kepada Hindu-Buddha dibunuh atau dipaksa masuk Islam. Kuil-kuil dan bangunan keagamaan Hindu-Buddha dihancurkan atau dialihfungsikan menjadi masjid dan pesantren. 3. Pelarian Keturunan Majapahit ke Bali dan Blambangan Sebagian kecil bangsawan Majapahit yang selamat melarikan diri ke Bali, di mana mereka mendirikan Kerajaan Gelgel, cikal bakal Kesultanan Klungkung. Blambangan (di ujung timur Jawa) menjadi salah satu benteng terakhir Hindu di Jawa dan terus bertahan hingga abad ke-18 sebelum akhirnya ditaklukkan oleh Mataram dan Belanda. --- Dampak dan Warisan Sejarah 1. Akhir Era Hindu-Buddha di Jawa Dengan jatuhnya Majapahit dan pembantaian keluarga kerajaan, pengaruh Hindu-Buddha di Jawa mulai menghilang. Kesultanan-kesultanan Islam seperti Demak, Cirebon, dan Banten mulai mendominasi Pulau Jawa. 2. Majapahit Digantikan oleh Kesultanan Demak Demak mengklaim dirinya sebagai penerus Majapahit, tetapi dalam versi Islam. Raden Patah memerintah dengan dasar Islam dan mengubah sistem kerajaan yang sebelumnya berbasis Hindu-Buddha. 3. Perlawanan di Blambangan dan Bali Blambangan bertahan sebagai kerajaan Hindu terakhir di Jawa hingga abad ke-18. Bali menjadi pusat budaya Hindu di Nusantara dan tetap bertahan hingga sekarang. --- Kesimpulan Tragedi pembantaian keturunan Majapahit oleh Kesultanan Demak menandai salah satu peristiwa paling berdarah dalam sejarah Nusantara. Peristiwa ini menjadi simbol peralihan besar dari era Hindu-Buddha ke era Islam di Jawa, sekaligus mengakhiri salah satu kerajaan terbesar yang pernah ada di Indonesia. Meski Majapahit telah runtuh, jejak kejayaannya tetap hidup dalam budaya, seni, dan sejarah Indonesia hingga hari ini.

 Per4ng Keturunan Majapahit oleh Kesultanan Demak (1478-1518): Tragedi Akhir Majapahit


Kerajaan Majapahit, kerajaan Hindu-Buddha terbesar di Nusantara, mengalami kemunduran drastis setelah wafatnya Hayam Wuruk dan semakin diperparah oleh perang saudara dalam Perang Paregreg (1405-1406).



Pada tahun 1478, Kesultanan Demak yang dipimpin oleh Raden Patah menyerang dan menaklukkan sisa-sisa kekuatan Majapahit. Namun, tidak hanya sekadar merebut kekuasaan, pasukan Demak juga melakukan pembantaian besar-besaran terhadap keturunan kerajaan Majapahit, mengakhiri sisa-sisa dinasti yang pernah berjaya di Nusantara.


---


Latar Belakang: Runtuhnya Majapahit


Setelah perang saudara dan melemahnya ekonomi akibat tekanan dari Kesultanan Malaka dan pedagang Islam, Majapahit semakin kehilangan kekuatannya. Pada tahun 1478, Prabu Girindrawardhana (raja terakhir Majapahit) menghadapi serangan besar dari Kesultanan Demak yang mengklaim dirinya sebagai penerus sah Majapahit melalui garis keturunan dari ibu Raden Patah.


Demak yang sudah menjadi kekuatan Islam utama di Jawa melihat Majapahit sebagai kerajaan yang lemah dan siap untuk dihancurkan.


---


Serangan dan Pembantaian Keturunan Majapahit


1. Penyerbuan ke Istana Majapahit (1478)


Pasukan Demak dipimpin oleh Raden Patah dan Sunan Kudus melakukan serangan besar ke ibu kota Majapahit.


Pertahanan Majapahit yang lemah tidak mampu menahan serangan, dan istana dengan cepat jatuh ke tangan pasukan Islam.


2. Pembantaian Keluarga Kerajaan dan Bangsawan Majapahit


Setelah istana dikuasai, terjadi pembantaian besar-besaran terhadap bangsawan dan keturunan kerajaan Majapahit.


Para pangeran dan pejabat tinggi yang masih setia kepada Hindu-Buddha dibunuh atau dipaksa masuk Islam.


Kuil-kuil dan bangunan keagamaan Hindu-Buddha dihancurkan atau dialihfungsikan menjadi masjid dan pesantren.


3. Pelarian Keturunan Majapahit ke Bali dan Blambangan


Sebagian kecil bangsawan Majapahit yang selamat melarikan diri ke Bali, di mana mereka mendirikan Kerajaan Gelgel, cikal bakal Kesultanan Klungkung.


Blambangan (di ujung timur Jawa) menjadi salah satu benteng terakhir Hindu di Jawa dan terus bertahan hingga abad ke-18 sebelum akhirnya ditaklukkan oleh Mataram dan Belanda.


---


Dampak dan Warisan Sejarah


1. Akhir Era Hindu-Buddha di Jawa


Dengan jatuhnya Majapahit dan pembantaian keluarga kerajaan, pengaruh Hindu-Buddha di Jawa mulai menghilang.


Kesultanan-kesultanan Islam seperti Demak, Cirebon, dan Banten mulai mendominasi Pulau Jawa.


2. Majapahit Digantikan oleh Kesultanan Demak


Demak mengklaim dirinya sebagai penerus Majapahit, tetapi dalam versi Islam.


Raden Patah memerintah dengan dasar Islam dan mengubah sistem kerajaan yang sebelumnya berbasis Hindu-Buddha.


3. Perlawanan di Blambangan dan Bali


Blambangan bertahan sebagai kerajaan Hindu terakhir di Jawa hingga abad ke-18.


Bali menjadi pusat budaya Hindu di Nusantara dan tetap bertahan hingga sekarang.


---


Kesimpulan


Tragedi pembantaian keturunan Majapahit oleh Kesultanan Demak menandai salah satu peristiwa paling berdarah dalam sejarah Nusantara. Peristiwa ini menjadi simbol peralihan besar dari era Hindu-Buddha ke era Islam di Jawa, sekaligus mengakhiri salah satu kerajaan terbesar yang pernah ada di Indonesia.


Meski Majapahit telah runtuh, jejak kejayaannya tetap hidup dalam budaya, seni, dan sejarah Indonesia hingga hari ini.

No comments:

Post a Comment