Bapak Komik Indonesia
Maestro Komik Wayang itu Dari Bogor. * * * * *
Sebagaimana jalan hidup seniman. Dunia komik di tanah air mengalami pasang surut yang tidak terlepas kiprah dari kemampuan komikus itu sendiri dan juga saingan sesama terutama dari serbuan komik dari luar tanah air. Seniman komik(komikus) R A Kosasih tidak luput dari keadaan tsb.
Bermula sejak kecil,bungsu kelahiran Bondongan Bogor 4 April 1919,dari 8 bersaudara putra dari menak pedagang dari Purwakarta Rd.Wirakusumah dan Rasmani/Sumami Wanita Sunda Bogor ini selalu menunggu ibunya pulang belanja dan sa at membongkar belanja an matanya menangkap komik tarzan dari bungkus belanja an itu. Alhasi ia jadi penikmat potongan 2 komik tsb tentu dengan cerita tidak berurutan. Lulus Inlands school Buitenzorg1932,diteruskan Hollands Inlands School Pasundan dn mulai ketertarikan menggambar secara formal terlebih melihat ilustrasi buku2 pelajaran yang berbahasa belanda itu.Selanjutnya buku catatannya cepat habis karena disesaki coretan2 gambarnya. Selepas HIS Pasundan tidak meneruskan pendidikannya meskipun menjadi pegawai pamong pradja terbuka.Masa itu ia tenggelam dalam usaha seni gambar dan terutama menonton wayang golek. Di taun 1939 ia diterima di lingkungan Departemen Pertanian Bogor di bagian gambar tanaman da hewan serangga hingga tahun 1950an. Di tahun 1953 berkat jasa iklan majalah dari jakarta ia ditemui dan memperoleh kontrak dari Penerbit Melodie Bandung bahkan pemiliknya Tatang Atmadja menemuinya ke Bogor.Jelang 1965 komiknya dikecam dan dinilai ke barat2an tapi anehnya Lekra membombardir dengan komik2 dari RRC. Di sa at2 seperti itu Ia bergerak dan dengan dukungan dari Melodie ia ingin memindahkan ceritera mitologi (hindu)Ramayana dan Mahabarata yang sudah membumi nusantara ini ke dalam ceritera bergambar. Sa at itu pun Pak Kosasih seperti dibayangi kesuksesan S r i A s i h seri buku komiknya yang sukse di tahun 1954, disusul Siti Gahara dan Dewi Sri. Dengan dukungan Sumber Perpustaka an Bogor yang menjadi rumah ke 2 nya. Hasilnya komik wayang dengan 2 cerita induk itu seolah sukses tak terbendung di pasaran di 3 dekade 60an,70an dan 80an. Tapi di hari tuanya Pak Kosasih tinggal dalam kesederhanaan dan kerendahan hatinya di rumah putri satu2nya(yang putra meninggak 4 tahun di bogor) di ciputat tangerang yang bernama Yudowati Ambiyana. Setelah ditinggal sang istri Lily Karsilah lebih dulu.Rumah di Bogor sudah ditinggalkan sejak 1993 lalu. R.A Kosasih meninggal di Ciputat TangSel.24 Juli 2012. Hampir semua seniman IKJ Jakarta merasa kehilangan sosok maestro komik ini juga seniman Yogyakarta. Karena memelopori komik dalam bentuk buku dan terutama dan karyanya seolah mendefinisikan komik indonesia maka R.A Kosasih didaulat sebagai Bapak Komik Indonesia. (berbagai sumber;kompas,detik,kumeok memeh dipacok;toekangboenga,klub buku indonesia.)[Posting ulang 5 Juli 2018].
Sumber : Tagor Azis
No comments:
Post a Comment