EKSEKUSI MATI 3 PAHLAWAN BANTEN: NYALA PERLAWANAN DARI GEGER CILEGON 1888
Pada pagi kelabu, 9 Juli 1888, tanah Cilegon berguncang. Bukan oleh gempa bumi, tapi oleh ledakan kemarahan rakyat yang telah lama dijajah dan ditindas. Di tengah gelombang perlawanan itu, muncul tiga nama yang kelak dicatat sejarah sebagai simbol keberanian: Kanidin, Nyai Kamsidah, dan Jaro Misal.
Mereka adalah rakyat biasa, namun semangat mereka melampaui batas biasa. Dalam pemberontakan petani terbesar di Banten itu, mereka berdiri di garda terdepan.
Kanidin adalah pemimpin karismatik yang disegani. Ia divonis mati oleh pemerintah kolonial Belanda karena dinyatakan bertanggung jawab atas pembunuhan Ulrich Bachet (Kepala Dinas Penjualan Garam), Henri Francois Dumas (juru tulis di kantor Asisten Residen), dan Wadana Cilegon. Baginya, melawan bukan sekadar reaksi melainkan panggilan nurani terhadap kezaliman.
Nyai Kamsidah, satu-satunya perempuan di barisan pimpinan perlawanan, menunjukkan bahwa perjuangan tidak mengenal batas gender. Ia dihukum mati atas dakwaan pembunuhan terhadap istri dari Johan Hendrik Hubert Gubbels, Asisten Residen Cilegon. Tindakannya menjadi lambang keteguhan perempuan dalam medan pertempuran.
Jaro Misal, seorang kepala desa yang mahir dalam strategi, juga dijatuhi vonis hukuman mati karena keterlibatannya dalam pembunuhan Wadana Cilegon. Ia dikenal piawai memimpin serangan gerilya yang membuat tentara kolonial kewalahan.
Mereka ditangkap, foto mereka diabadikan bukan untuk dikenang, tapi untuk dijadikan peringatan. Foto mereka digunakan sebagai alat propaganda Belanda, sebuah upaya menunjukkan bahwa siapa pun yang berani melawan akan berakhir di tiang eksekusi.
Namun, Belanda keliru. Eksekusi mati bukan akhir kisah mereka. Justru menjadi awal dari nyala perlawanan yang terus hidup dalam ingatan rakyat. Gambar-gambar yang dulu disebar untuk menakut-nakuti, kini menjadi saksi sejarah bahwa keberanian tidak pernah mati.
-
Foto-foto ini telah direstorasi dan diwarnai ulang untuk kepentingan edukasi sejarah.
Sumber Foto : Universiteit Leiden
Sumber Cerita :
- Sartono Kartodirdjo, Pemberontakan Petani Banten 1888: Kondisi, Jalan Peristiwa dan Kelanjutannya, Pustaka Jaya, 1984
- Wikipedia: "Geger Cilegon (1888)"
- Artikel Rakyat Empat Lawang "Tiga Pahlawan Banten: Kanidin, Nyai Kamsidah, dan Jaro Misal dalam Peristiwa Geger Cilegon 1888"
#EksekusiMati #PahlawanBanten #GegerCilegon1888 #Kanidin #NyaiKamsidah #JaroMisal #PerlawananRakyat #SejarahIndonesia #RestorasiFotoSejarah
No comments:
Post a Comment