19 September 2025

Kolonel Sarwo edhi wibowo dan Mayor CI Santoso. Chalimi Imam Santosa atau C.I.Santoso (lahir 9 September 1931). Saat terjadi prahara G30S1965 ia menjabat sebagai komandan Bataliyon 1 RPKAD. Tanggal 1 Oktober1965 sore, atas perintah komandan RPKAD Kolonel Sarwo Edhi bataliyonnya berhasil merebut Gedung RRI pusat dan Kantor Pusat Telekomunikasi dari pasukan G30S. Tanggal 2 Oktober, Pasukanya bergerak ke Halim dan terjadi kontak t3mbak dengan satuan bataliyon 454 Banteng riders dibawah pimpinan kapten Kuncoro, satu personil RPKAD gugur sehingga nyaris saja terjadi pert3mpuran terbuka, untung segera berhasil ditengahi oleh komondor udara Dewanto. Bataliyon 454 mundur ke Pondok gede dan Halim Perdana Kusuma berhasil diamankan oleh satuan RPKAD di bawah komando Kolonel Sarwo Edhi Wibowo, dan pasukan para Kujang 328 Siliwangi yang didukung satuan kaveleri lada pukul 12.00 siang. Pada hari Minggu tanggal 3 Oktober 1965, Mayor C.I Santoso dan pasukanya berhasil menguasai daerah Lubang Buaya. Setelah melakukan oprasi pencarian, atas petunjuk saksi kunci Agen polisi Sukitman berhasil menemukan sumur m4ut lub4ng buaya tempat menimbun jen4zah para jendral yang hilang. Besoknya 4 Oktober 1965 diadakan oprasi pengangkatan jen4zah dari dalam sumur m4ut yang melibatkan pasukan katak KKO TNI AL. Setelah pristiwa itu CI Santoso meneruskan karier militernya hingga jabatan tertinggi sebagai Pangdam XVII/Cenderawasih (1977-1980) Irian jaya dengan pangkat Mayor Jendral. Sumber : Wikipedia

 Kolonel Sarwo edhi wibowo dan Mayor CI Santoso.

Chalimi Imam Santosa atau C.I.Santoso (lahir 9 September 1931). Saat terjadi prahara G30S1965 ia menjabat sebagai komandan Bataliyon 1 RPKAD. Tanggal 1 Oktober1965 sore, atas perintah komandan RPKAD Kolonel Sarwo Edhi bataliyonnya berhasil merebut Gedung RRI pusat dan Kantor Pusat Telekomunikasi dari pasukan G30S.






Tanggal 2 Oktober, Pasukanya bergerak ke Halim dan terjadi kontak t3mbak dengan satuan bataliyon 454 Banteng riders dibawah pimpinan kapten Kuncoro, satu personil RPKAD gugur sehingga nyaris saja terjadi pert3mpuran terbuka, untung segera berhasil ditengahi oleh komondor udara Dewanto. Bataliyon 454 mundur ke Pondok gede dan Halim Perdana Kusuma berhasil  diamankan oleh satuan RPKAD di bawah komando Kolonel Sarwo Edhi Wibowo, dan pasukan para Kujang 328 Siliwangi yang didukung satuan kaveleri lada pukul 12.00 siang.

Pada hari Minggu tanggal 3 Oktober 1965, Mayor C.I Santoso dan pasukanya berhasil menguasai daerah Lubang Buaya. Setelah melakukan oprasi pencarian, atas petunjuk saksi kunci Agen polisi Sukitman berhasil menemukan sumur m4ut lub4ng buaya tempat menimbun jen4zah para jendral yang hilang. Besoknya 4 Oktober 1965 diadakan oprasi pengangkatan jen4zah dari dalam sumur m4ut yang melibatkan pasukan katak KKO TNI AL.

Setelah pristiwa itu CI Santoso meneruskan karier militernya hingga jabatan tertinggi sebagai Pangdam XVII/Cenderawasih (1977-1980)  Irian jaya dengan pangkat Mayor Jendral.


Sumber : Wikipedia

No comments:

Post a Comment