11 September 2025

Tragedi Minggu Palma 11 April 1976. Adalah catatan kelam bagi satuan Brimob Yon Teratai dimana satuan elit itu dikalahkan secara telak oleh pasukan Falentil di Bobonaro Tmor timur. Peristiwa ini merupakan sebuah t4mparan keras bagi Polri dan Brimob. Apalagi peristiwa ini dikaitkan dengan Resimen Pelopor, pasukan khusus andalan Brimob yang telah teruji reputasinya sejak tahun 50-an sampai dengan 60-an. Faktanya, pada saat peristiwa Minggu Palma terjadi Resimen Pelopor sudah dibubarkan, karena kesatuan ini memang sudah dilikuidasi pada tahun 1969-1970. Sayangnya, Batalyon Teratai yang ditugaskan ke Timor Timur memakai atribut Resimen Pelopor dalam penugasannya. Padahal mereka kebanyakan baru lulus SPN yang hanya menguasai ilmu kepolisian umum dan belum punya kualifikasi ranger. Hanya komandan bataliyon dan bebrapa perwira saja yang mempunyai kualifikasi Ranger. Bahkan meskipun Mereka dilengkapi senjata modern AR-15 tapi mereka kebanyakan masih canggung dalam menggunakanya. Mereka menggunakan seragam hijau rimba sama seperti kesatuan-kesatuan TNI AD. AKBP Ibnu Hadjar Adikara ditunjuk oleh Mako Brimob Kelapa Dua sebagai Komandan Batalyon Teratai. Tugas mereka semula hanya tugas pengamanan biasa di wilayah yang sudah dikuasi TNI tapi kemudian di rubah menjadi pasukan penghadang musuh yang mundur didesak oleh satuan-satuan Marinir. Alih-alih melakukan penghadangan mereka malah tercerai berai melarikan diri. Dan bahkan banyak yang membuang senjata dan seragamnya. Garuda militer.

 Tragedi Minggu Palma 11 April 1976. Adalah catatan kelam bagi satuan Brimob Yon Teratai dimana satuan elit itu dikalahkan secara telak oleh pasukan Falentil di Bobonaro Tmor timur. Peristiwa ini merupakan sebuah t4mparan keras  bagi Polri dan Brimob. Apalagi peristiwa ini dikaitkan dengan Resimen Pelopor, pasukan khusus andalan Brimob yang telah teruji reputasinya sejak tahun 50-an sampai dengan 60-an. Faktanya, pada saat peristiwa Minggu Palma terjadi Resimen Pelopor sudah dibubarkan, karena kesatuan ini memang sudah dilikuidasi pada tahun 1969-1970. Sayangnya, Batalyon Teratai yang ditugaskan ke Timor Timur memakai atribut Resimen Pelopor dalam penugasannya. Padahal mereka kebanyakan baru lulus SPN yang hanya menguasai ilmu kepolisian umum dan belum punya kualifikasi ranger. Hanya komandan bataliyon dan bebrapa perwira saja yang mempunyai kualifikasi Ranger. Bahkan meskipun Mereka dilengkapi senjata modern AR-15 tapi mereka kebanyakan masih canggung dalam menggunakanya. Mereka menggunakan seragam hijau rimba sama seperti kesatuan-kesatuan TNI AD. 

AKBP Ibnu Hadjar Adikara ditunjuk oleh Mako Brimob Kelapa Dua sebagai Komandan Batalyon Teratai. 

Tugas mereka semula hanya tugas pengamanan biasa di wilayah yang sudah dikuasi TNI tapi kemudian di rubah menjadi pasukan penghadang musuh yang mundur didesak oleh satuan-satuan  Marinir. Alih-alih melakukan penghadangan mereka malah tercerai berai melarikan diri. Dan bahkan banyak yang membuang senjata dan seragamnya.



Garuda militer.

No comments:

Post a Comment