Kolonel Latief lahir di Surabaya, Jawa Timur pada tanggal 27 Juli 1926 dan wafat di Tangerang, Banten pada 6 April 2005.
Kolonel Abdoel Latief adalah Komandan Brigade Infanteri (Brigif) I Kodam V Jakarta Raya (Jaya). Dalam setruktur komando Gerakan 30 September ia menjadi salah satu wakil komandan. Ada 60 personil anak buahnya yang ikut oprasi pengambilan jendral Ahmad yani termasuk komandanya peltu Mukijan.
Ia menjanjikan bantuan pasukan dari brigif Jaya sebanyak 700 personil.Tapi ternyata pada pelksanan oprasinya hanya 60 personil.
Beberapa jam sebelum pelaksaanan gerakan ia mengaku bertemu Mayjen Soeharto di RSPAD yang sedang menunggu putranya Tommy yang sedang di rawat. Disana kabarnya ia melaporkang rencana pengambilannpara jendral AD untuk dihadapkan kepada presiden Sukarno. Tapi pak Harto tak bereaksi.
Pernyataan Latief ini kemudian di bantah dalam otobiografi pak Harto malah beliau bilang jika kedatangan Latief ke RSPAD untuk memata-matainya.
Begitu juga dengan Jendral Nasution yang jadi salah satu target. Kata pak Nas Sorenya Latief datang ke rumahnya untuk menginpeksi anak buahnya dari Jayasakti regu pasukan yang bertugas menjaga rumah jendral Nasution. Nenurut pak Nas mungkin Latief sedang memata-matainya.
Setelah gerakanya gagal tanggal 2 Oktober ia ditangkap pasukan Kujang Siliwangi dari rumah kerabatnya.
dijebloskan ke dalam penjara sejak 11 Oktober 1965. Baru tahun 1975 ia diajukan ke mahmilub dan dijatuhi hukuman metong. Tapi kemudian presiden Soeharto memberkan grasi hingaa hukumanya diturunkan jadi seumur hidup. Pada masa pemerintahan prediden BJ Habibie ia dibebaskan.
Wikipedia.
No comments:
Post a Comment