03 September 2025

Keruntuhan MAJAPAHIT ( pajak ) 1. Masa Keemasan (± tahun 1350 – 1389 M) Raja: Hayam Wuruk (1343 – 1389). Patih: Gajah Mada. Pajak masih teratur, rakyat makmur, dan hasil bumi melimpah. Pajak dipakai untuk memperkuat kerajaan, membangun budaya, serta perdagangan internasional. 2. Awal Kemunduran (tahun 1389 – 1400-an awal) Setelah Hayam Wuruk wafat 1389, muncul perebutan takhta antara Wikramawardhana dan Bhre Wirabhumi. Pajak makin berat, karena biaya perang tinggi. Terjadi Perang Paregreg (1404 – 1406) → perang saudara yang menguras kas kerajaan. Pajak dinaikkan untuk biaya perang, tapi hasilnya bikin rakyat tambah sengsara. 3. Majapahit Melemah (± tahun 1420 – 1470-an) Banyak daerah bawahan seperti Palembang, Malaka, Bali mulai melepaskan diri. Pajak daerah bawahan berkurang drastis → kas kerajaan menipis. Pajak dalam negeri dinaikkan untuk menutup kekurangan, menimbulkan ketidakpuasan rakyat. Tahun 1478 sering disebut “sirnanya” Majapahit (candrasengkala: sirna ilang kertaning bumi). Tapi sesungguhnya Majapahit belum benar-benar runtuh, hanya kekuasaannya makin kecil. 4. Runtuhnya Majapahit (± tahun 1518 – 1527) Sisa Majapahit bertahan di Daha (Kediri). Pajak sudah tidak efektif lagi, rakyat beralih dukungan ke kerajaan Islam yang lebih ringan dalam kewajiban (misalnya Demak dengan zakat). 1527: Majapahit dianggap benar-benar runtuh setelah ditaklukkan oleh Sultan Patah dari Demak. Dari sini kita tahu awal Munculnya kutukkan raja sesiapa raja berikutnya yang ke Daha akan lengser. Dan akan muncul Ratu adil dari sini.

 Keruntuhan MAJAPAHIT ( pajak ) 



1. Masa Keemasan (± tahun 1350 – 1389 M)


Raja: Hayam Wuruk (1343 – 1389).

Patih: Gajah Mada.


Pajak masih teratur, rakyat makmur, dan hasil bumi melimpah. Pajak dipakai untuk memperkuat kerajaan, membangun budaya, serta perdagangan internasional.


2. Awal Kemunduran (tahun 1389 – 1400-an awal)

Setelah Hayam Wuruk wafat 1389, muncul perebutan takhta antara Wikramawardhana dan Bhre Wirabhumi.


Pajak makin berat, karena biaya perang tinggi.


Terjadi Perang Paregreg (1404 – 1406) → perang saudara yang menguras kas kerajaan.

Pajak dinaikkan untuk biaya perang, tapi hasilnya bikin rakyat tambah sengsara.


3. Majapahit Melemah (± tahun 1420 – 1470-an)

Banyak daerah bawahan seperti Palembang, Malaka, Bali mulai melepaskan diri.


Pajak daerah bawahan berkurang drastis → kas kerajaan menipis.

Pajak dalam negeri dinaikkan untuk menutup kekurangan, menimbulkan ketidakpuasan rakyat.

Tahun 1478 sering disebut “sirnanya” Majapahit (candrasengkala: sirna ilang kertaning bumi). Tapi sesungguhnya Majapahit belum benar-benar runtuh, hanya kekuasaannya makin kecil. 


4. Runtuhnya Majapahit (± tahun 1518 – 1527)


Sisa Majapahit bertahan di Daha (Kediri).

Pajak sudah tidak efektif lagi, rakyat beralih dukungan ke kerajaan Islam yang lebih ringan dalam kewajiban (misalnya Demak dengan zakat).

1527: Majapahit dianggap benar-benar runtuh setelah ditaklukkan oleh Sultan Patah dari Demak.


Dari sini kita tahu awal Munculnya kutukkan raja sesiapa raja berikutnya yang ke Daha akan lengser. 

Dan akan muncul Ratu adil dari sini.

No comments:

Post a Comment