Karaeng Karunrung adalah salah satu tokoh militer dan bangsawan paling penting dalam sejarah Kerajaan Gowa-Tallo di abad ke-17. Ia dikenal sebagai panglima perang yang ulung, raja Tallo, sekaligus penasihat utama Sultan Hasanuddin dalam masa-masa paling genting menghadapi serangan VOC Belanda dan sekutunya dalam perang Makassar.
π§♂️ Siapa Karaeng Karunrung?
1. Raja Tallo
Kerajaan Tallo adalah kerajaan kembar Gowa, dan sejak abad ke-16 menjadi sekutu utama serta bagian integral dari kekuatan Gowa. Bahkan kedua kerajaan Gowa dan Tallo memiliki ikrar sumpah bersama yaitu "Rua Karaeng Se're Ata" (Dua raja namun satu rakyat) artinya dua raja dalam kerajaan yang memimpin namun rakyat adalah satu yang dipimpin bersama. Raja Gowa bertindak sebagai pemimpin utama sedangkan raja Tallo bertindak sebagai Mangkubumi,Penasehat atau Perdana Menteri.
Karaeng Karunrung adalah raja Tallo yang juga merupakan kerabat dekat Sultan Hasanuddin, bahkan disebut sebagai sepupu dan saudara ipar dalam beberapa sumber Lontaraq. Karaeng Karunrung menjadi raja Tallo menggantikan ayahnya Karaeng Pattingalloang.
2. Panglima Perang dan Jenius Strategi
Ia memainkan peran vital sebagai panglima perang dalam berbagai ekspedisi militer Gowa, termasuk melawan ekspansi VOC dan pemberontakan Bone.
Dalam Perang Makassar, Karaeng Karunrung terkenal sebagai pemikir taktik, pembela gigih dan pengobar semangat juang di kalangan pasukan Gowa-Tallo. Bahkan diceritakan bahwa dalam Perang Makassar, Karaeng Karunrung beberapa kali sempat berhadapan langsung dengan Arung Palakka dan hampir membunuhnya, namun selalu gagal karena bantuan VOC selalu datang melindungi.
3. Tokoh Intelektual dan Diplomatik
Selain militer, ia dikenal sebagai seorang cendekiawan, ahli tata negara dan ahli hukum Islam, serta dikenal bijaksana, keras, disiplin dan disegani.
Pendapat dan nasihatnya sangat berpengaruh dalam keputusan kerajaan, termasuk saat menjelang Perjanjian Bungaya. Pada awalnya Karaeng Karunrung tidak ingin menyetujui Perjanjian Bungaya dan ingin bertempur habis-habisan melawan VOC dan sekutunya namun karena kebijakan Sultan Hasanuddin dengan penuh pertimbangan untuk kedepannya, sehingga Karaeng Karunrung ikut menyetujui Perjanjian Bungaya.
4. Simbol Perlawanan Terakhir Gowa
Bersama Sultan Hasanuddin,Karaeng Galesong dan Karaeng Bontomarannu. Karaeng Karunrung termasuk dalam garda terakhir pertahanan Gowa saat Benteng Somba Opu dikepung VOC dan sekutunya.
Ia wafat setelah Gowa kalah dan namanya menjadi simbol patriotisme rakyat Gowa-Tallo (Makassar).
π‘️ Warisan Karaeng Karunrung
Namanya diabadikan dalam jalan, lembaga pendidikan dan sejarah lokal di Makassar.
Dalam Lontaraq dan cerita rakyat, ia disebut sebagai sosok bijak, disiplin, gagah dan religius yang mencintai negerinya hingga akhir hayatnya seperti ayahnya Karaeng Pattingalloang.
π Kesimpulan
Karaeng Karunrung adalah tokoh sentral dalam sejarah Perang Makassar — seorang raja, panglima perang, penasihat kerajaan dan pemikir yang menjadi garda utama melawan kolonialisme. Namanya sejajar dengan Sultan Hasanuddin dalam sejarah perjuangan rakyat Gowa-Tallo (Makassar).
-
#tokoh #karaengkarunrung #fyp
No comments:
Post a Comment