03 March 2025

Perang Jawa Libur Selama Ramadan, P. Diponegoro Fokus Ibadah Kebumen adalah tempat pertama kalinya P. Diponegoro bertemu dengan utusan Jenderal De Kock yang bernama Jan Baptist Cleerens. Pada Selasa 16 Februari 1830 Pangeran Diponegoro bertemu dengan Cleerens di Desa Romakamal (Sempor, Kebumen) di hulu Kali Cingcingguling, tak jauh dari tempat persembunyian P. Diponegoro. Kemudian pada tanggal 17 Februari 1830 untuk kedua kalinya Kolonel Cleerens menemui P. Diponegoro, Kali ini mereka mengadakan pertemuan di desa Kejawang (Sruweng, Kebumen) sebelah timur Roma kamal. P. Diponegoro bersedia mengadakan perundingan dengan De Kock dan penentuan perundingan dengan De Kock akan diadakan setelah selesai bulan puasa ramadhan (akhir maret 1830). Karena De Kock masih di Batavia, Pangeran Diponegoro bermaksud menunggunya di Bagelen Barat (Wilayah Kebumen). Namun, Cleerens membujuk agar Diponegoro melanjutkan perjalanan dan menunggu di Menoreh. Beberapa hari setelah pertemuan itu, P. Diponegoro beserta pengikutnya pun berangkat dari desa Kejawang menuju Magelang Pada 21 Februari 1830, empat hari menjelang bulan Ramadan, Pangeran Diponegoro tiba di Menoreh, pegunungan perbatasan Bagelen dan Kedu. Kedatangannya berdasarkan kesepakatan gencatan senjata selama bulan Ramadhan dengan Belanda yang dimediasi oleh Jan Baptist Cleerens. Hari pertama puasa 1 Ramadhan 1245 hijriah jatuh pada 25 Februari 1830. Pangeran Diponegoro menghabiskan waktu selama bulan puasa di Magelang sambil beristirahat dan memulihkan sakitnya. Pangeran sangat menderita akibat serangan malaria selama bergerilya di hutan Bagelen Barat. P. Diponegoro pernah menderita Malaria ketika sedang dalam persembunyian di perbukitan daerah Brujul (sekarang Peniron, Pejagoan, Kebumen) kuda beliau ditambatkan disebuah batu berwarna hitam, dan sampai sekarang batu tersebut dikenal dengan situs Watu Jaran. P. Diponegoro dirawat di sebuah gubuk milik seorang pande besi bernama Empu Astrajingga. Selama dirawat, beliau dijaga oleh Pangeran Adisurya (adiknya) dan beberapa abdinya seperti Bantengwareng, Suroto, Basah Gondokusumo, Basah Mertonegoro. Selama beristirahat Di Menoreh, Pangeran Diponegoro dan 800 pengikutnya tinggal di sebuah pesanggrahan sederhana. Setiap pagi selama bulan puasa, mereka giat berlatih olah kanuragan dan menjalankan ibadah. Masyarakat Kedu pun banyak yang datang mengunjungi P. Diponegoro dengan membawa gula Jawa sebagai tanda penghormatan mereka kepada P. Dipanegoro sebagai pemimpin Perang Jawa. Awal Maret 1830, Cleerens memberitahu Letnan Jenderal Hendrik Merkus de Kock bahwa P. Diponegoro tidak akan melakukan pembicaraan tentang perang selama bulan puasa karena sedang istirahat dan fokus ibadah. De Kock pun setuju. Karena masih dalam suasana gencatan senjata selama bulan Ramadhan, De Kock dan stafnya pun beberapa kali mengunjungi P. Diponegoro di pesanggrahannya. De Kock bertemu dengan Pangeran Diponegoro tiga kali: dua kali saat jalan subuh di taman keresidenan dan sekali di pesanggrahan. De Kock bahkan bermanis muka kepada Diponegoro dengan memberinya seekor kuda bagus warna abu-abu dan uang sebesar 10.000 gulden yang dicicil dua kali untuk biaya para pengikutnya selama bulan puasa. Sikap manis De Kock ternyata bermuatan politis, Dia ingin membuat P. Diponegoro terlena agar menyerah tanpa syarat kepada Belanda. Namun, Pangeran Diponegoro tidak tertipu dan tetap pada pendirianya, yaitu melawan penjajah Belanda. Seorang mata-mata bernama Tumenggung Mangunkusumo dikirim oleh Belanda untuk menyusup dan berbaur dengan pasukan Diponegoro di pesanggrahanya untuk mencari informasi tentang rencana P. Diponegoro. Mata-mata itu kemudian melaporkan kepada De Kock bahwa P. Diponegoro tetap kukuh dalam niatnya untuk tetap melawan Belanda. Pada 25 Maret 1830, dua hari sebelum bulan puasa berakhir, De Kock diam-diam memerintahkan Louis du Perron dan A.V Michels untuk mempersiapkan penangkapan Pangeran Diponegoro pada pertemuan setelah lebaran, tepatnya 28 Maret 1830. Bersambung.... * Abror Subhi, Dikutip Dan Disusun Kembali Dari Berbagai Sumber facebook.com/100001856336410/posts/28704969045814924/

 Perang Jawa Libur Selama Ramadan, P. Diponegoro Fokus Ibadah

Kebumen adalah tempat pertama kalinya P. Diponegoro bertemu dengan utusan Jenderal De Kock yang bernama Jan Baptist Cleerens. Pada Selasa 16 Februari 1830 Pangeran Diponegoro bertemu dengan Cleerens di Desa Romakamal (Sempor, Kebumen) di hulu Kali Cingcingguling, tak jauh dari tempat persembunyian P. Diponegoro. Kemudian pada tanggal 17 Februari 1830 untuk kedua kalinya Kolonel Cleerens menemui P. Diponegoro, Kali ini mereka mengadakan pertemuan di desa Kejawang (Sruweng, Kebumen) sebelah timur Roma kamal. P. Diponegoro bersedia mengadakan perundingan dengan De Kock dan penentuan perundingan dengan De Kock akan diadakan setelah selesai bulan puasa ramadhan (akhir maret 1830).



Karena De Kock masih di Batavia, Pangeran Diponegoro bermaksud menunggunya di Bagelen Barat (Wilayah Kebumen). Namun, Cleerens membujuk agar Diponegoro melanjutkan perjalanan dan menunggu di Menoreh. Beberapa hari setelah pertemuan itu, P. Diponegoro beserta pengikutnya pun berangkat dari desa Kejawang menuju Magelang

Pada 21 Februari 1830, empat hari menjelang bulan Ramadan, Pangeran Diponegoro tiba di Menoreh, pegunungan perbatasan Bagelen dan Kedu. Kedatangannya berdasarkan kesepakatan gencatan senjata selama bulan Ramadhan dengan Belanda yang dimediasi oleh Jan Baptist Cleerens.


Hari pertama puasa 1 Ramadhan 1245 hijriah jatuh pada 25 Februari 1830. Pangeran Diponegoro menghabiskan waktu selama bulan puasa di Magelang sambil beristirahat dan memulihkan sakitnya. Pangeran sangat menderita akibat serangan malaria selama bergerilya di hutan Bagelen Barat. P. Diponegoro pernah menderita Malaria ketika sedang dalam persembunyian di perbukitan daerah Brujul (sekarang Peniron, Pejagoan, Kebumen) kuda beliau ditambatkan disebuah batu berwarna hitam, dan sampai sekarang batu tersebut dikenal dengan situs Watu Jaran. P. Diponegoro dirawat di sebuah gubuk milik seorang pande besi bernama Empu Astrajingga. Selama dirawat, beliau dijaga oleh Pangeran Adisurya (adiknya) dan beberapa abdinya seperti Bantengwareng, Suroto, Basah Gondokusumo, Basah Mertonegoro.


Selama beristirahat Di Menoreh, Pangeran Diponegoro dan 800 pengikutnya tinggal di sebuah pesanggrahan sederhana. Setiap pagi selama bulan puasa, mereka giat berlatih olah kanuragan dan menjalankan ibadah. Masyarakat Kedu pun banyak yang datang mengunjungi P. Diponegoro dengan membawa gula Jawa sebagai tanda penghormatan mereka kepada P. Dipanegoro sebagai pemimpin Perang Jawa.


Awal Maret 1830, Cleerens memberitahu Letnan Jenderal Hendrik Merkus de Kock bahwa P. Diponegoro tidak akan melakukan pembicaraan tentang perang selama bulan puasa karena sedang istirahat dan fokus ibadah. De Kock pun setuju.

Karena masih dalam suasana gencatan senjata selama bulan Ramadhan, De Kock dan stafnya pun beberapa kali mengunjungi P. Diponegoro di pesanggrahannya. 

De Kock bertemu dengan Pangeran Diponegoro tiga kali: dua kali saat jalan subuh di taman keresidenan dan sekali di pesanggrahan.

De Kock bahkan bermanis muka kepada Diponegoro dengan memberinya seekor kuda bagus warna abu-abu dan uang sebesar 10.000 gulden yang dicicil dua kali untuk biaya para pengikutnya selama bulan puasa.


Sikap manis De Kock ternyata bermuatan politis, Dia ingin membuat P. Diponegoro terlena agar menyerah tanpa syarat kepada Belanda.

Namun, Pangeran Diponegoro tidak tertipu dan tetap pada pendirianya, yaitu melawan penjajah Belanda. Seorang mata-mata bernama Tumenggung Mangunkusumo dikirim oleh Belanda untuk menyusup dan berbaur dengan pasukan Diponegoro di pesanggrahanya untuk mencari informasi tentang rencana P. Diponegoro. Mata-mata itu kemudian melaporkan kepada De Kock bahwa P. Diponegoro tetap kukuh dalam niatnya untuk tetap melawan Belanda.


Pada 25 Maret 1830, dua hari sebelum bulan puasa berakhir, De Kock diam-diam memerintahkan Louis du Perron dan A.V Michels untuk mempersiapkan penangkapan Pangeran Diponegoro pada pertemuan setelah lebaran, tepatnya 28 Maret 1830.

Bersambung....

* Abror Subhi, Dikutip Dan Disusun Kembali Dari Berbagai Sumber

facebook.com/100001856336410/posts/28704969045814924/

No comments:

Post a Comment