Gaya Hedon Mangkunegara V
Mangkunegara V atau Prabu Prangwedana memimpin Pura Mangkunegaran di Surakarta dari tahun 1881 hingga 1896.
Meski saat naik tahta, dunia sedang mengalami krisis ekonomi global, Prangwedana tetap bergaya hidup boros. Ia suka berburu di Hutan Kethu Wonogiri. Tiap Jumat dan Minggu bermalam di pesanggrahan yang disebut pesanggrahan Seneng yang dibangun dekat dengan hutan Kethu. Selain itu ia juga suka berkuda dan berkelana dengan kudanya.
Mangkunegara V juga menyukai anjing, bahkan banyak anjing yang dibeli dari manca negara. Anjing peliharaannya diberi makanan bestik, makanan yang mewah pada waktu itu.
Binatang peliharaan lain yang disukai Mangkunegara V adalah burung. Ia membangun sebuah gedung di sebelah timur gedung Prangwedana yang disebut Pantipurna. Bangunan ini dilengkapi dengan taman dan hiasan dengan deretan sangkar burung yang berisi bermacam-macam burung yang dibeli dari manca negara.
Ia tak peduli dengan kondisi keuangan kerajaan yang kian menipis. Ini salah satu penyebab Mangkunegaran harus utang kepada Belanda.
Terjerat Utang, Mangkunegara V Dilecehkan
Ketika Mangkunegara lima yang berkuasa di Pura Mangkunegaran dari 1881 sampai 1896 gagal mengatasi krisis keuangan maka ia meminjam uang baik kepada swasta maupun pemerintah Belanda.
Kepada swasta, Mangkunegaran menggadaikan sejumlah harta kerajaan. Pemerintah Belanda menuntut lebih. Mereka membentuk Komisi Keuangan yang menjalankan dan mengawasi keuangan kerajaan. Komisi Keuangan dipimpin oleh Residen Belanda.
Terbentuknya Komisi Keuangan ini membuat martabat raja Pura Mangkunegaran setara dengan Residen. Bahkan, kadang direndahkan. Jika Mangkunegara V tak setuju dengan sebuah kebijakan, residen tetap bisa menjalankan rencana itu tanpa persetujuan raja. Belanda benar-benar mengatur kehidupan ekonomi dan keuangan Pura Mangkunegaran.
Sumber: YouTube: @obrolanharis
No comments:
Post a Comment