11 March 2025

Edisi Supersemar 11 Maret MISTERI FOTO POLAROID SUPERSEMAR Markas Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat, Jum'at malam, 11 Maret 1966 Sepulang dari Istana Bogor menghadap presiden Sukarno, tiga jenderal, yaitu Brigadir Jenderal Muhammad Yusuf, Mayor Jenderal Basuki Rachmat, dan Brigadir Jenderal Amir Machmud menuju Makostrad di Jl.Merdeka Timur, Gambir. Pangkostrad Mayor Jenderal Soeharto lalu mengadakan rapat bersama tokoh-tokoh politik. Ditengah rapat, letkol Ali Moertopo menyorongkan dua lembar surat kepada orang kepercayaannya, Mayor Aloysius Sugiyanto "Tolong, cepat gandakan" perintahnya "Segera kembali" Dengan dikawal polisi militer, Sugiyanto berkeliling Jakarta menggunakan jip, mencari studio foto yang masih buka. Tapi karena hari sudah larut dan diberlakukan jam malam, ia mengalami kesulitan Akhirnya Perwira intelijen Kostrad itu pun memutuskan menggedor rumah Jerry Albert Sumendap, pengusaha asal Manado, Sulawesi Utara, di Jalan Lombok, Menteng, Jakarta Pusat. Jerry, yang dikenal Sugiyanto bisa diandalkan dalam situasi darurat dan sering ke luar negeri, punya banyak peralatan canggih pada masa itu. Sampai di rumah Jerry, yang kebetulan sedang ada, Sugiyanto menempelkan dua lembar surat ke dinding dan membuat fotonya menggunakan kamera Polaroid, karena pesannya harus segera kembali ke Makostrad. Dari lima foto yang dibuat, hanya tiga yang hasilnya memuaskan. Sugiyanto lalu memasukkan surat asli dan fotonya ke dalam satu map. Di ruang rapat Kostrad, Sugiyanto mengantarkan map itu ke Brigadir Jenderal Soetjipto, Ketua G-V Koti atau Komando Operasi Tertinggi. Di ruang rapat itu masih ada Soeharto yang mengenakan pakaian loreng dan syal kuning pada lehernya dan suaranya serak, Sugiyanto melapor ke Ali Moertopo. Hanya sampai disitu perjalanan surat tersebut sepengetahuan Sugiyanto. Berpuluh tahun kemudian, Sugiyanto baru tahu pada malam itu Soetjipto menelepon Letkol Sudharmono. la minta disiapkan rancangan surat keputusan pembubaran PKI. Sudharmono memerintahkan Letnan Satu Moerdiono membuat konsep surat itu. Moerdiono juga menuturkan sempat memegang Supersemar asli yang diyakini terdiri atas dua lembar hanya satu jam. Dokumen itu dibawa pergi Boediono, ajudan Soetjipto, untuk dijadikan dasar konsep dan dikembalikan ke Makostrad. Sumber: 1.Buku "Rahasia-rahasia Ali Moertopo" 2.https://news.detik.com/x/detail/intermeso/20190311/Ada-di-Mana-Surat-Perintah-13-Maret/ 3.https://www.kompas.com/stori/image/2022/03/11/090011979/3-versi-supersemar-dan-perbedaannya?page=1

 Edisi Supersemar 11 Maret


MISTERI FOTO POLAROID SUPERSEMAR 



Markas Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat, Jum'at malam, 11 Maret 1966


Sepulang dari Istana Bogor menghadap presiden Sukarno, tiga jenderal, yaitu Brigadir Jenderal Muhammad Yusuf, Mayor Jenderal Basuki Rachmat, dan Brigadir Jenderal Amir Machmud menuju Makostrad di Jl.Merdeka Timur, Gambir. Pangkostrad Mayor Jenderal Soeharto lalu mengadakan rapat bersama tokoh-tokoh politik.

Ditengah rapat, letkol Ali Moertopo menyorongkan dua lembar surat kepada orang kepercayaannya, Mayor Aloysius Sugiyanto "Tolong, cepat gandakan" perintahnya "Segera kembali"


Dengan dikawal polisi militer, Sugiyanto berkeliling Jakarta menggunakan jip, mencari studio foto yang masih buka. Tapi karena hari sudah larut dan diberlakukan jam malam, ia mengalami kesulitan 

Akhirnya Perwira intelijen Kostrad itu pun memutuskan menggedor rumah Jerry Albert Sumendap, pengusaha asal Manado, Sulawesi Utara, di Jalan Lombok, Menteng, Jakarta Pusat.

Jerry, yang dikenal Sugiyanto bisa diandalkan dalam situasi darurat dan sering ke luar negeri, punya banyak peralatan canggih pada masa itu.

Sampai di rumah Jerry, yang kebetulan sedang ada, Sugiyanto menempelkan dua lembar surat ke dinding dan membuat fotonya menggunakan kamera Polaroid, karena pesannya harus segera kembali ke Makostrad. Dari lima foto yang dibuat, hanya tiga yang hasilnya memuaskan. Sugiyanto lalu memasukkan surat asli dan fotonya ke dalam satu map.

Di ruang rapat Kostrad, Sugiyanto mengantarkan map itu ke Brigadir Jenderal Soetjipto, Ketua G-V Koti atau Komando Operasi Tertinggi. Di ruang rapat itu masih ada Soeharto yang mengenakan pakaian loreng dan syal kuning pada lehernya dan suaranya serak, Sugiyanto melapor ke Ali Moertopo. Hanya sampai disitu perjalanan surat tersebut sepengetahuan Sugiyanto.


Berpuluh tahun kemudian, Sugiyanto baru tahu pada malam itu Soetjipto menelepon Letkol Sudharmono. la minta disiapkan rancangan surat keputusan pembubaran PKI. Sudharmono memerintahkan Letnan Satu Moerdiono membuat konsep surat itu.

Moerdiono juga menuturkan sempat memegang Supersemar asli yang diyakini terdiri atas dua lembar hanya satu jam. Dokumen itu dibawa pergi Boediono, ajudan Soetjipto, untuk dijadikan dasar konsep dan dikembalikan ke Makostrad.


Sumber:

1.Buku "Rahasia-rahasia Ali Moertopo"

2.https://news.detik.com/x/detail/intermeso/20190311/Ada-di-Mana-Surat-Perintah-13-Maret/

3.https://www.kompas.com/stori/image/2022/03/11/090011979/3-versi-supersemar-dan-perbedaannya?page=1

No comments:

Post a Comment