03 May 2024

Yokhebed Lahir : Mesir, 1620 SM. Ibunda Nabi Musa as dan Nabi Harun as. Orang Tua : ♂️Lewi. Saudara : ♂️Kehat, ♂️Merari, ♂️Gerson. Suami ♂️Amram. Anak ♂️Nabi Musa as, ♂️ Nabi Harun as, ♀️Miryam. Wafat : Negri Midian 1487 SM. Makam : Makam para Matriakh, Tiberias, Israel. Keterangan : Yokhebed (Ibrani: יוֹכֶבֶד,יוֹכָבֶד, Yoḫéved, Yoḫáved, Yôḵéḇeḏ, Yôḵāḇeḏ, artinya "Yahweh adalah kemuliaan"; Inggris: Jochebed; dalam Islam disebut Yukabid يوكابد) adalah putri Lewi dan ibu dari Miryam, Harun dan Musa, menurut catatan Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama Alkitab Kristen. Suaminya, yang juga keponakannya, adalah Amram bin Kehat bin Lewi. Menurut legenda Yahudi, Yokhebed dikuburkan di "Makam Matriarkh", di Tiberias. Kelahiran Musa Catatan mengenai Yokhebed terutama berhubungan dengan kelahiran Musa, di dalam kitab kedua Taurat, yaitu Kitab Keluaran 2:1–10. Ia hidup pada zaman Israel diperbudak di Mesir. Raja Mesir juga memerintahkan kepada bidan-bidan yang menolong perempuan Ibrani pada waktu bersalin, untuk membunuh bayi yang baru lahir jika anak laki-laki. Ketika Yokhebed melahirkan Musa, dilihatnya bahwa anak itu cantik, sehingga disembunyikannya tiga bulan lamanya. Tetapi ia tidak dapat menyembunyikannya lebih lama lagi, sebab itu diambilnya sebuah peti pandan, dipakalnya dengan gala-gala dan ter, diletakkannya bayi itu di dalamnya dan ditaruhnya peti itu di tengah-tengah teberau di tepi sungai Nil; kakaknya perempuan (Miryam) berdiri di tempat yang agak jauh untuk melihat, apakah yang akan terjadi dengan dia. Maka datanglah puteri Firaun untuk mandi di sungai Nil, sedang dayang-dayangnya berjalan-jalan di tepi sungai Nil, lalu terlihatlah olehnya peti yang di tengah-tengah teberau itu, maka disuruhnya hambanya perempuan untuk mengambilnya. Ketika dibukanya, dilihatnya bayi itu, dan tampaklah anak itu menangis, sehingga belas kasihanlah ia kepadanya dan berkata: "Tentulah ini bayi orang Ibrani." Lalu bertanyalah kakak anak itu kepada puteri Firaun: "Akan kupanggilkah bagi tuan puteri seorang inang penyusu dari perempuan Ibrani untuk menyusukan bayi itu bagi tuan puteri?" Sahut puteri Firaun kepadanya: "Baiklah." Lalu pergilah gadis itu memanggil ibu bayi itu. Maka berkatalah puteri Firaun kepada ibu itu: "Bawalah bayi ini dan susukanlah dia bagiku, maka aku akan memberi upah kepadamu." Kemudian perempuan itu mengambil bayi itu dan menyusuinya. Ketika anak itu telah besar, dibawanyalah kepada puteri Firaun, yang mengangkatnya menjadi anaknya, dan menamainya Musa, sebab katanya: "Karena aku telah menariknya dari air." Kelak Musa memimpin bangsa Israel ke luar dari Mesir menuju ke tanah Kanaan. Hubungan dengan Amram Menurut Kitab Bilangan, Yokhebed dilahirkan ketika Lewi sudah ada di Mesir. Di Kitab Keluaran dicatat bahwa Amram mengambil Yokhebed, saudara ayahnya, menjadi isterinya, dan perempuan ini melahirkan Harun dan Musa baginya. Kelak pernikahan dalam hubungan keluarga semacam ini dilarang di hukum Taurat. Sejumlah naskah bahasa Yunani dan Latin dari Septuaginta menulis bahwa Yokhebed adalah saudara sepupu ayah Amram dan ada juga yang menulisnya sebagai saudara sepupu Amram. Dalam kitab apokrif Testament of Levi ditulis bahwa Yokhebed lahir ketika Lewi, ayahnya, berusia 64 tahun. Tradisi Islam Dalam Al Qur'an tercatat riwayat Musa, meskipun ada perbedaan dengan cerita Alkitab, antara lain: usaha ibunya menyelamatkan bayi Musa, penyeberangan Laut Merah, semak yang terbakar, dan Sepuluh Perintah Tuhan. Nama ibu Musa tidak disebutkan. Yokhebed: Iman dalam Sebuah Keranjang Di antara tokoh-tokoh wanita dalam Alkitab yang sering dibahas, nama Yokhebed mungkin jarang terdengar. Namun, dari dialah kita belajar bagaimana iman yang kuat dapat menjadi cikal keselamatan bagi orang lain. Inilah kisah Yokhebed, wanita yang bertekad menyelamatkan anaknya—Musa, sosok yang kelak memimpin orang-orang Israel keluar dari perpisahan Mesir. ( Keluaran 2:1-10 ). Keluaran 2:1-10 Musa lahir dan diselamatkan 2:1 Seorang laki-laki dari keluarga Lewi c kawin dengan seorang perempuan Lewi; d 2:2 lalu mengandunglah ia dan melahirkan seorang anak laki-laki 1 . Ketika dilihatnya, bahwa anak itu cantik, e disembunyikannya tiga bulan f lamanya. 2:3 Tetapi ia tidak dapat menyembunyikannya lebih lama lagi, sebab itu diambilnya sebuah peti pandan, g dipakalnya dengan gala-gala dan ter, h diletakkannya bayi itu di dalamnya dan ditaruhnya peti itu di tengah-tengah teberau i di tepi sungai Nil; 2:4 kakaknya perempuan j berdiri di tempat yang agak jauh untuk melihat, apakah yang akan terjadi dengan dia. 2:5 Maka datanglah puteri Firaun untuk mandi di sungai Nil, sedang dayang-dayangnya berjalan-jalan di tepi k sungai Nil, lalu terlihatlah olehnya peti yang di tengah-tengah teberau itu, maka disuruhnya hambanya perempuan untuk mengambilnya. 2:6 Ketika dibukanya, dilihatnya bayi itu, dan tampaklah anak itu menangis, sehingga belas kasihanlah ia kepadanya dan berkata: "Tentulah ini bayi orang Ibrani 2 ." 2:7 Lalu bertanyalah kakak anak itu kepada puteri Firaun: "Akan kupanggilkah bagi tuan puteri seorang inang penyusu dari perempuan Ibrani untuk menyusukan bayi itu bagi tuan puteri?" 2:8 Sahut puteri Firaun kepadanya: "Baiklah." Lalu pergilah gadis itu memanggil ibu bayi itu. 2:9 Maka berkatalah puteri Firaun kepada ibu itu: "Bawalah bayi ini dan susukanlah dia bagiku, maka aku akan memberi upah kepadamu." Kemudian perempuan itu mengambil bayi itu dan menyusuinya. 2:10 Ketika anak itu telah besar, dibawanyalah kepada puteri Firaun, yang mengangkatnya menjadi anaknya, dan menamainya l Musa, sebab katanya: "Karena aku telah menariknya m dari air." Tekad Kuat Seorang Ibu Yokhebed berbaring dalam kesunyian malam sambil memeluk bayi laki-lakinya dengan erat. Anak sulungnya, Maryam, adalah perempuan. Walaupun Yokhebed menginginkan anak laki-laki, dia berharap kali ini anaknya juga perempuan. Karena atas perintah Firaun, semua bidan harus membunuh bayi laki-laki Ibrani. Mungkin Yokhebed melihat teman-temannya berusaha menyembunyikan bayi laki-laki mereka, tetapi gagal ketika tangisan sang bayi pecah. Tiga bulan, untuk seorang ibu yang gelisah, adalah waktu yang lama untuk menyembunyikan seorang bayi. Bayangkan, setiap kali anak itu menangis, Yokhebed harus menutup mulutnya untuk meredam suaranya. Atau, ketika dia merengek, Yokhebed harus segera memeluk dan menyusuinya. Namun, Yokhebed punya keinginan dan tekad kuat untuk menyelamatkan putranya. Termasuk dengan menyembunyikan bayi itu di sebuah keranjang yang dia hanyutkan di Sungai Nil. Usahanya bisa jadi sia-sia. Hal buruk akan terjadi cepat atau lambat. Ibu-ibu lain mungkin menganggap dia wanita keras kepala atau bodoh, tetapi Yokhebed tidak peduli. Yokhebed menaruh bayinya di sungai saat siang hari. Mengawasi dari kejauhan, kalau-kalau anak itu menangis karena lapar dan haus. Menjelang malam, Yokhebed harus menyeberangi sungai untuk mengambil bayinya dan menyusuinya. Lalu, meletakkannya kembali di sungai sebelum matahari terbit. Keajaiban di Atas Keajaiban Sekalipun rencananya berjalan mulus, Yokhebed sadar itu takkan bertahan lama. Beberapa bulan ke depan, bayinya akan mulai duduk dan merangkak. Dia mungkin akan membalikkan keranjangnya dan tenggelam dalam aliran Sungai Nil yang deras. Namun, Tuhan punya rencana untuk bayi itu—yang dimulai bahkan sebelum kehamilan Yokhebed dan kelahirannya. Dan, ketika Tuhan punya rencana, tak ada yang dapat menghalangi! Apa yang tampaknya seperti cobaan tanpa jalan keluar ternyata menjadi awal kisah yang penuh kemenangan. Semua karena Yokhebed berani mengambil langkah iman. Bayangkan ketika Yokhebed mengetahui bahwa bayinya ada dalam lindungan orang paling berkuasa di Mesir—dan dia diperbolehkan menjadi inang penyusu anak itu. Sungguh keajaiban diatas keajaiban! Adalah kasih karunia dan rencana Tuhan sehingga Yokhebed beroleh kesempatan untuk memeluk, menjaga, mencium, dan mengajar anaknya sendiri selama masa pertumbuhan. Meskipun Yokhebed akhirnya memberikan putranya kepada putri Firaun, sesungguhnya dia menyerahkan Musa ke dalam tangan Tuhan. Allah penuh kasih dan kebijaksanaan, yang punya rencana untuk menebus umat-Nya.

 Yokhebed


Lahir : Mesir, 1620 SM.

Ibunda Nabi Musa as dan Nabi Harun as.

Orang Tua : ♂️Lewi.

Saudara : ♂️Kehat, ♂️Merari, ♂️Gerson.

Suami ♂️Amram.

Anak ♂️Nabi Musa as, ♂️ Nabi Harun as, ♀️Miryam.

Wafat : Negri Midian 1487 SM.

Makam : Makam para Matriakh, Tiberias, Israel.




Keterangan : 


Yokhebed (Ibrani: יוֹכֶבֶד,יוֹכָבֶד, Yoḫéved, Yoḫáved, Yôḵéḇeḏ, Yôḵāḇeḏ, artinya "Yahweh adalah kemuliaan"; Inggris: Jochebed; dalam Islam disebut Yukabid يوكابد) adalah putri Lewi dan ibu dari Miryam, Harun dan Musa, menurut catatan Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama Alkitab Kristen. Suaminya, yang juga keponakannya, adalah Amram bin Kehat bin Lewi. Menurut legenda Yahudi, Yokhebed dikuburkan di "Makam Matriarkh", di Tiberias.


Kelahiran Musa


Catatan mengenai Yokhebed terutama berhubungan dengan kelahiran Musa, di dalam kitab kedua Taurat, yaitu Kitab Keluaran 2:1–10. Ia hidup pada zaman Israel diperbudak di Mesir. Raja Mesir juga memerintahkan kepada bidan-bidan yang menolong perempuan Ibrani pada waktu bersalin, untuk membunuh bayi yang baru lahir jika anak laki-laki. Ketika Yokhebed melahirkan Musa, dilihatnya bahwa anak itu cantik, sehingga disembunyikannya tiga bulan lamanya. Tetapi ia tidak dapat menyembunyikannya lebih lama lagi, sebab itu diambilnya sebuah peti pandan, dipakalnya dengan gala-gala dan ter, diletakkannya bayi itu di dalamnya dan ditaruhnya peti itu di tengah-tengah teberau di tepi sungai Nil; kakaknya perempuan (Miryam) berdiri di tempat yang agak jauh untuk melihat, apakah yang akan terjadi dengan dia. Maka datanglah puteri Firaun untuk mandi di sungai Nil, sedang dayang-dayangnya berjalan-jalan di tepi sungai Nil, lalu terlihatlah olehnya peti yang di tengah-tengah teberau itu, maka disuruhnya hambanya perempuan untuk mengambilnya. Ketika dibukanya, dilihatnya bayi itu, dan tampaklah anak itu menangis, sehingga belas kasihanlah ia kepadanya dan berkata: "Tentulah ini bayi orang Ibrani." Lalu bertanyalah kakak anak itu kepada puteri Firaun: "Akan kupanggilkah bagi tuan puteri seorang inang penyusu dari perempuan Ibrani untuk menyusukan bayi itu bagi tuan puteri?" Sahut puteri Firaun kepadanya: "Baiklah." Lalu pergilah gadis itu memanggil ibu bayi itu. Maka berkatalah puteri Firaun kepada ibu itu: "Bawalah bayi ini dan susukanlah dia bagiku, maka aku akan memberi upah kepadamu." Kemudian perempuan itu mengambil bayi itu dan menyusuinya. Ketika anak itu telah besar, dibawanyalah kepada puteri Firaun, yang mengangkatnya menjadi anaknya, dan menamainya Musa, sebab katanya: "Karena aku telah menariknya dari air." Kelak Musa memimpin bangsa Israel ke luar dari Mesir menuju ke tanah Kanaan.


Hubungan dengan Amram


Menurut Kitab Bilangan, Yokhebed dilahirkan ketika Lewi sudah ada di Mesir. Di Kitab Keluaran dicatat bahwa Amram mengambil Yokhebed, saudara ayahnya, menjadi isterinya, dan perempuan ini melahirkan Harun dan Musa baginya. Kelak pernikahan dalam hubungan keluarga semacam ini dilarang di hukum Taurat. Sejumlah naskah bahasa Yunani dan Latin dari Septuaginta menulis bahwa Yokhebed adalah saudara sepupu ayah Amram dan ada juga yang menulisnya sebagai saudara sepupu Amram. Dalam kitab apokrif Testament of Levi ditulis bahwa Yokhebed lahir ketika Lewi, ayahnya, berusia 64 tahun.


Tradisi Islam


Dalam Al Qur'an tercatat riwayat Musa, meskipun ada perbedaan dengan cerita Alkitab, antara lain: usaha ibunya menyelamatkan bayi Musa, penyeberangan Laut Merah, semak yang terbakar, dan Sepuluh Perintah Tuhan. Nama ibu Musa tidak disebutkan.


Yokhebed: Iman dalam Sebuah Keranjang


Di antara tokoh-tokoh wanita dalam Alkitab yang sering dibahas, nama Yokhebed mungkin jarang terdengar. Namun, dari dialah kita belajar bagaimana iman yang kuat dapat menjadi cikal keselamatan bagi orang lain. Inilah kisah Yokhebed, wanita yang bertekad menyelamatkan anaknya—Musa, sosok yang kelak memimpin orang-orang Israel keluar dari perpisahan Mesir. ( Keluaran 2:1-10 ).


Keluaran 2:1-10


Musa lahir dan diselamatkan

2:1 Seorang laki-laki dari keluarga Lewi c  kawin dengan seorang perempuan Lewi; d  2:2 lalu mengandunglah ia dan melahirkan seorang anak laki-laki 1 . Ketika dilihatnya, bahwa anak itu cantik, e  disembunyikannya tiga bulan f  lamanya. 2:3 Tetapi ia tidak dapat menyembunyikannya lebih lama lagi, sebab itu diambilnya sebuah peti pandan, g  dipakalnya dengan gala-gala dan ter, h  diletakkannya bayi itu di dalamnya dan ditaruhnya peti itu di tengah-tengah teberau i  di tepi sungai Nil; 2:4 kakaknya perempuan j  berdiri di tempat yang agak jauh untuk melihat, apakah yang akan terjadi dengan dia. 2:5 Maka datanglah puteri Firaun untuk mandi di sungai Nil, sedang dayang-dayangnya berjalan-jalan di tepi k  sungai Nil, lalu terlihatlah olehnya peti yang di tengah-tengah teberau itu, maka disuruhnya hambanya perempuan untuk mengambilnya. 2:6 Ketika dibukanya, dilihatnya bayi itu, dan tampaklah anak itu menangis, sehingga belas kasihanlah ia kepadanya dan berkata: "Tentulah ini bayi orang Ibrani 2 ." 2:7 Lalu bertanyalah kakak anak itu kepada puteri Firaun: "Akan kupanggilkah bagi tuan puteri seorang inang penyusu dari perempuan Ibrani untuk menyusukan bayi itu bagi tuan puteri?" 2:8 Sahut puteri Firaun kepadanya: "Baiklah." Lalu pergilah gadis itu memanggil ibu bayi itu. 2:9 Maka berkatalah puteri Firaun kepada ibu itu: "Bawalah bayi ini dan susukanlah dia bagiku, maka aku akan memberi upah kepadamu." Kemudian perempuan itu mengambil bayi itu dan menyusuinya. 2:10 Ketika anak itu telah besar, dibawanyalah kepada puteri Firaun, yang mengangkatnya menjadi anaknya, dan menamainya l  Musa, sebab katanya: "Karena aku telah menariknya m  dari air."


Tekad Kuat Seorang Ibu


Yokhebed berbaring dalam kesunyian malam sambil memeluk bayi laki-lakinya dengan erat. Anak sulungnya, Maryam, adalah perempuan. Walaupun Yokhebed menginginkan anak laki-laki, dia berharap kali ini anaknya juga perempuan. Karena atas perintah Firaun, semua bidan harus membunuh bayi laki-laki Ibrani. Mungkin Yokhebed melihat teman-temannya berusaha menyembunyikan bayi laki-laki mereka, tetapi gagal ketika tangisan sang bayi pecah.


Tiga bulan, untuk seorang ibu yang gelisah, adalah waktu yang lama untuk menyembunyikan seorang bayi. Bayangkan, setiap kali anak itu menangis, Yokhebed harus menutup mulutnya untuk meredam suaranya. Atau, ketika dia merengek, Yokhebed harus segera memeluk dan menyusuinya.


Namun, Yokhebed punya keinginan dan tekad kuat untuk menyelamatkan putranya. Termasuk dengan menyembunyikan bayi itu di sebuah keranjang yang dia hanyutkan di Sungai Nil. Usahanya bisa jadi sia-sia. Hal buruk akan terjadi cepat atau lambat. Ibu-ibu lain mungkin menganggap dia wanita keras kepala atau bodoh, tetapi Yokhebed tidak peduli.


Yokhebed menaruh bayinya di sungai saat siang hari. Mengawasi dari kejauhan, kalau-kalau anak itu menangis karena lapar dan haus. Menjelang malam, Yokhebed harus menyeberangi sungai untuk mengambil bayinya dan menyusuinya. Lalu, meletakkannya kembali di sungai sebelum matahari terbit.


Keajaiban di Atas Keajaiban


Sekalipun rencananya berjalan mulus, Yokhebed sadar itu takkan bertahan lama. Beberapa bulan ke depan, bayinya akan mulai duduk dan merangkak. Dia mungkin akan membalikkan keranjangnya dan tenggelam dalam aliran Sungai Nil yang deras.


Namun, Tuhan punya rencana untuk bayi itu—yang dimulai bahkan sebelum kehamilan Yokhebed dan kelahirannya. Dan, ketika Tuhan punya rencana, tak ada yang dapat menghalangi! Apa yang tampaknya seperti cobaan tanpa jalan keluar ternyata menjadi awal kisah yang penuh kemenangan. Semua karena Yokhebed berani mengambil langkah iman.


Bayangkan ketika Yokhebed mengetahui bahwa bayinya ada dalam lindungan orang paling berkuasa di Mesir—dan dia diperbolehkan menjadi inang penyusu anak itu. Sungguh keajaiban diatas keajaiban! Adalah kasih karunia dan rencana Tuhan sehingga Yokhebed beroleh kesempatan untuk memeluk, menjaga, mencium, dan mengajar anaknya sendiri selama masa pertumbuhan.


Meskipun Yokhebed akhirnya memberikan putranya kepada putri Firaun, sesungguhnya dia menyerahkan Musa ke dalam tangan Tuhan. Allah penuh kasih dan kebijaksanaan, yang punya rencana untuk menebus umat-Nya.

No comments:

Post a Comment