07 May 2024

Isi Sumpah Palapa dan Janji Mahapatih Gajah Mada Gajah Mada terkenal dengan sumpahnya, yaitu Sumpah Palapa. Sumpah Palapa adalah suatu pernyataan yang dikemukakan pada upacara pengangkatannya menjadi Mahapatih Amangkubhumi Majapahit tahun 1334. Saat itu, Majapahit diperintah oleh Ratu Tribhuwana Tunggadewi. Isi Sumpah Palapa tersebut ditemukan dalam teks Jawa Pertengahan Pararaton yang berbunyi: “Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa“. Arti dari sumpah tersebut yaitu: “Jika telah menundukkan seluruh Nusantara di bawah kekuasaan Majapahit, aku (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah aku (baru akan) melepaskan puasa“. Pada saat sumpah itu diucapkan, banyak yang menertawakan dan meremehkan cita-cita Gajah Mada untuk menyatukan Nusantara. Adapun arti dari nama-nama tempat yang disebutkan dalam Sumpah Palapa tersebut adalah sebagai berikut: Gurun: Pulau Lombok; Seram: Kerajaan Seram, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat; Tanjung Pura: Kerajaan Tanjungpura, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat; Haru: Kerajaan Aru, Kabupaten Karo, Sumatra Utara; Pahang: Pahang, Malaysia; Dompo: Kerajaan Dompo, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat; Bali: Pulau Bali; Sunda: Kerajaan Sunda; Palembang: Palembang atau Sriwijaya; Tumasik: Singapura. Meskipun banyak orang ragu akan sumpah yang dia ucapakan, tetapi dia hampir berhasil menaklukkan Nusantara. Gajah Mada melaksanakan politik penyatuan Nusantara selama 21 tahun, yakni antara tahun 1336 sampai 1357. Gajah Mada memulai kampanye penaklukannya dibantu oleh Laksamana Nala dengan menggunakan pasukan laut ke daerah Swarnnabhumi (Sumatra) tahun 1339, Pulau Bintan, Tumasik (sekarang Singapura), Semenanjung Malaya. Selanjutnya, Gajah Mada bersama dengan Arya Damar pada 1343 menaklukan Bedahulu (di Bali), Lombok, dan sejumlah negeri di Kalimantan, seperti Kapuas, Katingan, Sampit, Kotalingga (Tanjunglingga), Kotawaringin, Sambas, Lawai, Kendawangan, Landak, Samadang, Tirem, Sedu, Brunei, Kalka, Saludung, Sulu, Pasir, Barito, Sawaku, Tabalung, Tanjungkutei, dan Malano. Pada masa pemerintahan Majapahit dipimpin oleh Prabu Hayam Wuruk (1350–1389), Gajah Mada adalah mahapatih yang mengantarkan Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaannya. Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk jugalah, karier Gajah Mada semakin memuncak. Dia terus melakukan penaklukan ke wilayah timur sampai tahun 1357, seperti Logadah, Gurun, Sukun, Taliwung, Sapi, Gunungapi, Seram, Hutankadali, Sasak, Bantayan, Luwu, Buton, Banggai, Kunir, Galiyan, Salayar, Sumba, Muar (Saparua), Solor, Bima, Wandan (Banda), Ambon, Wanin, Seran, Timor, dan Dompo.

 Isi Sumpah Palapa dan Janji Mahapatih Gajah Mada


Gajah Mada terkenal dengan sumpahnya, yaitu Sumpah Palapa. Sumpah Palapa adalah suatu pernyataan yang dikemukakan pada upacara pengangkatannya menjadi Mahapatih Amangkubhumi Majapahit tahun 1334. Saat itu, Majapahit diperintah oleh Ratu Tribhuwana Tunggadewi.



Isi Sumpah Palapa tersebut ditemukan dalam teks Jawa Pertengahan  Pararaton yang berbunyi:

“Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa“.


Arti dari sumpah tersebut yaitu:

“Jika telah menundukkan seluruh Nusantara di bawah kekuasaan Majapahit, aku (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah aku (baru akan) melepaskan puasa“.


Pada saat sumpah itu diucapkan, banyak yang menertawakan dan meremehkan cita-cita Gajah Mada untuk menyatukan Nusantara.

Adapun arti dari nama-nama tempat yang disebutkan dalam Sumpah Palapa tersebut adalah sebagai berikut:


Gurun: Pulau Lombok;


Seram: Kerajaan Seram, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat;


Tanjung Pura: Kerajaan Tanjungpura, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat;


Haru: Kerajaan Aru, Kabupaten Karo, Sumatra Utara;


Pahang: Pahang, Malaysia;


Dompo: Kerajaan Dompo, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat;


Bali: Pulau Bali;


Sunda: Kerajaan Sunda;


Palembang: Palembang atau Sriwijaya;


Tumasik: Singapura.


Meskipun banyak orang ragu akan sumpah yang dia ucapakan, tetapi dia hampir berhasil menaklukkan Nusantara. Gajah Mada melaksanakan politik penyatuan Nusantara selama 21 tahun, yakni antara tahun 1336 sampai 1357.


Gajah Mada memulai kampanye penaklukannya dibantu oleh Laksamana Nala dengan menggunakan pasukan laut ke daerah Swarnnabhumi (Sumatra) tahun 1339, Pulau Bintan, Tumasik (sekarang Singapura), Semenanjung Malaya.


Selanjutnya, Gajah Mada bersama dengan Arya Damar pada 1343 menaklukan Bedahulu (di Bali), Lombok, dan sejumlah negeri di Kalimantan, seperti Kapuas, Katingan, Sampit, Kotalingga (Tanjunglingga), Kotawaringin, Sambas, Lawai, Kendawangan, Landak, Samadang, Tirem, Sedu, Brunei, Kalka, Saludung, Sulu, Pasir, Barito, Sawaku, Tabalung, Tanjungkutei, dan Malano.

Pada masa pemerintahan Majapahit dipimpin oleh Prabu Hayam Wuruk (1350–1389), Gajah Mada adalah mahapatih yang mengantarkan Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaannya. Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk jugalah, karier Gajah Mada semakin memuncak.


Dia terus melakukan penaklukan ke wilayah timur sampai tahun 1357, seperti Logadah, Gurun, Sukun, Taliwung, Sapi, Gunungapi, Seram, Hutankadali, Sasak, Bantayan, Luwu, Buton, Banggai, Kunir, Galiyan, Salayar, Sumba, Muar (Saparua), Solor, Bima, Wandan (Banda), Ambon, Wanin, Seran, Timor, dan Dompo.

No comments:

Post a Comment