06 November 2025

Robin Hood di Rimba Kalimantan‼️ Mantan Sekretaris Distrik Serbu Markas Polisi, Hanya Demi 4 Kerabat yang Dipenjara! 🤯 Christian Simbar, bukan sekadar nama dalam sejarah, melainkan simbol perlawanan heroik suku Dayak yang menuntut otonomi dan keadilan di Kalimantan. Ia adalah pemimpin gerakan bersenjata Gerakan Mandau Telabang Pantjasila Sakti (GMTPS), yang puncaknya ditandai dengan serangan berani mati ke markas aparat keamanan. Inilah kronologi pertempuran yang mengguncang otoritas saat itu: Latar Belakang, Kehormatan yang Diinjak Aktivitas "Robin Hood": Christian Simbar memimpin kelompok yang aktif merampok kapal-kapal dagang (kebanyakan milik Tionghoa) di sungai Barito dan sekitarnya. Hasil rampokan ini konon dibagikan kepada masyarakat Dayak yang kesulitan, menjadikannya pahlawan di mata rakyat jelata. Pemicu Serangan, Setelah salah satu aksi perampokan kapal dagang Tiongkok, Gin Wan II, sejumlah anak buah Simbar ditangkap dan ditahan di Buntok. Empat orang di antara yang ditahan adalah sanak keluarga dekat Christian Simbar. Motif, Merasa kehormatan keluarga dan kelompoknya terancam, Simbar memutuskan pembalasan berdarah. Keputusan ini juga dilatari oleh tuntutan besar masyarakat Dayak saat itu untuk pembentukan Provinsi Kalimantan Tengah yang terpisah dari Kalimantan Selatan. Puncak Heroik, Insiden Buntok (22 November 1953) Waktu Peristiwa Kunci Detail Singkat Minggu Pagi, 22 Nov 1953 Serangan Mendadak ke Buntok Christian Simbar dan ratusan pengikutnya yang tergabung dalam Telabang Pantjasila Sektor Dajak menyerbu kota Buntok, Barito Selatan. Mereka bersenjata lengkap. Target Utama Penyerbuan Markas Polisi Serangan difokuskan pada markas Kepolisian Buntok. Tujuan utama adalah membebaskan kerabat dan rekan-rekan yang dipenjara. Korban dan Korban Pertumpahan Darah Dalam kontak senjata yang sengit dan heroik, dilaporkan terjadi korban jiwa, termasuk aparat keamanan dan bahkan anggota keluarga mereka. Simbar dan anak buahnya berhasil membebaskan rekan-rekan mereka. Pencapaian Kritis Gudang Senjata Dirampas Kelompok Simbar berhasil melarikan diri kembali ke hutan (rimba) dengan membawa persenjataan yang dirampas dari gudang polisi. Akhir Kisah, Pemberontak yang Dianulir Dukungan Lokal: Meskipun dikejar pemerintah, di pedalaman Dayak, Simbar justru ditahbiskan sebagai pahlawan akar rumput karena keberaniannya menuntut keadilan. Negosiasi Politik, Serangan ini menjadi titik balik. Setelah pertempuran, diadakan pertemuan tingkat tinggi antara pemimpin Dayak dan perwakilan pemerintah di Banjarmasin. Pencabutan Tuduhan, Sebuah kesepakatan dicapai. Simbar menyerah dengan 129 pengikutnya. Pada Agustus 1954, diumumkan bahwa semua tuduhan terhadap Christian Simbar dan rekan-rekannya dicabut, sebuah keputusan yang langka bagi seorang "pemberontak." Perjuangan Christian Simbar dan GMTPS diakui sebagai salah satu faktor penentu yang mendesak Pemerintah Pusat untuk merealisasikan pembentukan Provinsi Kalimantan Tengah pada 23 Mei 1957. Sumber Utama: Arina.id: Christian Simbar, Pejuang Dayak Kalimantan Tengah yang Sulit Digambarkan Wikipedia: Christian Simbar, Gerakan Mandau Talawang Pancasila bakabar.com: Mengenal Christian Simbar, Tokoh Dayak di Balik Berdirinya Provinsi Kalteng

 Robin Hood di Rimba Kalimantan‼️ 

Mantan Sekretaris Distrik Serbu Markas Polisi, Hanya Demi 4 Kerabat yang Dipenjara! 🤯



Christian Simbar, bukan sekadar nama dalam sejarah, melainkan simbol perlawanan heroik suku Dayak yang menuntut otonomi dan keadilan di Kalimantan. Ia adalah pemimpin gerakan bersenjata Gerakan Mandau Telabang Pantjasila Sakti (GMTPS), yang puncaknya ditandai dengan serangan berani mati ke markas aparat keamanan.


Inilah kronologi pertempuran yang mengguncang otoritas saat itu:


Latar Belakang, Kehormatan yang Diinjak

Aktivitas "Robin Hood": Christian Simbar memimpin kelompok yang aktif merampok kapal-kapal dagang (kebanyakan milik Tionghoa) di sungai Barito dan sekitarnya. Hasil rampokan ini konon dibagikan kepada masyarakat Dayak yang kesulitan, menjadikannya pahlawan di mata rakyat jelata.


Pemicu Serangan, Setelah salah satu aksi perampokan kapal dagang Tiongkok, Gin Wan II, sejumlah anak buah Simbar ditangkap dan ditahan di Buntok. Empat orang di antara yang ditahan adalah sanak keluarga dekat Christian Simbar.


Motif, Merasa kehormatan keluarga dan kelompoknya terancam, Simbar memutuskan pembalasan berdarah. Keputusan ini juga dilatari oleh tuntutan besar masyarakat Dayak saat itu untuk pembentukan Provinsi Kalimantan Tengah yang terpisah dari Kalimantan Selatan.


Puncak Heroik, Insiden Buntok (22 November 1953)

Waktu Peristiwa Kunci Detail Singkat

Minggu Pagi, 22 Nov 1953 Serangan Mendadak ke Buntok Christian Simbar dan ratusan pengikutnya yang tergabung dalam Telabang Pantjasila Sektor Dajak menyerbu kota Buntok, Barito Selatan. Mereka bersenjata lengkap.

Target Utama Penyerbuan Markas Polisi Serangan difokuskan pada markas Kepolisian Buntok. Tujuan utama adalah membebaskan kerabat dan rekan-rekan yang dipenjara.

Korban dan Korban Pertumpahan Darah Dalam kontak senjata yang sengit dan heroik, dilaporkan terjadi korban jiwa, termasuk aparat keamanan dan bahkan anggota keluarga mereka. Simbar dan anak buahnya berhasil membebaskan rekan-rekan mereka.

Pencapaian Kritis Gudang Senjata Dirampas Kelompok Simbar berhasil melarikan diri kembali ke hutan (rimba) dengan membawa persenjataan yang dirampas dari gudang polisi.


Akhir Kisah, Pemberontak yang Dianulir

Dukungan Lokal: Meskipun dikejar pemerintah, di pedalaman Dayak, Simbar justru ditahbiskan sebagai pahlawan akar rumput karena keberaniannya menuntut keadilan.


Negosiasi Politik, Serangan ini menjadi titik balik. Setelah pertempuran, diadakan pertemuan tingkat tinggi antara pemimpin Dayak dan perwakilan pemerintah di Banjarmasin.


Pencabutan Tuduhan, Sebuah kesepakatan dicapai. Simbar menyerah dengan 129 pengikutnya. Pada Agustus 1954, diumumkan bahwa semua tuduhan terhadap Christian Simbar dan rekan-rekannya dicabut, sebuah keputusan yang langka bagi seorang "pemberontak."


Perjuangan Christian Simbar dan GMTPS diakui sebagai salah satu faktor penentu yang mendesak Pemerintah Pusat untuk merealisasikan pembentukan Provinsi Kalimantan Tengah pada 23 Mei 1957.


Sumber Utama:


Arina.id: Christian Simbar, Pejuang Dayak Kalimantan Tengah yang Sulit Digambarkan


Wikipedia: Christian Simbar, Gerakan Mandau Talawang Pancasila


bakabar.com: Mengenal Christian Simbar, Tokoh Dayak di Balik Berdirinya Provinsi Kalteng

No comments:

Post a Comment