Sri Sultan Hamengku Buwono IV (1814-1822)
Sri Sultan Hamengku Buwono IV, lahir pada 3 April 1804 dengan nama Gusti Raden Mas (GRM) Ibnu Jarot, naik tahta pada usia 10 tahun menggantikan ayahnya, Sultan Hamengku Buwono III. Karena masih belia, pemerintahan dijalankan oleh wali raja, termasuk Paku Alam I dan ibundanya, Ratu Ibu, bersama Patih Danurejo IV.
Di masa mudanya, GRM Ibnu Jarot mendapat perhatian besar dari kakaknya, Pangeran Diponegoro, yang mengajarinya ilmu agama dan budi pekerti. Namun hubungan keduanya memburuk ketika Danurejo IV memperluas pengaruhnya dan menerapkan sistem sewa tanah yang menindas rakyat, serta memberi keuntungan bagi pihak swasta dan pejabat keraton. Kebijakan itu menjadi awal ketegangan sosial yang kelak melatarbelakangi Perang Jawa.
GRM Ibnu Jarot wafat muda pada 6 Desember 1823 dalam usia 19 tahun, dan dikenal sebagai Sultan Seda Besiyar. Ia dimakamkan di Imogiri. Meski masa pemerintahannya singkat dan banyak dikendalikan oleh wali, peninggalannya antara lain dua kereta pesiar, Kyai Manik Retno dan Kyai Jolodoro, yang kini disimpan di Museum Kereta Keraton Yogyakarta.
#srisultanhamengkubuwonoIV #keratonyogyakarta #sejarahrajakeratonyogyakarta

No comments:
Post a Comment