Menguak Sejarah Stasiun Mertoyudan Magelang: Dari Jalur Kereta ke Tempat Nongkrong
Stasiun Mertoyudan adalah sebuah stasiun kereta api nonaktif yang terletak di Desa Mertoyudan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Meskipun kini tak lagi melayani perjalanan kereta, stasiun ini menyimpan banyak cerita sejarah yang menarik untuk ditelusuri.
Dibangun di Era Kolonial Belanda
Stasiun Mertoyudan dibangun oleh perusahaan kereta api Hindia Belanda, Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS). Stasiun ini resmi beroperasi pada 1 Juli 1898 sebagai bagian dari jalur kereta api yang menghubungkan Yogyakarta dan Magelang. Pada masa jayanya, stasiun ini menjadi salah satu simpul transportasi penting di kawasan Kedu.
Arsitektur Bergaya Limasan
Renovasi bangunan stasiun dilakukan sekitar tahun 1950-an. Arsitekturnya bergaya limasan khas Jawa, dengan sentuhan modern berupa ventilasi bulat berterali dan pintu-pintu bergaya minimalis. Desain ini mirip dengan beberapa stasiun lain di wilayah Daerah Operasi VI Yogyakarta seperti Stasiun Bantul, Palbapang, Rewulu, dan Winongo.
Dekat dengan Seminari Mertoyudan
Salah satu fungsi penting Stasiun Mertoyudan di masa lalu adalah melayani mobilitas para siswa Seminari Menengah Mertoyudan, yang dikenal sebagai salah satu lembaga pendidikan calon imam Katolik tertua di Indonesia. Tak heran jika stasiun ini kerap ramai oleh para pelajar dan pengunjung seminari.
Terbengkalai dan Kini Bertransformasi
Seiring waktu, jalur kereta api Yogyakarta–Magelang ditutup, dan Stasiun Mertoyudan pun dinonaktifkan. Bangunan stasiun sempat terbengkalai, kusam, dan mengalami kerusakan karena tidak lagi digunakan. Namun, pada tahun 2023, muncul inisiatif untuk menghidupkan kembali kawasan ini.
Kini, bangunan bekas stasiun dimanfaatkan sebagai area foodcourt. Dengan renovasi ringan dan penataan ulang, area ini kembali hidup sebagai tempat berkumpul dan kuliner masyarakat sekitar. Meski fungsinya telah berganti, nilai historis bangunan tetap dipertahankan, menjadikannya destinasi menarik bagi pecinta sejarah dan arsitektur.
No comments:
Post a Comment