Geger Sepehi adalah sebuah peristiwa sejarah yang menarik dan penuh makna, namun belum banyak dikenal luas, terutama di luar kalangan sejarawan. Berikut beberapa fakta unik tentang Geger Sepehi yang bisa kamu nikmati seperti menggali kisah lama dari balik kabut masa lalu:
⸻
🔥 1. “Geger Sepehi” bukan sekadar kerusuhan
Nama “Geger Sepehi” merujuk pada kerusuhan yang melibatkan pasukan Sepoy (Sepehi), yakni prajurit India yang bekerja untuk militer Inggris di Hindia Timur. Namun, istilah “geger” dalam bahasa Jawa mencerminkan betapa heboh dan gentingnya suasana saat itu—lebih dari sekadar kerusuhan, ini adalah momen kegemparan besar yang mengguncang.
⸻
🪖 2. Terjadi di Yogyakarta pada 1812
Peristiwa ini meletus ketika pasukan Inggris yang dibantu oleh pasukan Sepehi menyerbu Keraton Yogyakarta. Ini adalah satu-satunya penyerbuan langsung terhadap keraton oleh kekuatan asing dalam sejarah Jawa. Dampaknya besar: Sultan Hamengkubuwono II dilengserkan, dan sistem kekuasaan Jawa dirombak.
⸻
🇮🇳 3. Pasukan Sepehi adalah orang India!
Sepehi atau Sepoy adalah prajurit India yang bertugas di bawah komando Inggris. Ironisnya, dalam Geger Sepehi, orang-orang India bertempur di tanah Jawa untuk kepentingan kolonial Inggris, menghadapi penguasa lokal Nusantara.
⸻
🏰 4. Geger Sepehi jadi awal sistem “divide et impera” gaya Inggris
Setelah penyerbuan, Inggris memecah kekuasaan di Yogyakarta menjadi beberapa bagian—mulai dari Kesultanan, Pakualaman, dan pengaruh langsung Inggris. Ini adalah cikal bakal strategi “pecah belah” yang dikenal luas dalam kolonialisme.
⸻
🧨 5. Disulut oleh ketegangan antara Sultan dan Inggris
Hubungan antara Sultan Hamengkubuwono II dan Inggris memanas karena Inggris ingin mengendalikan lebih banyak aspek pemerintahan. Ketegangan memuncak ketika Sultan dianggap membangkang, memicu serangan oleh Inggris.
⸻
🧭 6. Thomas Stamford Raffles terlibat langsung
Ya, Raffles—tokoh yang dikenal karena mendirikan Singapura—terlibat langsung dalam peristiwa ini. Ia memimpin misi politik dan militer untuk menaklukkan Yogyakarta dan mengubah tata kelola kerajaannya.
No comments:
Post a Comment