20 April 2025

18 April 1929 Oey Hay Djoen lahir di Malang, Jawa Timur. Sejak muda, ia adalah pembaca yang rakus dan dari sana ia berkenalan dengan dunia politik—sebuah dunia yang kemudian digelutinya sampai akhir hayat. Pada usia 17 tahun ia mulai terlibat dalam politik dan memulai kerja-kerjanya dalam bidang terjemahan. Karya pertama yang diterjemahkan adalah "Negara dan Revolusi" karya V. Lenin. Ia kemudian pindah dari Yogyakarta ke Malang. Disana ia berkenalan dengan tokoh-tokoh nasionalis seperti Siauw Giok Tjhan, Go Gien Tjwan, dsb,. dan langsung terlibat dalam perlawanan melawan Belanda. Ia kemudian ditahan oleh Belanda tapi kemudian berhasil melarikan diri dari penjara. Oey kemudian menetap di Surabaya. Disini ia berkenalan Njoto dan pada tahun 1959 pindah lagi ke Jakarta dan bergabung bersama Lekra. Dalam Kongres Pertama Lekra, Oey dipilih menjadi anggota sekertariat pimpinan pusat, kepala rumah tangga yang mengurusi sekertariat dan badan penerbit Lekra. Ketika peristiwa 1965 meletus, Oey kemudian ditangkap pada bulan Oktober dan dipenjara selama 14 tahun di Pulau Buru. Ia ditahan dengan nomor tapol 001. Oey termasuk rombongan terakhir yang dilepas dari Pulau Buru bersama Pramoedya, Rivai Apin, dsb. Pasca keluar dari penjara, Oey aktif dalam penulisan dan penerbitan. Ia aktif membantu Hasta Mitra, sebuah penerbit yang didirikan oleh Pramoedya, Josoef Isak, dan Hasjim Rachman. Oey menerjamahkan banyak karya marxis klasik tulisan Marx, Engels, Plekanov, dsb., dengan nama Ira Iramanto. Ia menutup usianya di usia 79 tahun. https://19651966perpustakaanonline.wordpress.com/2018/09/16/jejak-langkah-oey-hay-djoen-tapol-001-dari-gerilyawan-kota-parlemen-buru-hingga-buku-1929-2008/ Melipat Ganda, Membakar Tirani! #momentumsejarah #arahjuang https://linktr.ee/arahjuang

 18 April 1929 Oey Hay Djoen lahir di Malang, Jawa Timur. Sejak muda, ia adalah pembaca yang rakus dan dari sana ia berkenalan dengan dunia politik—sebuah dunia yang kemudian digelutinya sampai akhir hayat.



Pada usia 17 tahun ia mulai terlibat dalam politik dan memulai kerja-kerjanya dalam bidang terjemahan. Karya pertama yang diterjemahkan adalah "Negara dan Revolusi" karya V. Lenin. 


Ia kemudian pindah dari Yogyakarta ke Malang. Disana ia berkenalan dengan tokoh-tokoh nasionalis seperti Siauw Giok Tjhan, Go Gien Tjwan, dsb,. dan langsung terlibat dalam perlawanan melawan Belanda. Ia kemudian ditahan oleh Belanda tapi kemudian berhasil melarikan diri dari penjara. 


Oey kemudian menetap di Surabaya. Disini ia berkenalan Njoto dan pada tahun 1959 pindah lagi ke Jakarta dan bergabung bersama Lekra. Dalam Kongres Pertama Lekra, Oey dipilih menjadi anggota sekertariat pimpinan pusat, kepala rumah tangga yang mengurusi sekertariat dan badan penerbit Lekra. 


Ketika peristiwa 1965 meletus, Oey kemudian ditangkap pada bulan Oktober dan dipenjara selama 14 tahun di Pulau Buru. Ia ditahan dengan nomor tapol 001. Oey termasuk rombongan terakhir yang dilepas dari Pulau Buru bersama Pramoedya, Rivai Apin, dsb.


Pasca keluar dari penjara, Oey aktif dalam penulisan dan penerbitan. Ia aktif membantu Hasta Mitra, sebuah penerbit yang didirikan oleh Pramoedya, Josoef Isak, dan Hasjim Rachman. Oey menerjamahkan banyak karya marxis klasik tulisan Marx, Engels, Plekanov, dsb., dengan nama Ira Iramanto. Ia menutup usianya di usia 79 tahun.


https://19651966perpustakaanonline.wordpress.com/2018/09/16/jejak-langkah-oey-hay-djoen-tapol-001-dari-gerilyawan-kota-parlemen-buru-hingga-buku-1929-2008/


Melipat Ganda, Membakar Tirani!

#momentumsejarah

#arahjuang


https://linktr.ee/arahjuang

No comments:

Post a Comment