Kenapa orang Lombok disebut Sasak? Apakah ada hubungannya dengan kalender Śaka?
Kita semua sepakat bahwa Sasak adalah nama suku mayoritas yang mendiami pulau Lombok. Hal ini tercatat oleh media Australia, Sydney Herald pada tahun 1894, dimana penduduk pulau Lombok menyebut diri mereka, Sasak dan jumlah mereka ratusan ribu pada tahun tersebut.
Adapun asal usul kata Sasak hingga hari ini masih menjadi perdebatan di kalangan sejarawan.
Sumber lisan mengatakan bahwa kata sasak berasal kata sesak atau rapat karena dahulu pulau Lombok ditumbuhi hutan belantara yang sangat rapat. Akan tetapi, hal ini menurut kami agak meragukan, mengingat kata sesak berasal dari Bahasa Melayu.
Sejarawan Dr. C.H. Goris menyebut kata Sasak berasal dari bahasa Sansekerta (Sak = pergi dan Saka = asal). Jadi Orang Sasak adalah orang yang meninggalkan negeri asalnya dengan menggunakan rakit. Mungkinkah begitu?
Sementara Dr Van Teeuw dan P. De Roo De La Faille berpendapat seragam yang meyakini asal kata Sasak berasal dari pengulangan tembasaq (kain putih) yaitu saq saq sehingga menjadi Sasak. Kami pribadi masih ragu, mengingat Tembasaq sendiri tidak umum digunakan dalam Bahasa Sasak.
Jika merujuk ke masa yang lebih tua, terminologi kata Sasak pertama kali ditemukan pada prasasti pujungan berangka tahun 1034 Masehi yang saat ini tersimpan di Puri Tabanan, Bali, dimana terdapat tulisan; Sasakdhana prihhan srih jayannira.
Filolog J.G. de Casparis pernah memeriksa prasasti tersebut, yang menurut pembacanya berarti: Benda ini pemberian (seorang) Sasak, untuk peringatan kemenangannya.
Berdasarkan prasasti tersebut, sebagian ahli meyakini jika Sasak adalah nama sebuah kerajaan di masa lalu. Dan jika melihat angka tahun prasasti tersebut, maka dapat dipastikan keberadaan kerajaan Sasak itu jauh sebelum Majapahit berdiri, lebih tepatnya pada zaman pemerintahan Anak Wungsu ( 1025-1077 M) di Bali dengan pusat pemerintahan di Tampak Siring.
Akan tetapi, di mana letak kerajaan Sasak, siapa nama raja rajanya? Hingga hari ini masih menjadi pertanyaan besar. Ahli mencurigai jika letusan Gunung Samalas pada 1257 Masehi bertanggung jawab atas lenyapnya banyak bukti sejarah Lombok pada abad ke 13 dan era sebelumnya.
Kembali ke asal usul penamaan suku Sasak, kami tertarik dengan ulasan tokoh adat, penggiat dan pemerhati sejarah Lombok, Kanda Maspanji Satria Wangsa tentang keterhubungan (Kalender Sasak) SaSaka (beliau menyebutnya) dengan Kalender Śaka yang lazim digunakan oleh umat Hindu Dharma.
“Tanggal 1, bulan 1 tahun Śaka 1947. Tanggal Sak bulan Sak, tahun Śaka 1947”
Meskipun kami meragukan jika kalender Śaka memiliki hubungan dengan suku Sasak, dan juga atas pernyataan di atas, karena sesuai dengan penjelasan Arkeolog muda Nicolas Umbu Lado bahwa penanggalan tahun baru Śaka jatuh pada tanggal 1 bulan Caitra/Sembilan, atau Kesanga dalam Bahasa Bali. Tetapi ada satu poin menarik dari Maspanji Satriawangsa yang membuat pikiran kami traveling, yaitu kata “Sak” yang sangat umum digunakan oleh masyarakat Sasak dalam penyebutan angka satu; Sak/Sak: 1/1.
Catatan:
Masyarakat Sasak memiliki beberapa penyebutan untuk angka 1 (satu); Sak, Saik, Sekeq, Sopoq. Tetapi kami meyakini yang paling umum adalah Sak.
Mungkinkah penamaan Sasak merupakan kode atau penanggalan yang disematkan kepada “orang/kelompok” yang pertama kali datang ke pulau Lombok, yaitu orang orang yang datang pada tanggal 1 bulan 1, alias Sak/Sak?
Akan tetapi kata “Sak” juga memiliki arti “yang”. Mungkinkah arti kata Sasak lebih dekat kepada Gunung “Yang Satu”?
Kami membayangkan di masa lalu, ketika Samalas masih kokoh berdiri dan lanskap pulau Lombok pastinya tidak sepenuhnya seperti hari ini, dan masyarakat pada umumnya masih memegang keyakinan pada “The Higher, The Holier”, atau menyucikan tempat tempat tinggi. Dalam khayalan kami, sekelompok orang (Austronesia) mengarungi lautan, lalu melihat sebuah gunung menjulang sangat tinggi memenuhi seluruh daratan pulau, jauh lebih tinggi daripada daratan (pulau pulau) lain di sekitarnya, lalu orang orang di tengah lautan menyebutnya “yang satu satunya” dalam bahasa mereka; Sak Sak.
Kata Sak atau Sa berasal dari Bahasa Proto Austronesia “Isa, Esa” dengan banyak ragam pelafalan yang tersebar di kepulauan Asia Tenggara dan Polinesia.
Dua poin terakhir adalah opini pribadi kami yang membayangkan jika asal usul nama Sasak lebih dekat kepada angka daripada kata; Tembasaq, Sesak, Sak Saka, dsb.
Sekedar pendapat pribadi. Silahkan jika ada yang memiliki pendapat berbeda. 🙏
Selamat Tahun Baru Śaka 1947 kepada semeton Hindu Dharma, dan Hari Raya Idul Fitri, 1 Syawal 1446 Hijriah kepada segenap semeton Muslim. ✨️
Photo: @z.war_
#sukusasak #sejarahlombok
No comments:
Post a Comment