Nyi Mas Saritem Memiliki nama asli Nyi Mas Ayu Permatasari. Ibunya bernama Sri Arum Ningrum, ayahnya bernama Raden Arya Sutajaya. Menikah dengan Kolonel Peter Van De Hood seorang Komandan Militer di Bandung pada saat itu.
Nyai Saritem digambarkan sebagai sosok wanita berparas cantik bersanggul ayu dan berkebaya ala wanita Sunda tempo dulu. Saritem awal mulanya nama panggilan dari seseorang berasal dari daerah Semarang yang memperkenalkan kepada teman-temannya bahwa di suatu tempat di Bandung ada seorang perempuan cantik memiliki warna kulit sari - sari item (hitam).
Nyi Mas Saritem datang dari Sumedang ke suatu tempat yang berada Bandung, yang jauh sebelum dia datang, tempat tersebut sudah menjadi tempat prostitusi. Dengan tujuan untuk membela dan membebaskan kaum wanita yang termarjinalkan agar tidak terjerumus ketempat itu.
Dia ingin membersihkan nama tempat tersebut dengan cara mendatangi pemerintahan Hindia-belanda meminta agar menutup tempat tersebut. Kalaupun para laki-laki yang datang ke tempat itu menginginkan perempuan yang ada disana, harus dinikahi secara resmi.
Semua kisah tentang Saritem dijadikan sebuah buku oleh Aan Merdeka Permana (Jurnalis dan Sastrawan) dengan judul “Saritem”, pada saat wawancara dalam acara Obrolan Budaya RRI Net Produksi RRI Bandung.
Kang Aan menuturkan harapannya menulis buku tersebut untuk mencoba agar bisa merubah penilaian masyarakat bahwa Saritem bukan seorang Pekerja Seks Komersial (PSK) tetapi Saritem adalah seorang pahlawan. Karena menurutnya secara logika ketika sesorang diabadikan namanya dapat diartikan orang tersebut telah memiliki jasa dan kesan yang baik.
Sampai saat ini, Saritem diabadikan dalam bentuk jalan yang bisa diakses dari arah Gardujati maupun dari Jalan Jenderal Sudirman. Itulah sejarah singkat tentang perjuangan Nyi Mas Saritem seorang bangsawan Keturunan Kerajaan Sumedang Larang.
No comments:
Post a Comment