31 May 2024

FERRY FADLY, MARIA OUNTU, ELSA SURYA, ELLY ERMAWATI dalam acara Festival drama Radio

 FERRY FADLY, MARIA OUNTU, ELSA SURYA, ELLY ERMAWATI dalam acara Festival drama Radio



RATU SEBAGAI GELAR LOKAL INDONESIA (AUSTRONESIA) Gelar Ratu sudah ada sejak jaman dahulu dan termuat di dalam prasasti. Gelar Ratu mirip dengan gelar Datu yang digunakan dalam Prasasti Telaga Batu yang ditemukan di Palembang-Sriwijaya yang artinya kepala suku. Gelar Ratu sendiri dipakai oleh Raja yang berjenis kelamin laki-laki seperti pendiri sekaligus Raja pertama Medang/ Mataram Kuno "Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya" (716-746M) dan beberapa Raja Bali Kuno menyandang gelar Ratu seperti Sang Ratu Sri Haji Tabanendra Warmadewa (955-977M) dan Sang Ratu Maruhani Sri Dharmodayana Warmadewa/ Raja Udayana (989-1007M). Era kolonial muncul kembali Raja laki-laki bergelar Ratu dari Kerajaan Karangasem Bali-Lombok, Ratu Agung Anglurah Gde Ngurah Karangasem yang ditawan Belanda dan jenazahnya dimakamkan di TPU Karet-Bivak, Batavia-Jakarta. Dokumentasi foto pribadi.

 RATU SEBAGAI GELAR LOKAL INDONESIA (AUSTRONESIA)


Gelar Ratu sudah ada sejak jaman dahulu dan termuat di dalam prasasti. Gelar Ratu mirip dengan gelar Datu yang digunakan dalam Prasasti Telaga Batu yang ditemukan di Palembang-Sriwijaya yang artinya kepala suku.



Gelar Ratu sendiri dipakai oleh Raja yang berjenis kelamin laki-laki seperti pendiri sekaligus Raja pertama Medang/ Mataram Kuno "Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya" (716-746M) dan beberapa Raja Bali Kuno menyandang gelar Ratu seperti Sang Ratu Sri Haji Tabanendra Warmadewa (955-977M) dan Sang Ratu Maruhani Sri Dharmodayana Warmadewa/ Raja Udayana (989-1007M). 


Era kolonial muncul kembali Raja laki-laki bergelar Ratu dari Kerajaan Karangasem Bali-Lombok, Ratu Agung Anglurah Gde Ngurah Karangasem yang ditawan Belanda dan jenazahnya dimakamkan di TPU Karet-Bivak, Batavia-Jakarta.


Dokumentasi foto pribadi.

๐—ฃ๐—˜๐—ก๐—š๐—”๐—ž๐—จ๐—”๐—ก ๐—ฌ๐—ข๐—–๐—ž๐—œ๐—˜ ๐—ฆ Selain Donny Gagola yang selalu mengumbar kata2 tentang GodBless(GB),Jockie Suryoprayogo pun tak kalah serunya kalau bicara tentang GB. Bahkan ia lebih meledak2 dan menjadi personil pertama GB yang menanggapi komentar2 sinis penggemar musik terhadap album "Huma Di atas Bukit". "Gua gak sangka masyarakat begitu kritis & langsung membantai tanpa ampun.Tadinya gua pikir cuma teman2 anak band saja yang mengeritik, gak tahunya malah masyarakat duluan yang menyerang abis2an album tersebut. Para pengamat musik kayak Remy Sylado,Bens Leo,Theo Ks dll malah bungkam gak ada suaranya"tutur Jockie saat ditemui di rumahnya. "Terus terang album itu dibuat ter-buru2, gak pake persiapan lagi kita cuma punya waktu 2 minggu. Achmad Albar yang lebih berpengalaman soal rekaman bingung bagaimana caranya bikin aransemen musik sebanyak 11 lagu dalam waktu sesingkat itu. Disatu sisi GB dituntut untuk punya album yang tertunda sekian tahun. Satu2nya jalan kita main comot, dan apa boleh buat penggalan2 lagu Genesis kita pakai" Jockie menjelaskan. Sumber : Aktuil The Legend

 ๐—ฃ๐—˜๐—ก๐—š๐—”๐—ž๐—จ๐—”๐—ก ๐—ฌ๐—ข๐—–๐—ž๐—œ๐—˜ ๐—ฆ

Selain Donny Gagola yang selalu mengumbar kata2 tentang GodBless(GB),Jockie Suryoprayogo pun tak kalah serunya kalau bicara tentang GB. Bahkan ia lebih meledak2 dan menjadi personil pertama GB yang menanggapi komentar2 sinis penggemar musik terhadap album "Huma Di atas Bukit".



"Gua gak sangka masyarakat begitu kritis & langsung membantai tanpa ampun.Tadinya gua pikir cuma teman2 anak band saja yang mengeritik, gak tahunya malah masyarakat duluan yang menyerang abis2an album tersebut. Para pengamat musik kayak Remy Sylado,Bens Leo,Theo Ks dll malah bungkam gak ada suaranya"tutur Jockie saat ditemui di rumahnya.


"Terus terang album itu dibuat ter-buru2, gak pake persiapan lagi kita cuma punya waktu 2 minggu. Achmad Albar yang lebih berpengalaman soal rekaman bingung bagaimana caranya bikin aransemen musik sebanyak 11 lagu dalam waktu sesingkat itu. Disatu sisi GB dituntut untuk punya album yang tertunda sekian tahun. Satu2nya jalan kita main comot, dan apa boleh buat penggalan2 lagu Genesis kita pakai" Jockie menjelaskan.

Sumber : Aktuil The Legend

Arca Amoghapasa ini bisa menjelaskan sedikit status strata politik antara Jawa & Sumatera pada abad 13. Ditemukan di hulu sungai Batanghari, kompleks percandian Padangroco, nagari Siguntur, kecamatan Sitiung, kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat. Merupakan arca yg dihadiahkan oleh Raja Kertanegara dari Singhasari pada Raja Bhumi melayu di Dharmasraya. Berita pengiriman arca Amoghapasa ini ke Sumatera (Bhumi melayu) tertulis pada alas arca bertanggal 22 Agustus 1286. Isi prasasti tertulis Kertanegara adalah Raja dari segala raja (ลšrฤซ Mahฤrฤjฤdhirฤja Kแน›tanagara). Sedangkan Raja Dharmasraya hanya ditulis sebagai "Sri Maharaja" (ลšrฤซ Mahฤrฤja ลšrฤซmat Tribhuwanarฤja Mauliwarmmadewa). Gelar "Maharajadiraja" menunjukan status Kertanegara lebih tinggi dari gelar "Sri Maharaja" yg dimiliki Raja Dharmasraya. Tampaknya ekspedisi militer Pamalayu Singhasari pada 1275 berhasil menjadikan Kerajaan melayu Dharmasraya masuk menjadi wilayah lingkar mandala Singhasari. Source : Kern, J.H.C., (1907), De wij-inscriptie op het Amoghapฤรงa-beeld van Padang Candi(Batang Hari-districten); 1269 ร‡aka, Tijdschrift voor Indische Taal-, Land-, en Volkenkunde

 Arca Amoghapasa ini bisa menjelaskan sedikit status strata politik antara Jawa & Sumatera pada abad 13.



Ditemukan di hulu sungai Batanghari, kompleks percandian Padangroco, nagari Siguntur, kecamatan Sitiung, kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat. 


Merupakan arca yg dihadiahkan oleh Raja Kertanegara dari Singhasari pada Raja Bhumi melayu di Dharmasraya. Berita pengiriman arca Amoghapasa ini ke Sumatera (Bhumi melayu) tertulis pada alas arca bertanggal 22 Agustus 1286.


Isi prasasti tertulis Kertanegara adalah Raja dari segala raja (ลšrฤซ Mahฤrฤjฤdhirฤja Kแน›tanagara). Sedangkan Raja Dharmasraya hanya ditulis sebagai "Sri Maharaja" (ลšrฤซ Mahฤrฤja ลšrฤซmat Tribhuwanarฤja Mauliwarmmadewa).


Gelar "Maharajadiraja" menunjukan status Kertanegara lebih tinggi dari gelar "Sri Maharaja" yg dimiliki Raja Dharmasraya.


Tampaknya ekspedisi militer Pamalayu Singhasari pada 1275 berhasil menjadikan Kerajaan melayu Dharmasraya masuk menjadi wilayah lingkar mandala Singhasari.


Source :


Kern, J.H.C., (1907), De wij-inscriptie op het Amoghapฤรงa-beeld van Padang Candi(Batang Hari-districten); 1269 ร‡aka, Tijdschrift voor Indische Taal-, Land-, en Volkenkunde


Sumber : Kandang Kebo

Tan Tjeng Bok adalah seorang seniman tiga jaman, Tan Tjeng Bok atau lebih populer dengan nama Pak Item lahir pada tahun 1898 (dalam wikipedia Iahir pada 30 April 1899). Ia memulai karirnya diatas panggung pada usia 14 tahun, ia menggabungkan diri dengan orkes keroncong "Hoot Visen" di Bandung. sebagai penyanyi , ia telah mengumpulkan puluhan medali emas. Bukan hanya puluhan pada tahun 1983 tercatat sudah mencapai seratus sembilan puluh 190 medali emas. Tan Tjeng Bok adalah keturunan Tionghoa, tetapi ketika ia bergabung denga. perkumpulan opera "Soei Bian Lian" yang selalu menampikan cerita-cerita klasik China justru Ia merasa tidak cocok. Ia mengikuti perkumpulan sandiwara, sebagai anak wayang. namun kemudian keluar dan menjadi penyanyi keroncong. Si Item buaya keroncong mendapat julukan "Douglas Fairbanks Van Java" . Julukan ini terbawa-bawa terus sampai ia terjun kedunia film. Film-film yang pernah di bintangi antara lain : "Srigala item " 1941, Si Gomar, Singa laut, Tengkorak hidup yang semua masih pada tahun 1941. Dan pada masa pendudukan jepang ia kembali lagi sebagai anak wayang, sebutan untuk para pemain sandiwara pada saat itu. Baru setelah merdeka ia kembali ke film antara lain : "Melarat tapi Sehat" 1945, "Judi" 1955, "Peristiwa Surabaya Gubeng" 1956, "Badai Selatan" 1960, Honey Money and Jakarta Fair " 1970, "Bengawan Solo" 1971," Aku tak berdosa" 1972, "Donat Pahlawan Pandir" 1978. dan mash banyak lagi film-film yang pernah di bintangi pak Item. Menurut Pengakuan Pak Item dalam buku FFI 1983, ia sudah membintangi ratusan film, akan tetapi secara pasti ia tidak ingat lagi. Beliu meninggal dalam usia 85 tahun pada 15 Februari 1985. Sumber tulisan : buku FFI 1983

 Tan Tjeng Bok adalah seorang seniman tiga jaman, Tan Tjeng Bok atau lebih populer dengan nama Pak Item lahir pada tahun 1898 (dalam wikipedia Iahir pada 30 April 1899). Ia memulai karirnya diatas panggung pada usia 14 tahun, ia menggabungkan diri dengan orkes keroncong "Hoot Visen" di Bandung.  sebagai penyanyi , ia telah mengumpulkan puluhan medali emas. Bukan hanya puluhan pada tahun 1983 tercatat sudah mencapai seratus sembilan puluh 190 medali emas.



Tan Tjeng Bok adalah keturunan Tionghoa, tetapi ketika ia bergabung denga. perkumpulan opera "Soei Bian Lian" yang selalu menampikan cerita-cerita klasik China justru Ia merasa tidak cocok.  Ia mengikuti perkumpulan sandiwara, sebagai anak wayang. namun kemudian keluar dan menjadi penyanyi keroncong. Si Item buaya keroncong mendapat julukan "Douglas Fairbanks Van Java" . Julukan ini terbawa-bawa terus sampai ia terjun kedunia film. 


Film-film yang pernah di bintangi antara lain : "Srigala item " 1941, Si Gomar, Singa laut, Tengkorak hidup yang semua masih pada tahun 1941. Dan pada masa pendudukan jepang ia kembali lagi sebagai anak wayang, sebutan untuk para pemain sandiwara pada saat itu. 

Baru setelah merdeka ia kembali ke film antara lain : "Melarat tapi Sehat" 1945, "Judi" 1955, "Peristiwa Surabaya Gubeng" 1956, "Badai Selatan" 1960, Honey Money and Jakarta Fair " 1970, "Bengawan Solo" 1971," Aku tak berdosa" 1972, "Donat Pahlawan Pandir" 1978. dan mash banyak lagi film-film yang pernah di bintangi pak Item. 

Menurut Pengakuan Pak Item dalam buku FFI 1983, ia sudah membintangi ratusan film, akan tetapi secara pasti ia tidak ingat lagi. 


Beliu meninggal dalam usia 85 tahun pada 15 Februari 1985. 


Sumber tulisan : buku FFI 1983

POTRET SEORANG LETNAN MELAYU DI MAKASSAR = 1870 sumber : KITLV

 POTRET SEORANG LETNAN MELAYU DI MAKASSAR = 1870 



sumber : KITLV 


KEANEHAN DAN KEGILAAN CALIGULA KAISAR ROMAWI Caligula atau Gaius Caesar (31 Agustus 12 M – 24 Januari 41 M) adalah seorang Kaisar Romawi. Ia mulai naik takhta pada tahun 37 M, namun kemudian tewas karena dibunuh seorang serdadu pada tahun 41 M. Masa pemerintahannya yang pendek penuh ditandai dengan kekejaman yang luar biasa. Caligula adalah putra termuda pasangan Germanicus dan Vipsania Agrippina maior. Ia masih cicit dari Kaisar Agustus. Caligula besar di perkemahan tentara. Oleh karena itu ia di kemudian hari disebut Caligula (sandal prajurit kecil) dari bahasa Latin: caligae. Setelah Germanicus ayah Caligula mati terbunuh secara misterius pada tahun 19 M, Ibunya Vipsania Agrippina, selama bertahun-tahun membela suaminya yang dibunuh dan menuduh Tiberius, akhirnya dibuang oleh Tiberius hingga tewas kelaparan. Lalu Tiberius juga menyuruh membunuh kedua kakak Caligula (Nero dan Drusus). Caligula sendiri tidak dibunuh oleh Tiberius karena ia masih muda dan akhirnya Caligula secara terpaksa hidup dengan pamannya tersebut (Tiberius). Setelah Tiberius meninggal, Caligula naik tahta Romawi. Pada awalnya Caligula memerintah secara normal beberapa kebijakannya antara lain : 1. Mempublikasikan anggaran kekaisaran, sebuah hal yang tidak pernah dilakukan oleh Tiberius yang pelit 2. Menerbitkan kembali sejarah karya Titus Labienus, Cremetius Cordus, dan Cassius Severus 3. Memperbaiki sistem pemilihan umum yang dirancang untuk mengembalikan hak suara bagi rakyat 4. Calligula seorang pecinta kesenian, ia sering memberikan sejumlah pertunjukan teater di Sirakusa, aneka pertandingan di Lugdunum, menyelesaikan proyek teater Pompey dan membangun amfiteater di Saepta dan membangun kembali reruntuhan tembok serta kuil Didymaen Apollo di Miletus. Setelah memerintah dengan normal, Caligula sempat jatuh sakit. Tidak jelas penyakit apa yang di deritanya. Tetapi Caligula seolah kehilangan akal sehatnya saat ia sembuh. Ia segera menjelma menjadi salah satu kaisar paling kejam yang pernah memerintah Romawi dan daerah kekuasaan lainnya. KEANEHAN DAN KEGILAAN CALIGULA : 1. Caligula gemar melakukan inses dengan beberapa saudari kandungnya di antaranya Drusilla. Karena Drusilla sudah menikah, Caligula memaksanya untuk meninggalkan suaminya. Ia lalu memberitahukan kepada masyarakat Roma yang terkejut, bahwa ini adalah hal yang sangat pantas dan tidak seorang pun perlu mengeluhkannya. 2. Gemar memerintahkan orang untuk bunuh diri. Pada suatu saat Gemellus datang untuk makan malam, mulutnya menyebarkan bau obat batuk. Dengan segera Caligula menuduh Gemellus meminum obat penawar racun, dan karena hal itu jelas tercermin pada dirinya, maka Caligula memerintahkan Gemellus untuk segera bunuh diri. Pemuda yang berusia delapan belas tahun itu menurut dan menjatuhkan diri di atas pedangnya. Ini dilakukannya karena Gemellus adalah saingan Caligula sebagai pewaris takhta Roma dari Tiberius, kakek mereka. Memerintahkan orang untuk bunuh diri kemudian menjadi kegemaran Caligula. Bermacam-macam orang dari berbagai lapisan masyarakat telah diperintahkannya untuk mengakhiri hidup mereka sendiri. Dengan memerintahkan hal itu, rasa kedewaan Caligula semakin bertambah. 3. Ketika suatu malam dia duduk dalam acara perjamuan bersama kawan-kawannya, ia sekonyong-konyong meledak tertawa. Lalu ia menjawab pertanyaan atas tingkahnya itu, ia berkata," Aku sedang berpikir bahwa hanya dengan satu anggukan kepala, aku dapat menitahkan leher kalian digorok!" Pernyataan itu langsung menghilangkan suasana riang pesta. 4. Caligula secara resmi mengumumkan kuda kesayangannya, Incitatus menjadi konsul. Lalu ia menyediakan rumah yang mewah, lengkap dengan sejumlah pelayan, untuk mengurus kuda itu. Pesta-pesta besar diadakan dengan kuda itu sebagai tuan rumahnya. 5. Belum puas dengan selera humor Caligula yang sudah tidak beres, Caligula tiba – tiba menunjuk kuda kesayangannya itu sebagai pendeta di sebuah kuil. 6. Ketika ia menghadiri suatu pernikahan seorang kawan, ia memutuskan bahwa ia sendirilah yang harus menjadi suami dari wanita itu sedangkan pengantin prianya hanya duduk membisu keheranan. Ketika kemudian ia bosan dengan istrinya ini, ia menceraikannya. 7. Caligula memerintahan pasukan Romawi untuk berperang dengan laut, menantang Poseidon. Tentu saja, mereka cuman menusuk-nusuk laut dengan tombak. Demikianlah sekilas sejarah Caligula, karena masa pemerintahan yang singkat menjadikan masa pemerintahan Caligula menjadi masa pemerintahan yang kurang terdokumentasi dengan baik, sehingga tidak banyak cerita atau peninggalannya. Terima kasih sudah membaca semoga bermanfaat. Sumber : Biography from De Imperatoribus Romanis, Biography of Gaius Caligula, Wikipedia dan berbagai sumber lain

 KEANEHAN DAN KEGILAAN

CALIGULA

KAISAR ROMAWI



Caligula atau Gaius Caesar (31 Agustus 12 M – 24 Januari 41 M) adalah seorang Kaisar Romawi. Ia mulai naik takhta pada tahun 37 M, namun kemudian tewas karena dibunuh seorang serdadu pada tahun 41 M. Masa pemerintahannya yang pendek penuh ditandai dengan kekejaman yang luar biasa. 


Caligula adalah putra termuda pasangan Germanicus dan Vipsania Agrippina maior. Ia masih cicit dari Kaisar Agustus. Caligula besar di perkemahan tentara. Oleh karena itu ia di kemudian hari disebut Caligula (sandal prajurit kecil) dari bahasa Latin: caligae.


Setelah Germanicus ayah Caligula mati terbunuh secara misterius pada tahun 19 M, Ibunya Vipsania Agrippina, selama bertahun-tahun membela suaminya yang dibunuh dan menuduh Tiberius, akhirnya dibuang oleh Tiberius hingga tewas kelaparan. Lalu Tiberius juga menyuruh membunuh kedua kakak Caligula (Nero dan Drusus). Caligula sendiri tidak dibunuh oleh Tiberius karena ia masih muda dan akhirnya Caligula secara terpaksa hidup dengan pamannya tersebut (Tiberius).


Setelah Tiberius meninggal, Caligula naik tahta Romawi. Pada awalnya Caligula memerintah secara normal beberapa kebijakannya antara lain :

1. Mempublikasikan anggaran kekaisaran, sebuah hal  yang tidak pernah dilakukan oleh Tiberius yang pelit

2. Menerbitkan kembali sejarah karya Titus Labienus, Cremetius Cordus, dan Cassius Severus

3. Memperbaiki sistem pemilihan umum yang dirancang untuk mengembalikan hak suara bagi rakyat

4. Calligula seorang pecinta kesenian, ia sering memberikan sejumlah pertunjukan teater di Sirakusa, aneka pertandingan di Lugdunum, menyelesaikan proyek teater Pompey dan membangun amfiteater di Saepta dan membangun kembali reruntuhan tembok serta kuil Didymaen Apollo di Miletus.


Setelah memerintah dengan normal, Caligula sempat jatuh sakit. Tidak jelas penyakit apa yang di deritanya. Tetapi Caligula seolah kehilangan akal sehatnya saat ia sembuh. Ia segera menjelma menjadi salah satu kaisar paling kejam yang pernah memerintah Romawi dan daerah kekuasaan lainnya.


KEANEHAN DAN KEGILAAN CALIGULA :


1. Caligula gemar melakukan inses dengan beberapa saudari kandungnya di antaranya Drusilla. Karena Drusilla sudah menikah, Caligula memaksanya untuk meninggalkan suaminya. Ia lalu memberitahukan kepada masyarakat Roma yang terkejut, bahwa ini adalah hal yang sangat pantas dan tidak seorang pun perlu mengeluhkannya.

 

2. Gemar memerintahkan orang untuk bunuh diri. Pada suatu saat Gemellus datang untuk makan malam, mulutnya menyebarkan bau obat batuk. Dengan segera Caligula menuduh Gemellus meminum obat penawar racun, dan karena hal itu jelas tercermin pada dirinya, maka Caligula memerintahkan Gemellus untuk segera bunuh diri. Pemuda yang berusia delapan belas tahun itu menurut dan menjatuhkan diri di atas pedangnya. Ini dilakukannya karena Gemellus adalah saingan Caligula sebagai pewaris takhta Roma dari Tiberius, kakek mereka. Memerintahkan orang untuk bunuh diri kemudian menjadi kegemaran Caligula. Bermacam-macam orang dari berbagai lapisan masyarakat telah diperintahkannya untuk mengakhiri hidup mereka sendiri. Dengan memerintahkan hal itu, rasa kedewaan Caligula semakin bertambah.


3. Ketika suatu malam dia duduk dalam acara perjamuan bersama kawan-kawannya, ia sekonyong-konyong meledak tertawa. Lalu ia menjawab pertanyaan atas tingkahnya itu, ia berkata," Aku sedang berpikir bahwa hanya dengan satu anggukan kepala, aku dapat menitahkan leher kalian digorok!" Pernyataan itu langsung menghilangkan suasana riang pesta.


4. Caligula secara resmi mengumumkan kuda kesayangannya, Incitatus menjadi konsul. Lalu ia menyediakan rumah yang mewah, lengkap dengan sejumlah pelayan, untuk mengurus kuda itu. Pesta-pesta besar diadakan dengan kuda itu sebagai tuan rumahnya.


5. Belum puas dengan selera humor Caligula yang sudah tidak beres, Caligula tiba – tiba menunjuk kuda kesayangannya itu sebagai pendeta di sebuah kuil.


6. Ketika ia menghadiri suatu pernikahan seorang kawan, ia memutuskan bahwa ia sendirilah yang harus menjadi suami dari wanita itu sedangkan pengantin prianya hanya duduk membisu keheranan. Ketika kemudian ia bosan dengan istrinya ini, ia menceraikannya.


7. Caligula memerintahan pasukan Romawi untuk berperang dengan laut, menantang Poseidon. Tentu saja, mereka cuman menusuk-nusuk laut dengan tombak.


Demikianlah sekilas sejarah Caligula, karena masa pemerintahan yang singkat menjadikan masa pemerintahan Caligula menjadi masa pemerintahan yang kurang terdokumentasi dengan baik, sehingga tidak banyak cerita atau peninggalannya. Terima kasih sudah membaca semoga bermanfaat.


Sumber : Biography from De Imperatoribus Romanis,  Biography of Gaius Caligula, Wikipedia dan berbagai sumber lain

๐——๐—”๐—ฅ๐—ฌ๐—Ÿ ๐—๐—ข๐—ก๐—˜๐—ฆ ๐—ฃ๐—˜๐— ๐—”๐—œ๐—ก ๐—”๐——๐——๐—œ๐—ง๐—œ๐—ข๐—ก๐—”๐—Ÿ ๐—”๐—•๐—”๐——๐—œ ๐—ง๐—›๐—˜ ๐—ฅ๐—ข๐—Ÿ๐—Ÿ๐—œ๐—ก๐—š ๐—ฆ๐—ง๐—ข๐—ก๐—˜๐—ฆ Pada tahun 1992, Bill Wyman memutuska berhenti setelah hampir 30 tahun menjadi anggota Rolling Stones. Untuk mengisi kekosongan pemain bass, Jagger dkk memutuskan untuk mengaudisi para pemain bass salah satunya adalah Darryl Jones. Darryl Jones kelahiran Chicago bukanlah seorang musisi papan atas, namun ia telah menghabiskan satu dekade terakhir mendukung beberapa artis musik yang paling disegani. Lahir pada tahun 1961, Jones bagian dari band Miles Davis di awal tahun 80an. Dia bermain di band "Blue Turtles" milik Sting . Dia juga melakukan sesi dengan Herbie Hancock, Madonna hingga Peter Gabriel . Jones mengikuti audisi, memainkan beberapa hits terhebat Rolling Stones di New York. Dia merasa senang dengan sesi ini. Begitu pula mendiang drummer Charlie Watts , yang lebih suka bermain dengan Jones. Beberapa minggu kemudian, dia diundang ke Irlandia untuk merekam beberapa materi baru yang Jagger dan Richards kumpulkan untuk rekaman band berikutnya. Suatu malam, saat Rolling Stones sedang memberikan sentuhan akhir pada album barunya di Los Angeles, Jones dipanggil ke studio. Di sana dia bertemu Richards, yang berkata : “Charlie bertanya padaku apakah kami akan bermain denganmu. Kami telah mengaudisi semua orang dan akhirnya memilih Anda – saya rasa kami sekarang tidak akan memilih orang lain.” Pada tanggal 18 Maret 1994, Darryl Jones secara resmi diperkenalkan sebagai bassis di album baru Stones dan tur dunia, yang akan dimulai musim panas. Dia kemudian mengambil bagian dalam setiap tur Rolling Stones – dan sebagian besar album mereka. Daryl Jones sudah 30 tahun menjadi additional bassist RS dan bisa dikatakan pemain additional abadi di Band RS. Sumber : ultimateclassicrock

 ๐——๐—”๐—ฅ๐—ฌ๐—Ÿ ๐—๐—ข๐—ก๐—˜๐—ฆ ๐—ฃ๐—˜๐— ๐—”๐—œ๐—ก ๐—”๐——๐——๐—œ๐—ง๐—œ๐—ข๐—ก๐—”๐—Ÿ ๐—”๐—•๐—”๐——๐—œ ๐—ง๐—›๐—˜ ๐—ฅ๐—ข๐—Ÿ๐—Ÿ๐—œ๐—ก๐—š ๐—ฆ๐—ง๐—ข๐—ก๐—˜๐—ฆ

Pada tahun 1992, Bill Wyman memutuska berhenti setelah hampir 30 tahun menjadi anggota Rolling Stones. Untuk mengisi kekosongan pemain bass, Jagger dkk memutuskan untuk mengaudisi para pemain bass salah satunya adalah Darryl Jones. 



Darryl Jones kelahiran Chicago  bukanlah seorang musisi papan atas, namun ia telah menghabiskan satu dekade terakhir mendukung beberapa artis musik yang paling disegani. Lahir pada tahun 1961, Jones bagian dari band Miles Davis di awal tahun 80an. Dia bermain di band "Blue Turtles" milik Sting . Dia juga melakukan sesi dengan Herbie Hancock, Madonna hingga Peter Gabriel .


Jones mengikuti audisi, memainkan beberapa hits terhebat Rolling Stones di New York. Dia merasa senang dengan sesi ini. Begitu pula mendiang drummer Charlie Watts , yang lebih suka bermain dengan Jones.  Beberapa minggu kemudian, dia diundang ke Irlandia untuk merekam beberapa materi baru yang Jagger dan Richards kumpulkan untuk rekaman band berikutnya.


Suatu malam, saat Rolling Stones sedang memberikan sentuhan akhir pada album barunya di Los Angeles, Jones dipanggil ke studio. Di sana dia bertemu Richards, yang berkata : “Charlie bertanya padaku apakah kami akan bermain denganmu. Kami telah mengaudisi semua orang dan akhirnya memilih Anda – saya rasa kami sekarang tidak akan memilih orang lain.”


Pada tanggal 18 Maret 1994,    Darryl Jones secara resmi diperkenalkan sebagai bassis di album baru Stones dan tur dunia, yang akan dimulai musim panas. Dia kemudian mengambil bagian dalam setiap tur Rolling Stones – dan sebagian besar album mereka.


Daryl Jones sudah 30 tahun menjadi additional bassist RS dan bisa dikatakan pemain additional abadi di Band RS. 


Sumber : ultimateclassicrock

๐— ๐—”๐—ฌ ๐—ง๐—œ๐——๐—”๐—ž ๐—ฆ๐—จ๐—ž๐—” ๐—จ๐—ก๐——๐—˜๐—ฅ ๐—ฃ๐—ฅ๐—˜๐—ฆ๐—ฆ๐—จ๐—ฅ๐—˜ Brian May mengakui bahwa dia tidak pernah menyukai “Under Pressure,” kolaborasi Queen tahun 1981 dengan David Bowie , namun dia tidak mengatakan apa pun saat itu karena dia tahu itu akan berujung pada perkelahian. Sang gitaris menyampaikan kepada UCR tentang perdebatan antar para personil Queen dan menguraikan ketegangan antara Bowie dan bassis Queen John Deacon . “Saya ingat David mengulurkan tangan kepada John dan berkata, 'Tidak, jangan lakukan seperti itu,'” kata May, dan John berkata, 'Permisi? Saya pemain bassnya, kan? Beginilah cara saya melakukannya!'” Dia menambahkan: “Tetapi seseorang harus mengambil alih kendali. Seseorang harus memutuskan apa yang sebenarnya Anda gunakan… orang itu adalah David, karena dia hanya berkata, 'Saya sedang melakukannya, saya sedang melakukannya,' saya adalah David Bowie. Dan kami berkata, 'Ooh, oke…'” May memutuskan untuk tidak terus memaksakan diri. “Jadi pada dasarnya Freddie dan David bertarung di studio dengan mixing tersebut. Dan apa yang terjadi dalam mixinh tersebut adalah sebagian besar sound gitar itu hilang.” Dia melanjutkan: “Saya tidak pernah menyukainya, sejujurnya, cara mixingnya. Tapi saya menyadari bahwa itu berhasil. Itu adalah sudut pandangnya, dan itu dilakukan dengan sangat baik. Dan orang-orang menyukainya.” “David adalah kekuatan kreatif yang luar biasa. Namun Anda tidak bisa memiliki terlalu banyak kekuatan kreatif yang luar biasa di ruangan yang sama. Ini mulai menjadi sangat sulit!

 ๐— ๐—”๐—ฌ ๐—ง๐—œ๐——๐—”๐—ž ๐—ฆ๐—จ๐—ž๐—” ๐—จ๐—ก๐——๐—˜๐—ฅ ๐—ฃ๐—ฅ๐—˜๐—ฆ๐—ฆ๐—จ๐—ฅ๐—˜

Brian May mengakui bahwa dia tidak pernah menyukai “Under Pressure,” kolaborasi Queen tahun 1981 dengan David Bowie , namun dia tidak mengatakan apa pun saat itu karena dia tahu itu akan berujung pada perkelahian.



Sang gitaris menyampaikan kepada UCR tentang perdebatan  antar para personil Queen dan menguraikan ketegangan antara Bowie dan bassis Queen John Deacon . “Saya ingat David mengulurkan tangan kepada John dan berkata, 'Tidak, jangan lakukan seperti itu,'” kata May, dan John berkata, 'Permisi? Saya pemain bassnya, kan? Beginilah cara saya melakukannya!'”


Dia menambahkan: “Tetapi seseorang harus mengambil alih kendali. Seseorang harus memutuskan apa yang sebenarnya Anda gunakan… orang itu adalah David, karena dia hanya berkata, 'Saya sedang melakukannya, saya sedang melakukannya,' saya adalah David Bowie. Dan kami berkata, 'Ooh, oke…'”


May memutuskan untuk tidak terus memaksakan diri. “Jadi pada dasarnya Freddie dan David bertarung di studio dengan mixing tersebut. Dan apa yang terjadi dalam mixinh tersebut adalah sebagian besar sound gitar itu hilang.”

Dia melanjutkan: “Saya tidak pernah menyukainya, sejujurnya, cara mixingnya. Tapi saya menyadari bahwa itu berhasil. Itu adalah sudut pandangnya, dan itu dilakukan dengan sangat baik. Dan orang-orang menyukainya.”


“David adalah kekuatan kreatif yang luar biasa. Namun Anda tidak bisa memiliki terlalu banyak kekuatan kreatif yang luar biasa di ruangan yang sama. Ini mulai menjadi sangat sulit!

Potret seorang bocah menenggak minuman es yang dijual pedagang keliling pada sekitar tahun 1910 di Jawa Barat.. Sepertinya bocah tersebut kehausan.. Sumber fhoto Universiteit Leiden

 Potret seorang bocah menenggak minuman es yang dijual pedagang keliling pada sekitar tahun 1910 di Jawa Barat.. 

Sepertinya bocah tersebut kehausan.. 



Sumber fhoto Universiteit Leiden

Beliau adalah Amat, dari Pekalongan. Mengenali bekas luka di pipi kiri Negara lahirnya : Hindia Belanda Jenis kelamin : laki-laki Usia : tahun 23 Tinggi : 159 Agama : Islam Titik keberangkatan : Batavia Tanggal keberangkatan : 6-6-1927 Kapal : Kangean Jenis kapal SS Tempat kedatangan : Paramaribo Dipekerjakan oleh : Agen der Ned. Berdagang Untuk siapa : pemerintah kolonial Kode Kontrak AE685 Tanggal dimulainya kontrak : 18-7-1927 Tanggal berakhirnya kontrak : 18-7-1932 Tanggal CVO : 22-8-1936 Tanggal penerimaan premi : 21-3-1938 Wilayah : Pekalongan Kelurahan : Pekalongan Kabupaten : Batang Desa / dorp : Todanan Perkebunan Dordrecht Pengembalian kapal : tidak diketahui #suriname #pekerjakontrak #belanda #pekalongan #documentasy #arsip #tempodulu #share

 Beliau adalah Amat, dari Pekalongan.


Mengenali bekas luka di pipi kiri



Negara lahirnya : Hindia Belanda


Jenis kelamin : laki-laki


Usia : tahun 23

Tinggi : 159

Agama : Islam

Titik keberangkatan : Batavia

Tanggal keberangkatan : 6-6-1927

Kapal : Kangean

Jenis kapal SS


Tempat kedatangan : Paramaribo

Dipekerjakan oleh : Agen der Ned. Berdagang

Untuk siapa : pemerintah kolonial

Kode Kontrak AE685

Tanggal dimulainya kontrak : 18-7-1927

Tanggal berakhirnya kontrak : 18-7-1932

Tanggal CVO : 22-8-1936

Tanggal penerimaan premi : 21-3-1938


Wilayah : Pekalongan

Kelurahan : Pekalongan

Kabupaten : Batang

Desa / dorp : Todanan

Perkebunan Dordrecht

Pengembalian kapal : tidak diketahui


#suriname #pekerjakontrak #belanda #pekalongan #documentasy #arsip #tempodulu #share

SEJARAH SOTO Ada yang menyebut : Soto, Coto ( Makassar), Tauto ( Tauto = Tauco soto, Pekalongan ) , Sroto ( Purwokerto - Banyumas). Tergantung dari daerah masing-masing di Indonesia. Istilah Soto sendiri dikenal secara luas. Tergantung penggunaan bahan utama masakan berkuah tersebut. Ada soto ayam, soto sapi, soto kerbau, soto itik (bebek), soto kikil, soto bekicot dan sebagainya. Juga Soto dengan embel-embel penamaan wilayah atau kotanya. Seperti Soto Betawi, Soto Mie Bogor, Soto Semarang, Soto Kudus, Soto Bandung, Soto Lamongan, Soto Madura, Soto Padang, Soto Banjar dan lain-lain. Masakan Khas Tionghoa Denys Lombard, sejarawan Perancis, pernah menulis dalam bukunya : Nusa Jawa Silang Budaya: Jaringan Asia, mencatat orang-orang Tionghoa sangat berperan penting bagi kelahiran masakan Soto. Kata Soto awalnya dari bahasa Mandarin : caudu atau jao to. Masakan khas Tionghoa tersebut, lanjut Denys Lombard, kali pertama populer di Semarang pada abad ke-19. Soto pun menjadi produk hibrid, mengakar pada percampuran beragam tradisi budaya kuliner. Penelitian Ary Budiyanto dan Intan Kusuma Wardhani bertajuk “Menyantap Soto Melacak Jao To Merekonstruksi (Ulang). Jejak Hibriditas Budaya Kuliner Cina dan Jawa" (2013) dari Institute for Research and Community Service Petra Christian Univesity mengungkapkan bahwa soto sebenarnya datang dari Cina. Dijelaskan, istilah “soto" merujuk dari salah satu jenis makanan Cina yang dalam dialek Hokkian disebut : cau do, jao to, atau chau tu, yang artinya jeroan dengan berbagai jenis rempah-rempah. Di Indonesia, soto pertama kali dikenal di pesisir pantai utara Jawa pada abad ke-19 Masehi, yakni masakan berkuah dengan potongan daging atau jeroan. Dalam catatan Troppenmuseum Belanda 1919, Soto disebut sebagai : Chinese soep, dimasak di atas komfoor (anglo), diberi rode lombok en lombok rawit, een fles ketjap (soja), saat menyajikan pedagangnya duduk di atas Javaans houten bankje ( alias dingklik) dijajakan dengan menggunakan platte pikoelan van bamboe. Pakai Kunyit Pengaruh India Pengaruh Tionghoa tercermin pada paduan bahan soto seperti : mie, bihun atau soun, bawang putih goreng, tauco, penggunaan sendok bebek dan mangkuk sup keramik Tiongkok. Sementara pengaruh India dari penggunaan kunyit di beberapa Soto seperti kari di India. Dari dapur kaum Tionghoa, soto menjalar ke masyarakat lokal pada saat itu. Penggunaan daging pun tak sebatas daging ayam dan daging sapi, makin lama semakin beragam. Seperti Soto Bebek dari Tegal, Soto Kelinci di Lembang, Soto Kerbau dari Kudus, Soto Kepiting dari Banjarmasin, Soto Bandeng di Lamongan dan Bangkalan, dan Soto Bekicot di Kediri. Daniel Supriyono, dari berbagai sumber Foto-foto: KITLV / Troppenmuseum Netherlands.

 SEJARAH SOTO 


Ada yang menyebut : Soto, Coto ( Makassar), Tauto ( Tauto = Tauco soto, Pekalongan ) ,  Sroto ( Purwokerto - Banyumas). Tergantung dari daerah masing-masing di Indonesia. Istilah Soto sendiri dikenal secara luas. Tergantung penggunaan bahan utama masakan berkuah tersebut. 



Ada soto ayam, soto sapi, soto kerbau, soto itik (bebek), soto kikil,  soto bekicot dan sebagainya.  Juga Soto dengan embel-embel  penamaan wilayah atau kotanya. Seperti Soto Betawi, Soto Mie Bogor, Soto Semarang, Soto Kudus, Soto Bandung, Soto Lamongan, Soto Madura, Soto Padang, Soto Banjar dan lain-lain. 


Masakan Khas Tionghoa 


Denys Lombard, sejarawan Perancis, pernah menulis dalam bukunya :  Nusa Jawa Silang Budaya: Jaringan Asia, mencatat orang-orang Tionghoa sangat berperan penting bagi kelahiran masakan Soto. 


Kata Soto awalnya dari bahasa Mandarin :  caudu atau jao to. Masakan khas Tionghoa tersebut, lanjut Denys Lombard, kali pertama populer di Semarang pada abad ke-19. Soto pun menjadi produk hibrid, mengakar pada percampuran beragam tradisi budaya kuliner. 


Penelitian Ary Budiyanto dan Intan Kusuma Wardhani bertajuk “Menyantap Soto Melacak Jao To Merekonstruksi (Ulang).  Jejak Hibriditas Budaya Kuliner Cina dan Jawa" (2013) dari Institute for Research and Community Service Petra Christian Univesity mengungkapkan bahwa soto sebenarnya datang dari Cina. 


Dijelaskan, istilah “soto" merujuk dari salah satu jenis makanan Cina yang dalam dialek Hokkian disebut : cau do, jao to, atau chau tu, yang artinya jeroan dengan berbagai jenis rempah-rempah. 


Di Indonesia, soto pertama kali dikenal di pesisir pantai utara Jawa pada abad ke-19 Masehi, yakni masakan berkuah dengan potongan daging atau jeroan.


Dalam catatan Troppenmuseum Belanda 1919,  Soto disebut sebagai : Chinese soep, dimasak di atas komfoor (anglo), diberi rode lombok en lombok rawit, een fles ketjap (soja), saat menyajikan pedagangnya duduk di atas Javaans houten bankje ( alias dingklik)  dijajakan dengan menggunakan platte pikoelan van bamboe. 


Pakai Kunyit Pengaruh India 


Pengaruh Tionghoa tercermin pada paduan bahan soto seperti :  mie, bihun atau soun, bawang putih goreng, tauco, penggunaan sendok bebek dan mangkuk sup keramik  Tiongkok. Sementara pengaruh India dari penggunaan kunyit di beberapa Soto seperti kari di India.


Dari dapur kaum Tionghoa, soto menjalar ke  masyarakat lokal pada saat itu. Penggunaan daging pun tak sebatas daging ayam dan daging sapi, makin lama semakin beragam. Seperti Soto Bebek dari Tegal,  Soto Kelinci di Lembang, Soto Kerbau dari Kudus, Soto Kepiting dari Banjarmasin, Soto Bandeng di Lamongan dan  Bangkalan,  dan Soto Bekicot di Kediri. 


Daniel Supriyono, dari berbagai sumber 


Foto-foto: KITLV / Troppenmuseum Netherlands.

POTRET TRASMIGRASI JAWA KE METRO LAMPUNG - 1940 photographer : Kolk, Jan van der. sumber : KITLV #lampung #metro #bandarlampung #transmigrasi #jadul #jamandulu #photojadul #old #oldphotos๐Ÿ“ท #oldpic๐Ÿ“ท #sejarah #tempodulu #tempoedoeloe #sejarah #indonesia #oldvideo #videolama

 POTRET  TRASMIGRASI JAWA KE METRO LAMPUNG - 1940 



photographer : Kolk, Jan van der.

sumber : KITLV 

#lampung #metro #bandarlampung #transmigrasi   #jadul #jamandulu #photojadul #old #oldphotos๐Ÿ“ท #oldpic๐Ÿ“ท #sejarah #tempodulu #tempoedoeloe #sejarah #indonesia #oldvideo #videolama

Potret penjual kacang rebus dengan seorang Noni kecil Belanda yang sepertinya tidak beli hanya sekedar pegang-pegang kacang saja.. Foto di ambil di Batavia pada sekitar tahun 1948an.. Sumber foto Tropen Museum

 Potret penjual kacang rebus dengan seorang Noni kecil Belanda yang sepertinya tidak beli hanya sekedar pegang-pegang kacang saja.. 



Foto di ambil di Batavia pada sekitar tahun 1948an..


Sumber foto Tropen Museum

Roti

 


Wayang Kulit 1890 Wayang Kulit performance in Java, c. 1890 ๐Ÿ”ด Sejarah Nusantara ๐Ÿ”ด Zaman Bahari

 Wayang Kulit 1890



Wayang Kulit performance in Java, c. 1890


๐Ÿ”ด Sejarah Nusantara ๐Ÿ”ด Zaman Bahari

๐—œ๐——๐—˜๐—”๐—Ÿ๐—œ๐—ฆ๐— ๐—˜ ๐—š๐—œ๐—”๐—ก๐—ง ๐—ฆ๐—ง๐—˜๐—ฃ Giant Step merupakan band kebanggan Kota Bandung selain The Rollies. Setelah Sharkmove bubar, Beny Subardja mendirikan Giant Step pada tahun 1973 dengan personil awal Benny (founder) Deddy Stanzah, Yockie, dan Samy. Nama Giant Step diambil dari judul album Giant Steps garapan John Coltrane, saksofonis dari AS. Sejak pertama mencuat, Giant Step sudah mencuri atensi. Pasalnya, mereka punya pendirian yang keras. Almarhum Denny Sakrie, kritikus musik, dalam “Benny Soebardja, Kukuh nan Teguh" (2013) mengatakan, di saat band-band seangkatannya bangga menjadi impersonator band rock luar negeri, Giant Step justru berani untuk membawakan karya orisinal di atas panggung. Bagi Benny, selaku frontman, menciptakan karya sendiri dan kemudian membawakannya di depan umum adalah harga mati. Ia tak ingin Giant Step mengekor band-band saat itu yang masih menjadikan lagu band lain sebagai fondasi utama dalam bermusik. Ihwal ini bisa dilihat kala pada 1976, di Bandung, Giant Step menolak permintaan panitia pementasan untuk menyanyikan ulang lagu-lagu The Beatles. Alih-alih memainkan lagu The Fab Four, Giant Step justru asyik membawakan lagu mereka sendiri. Dalam satu kesempatan wawancara dengan Psychedelic Baby Mag (2013), Benny mengaku bahwa kunci untuk menghasilkan album-album yang dahsyat terletak pada kepiawaian mengolah harmoni. Elemen itulah yang lantas menjadi pegangan tiap personel untuk menentukan bagaimana nada-nada dibentuk dan ditafsirkan sedemikian rupa. Sepanjang perjalanan karier mereka, yang terbentang dari 1973 sampai 1985, sudah ada delapan album yang dihasilkan. Beberapa di antaranya yakni Kukuh Nan Teguh (1977), Persada Tercinta (1978), Tinombala (1979), Volume I (1980), Volume III (1980), dan Geregetan (1985). Giant Step dikenal tak punya formasi yang awet. Hampir setiap album ditandai dengan keluar-masuknya personel baru. Akan tetapi, publik menganggap formasi bernas Giant Step adalah ketika mereka digawangi oleh Benny, Albert Warnerin (gitar), Adi “Sibolangit" Harjadi (bass), Janto Soedjono (drum), dan Deddy Dorres (kibor). Bagi saya pribadi album dahsyat GS adalah Giant On The Move yang full prog terutama permainan Triawan Munaf (Bapaknya Sherina Munaf yang kelak mengcover lagu Gregetan nya Giant Step). Setelah merilis album Gregetan Giant Step terhenti langkahnya namun di era milineal Giant Step merilis album Life Is Not The Same (2017) dengan menyisakan Benny Subardja sebagai personil asli. Sumber : Wikipedia dan beberapa sumber lain dari internet.

 ๐—œ๐——๐—˜๐—”๐—Ÿ๐—œ๐—ฆ๐— ๐—˜ ๐—š๐—œ๐—”๐—ก๐—ง ๐—ฆ๐—ง๐—˜๐—ฃ 

Giant Step merupakan band kebanggan Kota Bandung selain The Rollies. Setelah Sharkmove bubar, Beny Subardja mendirikan Giant Step pada tahun 1973 dengan personil  awal Benny (founder)  Deddy Stanzah, Yockie, dan Samy. Nama Giant Step diambil dari judul album Giant Steps garapan John Coltrane, saksofonis dari AS.



Sejak pertama mencuat, Giant Step sudah mencuri atensi. Pasalnya, mereka punya pendirian yang keras. Almarhum Denny Sakrie, kritikus musik, dalam “Benny Soebardja, Kukuh nan Teguh" (2013) mengatakan, di saat band-band seangkatannya bangga menjadi impersonator band rock luar negeri, Giant Step justru berani untuk membawakan karya orisinal di atas panggung.


Bagi Benny, selaku frontman, menciptakan karya sendiri dan kemudian membawakannya di depan umum adalah harga mati. Ia tak ingin Giant Step mengekor band-band saat itu yang masih menjadikan lagu band lain sebagai fondasi utama dalam bermusik. Ihwal ini bisa dilihat kala pada 1976, di Bandung, Giant Step menolak permintaan panitia pementasan untuk menyanyikan ulang lagu-lagu The Beatles. Alih-alih memainkan lagu The Fab Four, Giant Step justru asyik membawakan lagu mereka sendiri.


Dalam satu kesempatan wawancara dengan Psychedelic Baby Mag (2013), Benny mengaku bahwa kunci untuk menghasilkan album-album yang dahsyat terletak pada kepiawaian mengolah harmoni. Elemen itulah yang lantas menjadi pegangan tiap personel untuk menentukan bagaimana nada-nada dibentuk dan ditafsirkan sedemikian rupa.


Sepanjang perjalanan karier mereka, yang terbentang dari 1973 sampai 1985, sudah ada delapan album yang dihasilkan. Beberapa di antaranya yakni Kukuh Nan Teguh (1977), Persada Tercinta (1978), Tinombala (1979), Volume I (1980), Volume III (1980), dan Geregetan (1985).


Giant Step dikenal tak punya formasi yang awet. Hampir setiap album ditandai dengan keluar-masuknya personel baru. Akan tetapi, publik menganggap formasi bernas Giant Step adalah ketika mereka digawangi oleh Benny, Albert Warnerin (gitar), Adi “Sibolangit" Harjadi (bass), Janto Soedjono (drum), dan Deddy Dorres (kibor). Bagi saya pribadi album dahsyat GS adalah Giant On The Move yang full prog terutama permainan Triawan Munaf (Bapaknya Sherina Munaf yang kelak mengcover lagu Gregetan nya Giant Step).


Setelah merilis album Gregetan Giant Step terhenti langkahnya namun di era milineal Giant Step merilis album Life Is Not The Same (2017) dengan menyisakan Benny Subardja sebagai personil asli. 

Sumber : Wikipedia dan beberapa sumber lain dari internet.

Potret tentara Belanda sedang jajan minuman es limun saat di Batavia pada masa peperangan Juli tahun 1947 Sumber fhoto Nationaal Archief Fotografi Hugo Wilmar

 Potret tentara Belanda sedang jajan minuman es limun saat di Batavia pada masa peperangan  Juli tahun 1947 



Sumber fhoto Nationaal Archief

Fotografi Hugo Wilmar

Potret keramaian masyarakat di Malioboro yang beraktifitas seperti biasa dimasa perang kemerdekaan tahun 1947 Sumber fhoto Nationaal Archief

 Potret keramaian masyarakat di Malioboro yang beraktifitas seperti biasa dimasa perang kemerdekaan tahun 1947



Sumber fhoto Nationaal Archief

Potret seorang pria Belanda membawa kamera Kodak di depan toko Kodak di batavia pada tahun 1935 Pertama kali kamera masuk ke Hindia Belanda pada tahun 1857 yang di pelopori oleh dua orang mad kodak Walter Bentley Woodbury dan James Page asal Melbourne Australia Sumber foto Tropen Museum

 Potret seorang pria Belanda membawa kamera Kodak di depan toko Kodak di batavia pada tahun 1935

Pertama kali kamera masuk ke Hindia Belanda pada tahun 1857 yang di pelopori oleh dua orang mad kodak Walter Bentley Woodbury dan James Page asal Melbourne Australia 



Sumber foto Tropen Museum

30 May 2024

Potret wanita lansia mengenakan pakaian dari karung goni dan beberapa warga sedang mengantri untuk mendapatkan pakaian dari palang merah belanda pada tahun 1947 di sukabumi Jawa Barat Sumber foto Nationaal Archief

 Potret wanita lansia mengenakan pakaian dari karung goni dan beberapa warga sedang mengantri untuk mendapatkan pakaian dari palang merah belanda pada tahun 1947 di sukabumi Jawa Barat



Sumber foto Nationaal Archief

Toto Tewel Pernah Ditawari Masuk God Bless Gantikan Ian Antono Sekitar tahun 1989 setelah album semut hitam meledak, gitaris legenda asal Malang Ian Antono memutuskan keluar dari God Bless. Untuk mengatasi ketimpangan, Keyboardis God Bless waktu itu, Jockie Suryoprayogo kemudian merekrut Eet Sjahranie untuk menggantikan Ian. Namun beberapa waktu sebelum menemukan Eet, God Bless ternyata sempat menawarkan posisi gitaris kepada Toto Tewel. Hal tersebut disampaikan oleh Toto dalam sebuah di channel You Tube yang diunggahnya. “Ya pernah itu, dulu yang ngontak aku itu Log (Log Zhelebour),” ujar Toto Tewel. Menurut dia, pada waktu itu dirinya dikontak oleh Log untuk bertemu di sebuah hotel. Selain Log, di hotel itu berkumpul pula beberapa personel God Bless yakni Jockie Suryoprayogo, Teddy Sujaya dan Donny Fattah. “Aku ke sana ternyata disana kumpul seluruh personel God Bless, tapi tanpa mas Ian. Lalu kalau nggak salah Log bilang ‘Tok gimana kalau elu masuk God Bless, karena mas Ian keluar’. Saya pikir berat juga,” sambung gitaris kelahiran Malang 66 tahun silam. Untuk melanjutkan eksistensi God Bless, Log Zhelebour mendesak Toto Tewel untuk segera memberikan keputusan. Namun, banyak pertimbangan yang akhirnya membuat Toto menolak tawaran itu. Salah satunya adalah dirinya ingin mengibarkan Elpamas, grup yang ia rintis bersama kawan-kawannya dari Pandaan. Waktu itu sekitar akhir 1989, Elpamas bersiap meluncurkan album pertama Dinding-dinding Kota. “Waktu itu aku berat, karena Elpamas juga masih pada kumpul, waktu itu di pejompongan. Kita satu rumah lagi, mau ninggalin ya nggak tega,” lanjutnya. Hal lain yang membuat Toto enggan mengambil alih peran gitaris di God Bless karena dirinya merasa menggantikan sosok legendaris Ian Antono di God Bless cukup berat. “Berat rek, God Bless lagi grupnya,” ujarnya sambil tertawa. Setelah Toto Tewel menolak, Jockie Suryoprayogo kemudian menemukan Eet Sjahranie saat penggarapan album Mel Sandy. Bersama Eet, God Bless kemudian merilis album Raksasa pada tahun 1989 yang sukses besar di pasaran. Begitupun dengan Elpamas, yang memikat dengan album Dinding-Dinding Kota dan terus meraih kesuksesan di belantika musik Indonesia. Log Zhelebour kemudian menandemkan kedua grup ini dalam Tour Raksasa di awal dekade 1990an. “Di tour Raksasa itu Elpamas membuka konser-konsernya God Bless,” pungkas pemain gitar yang murah senyum dan rendah hati. Belakangan Ian Antono kembali masuk formasi God Bless. Sementara Toto Tewel, selain di Elpamas juga tercatat sebagai gitaris Sirkus Barock dan Iwan Fals Band. jatimnews.com

 Toto Tewel Pernah Ditawari Masuk God Bless Gantikan Ian Antono



Sekitar tahun 1989 setelah album semut hitam meledak, gitaris legenda asal Malang Ian Antono memutuskan keluar dari God Bless. 

Untuk mengatasi ketimpangan, Keyboardis God Bless waktu itu, Jockie Suryoprayogo kemudian merekrut Eet Sjahranie untuk menggantikan Ian. 

Namun beberapa waktu sebelum menemukan Eet, God Bless ternyata sempat menawarkan posisi gitaris kepada Toto Tewel. 

Hal tersebut disampaikan oleh Toto dalam sebuah di channel You Tube yang diunggahnya.

“Ya pernah itu, dulu yang ngontak aku itu Log (Log Zhelebour),” ujar Toto Tewel.

Menurut dia, pada waktu itu dirinya dikontak oleh Log untuk bertemu di sebuah hotel. 

Selain Log, di hotel itu berkumpul pula beberapa personel God Bless yakni Jockie Suryoprayogo, Teddy Sujaya dan Donny Fattah. 

“Aku ke sana ternyata disana kumpul seluruh personel God Bless, tapi tanpa mas Ian. Lalu kalau nggak salah Log bilang ‘Tok  gimana kalau elu masuk God Bless, karena mas Ian keluar’. Saya pikir berat juga,” sambung gitaris kelahiran Malang 66 tahun silam.

Untuk melanjutkan eksistensi God Bless, Log Zhelebour mendesak Toto Tewel untuk segera memberikan keputusan. 

Namun, banyak pertimbangan yang akhirnya membuat Toto menolak tawaran itu. 

Salah satunya adalah dirinya ingin mengibarkan Elpamas, grup yang ia rintis bersama kawan-kawannya dari Pandaan. 

Waktu itu sekitar akhir 1989, Elpamas bersiap meluncurkan album pertama Dinding-dinding Kota.

“Waktu itu aku berat, karena Elpamas juga masih pada kumpul, waktu itu di pejompongan. Kita satu rumah lagi, mau ninggalin ya nggak tega,” lanjutnya.

Hal lain yang membuat Toto enggan mengambil alih peran gitaris di God Bless karena dirinya merasa menggantikan sosok legendaris Ian Antono di God Bless cukup berat. 

“Berat rek, God Bless lagi grupnya,” ujarnya sambil tertawa.

Setelah Toto Tewel menolak, Jockie Suryoprayogo kemudian menemukan Eet Sjahranie saat penggarapan album Mel Sandy.

Bersama Eet, God Bless kemudian merilis album Raksasa pada tahun 1989 yang sukses besar di pasaran. 

Begitupun dengan Elpamas, yang memikat dengan album Dinding-Dinding Kota dan terus meraih kesuksesan di belantika musik Indonesia.

Log Zhelebour kemudian menandemkan kedua grup ini dalam Tour Raksasa di awal dekade 1990an.

“Di tour Raksasa itu Elpamas membuka konser-konsernya God Bless,” pungkas pemain gitar yang murah senyum dan rendah hati.

Belakangan Ian Antono kembali masuk formasi God Bless. 

Sementara Toto Tewel, selain di Elpamas juga tercatat sebagai gitaris Sirkus Barock dan Iwan Fals Band.


jatimnews.com

JAN PIETERSZOON COEN PENDIRI KOTA BATAVIA DAN ASAL MULA MUNCULNYA ISTILAH JANGKUNG (TINGGI) KELAHIRAN DAN AWAL KARIR Jan Pieterszoon Coen adalah Gubernur Jenderal Hindia Timur Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC atau Kompeni) yang keempat 1619 – 1623 dan keenam 1627 – 1629. J. P. Coen lahir di Hoorn, Noord Holland, kemungkinan pada penghujung tahun 1586. Pada usia 13 tahun, ia magang di Roma di kantor seorang pedagang bernama Joost de Visscher (Justus Pescatore dalam bahasa Italia). Di Roma, Coen memperoleh pendidikan dalam perdagangan, pembukuan, serta beberapa bahasa-bahasa Eropa. Di tahun 1607, ia kembali ke Hoorn dan mendaftar untuk bekerja di VOC. Ia langsung berangkat ke Hindia Timur di bawah armada Pieter Willemszoon Verhoeff. Pada tahun 1609, Verhoeff dibunuh di Banda setelah terlibat perselisihan dengan penguasa lokal. Coen yang bekerja sebagai juru tulis berhasil menyelamatkan diri ke Batavia. MASA JABATAN YANG KE I DAN MENDIRIKAN KOTA BATAVIA Pada 18 April 1618, JP Coen diangkat menjadi Gubernur Jenderal VOC, meskipun pengangkatan tersebut baru disahkan di tahun 1619. Pada tanggal 30 Mei 1619 Coen berhasil merebut Jayakarta dari Kesultanan Banten. Kota Jayakarta diratakan dengan tanah, kemudian Coen mendirikan kota baru dan mengubah namanya menjadi Batavia (Batavieren). Awalnya, ia mau mengubah nama kota ini menjadi Nieuw Hoorn seperti kota kelahirannya, tetapi usul itu ditolak pimpinan VOC di Belanda. Nama Batavia diberikan untuk menghormati Suku Batav yang dianggap sebagai leluhur bangsa Belanda. Penduduk Batavia memberi julukan Mur Jangkung , mungkin pelafalan dari lidah orang lokal Jan Coen menjadi Jangkung, merujuk tinggi badannya yang kurus dan tinggi diatas rata-rata, kata Jangkung ini akhirnya dipakai di Indonesia untuk menjelaskan orang yang berbadan tinggi dan kurus (butuh rujukan lebih lanjut). JP Coen menghadapi banyak persoalan diantaranya yaitu protes keras Maluku terhadap monopoli VOC, naiknya harga lada di Banten akibat ulah para pedagang Inggris dan Cina, peperangan menghadapi Mataram Islam, dan konflik dengan Kesultanan Banten di Jayakarta yang melibatkan Inggris. PEMBANTAIAN PENDUDUK PULAU BANDA Pengalaman Coen bersama Pieter Willemszoon Verhoeff yang berujung pada pembantaian puluhan orang Belanda oleh warga Banda membuat JP Coen bertekad untuk membalas dendam. Pada tahun 1621, Coen memimpin langsung 13 kapal angkut armadanya yang membawa sedikitnya 1.600 tentara, 300 narapidana dari Jawa, beserta 100 orang ronin (samurai tak bertuan dari Jepang), 285 budak belian dan 40 awak kapal. Pasukan Coen menghabisi hampir semua penduduk di Kepulauan Banda yang pada saat itu berjumlah sekitar 15 ribu penduduk. Diperkirakan kurang dari 1.000 penduduk saja yang selamat dari pembantaian tersebut. KEMATIAN DI MASA JABATAN YANG KE II Di tahun 1623, ia menyerahkan kekuasaan kepada Pieter de Carpentier dan pulang ke Belanda. Oleh pimpinan Kompeni (VOC) ia disuruh kembali ke Hindia Belanda dan menjadi gubernur jenderal kembali. Maka ia pun tiba di Batavia di tahun 1627. Pada masa jabatannya yang kedua ia terutama berperang melawan Kesultanan Banten dan Mataram. Mataram di bawah pimpinan Sultan Agung menyerang Batavia sebanyak dua kali, yaitu pada tahun 1628 dan 1629. Kedua serangan tersebut gagal merebut Batavia, tetapi dalam serangan tersebut Coen tewas secara mendadak di tanggal 21 September 1629, empat hari setelah istrinya, Eva Ment, melahirkan seorang putri yang juga meninggal. Jan Pieterszoon Coen meninggal di Batavia pada tanggal 21 September 1629. Terdapat dua versi yang berbeda mengenai penyebab kematiannya. Menurut versi Belanda, Coen meninggal dengan muntah darah karena terjangkit wabah kolera yang sengaja disebarkan oleh pasukan Mataram di Sungai Ciliwung, sedangkan versi lainnya meyakini bahwa kematian Coen akibat diracun Nyimas Utari seorang Agen Intelijen Mataram, kemudian Kepalanya dipenggal dan lantas dikirim ke Mataram. Kepala itu dikubur di bawah salah satu kaki tangga di kompleks Makam Imogiri. Begitulah sekilas cerita sejarah J.P Coen salah satu Gubernur VOC yang juga pendiri Kota Batavia. Semoga bermanfaat. Sumber : detik.com, wikipedia dan berbagai sumber lainnya

 JAN PIETERSZOON COEN

PENDIRI KOTA BATAVIA

DAN ASAL MULA MUNCULNYA ISTILAH JANGKUNG (TINGGI)



KELAHIRAN DAN AWAL KARIR

Jan Pieterszoon Coen adalah Gubernur Jenderal Hindia Timur Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC atau Kompeni) yang keempat 1619 – 1623 dan keenam 1627 – 1629. 


J. P. Coen lahir di Hoorn, Noord Holland, kemungkinan pada penghujung tahun 1586. Pada usia 13 tahun, ia magang di Roma di kantor seorang pedagang bernama Joost de Visscher (Justus Pescatore dalam bahasa Italia). Di Roma, Coen memperoleh pendidikan dalam perdagangan, pembukuan, serta beberapa bahasa-bahasa Eropa.


Di tahun 1607, ia kembali ke Hoorn dan mendaftar untuk bekerja di VOC. Ia langsung berangkat ke Hindia Timur di bawah armada Pieter Willemszoon Verhoeff. Pada tahun 1609, Verhoeff dibunuh di Banda setelah terlibat perselisihan dengan penguasa lokal. Coen yang bekerja sebagai juru tulis berhasil menyelamatkan diri ke Batavia. 


MASA JABATAN YANG KE I DAN MENDIRIKAN KOTA BATAVIA

Pada 18 April 1618, JP Coen diangkat menjadi Gubernur Jenderal VOC, meskipun pengangkatan tersebut baru disahkan di tahun 1619. Pada tanggal 30 Mei 1619 Coen berhasil merebut Jayakarta dari Kesultanan Banten. Kota Jayakarta diratakan dengan tanah, kemudian Coen mendirikan kota baru dan mengubah namanya menjadi Batavia (Batavieren). Awalnya, ia mau mengubah nama kota ini menjadi Nieuw Hoorn seperti kota kelahirannya, tetapi usul itu ditolak pimpinan VOC di Belanda. Nama Batavia diberikan untuk menghormati Suku Batav yang dianggap sebagai leluhur bangsa Belanda. 


Penduduk Batavia memberi julukan Mur Jangkung , mungkin pelafalan dari lidah orang lokal Jan Coen menjadi Jangkung, merujuk tinggi badannya yang kurus dan tinggi diatas rata-rata, kata Jangkung ini akhirnya dipakai di Indonesia untuk menjelaskan orang yang berbadan tinggi dan kurus (butuh rujukan lebih lanjut). 


JP Coen menghadapi banyak persoalan diantaranya yaitu protes keras Maluku terhadap monopoli VOC, naiknya harga lada di Banten akibat ulah para pedagang Inggris dan Cina, peperangan menghadapi Mataram Islam, dan konflik dengan Kesultanan Banten di Jayakarta yang melibatkan Inggris. 


PEMBANTAIAN PENDUDUK PULAU BANDA

Pengalaman Coen bersama Pieter Willemszoon Verhoeff yang berujung pada pembantaian puluhan orang Belanda oleh warga Banda membuat JP Coen bertekad untuk membalas dendam. Pada tahun 1621, Coen memimpin langsung 13 kapal angkut armadanya yang membawa sedikitnya 1.600 tentara, 300 narapidana dari Jawa, beserta 100 orang ronin (samurai tak bertuan dari Jepang), 285 budak belian dan 40 awak kapal. Pasukan Coen menghabisi hampir semua penduduk di Kepulauan Banda yang pada saat itu berjumlah sekitar 15 ribu penduduk. Diperkirakan kurang dari 1.000 penduduk saja yang selamat dari pembantaian tersebut.


KEMATIAN DI MASA JABATAN YANG KE II

Di tahun 1623, ia menyerahkan kekuasaan kepada Pieter de Carpentier dan pulang ke Belanda. Oleh pimpinan Kompeni (VOC) ia disuruh kembali ke Hindia Belanda dan menjadi gubernur jenderal kembali. Maka ia pun tiba di Batavia di tahun 1627. Pada masa jabatannya yang kedua ia terutama berperang melawan Kesultanan Banten dan Mataram. Mataram di bawah pimpinan Sultan Agung menyerang Batavia sebanyak dua kali, yaitu pada tahun 1628 dan 1629. Kedua serangan tersebut gagal merebut Batavia, tetapi dalam serangan tersebut Coen tewas secara mendadak di tanggal 21 September 1629, empat hari setelah istrinya, Eva Ment, melahirkan seorang putri yang juga meninggal.

Jan Pieterszoon Coen meninggal di Batavia pada tanggal 21 September 1629. Terdapat dua versi yang berbeda mengenai penyebab kematiannya. Menurut versi Belanda, Coen meninggal dengan muntah darah karena terjangkit wabah kolera yang sengaja disebarkan oleh pasukan Mataram di Sungai Ciliwung, sedangkan versi lainnya meyakini bahwa kematian Coen akibat diracun Nyimas Utari seorang Agen Intelijen Mataram, kemudian Kepalanya dipenggal dan lantas dikirim ke Mataram. Kepala itu dikubur di bawah salah satu kaki tangga di kompleks Makam Imogiri.

Begitulah sekilas cerita sejarah J.P Coen salah satu Gubernur VOC yang juga pendiri Kota Batavia. Semoga bermanfaat.


Sumber : detik.com, wikipedia dan berbagai sumber lainnya

Gubernur Jendral Tjarda : Kejatuhan Imperium & Lepasnya Tanah Jajahan Hindia Timur Nama lengkapnya adalah Alidius Warmoldus Lambertus Tjarda van Starkenborgh - Stachouwer. Pria kelahiran 7 Maret 1888 di Groningen, Negeri Belanda ini berasal dari keluarga ningrat dan terpandang yang telah mengabdi kepada Kerajaan Belanda sejak abad pertengahan. Tjarda ditunjuk menjadi Gubernur Jendral Hindia Belanda pada 1936 hingga jatuhnya koloni ke tangan wadyabala Jepang pada 1942. Tjarda ditunjuk oleh ratu menggantikan Bonifacius Cornelis de Jonge, seorang gubernur jendral yang terkenal dengan kebijakannya yang bercorak konservatif reaksioner terhadap kaum pergerakan. Ketika Tjarda dipilih untuk menggantikan de Jonge sebagai pemimpin tertinggi tanah jajahan Hindia, kalangan pergerakan sempat menyambutnya dengan cukup positif. Latar belakangnya sebagai seorang diplomat yang humanis, sempat memberikan angin segar dan harapan bahwa kebijakan - kebijakan yang akan dilakukannya akan lebih berpihak pada golongan nasionalis yang selama masa pemerintahan de Jonge diberangus. Pun demikian, harapan tinggal harapan. Posisi Gubernur Jendral Hindia dalam konteks dekade 1930an hingga menjelang Perang Dunia II sangatlah rumit. Berbagai tekanan dan desakan kepentingan yang saling silang sengkarut dan tarik menarik antara tiga faktor utama yaitu negeri induk Belanda, bangkitnya militerisme Jepang dan desakan kaum nasionalis bumiputra di dalam negeri membuat kebijakan yang dikeluarkan oleh Tjarda penuh perhitungan, kehati-hatian dan terkesan tak ubahnya dengan kebijakan de Jonge yang konservatif reaksioner. Dari sudut pandang politik, kebijakan yang diambil Tjarda lebih condong memihak kepentingan negeri induk Belanda yang berdampak pada tidak terakomodasinya kepentingan Jepang yang mendesak berkali - kali diperbesarnya kuota impor bahan mentah pasca embargo Amerika, serta desakan kaum pergerakan yang meminta perubahan fundamental perundangan tanah Hindia untuk bisa segera berdikari dan diatur oleh kaum bumiputra sendiri. Kesalahan perhitungan Gubernur Jendral Tjarda dalam menilai situasi menjelang pecahnya Perang Asia Timur Raya menyebabkan lepasnya imperium Belanda, tanah koloni Hindia Timur ke tangan Jepang pada 1942. Sebuah harga yang harus dibayar mahal oleh kerajaan Belanda. - Chandra Gusta Wisnuwardana - Disarikan dari buku Mempertahankan Imperium : Gubernur Jendral Tjarda van Starkenbrogh - Stachouwer dan Akhir Hindia Belanda karya Christoper Reinhart

 Gubernur Jendral Tjarda : Kejatuhan Imperium & Lepasnya Tanah Jajahan Hindia Timur


Nama lengkapnya adalah Alidius Warmoldus Lambertus Tjarda van Starkenborgh - Stachouwer. Pria kelahiran 7 Maret 1888 di Groningen, Negeri Belanda ini berasal dari keluarga ningrat dan terpandang yang telah mengabdi kepada Kerajaan Belanda sejak abad pertengahan. Tjarda ditunjuk menjadi Gubernur Jendral Hindia Belanda pada 1936 hingga jatuhnya koloni ke tangan wadyabala Jepang pada 1942. Tjarda ditunjuk oleh ratu menggantikan Bonifacius Cornelis de Jonge, seorang gubernur jendral yang terkenal dengan kebijakannya yang bercorak konservatif reaksioner terhadap kaum pergerakan. 



Ketika Tjarda dipilih untuk menggantikan de Jonge sebagai pemimpin tertinggi tanah jajahan Hindia, kalangan pergerakan sempat menyambutnya dengan cukup positif. Latar belakangnya sebagai seorang diplomat yang humanis, sempat memberikan angin segar dan harapan bahwa kebijakan - kebijakan yang akan dilakukannya akan lebih berpihak pada golongan nasionalis yang selama masa pemerintahan de Jonge diberangus.


Pun demikian, harapan tinggal harapan. Posisi Gubernur Jendral Hindia dalam konteks dekade 1930an hingga menjelang Perang Dunia II sangatlah rumit. Berbagai tekanan dan desakan kepentingan yang saling silang sengkarut dan tarik menarik antara tiga faktor utama yaitu negeri induk Belanda, bangkitnya militerisme Jepang dan desakan kaum nasionalis bumiputra di dalam negeri membuat kebijakan yang dikeluarkan oleh Tjarda penuh perhitungan, kehati-hatian dan terkesan tak ubahnya dengan kebijakan de Jonge yang konservatif reaksioner.


Dari sudut pandang politik, kebijakan yang diambil Tjarda lebih condong memihak kepentingan negeri induk Belanda yang berdampak pada tidak terakomodasinya kepentingan Jepang yang mendesak berkali - kali diperbesarnya kuota impor bahan mentah pasca embargo Amerika, serta desakan kaum pergerakan yang meminta perubahan fundamental perundangan tanah Hindia untuk bisa segera berdikari dan diatur oleh kaum bumiputra sendiri.


Kesalahan perhitungan Gubernur Jendral Tjarda dalam menilai situasi menjelang pecahnya Perang Asia Timur Raya menyebabkan lepasnya imperium Belanda, tanah koloni Hindia Timur ke tangan Jepang pada 1942. Sebuah harga yang harus dibayar mahal oleh kerajaan Belanda.


- Chandra Gusta Wisnuwardana -


Disarikan dari buku Mempertahankan Imperium : Gubernur Jendral Tjarda van Starkenbrogh - Stachouwer dan Akhir Hindia Belanda karya Christoper Reinhart

Piter Sormin adalah seorang guru dari Tapanuli Utara. Setiap hari beliau mengayuh sepeda kumbangnya sejauh 20 km pulang pergi dari rumahnya ke sekolah. Pengabdian Pak Piter bak tokoh "Oemar Bakri" ciptaan Iwan Fals. Bedanya, kalau "Oemar Bakri" guru SMA dan di kota, sedangkan Piter Sormin adalah guru SD terpencil, Namujambe, Pangaribuan, Tapanuli Utara. Kehadiran Pak Piter di sekolah setiap harinya dinantikan oleh para anak didiknya. Tampak Pak Piter dengan sepeda kumbangnya siap bertugas. Sumber: Suara Karya, 23 Nopember 1988 Halaman 8 Kolom 6 Halaman 5. Koleksi Layanan Surat Kabar Langka Terjilid Perpustakaan Nasional RI (SKALA Team)

 Piter Sormin adalah seorang guru dari Tapanuli Utara. Setiap hari beliau mengayuh sepeda kumbangnya sejauh 20 km pulang pergi dari rumahnya ke sekolah. Pengabdian Pak Piter bak tokoh "Oemar Bakri" ciptaan Iwan Fals. Bedanya, kalau "Oemar Bakri" guru SMA dan di kota, sedangkan Piter Sormin adalah guru SD terpencil, Namujambe, Pangaribuan, Tapanuli Utara. Kehadiran Pak Piter di sekolah setiap harinya dinantikan oleh para anak didiknya. Tampak Pak Piter dengan sepeda kumbangnya siap bertugas. 




Sumber: Suara Karya, 23 Nopember 1988 Halaman 8 Kolom 6 Halaman 5. Koleksi Layanan Surat Kabar Langka Terjilid Perpustakaan Nasional RI (SKALA Team)

POTRET TRANSMIGRASI DARI JAWA DI METRO LAMPUNG -1940 photographer : Kolk, Jan van der. sumber : KITLV #lampung #metro #bandarlampung #transmigrasi #jadul #jamandulu #photojadul #old #oldphotos๐Ÿ“ท #oldpic๐Ÿ“ท #sejarah #tempodulu #tempoedoeloe #sejarah #indonesia #oldvideo #videolama

 POTRET TRANSMIGRASI DARI JAWA DI METRO LAMPUNG -1940 



photographer : Kolk, Jan van der.

sumber : KITLV 

#lampung #metro #bandarlampung #transmigrasi   #jadul #jamandulu #photojadul #old #oldphotos๐Ÿ“ท #oldpic๐Ÿ“ท #sejarah #tempodulu #tempoedoeloe #sejarah #indonesia #oldvideo #videolama

29 May 2024

Mbah Celeng Ketingan Menjelang siang tadi saya mampir ke Makam Mbah Celeng (Kyai Kromo Ijoyo). Beliau dikisahkan "Orang Kraton" yang menjadi cikal bakal Padukuhan Ketingan, Tirtoadi Mlati Sleman. Beliau juga disebut prajurit setia Dipanegara. Makam ini berada di tengah-tengah jalur Tol. Menurut info, telah dilakukan seluruh prosedur seperti penghitungan appraisal dan tegakan untuk memindahkan makam ini. Beberapa warga yang saya temui di Kandang Sapi Komunal di ujung jalan menyebut bahwa relokasi sudah tersedia di dekat pemukiman. Diceritakan bahwa mengingat kisahnya terkait Karaton Ngayogyakarta dan lokasinya berada di Sultan Ground, maka pemindahan nantinya juga akan melibatkan Kraton, mungkin Kawedanan Sasanapura atau Urusan Pengulon yang berada di bawah Kawedanan Sri Wandawa. Situs ini menarik, mitologi bahwa kawasannya merupakan tempat kerajaan jin yang wingit memperkuat bahwa situs ini dianggap penting oleh warganya. Saya kurang tau apakah situs ini tercatat sebagai cagar budaya oleh Disbud Sleman, kalo dari papannya sih ndak. Status cagar budaya oleh negara, tidak signifikan saat masyarakat menjaga situs dengan caranya sendiri. Sebagai "penganut all heritage is intangible" saya mengkategorikan situs ini sebagai intangible heritej. Perubahan lanskap situs terjadi karena berpindah tempat, tapi aspek kebendaan pada nisannya kurang relevan, nisan sudah "dimuliakan." Aspek intangible Mbah Celeng sebagai cikal bakal Ketingan akan tetap lestari di lokasi barunya nanti. Jadi, meski tidak memiliki nilai penting formal dari TACB tapi ia akan selalu memiliki nilai penting bagi masyarakat sekitarnya. Nilai penting akan selalu menjadi aspek intangible. Ada satu situs lagi di selatan makam ini, yakni Sendang Siwedel. Keberadaan Kamar mandi rumah, sumur keluarga atau air PAM telah mendomestifikasi aktifitas mandi dan mencuci semakin privat dan tak lagi komunal. Entah apakah hilangnya Sendang ini nanti akan mempengaruhi pengairan persawahan di sekitaran tol. Wallahu a'lam bisawab Al Fatihah ๐Ÿคฒ #antrojalan2 #slemanheritage #ziarahvisual #kijingpologi #cemeteryphotography #pernisanannusantara #sarkub #demikejayaannusantara

 Mbah Celeng Ketingan


Menjelang siang tadi saya mampir ke Makam Mbah Celeng (Kyai Kromo Ijoyo). Beliau dikisahkan "Orang Kraton" yang menjadi cikal bakal Padukuhan Ketingan, Tirtoadi Mlati Sleman. Beliau juga disebut prajurit setia Dipanegara. Makam ini berada di tengah-tengah jalur Tol. Menurut info, telah dilakukan seluruh prosedur seperti penghitungan appraisal dan tegakan untuk memindahkan makam ini. Beberapa warga yang saya temui di Kandang Sapi Komunal di ujung jalan menyebut bahwa relokasi sudah tersedia di dekat pemukiman. Diceritakan bahwa mengingat kisahnya terkait Karaton Ngayogyakarta dan lokasinya berada di Sultan Ground, maka pemindahan nantinya juga akan melibatkan Kraton, mungkin Kawedanan Sasanapura atau Urusan Pengulon yang berada di bawah Kawedanan Sri Wandawa.



Situs ini menarik, mitologi bahwa kawasannya merupakan tempat kerajaan jin yang wingit memperkuat bahwa situs ini dianggap penting oleh warganya. Saya kurang tau apakah situs ini tercatat sebagai cagar budaya oleh Disbud Sleman, kalo dari papannya sih ndak. Status cagar budaya oleh negara, tidak signifikan saat masyarakat menjaga situs dengan caranya sendiri. Sebagai "penganut all heritage is intangible" saya mengkategorikan situs ini sebagai intangible heritej. Perubahan lanskap situs terjadi karena berpindah tempat, tapi aspek kebendaan pada nisannya kurang relevan, nisan sudah "dimuliakan." Aspek intangible Mbah Celeng sebagai cikal bakal Ketingan akan tetap lestari di lokasi barunya nanti. Jadi, meski tidak memiliki nilai penting formal dari TACB tapi ia akan selalu memiliki nilai penting bagi masyarakat sekitarnya. Nilai penting akan selalu menjadi aspek intangible.


Ada satu situs lagi di selatan makam ini, yakni Sendang Siwedel. Keberadaan Kamar mandi rumah, sumur keluarga atau air PAM telah mendomestifikasi aktifitas mandi dan mencuci semakin privat dan tak lagi komunal. Entah apakah hilangnya Sendang ini nanti akan mempengaruhi pengairan persawahan di sekitaran tol.


Wallahu a'lam bisawab Al Fatihah ๐Ÿคฒ


#antrojalan2 #slemanheritage #ziarahvisual #kijingpologi #cemeteryphotography #pernisanannusantara #sarkub #demikejayaannusantara

Enny Arrow

 Novel TERLARANG , bisa SK PENGELUARAN / OUT Dari SEKOLAH Jika membaca dan memilikinya.



Siapa yg punya dosa 80-90 an gaes???

Momen Bung Karno, Pak Harto dan Jendral Nasution tertawa bersama, pada 24 Desember 1965 di Istana Merdeka, Al Fatihah untuk beliau bertiga .. Dari kiri ,Ketua MPRS, Presiden pertama, Presiden ke dua Republik Indonesia.. Follow ⤵️ #Seputar Cerita Sejarah Indonesia dan Dunia

 Momen Bung Karno, Pak Harto dan Jendral Nasution tertawa bersama, pada 24 Desember 1965 di Istana Merdeka, Al Fatihah untuk beliau bertiga ..



Dari kiri ,Ketua MPRS, Presiden pertama, Presiden ke dua Republik Indonesia..

Follow ⤵️ 

#Seputar Cerita Sejarah Indonesia dan Dunia 

Said Effendi menjadi salah satu penyanyi tenar di tahun 50-an. Dulu namanya pernah membumbung berkat suara "emasnya". Lagu-lagu seperti "Fatwa Pujangga" dan "Timang-timang Anakku Sayang" yang dibawakannya begitu populer. Sehingga Beliau disanjung dan dipuja oleh penggemarnya. Pada tahun 1980, tepatnya 3 tahun sebelum beliau wafat, beliau sempat menunaikan ibadah haji. Namun dirinya tidak ingin dituliskan gelar haji di depan namanya. Cukup Said Effendi saja pintanya. Hal tersebut karena, baginya yang terpenting adalah ibadahnya, bukan gelarnya. Ayah dari 7 anak ini, di hari tuanya juga tetap hidup sederhana. Di usianya yang pada tahun 1980 menginjak 58 Tahun, beliau masih aktif bekerja di RRI Studio Jakarta dan Kine Club Taman Ismail Marzuki (TIM). Berikut ini adalah potret Beliau yang diambil pada tahun 1980. Sumber: Kompas, 16 Nopember 1980 Halaman 5 Kolom 8. Koleksi Layanan Surat Kabar Langka Terjilid Perpustakaan Nasional RI (SKALA Team) #SaidEffendi #Penyanyi

 Said Effendi menjadi salah satu penyanyi tenar di tahun 50-an. Dulu namanya pernah membumbung berkat suara "emasnya". Lagu-lagu seperti "Fatwa Pujangga" dan "Timang-timang Anakku Sayang" yang dibawakannya begitu populer. Sehingga Beliau disanjung dan dipuja oleh penggemarnya. 


Pada tahun 1980, tepatnya 3 tahun sebelum beliau wafat, beliau sempat menunaikan ibadah haji. Namun dirinya tidak ingin dituliskan gelar haji di depan namanya. Cukup Said Effendi saja pintanya. Hal tersebut karena, baginya yang terpenting adalah ibadahnya, bukan gelarnya. 



Ayah dari 7 anak ini, di hari tuanya juga tetap hidup sederhana. Di usianya yang pada tahun 1980 menginjak 58 Tahun, beliau masih aktif bekerja di RRI Studio Jakarta dan Kine Club Taman Ismail Marzuki (TIM). Berikut ini adalah potret Beliau yang diambil pada tahun 1980. 


Sumber: Kompas, 16 Nopember 1980 Halaman 5 Kolom 8. Koleksi Layanan Surat Kabar Langka Terjilid Perpustakaan Nasional RI (SKALA Team)


#SaidEffendi

#Penyanyi

27 May 2024

Sejarah Magelang - Gereja Katolik Magelang, 1951 ๐Ÿ“ท : Suara Kotapraja Magelang No.4 th.I 04 Agustus 1951

 Gereja Katolik Magelang, 1951



๐Ÿ“ท : Suara Kotapraja Magelang No.4 th.I 04 Agustus 1951


Sumber : Cahyono Edo Santoso

Warung merupakan kebutuhan vital bagi pekerja jalanan. Namun tidak semua jalanan terdapat warung karena adanya larangan. Bagi pekerja, hal ini tidak menjadi masalah, sebab banyak pedagang nasi keliling menjajakan dagangannya di sekitar tempat mereka bekerja. Tanpa tenda dan tanpa tempat duduk, para pekerja itu mengisi perut di tengah deru kendaraan, seperti halnya di kolong jembatan Pancoran, Jakarta pada tahun 1988 ini. Sumber: Suara Karya, 15 Nopember 1988 Halaman 2 Kolom 5. Koleksi Layanan Surat Kabar Langka Terjilid Perpustakaan Nasional RI (SKALA Team) #WarungJalanan

 Warung merupakan kebutuhan vital bagi pekerja jalanan. Namun tidak semua jalanan terdapat warung karena adanya larangan. Bagi pekerja, hal ini tidak menjadi masalah, sebab banyak pedagang nasi keliling menjajakan dagangannya di sekitar tempat mereka bekerja. Tanpa tenda dan tanpa tempat duduk, para pekerja itu mengisi perut di tengah deru kendaraan, seperti halnya di kolong jembatan Pancoran, Jakarta pada tahun 1988 ini. 



Sumber: Suara Karya, 15 Nopember 1988 Halaman 2 Kolom 5. Koleksi Layanan Surat Kabar Langka Terjilid Perpustakaan Nasional RI (SKALA Team)


#WarungJalanan

Percaya apa ndak Simbah2 buyut kita dulu gondrong ? . NOTE SEBELUM BACA ARTIKEL Tidak ada hubungannya dengan "belum ada tukang cukur. Kita lihat dari perspektif sejarah lur.Nuwun" Mungkin memang tradisi austronesia - sebelum datangnya kolonial. Sampai akhir abad ke-19, rambut gondrong bagi pria-pria Jawa dan Nusantara merupakan kelaziman. Apa ini sahih ? Setidaknya kita bisa mengecek ke beberapa sumber. Kalau ada waktu kita boleh jalan-jalan ke candi dan arca peninggalan kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Sumatera, Jawa, dan Bali (awal Masehi hingga runtuhnya Majapahit) pasti tidak sulit menemukan relief pria-pria yang lazim berambut gondrong, saat itu biar rapi maka dicepol (gelung keatas). Ini senada dengan catatan Tiongkok dari Dinasti Liang (502-556 M) serta dari Dinasti Sung (960-1279) yang menuliskan para pria Jawa memiliki rambut gondrong. Ada dua golongan : Rakyat jelata biasa mengurai rambutnya (anak sekarang biasa menyebut ‘gondrong jamet’), tapi kaum bangsawan dan raja menggelung rambut panjang alias dicepol. Masih bingung. Search mbah google “Patih Gajahmada” ya kira-kira begitulah. Sebelum ada foto, orang barat yang hadir di Kepulauan Nusantara melukiskan bagaimana orang disini. Contohnya ya gambar-gambar yang mimin post ini. Dari sekitar 1810an. Masih lazim orang Jawa gondrong. Kapan-kapan kita share foto2 gondrong orang Jawa karena foto-foto lawas dari sekitar peralihan abad ke-19 sampai awal abad ke-20 masih banyak orang gondrong. Nah kapan itu semua berubah? Ketika Belanda “menyerang” tanah-tanah koloninya dengan gaya rambut, pakaian dan makanan. Diperkirakan setelah 1900, ketika politik etis mulai diberlakukan dan makin banyak pribumi yang memperoleh kesempatan pendidikan, beberapa perubahan juga diterima dan makin menjadi nilai umum. Misalnya gaya pakaian (hem, celana panjang, rok) dan tentu saja : gaya rambut. Tetapi karena belum ada medsos saat itu, tentu perang netizen antara tradisionalis vs modernis tidak terjadi kayak sekarang. Jadi orang Jawa dan Nusantara memang telah biasa menerima budaya luar. Kita tidak pernah antipati. Seperti biasa kita menyerap dan menyesuaikan pengaruh asing dan menjadikan budaya Nusantara yang khas dan unik. Kata orang, yang abadi adalah perubahan itu sendiri. Seperti apa orang Jawa ? Baca segala sesuatu tentang orang Jawa pada tahun 1810an disini : rb.gy/9eyylr

 Percaya apa ndak

Simbah2 buyut kita dulu gondrong ?

.


NOTE SEBELUM BACA ARTIKEL

Tidak ada hubungannya dengan "belum ada tukang cukur. Kita lihat dari perspektif sejarah lur.Nuwun"


Mungkin memang tradisi austronesia - sebelum datangnya kolonial. Sampai akhir abad ke-19, rambut gondrong bagi pria-pria Jawa dan Nusantara merupakan kelaziman.


Apa ini sahih ? Setidaknya kita bisa mengecek ke beberapa sumber. Kalau ada waktu kita boleh jalan-jalan ke candi dan arca peninggalan kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Sumatera, Jawa, dan Bali (awal Masehi hingga runtuhnya Majapahit) pasti tidak sulit menemukan relief pria-pria yang lazim berambut gondrong, saat itu biar rapi maka dicepol (gelung keatas). Ini senada dengan catatan Tiongkok dari Dinasti Liang (502-556 M) serta dari Dinasti Sung (960-1279) yang menuliskan para pria Jawa memiliki rambut gondrong. Ada dua golongan : Rakyat jelata biasa mengurai rambutnya (anak sekarang biasa menyebut ‘gondrong jamet’), tapi kaum bangsawan dan raja menggelung rambut panjang alias dicepol. Masih bingung. Search mbah google “Patih Gajahmada” ya kira-kira begitulah.


Sebelum ada foto, orang barat yang hadir di Kepulauan Nusantara melukiskan bagaimana orang disini. Contohnya ya gambar-gambar yang mimin post ini. Dari sekitar 1810an. Masih lazim orang Jawa gondrong.  Kapan-kapan kita share foto2 gondrong orang Jawa karena foto-foto lawas dari sekitar peralihan abad ke-19 sampai awal abad ke-20 masih banyak orang gondrong. 


Nah kapan itu semua berubah?   Ketika Belanda “menyerang” tanah-tanah koloninya dengan gaya rambut, pakaian dan makanan. Diperkirakan setelah 1900, ketika politik etis mulai diberlakukan dan makin banyak pribumi yang memperoleh kesempatan pendidikan, beberapa perubahan juga diterima dan makin menjadi nilai umum. Misalnya gaya pakaian (hem, celana panjang, rok) dan tentu saja : gaya rambut. Tetapi karena belum ada medsos saat itu, tentu perang netizen antara tradisionalis vs modernis tidak terjadi kayak sekarang.


Jadi orang Jawa dan Nusantara memang telah biasa menerima budaya luar. Kita tidak pernah antipati. Seperti biasa kita menyerap dan menyesuaikan pengaruh asing dan menjadikan budaya Nusantara yang khas dan unik. Kata orang, yang abadi adalah perubahan itu sendiri.


Seperti apa orang Jawa ? 

Baca segala sesuatu tentang orang Jawa pada tahun 1810an disini : rb.gy/9eyylr

26 May 2024

Sejarah Magelang - Konferensi para bupati se-Jawa Tengah diselenggarakan di Magelang, 4 April 1935. Bupati Magelang berdiri ke-3 dari kiri barisan paling depan, di sebelah Gubernur Jenderal Landvoogd.

 Konferensi para bupati se-Jawa Tengah diselenggarakan di Magelang, 4 April 1935.  Bupati Magelang berdiri ke-3 dari kiri barisan paling depan, di sebelah Gubernur Jenderal Landvoogd.



Sumber : Eva Mentari Christoph

Tak Banyak yang Tahu Rhoma Irama, Mengawali Kariernya dari Genre Barat kita sepakat jika Rhoma Irama adalah raja dangdut. Dialah yang memoles dan membesarkan genre musik ini, hingga terkenal seantero negeri. Bahkan, mancanegara. Bila ada yang berani mengusik dangdut, maka Bang Haji - demikian sapaan populernya- akan turun tangan. Rhoma adalah dangdut. Dangdut adalah Rhoma. Walaupun begitu, karier kemusikan sang raja tidak datang dari orkes melayu, genre musik cikal bakal dangdut. Sebaliknya, perjalanan awal musiknya lebih banyak diwarnai oleh musik-musik bergenre pop rock. Rhoma lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat, pada 11 Desember 1946. Nama lahirnya bukanlah Rhoma Irama. Melainkan Raden Irama. Dinukil dari buku Dangdutan, Kumpulan Tulisan Dangdut dan Praktiknya di Masyarakat, karya Michael H.B. Raditya, kedua orang tua Rhoma, R. Burdah dan Tuty Juwariyah memberikan nama Irama karena terinspirasi dari grup sandiwara Irama Baru. Alih-alih menggunakan nama Raden Irama, dia memilih Oma Irama sebgai nama panggungnya. Oma menapaki jejak musiknya dengan bergabung pada grup musik Gahyand, Tornado, juga Varia Irama Melody. Bersama band-band tersebut, Rhoma mengkover karya-karya musisi barat seperti The Beatles, Paul Anka, Golden Singer, Pat Boone, Elvies Presley. Menurut catatan H.B. Raditya, Rhoma sempat bergabung ke beberapa orkes Melayu, seperti OM Chandraleka pimpinan Umar Alatas, OM Purnama pimpinan Awab Haris, OM Pancaran Muda pimpinan Zakaria, pada pertengahan 1960-an. Sayang, Oma tidak puas dengan pencapaiannya kala itu. Dia pun memutuskan untuk kolaborasi dengan beberapa grup musik pop. Salah satunya, berduet dengan Inneke Kusumawati, diiringi band Zaenal Combo dan de Galaxies. Kolaborasi tersebut menghasilkan beberapa karya seperti Jangan Kau Marah dan Cinta Buta. Karier musik pop Oma semakin naik daun, kala dia sukses unjuk gigi di Festival Pop Asia Tenggara pada 1972 di Singapura. Saat itu, Oma berduet dengan Wiwil Abidien keluar sebagai pemenang. Oma mengambil langkah penting pada 1970, dengan membentuk OM sendiri bernama Soneta. Lewat Soneta, Oma berduet dengan Elvy Sukaesih. Di sinilah takdir membawanya menjadi raja dangdut kelak. Album perdananya, berjudul Begadang, meledak di pasaran. Diperkirakan, Begadang terjual 1 juta keping. Kabarnya, bukan Begadang yang dijagokan meraih hits, melainkan Tung Keripit, karena aransemen dan beat lagu. Akan tetapi, pasar punya selera sendiri, Begadang. Bersama Soneta, Oma melakukan terobosan, yaitu pergi haji. Keputusan tersebut mendapat tentangan dari para seniman musik, mengingat panggung musik identik dengan minuman keras, seks bebas, dan penyalahgunaan narkotika. Oma bergeming, dia tetap memutuskan tetap berangkat haji pada 1975. Langkah beraninya kemudian diiringi dengan perubahan nama menjadi Rhoma Irama. R untuk Raden dan H untuk haji. Oma menggapai puncak kejayaannya dengan Soneta pada era 1970-an. Ketika itu, musik dangdut yang ditawarkan Soneta diterima di masyarakat. Lirik-lirik yang lekat dengan kehidupan sehari-hari, membuat karya-karya Rhoma mendapat tempat di hati masyarakat. Terutama kalangan kelas menengah bawah. Setiap kali manggung, panggung Soneta dijejali oleh masyarakat. Bahkan, Rhoma bersama Soneta harus berkeliling kota terlebih dahulu sebelum manggung. Dalam bincang-bincang di Podcast Helmy Yahya, Rhoma menuturkan, kala itu masyarakat tidak percaya ada Soneta, kalau belum melihat sosok aslinya. Walau namanya melejit berkat dangdut, Rhoma tak melupakan akarnya, yaitu pop. Pada 1977, label Yukawi berjudul Pop Indonesia Vol. I, Rhoma Irama. Demikian diakses dari situs arsip musik Indonesia iramanusantara.org. Dalam vinil itu terdapat lima lagu karya Rhoma Irama, berjudul Remaja, Naviri, Bulan, Luka Derita, dan Mengapa Membisu. Tidak ada suara gendang atau suling dalam lagu-lagu tersebut. Nuansanya cenderung sangat ngepop. Dengan genre rock, Rhoma juga memiliki ikatan yang kuat. Kabar ini sudah lama beredar, karena warna sejumlah lagu Soneta memiliki kesamaan dengan Deep Purple. Beberapa karyanya seperti Seni, Hari Berbangkit, Nafsu Serakah, dan Badai Fitnah, menurut Michael H.B. Raditya dikutip dari popharini.com, terpengaruh oleh Deep Purple. Mengenai Deep Purple, Michael menulis bahwa Rhoma tidak pernah membantah terinspirasi dari band asal Inggris tersebut. Bagi Rhoma, band itu menginspirasinya untuk berkarya. Walaupun demikian, Rhoma bersama Soneta memiliki hubungan negatif dengan rock. Pada 70-an, dangdut Rhoma berseteru dengan rock, saat itu diwakilli oleh Benny Soebardja atau Achmad Albar. Para penggemar musik tersebut terlibat saling ejek. Bahkan, diperkirakan saling terlibat adu fisik. Kedua genre itu pun mencapai rekonsilitasi, ditandai dengan konser bersama Soneta dan God Bless di Istora Senayan Jakarta, pada 1977. "Saya pikir rocker itu brengsek semua. Dulu. Sekarang sudah tidak," ujar Rhoma mengenang perseteruan tersebut bersama Achmad Albar dalam podcast-nya. Keberaniannya memasukkan unsur rock pada musik melayu yang kemudian disebut sebagai dangdut memang patut mendapat apresiasi yang tinggi. Sehingga pada tahun 1985 Majalah Asia Week menempatkan Rhoma Irama sebagai Raja musik Asia Tenggara. Sumbangsih bagi Musik Indonesia Sebagai Raja Dangdut, kontribusi Rhoma terhadap musik nasional sangatlah besar. Dialah figur penting di balik kelahiran genre musik dangdut, pengembangan dari orkes melayu. Keberanian Rhoma meracik berbagai genre itu mengantarkannya pada penghragaan Raja Musik Asia Tenggara oleh majalah Asia Week pada 1985. Melalui Soneta, Rhoma merawat genre dangdut hingga sekarang. Sebanyak 600 lagu diciptakan Rhoma, dan mayoritas sukses di pasaran. Salah satu karyanya, Begadang, masuk dalam daftar 150 musik terbaik Indonesia versi majalah Rolling Stone. Selain itu, pada era kejayaannya, Rhoma juga ikut mengorbitkan para musisi dangdut. Beberapa pemusik seperti Elvy Sukaesih, dan Rita Sugiarto, nama mereka mengorbit berkat Rhoma. Rita sendiri bercerita bahwa karier kedangdutannya melejit setelah dididik sang Raja Dangdut. Pada usianya yang tak muda lagi, Rhoma juga masih berani berinovasi. Pada April 2023, dia membuat heboh jagat media sosial karena menyanyikan lagu berjudul Butter, karya boyband asal Korea Selatan BTS. Lagu itu dibawakan di tengah dia menyanyikan lagu miliknya, berjudul Musik. "Smooth like butter, like a criminal undercover. Gon'pop like trouble breaking into your heart like that, ooh." Meski cuma sepotong, tetapi aksi Rhoma ini berhasil menyita perhatian para Kpopers, terutama Army-fans BTS. Lewat aksinya tersebut, dia seakan memberikan pesan bahwa karier Raja Dangdut belum habis. Selain itu, dangdut adalah musik yang adaptif. Dapat bersanding dengan beragam genre. Termasuk musik Kpop. Era sudah berganti, pesona Raja Dangdut belum pudar. Rhoma masih dipercaya mengisi panggung-panggung musik nasional. Melaui podcast-nya, dia pun membagikan pandangan dan gagasannya.

 Tak Banyak yang Tahu Rhoma Irama, Mengawali Kariernya dari Genre Barat

kita sepakat jika Rhoma Irama adalah raja dangdut. Dialah yang memoles dan membesarkan genre musik ini, hingga terkenal seantero negeri. Bahkan, mancanegara. Bila ada yang berani mengusik dangdut, maka Bang Haji - demikian sapaan populernya- akan turun tangan. Rhoma adalah dangdut. Dangdut adalah Rhoma.


Walaupun begitu, karier kemusikan sang raja tidak datang dari orkes melayu, genre musik cikal bakal dangdut. Sebaliknya, perjalanan awal musiknya lebih banyak diwarnai oleh musik-musik bergenre pop rock.

Rhoma lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat, pada 11 Desember 1946. Nama lahirnya bukanlah Rhoma Irama. Melainkan Raden Irama. Dinukil dari buku Dangdutan, Kumpulan Tulisan Dangdut dan Praktiknya di Masyarakat, karya Michael H.B. Raditya, kedua orang tua Rhoma, R. Burdah dan Tuty Juwariyah memberikan nama Irama karena terinspirasi dari grup sandiwara Irama Baru.



Alih-alih menggunakan nama Raden Irama, dia memilih Oma Irama sebgai nama panggungnya. Oma menapaki jejak musiknya dengan bergabung pada grup musik Gahyand, Tornado, juga Varia Irama Melody. Bersama band-band tersebut, Rhoma mengkover karya-karya musisi barat seperti The Beatles, Paul Anka, Golden Singer, Pat Boone, Elvies Presley. 


Menurut catatan H.B. Raditya, Rhoma sempat bergabung ke beberapa orkes Melayu, seperti OM Chandraleka pimpinan Umar Alatas, OM Purnama pimpinan Awab Haris, OM Pancaran Muda pimpinan Zakaria, pada pertengahan 1960-an.


Sayang, Oma tidak puas dengan pencapaiannya kala itu. Dia pun memutuskan untuk kolaborasi dengan beberapa grup musik pop. Salah satunya, berduet dengan Inneke Kusumawati, diiringi band Zaenal Combo dan de Galaxies. Kolaborasi tersebut menghasilkan beberapa karya seperti Jangan Kau Marah dan Cinta Buta. 


Karier musik pop Oma semakin naik daun, kala dia sukses unjuk gigi di Festival Pop Asia Tenggara pada 1972 di Singapura. Saat itu, Oma berduet dengan Wiwil Abidien keluar sebagai pemenang. 


Oma mengambil langkah penting pada 1970, dengan membentuk OM sendiri bernama Soneta. Lewat Soneta, Oma berduet dengan Elvy Sukaesih. Di sinilah takdir membawanya menjadi raja dangdut kelak.


Album perdananya, berjudul Begadang, meledak di pasaran. Diperkirakan, Begadang terjual 1 juta keping. Kabarnya, bukan Begadang yang dijagokan meraih hits, melainkan Tung Keripit, karena aransemen dan beat lagu. Akan tetapi, pasar punya selera sendiri, Begadang. 


Bersama Soneta, Oma melakukan terobosan, yaitu pergi haji. Keputusan tersebut mendapat tentangan dari para seniman musik, mengingat panggung musik identik dengan minuman keras, seks bebas, dan penyalahgunaan narkotika.


Oma bergeming, dia tetap memutuskan tetap berangkat haji pada 1975. Langkah beraninya kemudian diiringi dengan perubahan nama menjadi Rhoma Irama. R untuk Raden dan H untuk haji. 


Oma menggapai puncak kejayaannya dengan Soneta pada era 1970-an. Ketika itu, musik dangdut yang ditawarkan Soneta diterima di masyarakat. Lirik-lirik yang lekat dengan kehidupan sehari-hari, membuat karya-karya Rhoma mendapat tempat di hati masyarakat. Terutama kalangan kelas menengah bawah. 


Setiap kali manggung, panggung Soneta dijejali oleh masyarakat. Bahkan, Rhoma bersama Soneta harus berkeliling kota terlebih dahulu sebelum manggung. Dalam bincang-bincang di Podcast Helmy Yahya, Rhoma menuturkan, kala itu masyarakat tidak percaya ada Soneta, kalau belum melihat sosok aslinya.


Walau namanya melejit berkat dangdut, Rhoma tak melupakan akarnya, yaitu pop. Pada 1977, label Yukawi berjudul Pop Indonesia Vol. I, Rhoma Irama. Demikian diakses dari situs arsip musik Indonesia iramanusantara.org.


Dalam vinil itu terdapat lima lagu karya Rhoma Irama, berjudul Remaja, Naviri, Bulan, Luka Derita, dan Mengapa Membisu. Tidak ada suara gendang atau suling dalam lagu-lagu tersebut. Nuansanya cenderung sangat ngepop. 


Dengan genre rock, Rhoma juga memiliki ikatan yang kuat. Kabar ini sudah lama beredar, karena warna sejumlah lagu Soneta memiliki kesamaan dengan Deep Purple. Beberapa karyanya seperti Seni, Hari Berbangkit, Nafsu Serakah, dan Badai Fitnah, menurut Michael H.B. Raditya dikutip dari popharini.com, terpengaruh oleh Deep Purple.


Mengenai Deep Purple, Michael menulis bahwa Rhoma tidak pernah membantah terinspirasi dari band asal Inggris tersebut. Bagi Rhoma, band itu menginspirasinya untuk berkarya.


Walaupun demikian, Rhoma bersama Soneta memiliki hubungan negatif dengan rock. Pada 70-an, dangdut Rhoma berseteru dengan rock, saat itu diwakilli oleh Benny Soebardja atau Achmad Albar.


Para penggemar musik tersebut terlibat saling ejek. Bahkan, diperkirakan saling terlibat adu fisik. Kedua genre itu pun mencapai rekonsilitasi, ditandai dengan konser bersama Soneta dan God Bless di Istora Senayan Jakarta, pada 1977. 


"Saya pikir rocker itu brengsek semua. Dulu. Sekarang sudah tidak," ujar Rhoma mengenang perseteruan tersebut bersama Achmad Albar dalam podcast-nya. 


 Keberaniannya memasukkan unsur rock pada musik melayu yang kemudian disebut sebagai dangdut memang patut mendapat apresiasi yang tinggi. Sehingga pada tahun 1985 Majalah Asia Week menempatkan Rhoma Irama sebagai Raja musik Asia Tenggara.

 

Sumbangsih bagi Musik Indonesia

Sebagai Raja Dangdut, kontribusi Rhoma terhadap musik nasional sangatlah besar. Dialah figur penting di balik kelahiran genre musik dangdut, pengembangan dari orkes melayu. Keberanian Rhoma meracik berbagai genre itu mengantarkannya pada penghragaan Raja Musik Asia Tenggara oleh majalah Asia Week pada 1985. 


Melalui Soneta, Rhoma merawat genre dangdut hingga sekarang. Sebanyak 600 lagu diciptakan Rhoma, dan mayoritas sukses di pasaran. Salah satu karyanya, Begadang, masuk dalam daftar 150 musik terbaik Indonesia versi majalah Rolling Stone. 


Selain itu, pada era kejayaannya, Rhoma juga ikut mengorbitkan para musisi dangdut. Beberapa pemusik seperti Elvy Sukaesih, dan Rita Sugiarto, nama mereka mengorbit berkat Rhoma. Rita sendiri bercerita bahwa karier kedangdutannya melejit setelah dididik sang Raja Dangdut. 


Pada usianya yang tak muda lagi, Rhoma juga masih berani berinovasi. Pada April 2023, dia membuat heboh jagat media sosial karena menyanyikan lagu berjudul Butter, karya boyband asal Korea Selatan BTS. Lagu itu dibawakan di tengah dia menyanyikan lagu miliknya, berjudul Musik. "Smooth like butter, like a criminal undercover. Gon'pop like trouble breaking into your heart like that, ooh."


Meski cuma sepotong, tetapi aksi Rhoma ini berhasil menyita perhatian para Kpopers, terutama Army-fans BTS. Lewat aksinya tersebut, dia seakan memberikan pesan bahwa karier Raja Dangdut belum habis. Selain itu, dangdut adalah musik yang adaptif. Dapat bersanding dengan beragam genre. Termasuk musik Kpop. 


Era sudah berganti, pesona Raja Dangdut belum pudar. Rhoma masih dipercaya mengisi panggung-panggung musik nasional. Melaui podcast-nya, dia pun membagikan pandangan dan gagasannya.

Dua gadis Tobada yang menunggang kuda dari Besoa - Sulawesi Tengah - 1911 fotografer: Albert Grubauer #sulawesitengah #tobada #Besoa

 Dua gadis Tobada yang menunggang kuda dari Besoa - Sulawesi Tengah - 1911



fotografer: Albert Grubauer

#sulawesitengah #tobada #Besoa

25 May 2024

POTRET TARIAN PAKAIAN ADAT LAMPUNG - LAMPUNG - 1880 - 1908 #lampung #bandarlampung #tanjungkarang #jadul #jamandulu #photojadul #old #oldphotos๐Ÿ“ท #oldpic๐Ÿ“ท #sejarah #tempodulu #tempoedoeloe #sejarah #indonesia #sumatra

 POTRET TARIAN PAKAIAN ADAT LAMPUNG - LAMPUNG - 1880 - 1908



#lampung #bandarlampung #tanjungkarang #jadul #jamandulu #photojadul #old #oldphotos๐Ÿ“ท #oldpic๐Ÿ“ท #sejarah #tempodulu #tempoedoeloe #sejarah #indonesia #sumatra

Sejarah Magelang - Suatu pagi di Halte Sleman, Agustus 1972, dengan C2412 yang menghela KA Campuran tujuan Magelang. Halte Sleman (SMN) terletak di km 12+696, antara Stasiun Beran - Stasiun Medari di lintas Yogyakarta - Magelang. Halte ini hanya memiliki satu jalur, dengan bangunan kecil berisi ruang tunggu dan loket. Saat ini, lokasi halte ini sudah berubah menjadi taman, dengan banvunan halte sudah lama dibongkar. Pada 1961, KA Lokal tujuan Magelang berangkat dari Yogyakarta pada pukul 04.30, 10.31, dan 14.22 . Sementara KA Lokal dari Magelang tiba di Yogyakarta pada pukul 06.47, 14.45, dan 19.19. Tarif KA Lokal kelas 3 ini sebesar Rp. 5 untuk rute Yogyakarta - Magelang/sebaliknya. Selain itu, terdapat juga KA Campuran di rute ini, dimana tersedia 1/2 kereta yang digandeng bersama gerbong-gerbong barang. Foto : Frank Stamford

 Suatu pagi di Halte Sleman, Agustus 1972, dengan C2412 yang menghela KA Campuran tujuan Magelang.



Halte Sleman (SMN) terletak di km 12+696, antara Stasiun Beran - Stasiun Medari di lintas Yogyakarta - Magelang. Halte ini hanya memiliki satu jalur, dengan bangunan kecil berisi ruang tunggu dan loket. Saat ini, lokasi halte ini sudah berubah menjadi taman, dengan banvunan halte sudah lama dibongkar.


Pada 1961, KA Lokal tujuan Magelang berangkat dari Yogyakarta pada pukul 04.30, 10.31, dan 14.22 . Sementara KA Lokal dari Magelang tiba di Yogyakarta pada pukul 06.47, 14.45, dan 19.19. Tarif KA Lokal kelas 3 ini sebesar Rp. 5 untuk rute Yogyakarta - Magelang/sebaliknya. Selain itu, terdapat juga KA Campuran di rute ini, dimana tersedia 1/2 kereta yang digandeng bersama gerbong-gerbong barang.


Foto : Frank Stamford

Michael Jordan, berkulit hitam, lahir pada tahun 1963, di daerah kumuh Brooklyn, New York. Ia memiliki empat orang saudara, sementara upah ayahnya yang hanya sedikit tidak cukup untuk menafkahi keluarga. Semenjak kecil, ia melewati kehidupannya dalam lingkungan miskin dan penuh diskriminasi, hingga ia sama sekali tidak bisa melihat harapan masa depannya. Ketika ia berusia tiga belas tahun, ayahnya memberikan sehelai pakaian bekas kepadanya, “Menurutmu, berapa nilai pakaian ini?” Jordan menjawab, “Mungkin 1 dollar.” Ayahnya kembali berkata, “Bisakah dijual seharga 2 dollar? Jika engkau berhasil menjualnya, berarti telah membantu ayah dan ibumu.” Jordan menganggukkan kepalanya, “Saya akan mencobanya, tapi belum tentu bisa berhasil.” Dengan hati-hati dicucinya pakaian itu hingga bersih. Karena tidak ada setrika untuk melicinkan pakaian, maka ia meratakan pakaian dengan sikat di atas papan datar, kemudian dijemur sampai kering. Keesokan harinya, dibawanya pakaian itu ke stasiun bawah tanah yang ramai, ditawarkannya hingga lebih dari enam jam. Akhirnya Jordan berhasil menjual pakaian itu. Kini ia memegang lembaran uang 2 dollar dan berlarilah ia pulang. Setelah itu, setiap hari ia mencari pakaian bekas, lalu dirapikan kembali dan dijualnya di keramaian. Lebih dari sepuluh hari kemudian, ayahnya kembali menyerahkan sepotong pakaian bekas kepadanya, “Coba engkau pikirkan bagaimana caranya untuk menjual pakaian ini hingga seharga 20 dolar?” Kata Jordan, “Bagaimana mungkin? Pakaian ini paling tinggi nilainya hanya 2 dollar.” Ayahnya kembali memberikan inspirasi, “Mengapa engkau tidak mencobanya dulu? Pasti ada jalan.” Akhirnya, Jordan mendapatkan satu ide, ia meminta bantuan sepupunya yang belajar melukis untuk menggambarkan Donal Bebek yang lucu dan Mickey Mouse yang nakal pada pakaian itu. Lalu ia berusaha menjualnya di sebuah sekolah anak orang kaya. Tak lama kemudian seorang pengurus rumah tangga yang menjemput tuan kecilnya, membeli pakaian itu untuk tuan kecilnya. Tuan kecil itu yang berusia sepuluh tahun sangat menyukai pakaian itu, sehingga ia memberikan tip 5 dolar. Tentu saja 25 dollar adalah jumlah yang besar bagi Jordan, setara dengan satu bulan gaji dari ayahnya. Setibanya di rumah, ayahnya kembali memberikan selembar pakaian bekas kepadanya, “Apakah engkau mampu menjualnya kembali dengan harga 200 dolar?” Mata ayahnya tampak berbinar. Kali ini, Jordan menerima pakaian itu tanpa keraguan sedikit pun. Dua bulan kemudian kebetulan aktris film populer “Charlie Angels”, Farah Fawcett datang ke New York melakukan promo. Setelah konferensi pers, Jordan pun menerobos pihak keamanan untuk mencapai sisi Farah Fawcett dan meminta tanda tangannya di pakaian bekasnya. Ketika Fawcett melihat seorang anak yang polos meminta tanda tangannya, ia dengan senang hati membubuhkan tanda tangannya pada pakaian itu. Jordan pun berteriak dengan sangat gembira, “Ini adalah sehelai baju kaus yang telah ditandatangani oleh Miss Farah Fawcett, harga jualnya 200 dollar!” Ia pun melelang pakaian itu, hingga seorang pengusaha membelinya dengan harga 1.200 dollar. Sekembalinya ke rumah, ayahnya dengan meneteskan air mata haru berkata, “Tidak terbayangkan kalau engkau berhasil melakukannya. Anakku! Engkau sungguh hebat!” Malam itu, Jordan tidur bersama ayahnya dengan kaki bertemu kaki. Ayahnya bertanya, “Anakku, dari pengalaman menjual tiga helai pakaian yang sudah kau lakukan, apakah yang berhasil engkau pahami?” Jordan menjawab dengan rasa haru, “Selama kita mau berpikir dengan otak, pasti ada caranya.” Ayahnya menganggukkan kepala, kemudian menggelengkan kepala, “Yang engkau katakan tidak salah! Tapi bukan itu maksud ayah. Ayah hanya ingin memberitahumu bahwa sehelai pakaian bekas yang bernilai satu dolar juga bisa ditingkatkan nilainya, apalagi kita sebagai manusia yang hidup? Mungkin kita berkulit lebih gelap dan lebih miskin, tapi apa bedanya? Tergantung bagaimana kita mendayagunakan potensi yang ada dalam diri kita masing-masing.” Seketika dalam pikiran Jordan seakan ada matahari yang terbit. Bahkan sehelai pakaian bekas saja bisa ditingkatkan harkatnya, lalu apakah saya punya alasan untuk meremehkan diri sendiri? Sejak saat itu, dalam hal apapun, Michael Jordan merasa bahwa masa depannya indah dan penuh harapan. Dia mengasah potensinya hingga akhirnya dia menjadi salah seorang pemain basket terhebat di dunia ini dan menjadi salah seorang atlet terkaya. Semoga jadi inspirasi ๐Ÿ™๐Ÿ™๐Ÿ™

 Michael Jordan, berkulit hitam, lahir pada tahun 1963, di daerah kumuh Brooklyn, New York. Ia memiliki empat orang saudara, sementara upah ayahnya yang hanya sedikit tidak cukup untuk menafkahi keluarga. Semenjak kecil, ia melewati kehidupannya dalam lingkungan miskin dan penuh diskriminasi, hingga ia sama sekali tidak bisa melihat harapan masa depannya.



Ketika ia berusia tiga belas tahun, ayahnya memberikan sehelai pakaian bekas kepadanya, “Menurutmu, berapa nilai pakaian ini?” Jordan menjawab, “Mungkin 1 dollar.” Ayahnya kembali berkata, “Bisakah dijual seharga 2 dollar? Jika engkau berhasil menjualnya, berarti telah membantu ayah dan ibumu.” Jordan menganggukkan kepalanya, “Saya akan mencobanya, tapi belum tentu bisa berhasil.”


Dengan hati-hati dicucinya pakaian itu hingga bersih. Karena tidak ada setrika untuk melicinkan pakaian, maka ia meratakan pakaian dengan sikat di atas papan datar, kemudian dijemur sampai kering. Keesokan harinya, dibawanya pakaian itu ke stasiun bawah tanah yang ramai, ditawarkannya hingga lebih dari enam jam. Akhirnya Jordan berhasil menjual pakaian itu. Kini ia memegang lembaran uang 2 dollar dan berlarilah ia pulang.


Setelah itu, setiap hari ia mencari pakaian bekas, lalu dirapikan kembali dan dijualnya di keramaian. 


Lebih dari sepuluh hari kemudian, ayahnya kembali menyerahkan sepotong pakaian bekas kepadanya, “Coba engkau pikirkan bagaimana caranya untuk menjual pakaian ini hingga seharga 20 dolar?” Kata Jordan, “Bagaimana mungkin? Pakaian ini paling tinggi nilainya hanya 2 dollar.” Ayahnya kembali memberikan inspirasi, “Mengapa engkau tidak mencobanya dulu? Pasti ada jalan.”


Akhirnya, Jordan mendapatkan satu ide, ia meminta bantuan sepupunya yang belajar melukis untuk menggambarkan Donal Bebek yang lucu dan Mickey Mouse yang nakal pada pakaian itu. Lalu ia berusaha menjualnya di sebuah sekolah anak orang kaya. Tak lama kemudian seorang pengurus rumah tangga yang menjemput tuan kecilnya, membeli pakaian itu untuk tuan kecilnya. Tuan kecil itu yang berusia sepuluh tahun sangat menyukai pakaian itu, sehingga ia memberikan tip 5 dolar. Tentu saja 25 dollar adalah jumlah yang besar bagi Jordan, setara dengan satu bulan gaji dari ayahnya.


Setibanya di rumah, ayahnya kembali memberikan selembar pakaian bekas kepadanya, “Apakah engkau mampu menjualnya kembali dengan harga 200 dolar?” Mata ayahnya tampak berbinar.


Kali ini, Jordan menerima pakaian itu tanpa keraguan sedikit pun. Dua bulan kemudian kebetulan aktris film populer “Charlie Angels”, Farah Fawcett datang ke New York melakukan promo. Setelah konferensi pers, Jordan pun menerobos pihak keamanan untuk mencapai sisi Farah Fawcett dan meminta tanda tangannya di pakaian bekasnya. Ketika Fawcett melihat seorang anak yang polos meminta tanda tangannya, ia dengan senang hati membubuhkan tanda tangannya pada pakaian itu.


Jordan pun berteriak dengan sangat gembira, “Ini adalah sehelai baju kaus yang telah ditandatangani oleh Miss Farah Fawcett, harga jualnya 200 dollar!” Ia pun melelang pakaian itu, hingga seorang pengusaha membelinya dengan harga 1.200 dollar.


Sekembalinya ke rumah, ayahnya dengan meneteskan air mata haru berkata, “Tidak terbayangkan kalau engkau berhasil melakukannya. Anakku! Engkau sungguh hebat!”


Malam itu, Jordan tidur bersama ayahnya dengan kaki bertemu kaki. Ayahnya bertanya, “Anakku, dari pengalaman menjual tiga helai pakaian yang sudah kau lakukan, apakah yang berhasil engkau pahami?”


Jordan menjawab dengan rasa haru, “Selama kita mau berpikir dengan otak, pasti ada caranya.”


Ayahnya menganggukkan kepala, kemudian menggelengkan kepala, “Yang engkau katakan tidak salah! Tapi bukan itu maksud ayah. Ayah hanya ingin memberitahumu bahwa sehelai pakaian bekas yang bernilai satu dolar juga bisa ditingkatkan nilainya, apalagi kita sebagai manusia yang hidup? Mungkin kita berkulit lebih gelap dan lebih miskin, tapi apa bedanya? Tergantung bagaimana kita mendayagunakan potensi yang ada dalam diri kita masing-masing.”


Seketika dalam pikiran Jordan seakan ada matahari yang terbit. Bahkan sehelai pakaian bekas saja bisa ditingkatkan harkatnya, lalu apakah saya punya alasan untuk meremehkan diri sendiri?


Sejak saat itu, dalam hal apapun, Michael Jordan merasa bahwa masa depannya indah dan penuh harapan. Dia mengasah potensinya hingga akhirnya dia menjadi salah seorang pemain basket terhebat di dunia ini dan menjadi salah seorang atlet terkaya.


Semoga jadi inspirasi ๐Ÿ™๐Ÿ™๐Ÿ™

*Guns n Roses* Sampul Use Your Illusion I dan Use Your Illusion II menggambarkan sebuah detail dari lukisan Raphael "The School of Athena". Mereka yang digambarkan adalah dua karakter sekunder dalam lukisan dan hampir pasti siswa, seolah-olah G'n'R ingin mengatakan: "dengan album-album ini kami layak mendapatkan tempat kami dalam sejarah Rock tetapi kami tidak pantas berada di antara master". Sampulnya dibuat oleh seniman Mark Kostabi yang menggunakan warna hangat (kuning dan merah) untuk warna pertama dan dingin (biru muda dan biru) untuk yang kedua. Use Your Illusion II adalah album terlaris. Ini mencapai nomor satu di tangga lagu Billboard 200 dengan 700,000 kopi terjual selama minggu debutnya, di atas Use Your Illusion I di tempat kedua dengan 685.000. #gunsnroses #useyourillusion #schoolofathens

 *Guns n Roses*


Sampul Use Your Illusion I dan Use Your Illusion II menggambarkan sebuah detail dari lukisan Raphael "The School of Athena".




Mereka yang digambarkan adalah dua karakter sekunder dalam lukisan dan hampir pasti siswa, seolah-olah G'n'R ingin mengatakan: "dengan album-album ini kami layak mendapatkan tempat kami dalam sejarah Rock tetapi kami tidak pantas berada di antara master".

Sampulnya dibuat oleh seniman Mark Kostabi yang menggunakan warna hangat (kuning dan merah) untuk warna pertama dan dingin (biru muda dan biru) untuk yang kedua.

Use Your Illusion II adalah album terlaris. Ini mencapai nomor satu di tangga lagu Billboard 200 dengan 700,000 kopi terjual selama minggu debutnya, di atas Use Your Illusion I di tempat kedua dengan 685.000.


#gunsnroses #useyourillusion #schoolofathens

KOTA SODOM DAN LESBOS, SEJARAH ASAL HOMO DAN LESBIAN KOTA SODOM Arkeolog memperkirakan jika Kota Sodom berada di tepi Laut Mati yang dulunya merupakan Danau Luth. Kota ini terbentang di antara perbatasan Israel-Yordania. Kota Sodom adalah kota yang dikatakan telah dihancurkan oleh Tuhan karena perbuatan laknat penduduknya, yang menyukai sesama jenis (Homoseksual) dan dari sinilah kata Sodomi berasal. Diceritakan dalam berbagai kitab suci Ibrani, Perjanjian Lama Kristen dan Al Qur’an, Allah telah mengutus Nabi Luth (Lot) untuk berdakwah menyadarkan kaumnya yang telah berbuat keji dan melampau batas, tapi dakwah Nabi Luth diabaikan dan mereka menolak untuk menikahi putri Nabi Luth, serta malah berniat buruk kepada tamu Nabi Luth yang ternyata adalah malaikat utusan Allah, yang menyamar sebagai pria tampan. Dan akhirnya ketika waktu Subuh tiba, Allah menimpakan azab berupa longsor dan hujan batu terbakar yang menimpa mereka. Bebatuan besar menghujam kaum Sodom hingga mereka musnah. Maka, ketika keputusan Kami datang, Kami menjungkirbalikkannya (negeri kaum Luth) dan Kami menghujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar secara bertubi-tubi. Surat Hud ayat 82). KOTA LESBOS Kata lesbian itu berawal dari sebuah nama pulau di Yunani, yaitu pulau Lesbos sebuah pulau yang terletak di Laut Aegea. Pulau ini terletak 320 km dari pantai barat Yunani. Dikutip dari situs resminya, Lesbos dulunya dikenal sebagai tempat kebudayaan. Tokoh penyair paling terkenal adalah Sappho dan Alcaeus yang lahir dan tinggal di sana pada abad ke-6 sebelum masehi. Sappho menjadi seorang penyair wanita yang memiliki reputasi hebat. Lirik syairnya sangat emosional, penuh gairah dan cinta. Namun syair yang ia nyanyikan adalah bentuk kerinduan untuk sesama perempuan. Bahkan syairnya banyak ditujukan untuk Dewi Aphrodite. Tentu saja, narasi cintanya tak bisa diterima oleh sebagian besar manusia. Saat Sappho meninggal dengan sebab yang tidak diketahui, rumor bunuh diri pun disebar. Pengkajian oleh para sejarawan tentang puisi cinta Sappho diyakini adalah murni puisi untuk sesama jenis. Untuk mengenang karyanya, akhirnya nama Sappho dijadikan istilah sapphic dan lesbian berasal dari tempat asalnya, Lesbos. Itulah informasi seputar Kota Sodom dan Lesbos untuk kita ambil hikmahnya, semoga kita semua terhindar dari perbuatan keji dan laknat tersebut. Aamiiin. Sumber : Detik.travel.com, Wikipedia dan diolah dari berbagai sumber

 KOTA SODOM DAN LESBOS,

SEJARAH ASAL HOMO DAN LESBIAN


KOTA SODOM

Arkeolog memperkirakan jika Kota Sodom berada di tepi Laut Mati yang dulunya merupakan Danau Luth. Kota ini terbentang di antara perbatasan Israel-Yordania.

Kota Sodom adalah kota yang dikatakan telah dihancurkan oleh Tuhan karena perbuatan laknat penduduknya, yang menyukai sesama jenis (Homoseksual) dan dari sinilah kata Sodomi berasal. 



Diceritakan dalam berbagai kitab suci Ibrani, Perjanjian Lama Kristen dan Al Qur’an, Allah telah mengutus Nabi Luth (Lot) untuk berdakwah menyadarkan kaumnya yang telah berbuat keji dan melampau batas, tapi dakwah Nabi Luth diabaikan dan mereka menolak untuk menikahi putri Nabi Luth, serta malah berniat buruk kepada tamu Nabi Luth yang ternyata adalah malaikat utusan Allah, yang menyamar sebagai pria tampan. Dan akhirnya ketika waktu Subuh tiba, Allah menimpakan azab berupa longsor dan hujan batu terbakar yang menimpa mereka. Bebatuan besar menghujam kaum Sodom hingga mereka musnah.


Maka, ketika keputusan Kami datang, Kami menjungkirbalikkannya (negeri kaum Luth) dan Kami menghujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar secara bertubi-tubi. Surat Hud ayat 82).


KOTA LESBOS

Kata lesbian itu berawal dari sebuah nama pulau di Yunani, yaitu pulau Lesbos sebuah pulau yang terletak di Laut Aegea. Pulau ini terletak 320 km dari pantai barat Yunani.

Dikutip dari situs resminya, Lesbos dulunya dikenal sebagai tempat kebudayaan. Tokoh penyair paling terkenal adalah Sappho dan Alcaeus yang lahir dan tinggal di sana pada abad ke-6 sebelum masehi.


Sappho menjadi seorang penyair wanita yang memiliki reputasi hebat. Lirik syairnya sangat emosional, penuh gairah dan cinta. Namun syair yang ia nyanyikan adalah bentuk kerinduan untuk sesama perempuan. Bahkan syairnya banyak ditujukan untuk Dewi Aphrodite.


Tentu saja, narasi cintanya tak bisa diterima oleh sebagian besar manusia. Saat Sappho meninggal dengan sebab yang tidak diketahui, rumor bunuh diri pun disebar. Pengkajian oleh para sejarawan tentang puisi cinta Sappho diyakini adalah murni puisi untuk sesama jenis.


Untuk mengenang karyanya, akhirnya nama Sappho dijadikan istilah sapphic dan lesbian berasal dari tempat asalnya, Lesbos.


Itulah informasi seputar Kota Sodom dan Lesbos untuk kita ambil hikmahnya, semoga kita semua terhindar dari perbuatan keji dan laknat tersebut. Aamiiin.


Sumber : Detik.travel.com, Wikipedia dan diolah dari berbagai sumber

K.P.H PRABOEMIDJAJA I K.P.H Praboemidjaya I terlahir dengan nama Bandara Raden Mas Soera. Beliau adalah putra sulung laki laki K.G.P.A.A Mangkunagara I pendiri Pura Mangkunegaran dengan R.Ay Kusuma Patahati atau R. Ay Mangkunagara sepuh, putri dari Kyai Kasan Nuriman dari trah Keraton Pajang. Bandara Raden Mas Soera lahir dan hidup di masa Ramanya ( KGPAA MN I ) sedang masa perjuangan. BRM Soera kecil ikut orang tuanya berkelana dari dalam hutan dan berbagai daerah. Hingga akhirnya pada tahun 1757 M . K.G.P.A.A Mangkunagara I dilantik menjadi Adipati Miji berkuasa di Pura Mangkunegaran. Setelah Dewasa B.R.M Soera memperoleh nama gelar baru yaitu Kangdjeng Pangeran Harya Prabhu Hamidjojo kemudian dinikahkan dengan putri sulung Susuhunan Pakubuwana III yang bernama Gusti Kangdjeng Ratu Alit pada bulan September tahun 1762 M di Kraton Surakarta. Para Putra K.P.H Prabhu Hamidjojo I 1. B.R.Ay Tirtapradja 2. B.R.Ay Bratakusuma 3. B.R.Ay Dipakusuma 4. K.G.P.A.A Mangkunagara II 5. R.Ay Surodilaga 6. K.P.H Prabhu Hamidjojo II 7. K.P.H Djoyokusumo ( Eyang Santri ) 8. R.M Panji Manguningrat Trah K.P.H Prabhu Hamidjojo I 1. BRAy Tirtapradja menikah dengan R Tg Tirtapradja , Bupati Blora Menurunkan: 1.1 RAy Mangkuredja II menurunkan : 1.1.1 Raden Mangkudirdja 1.1.2 R. Tg Mangkuredja III Patih MN 1.1.3 R Ay Sumilah 1.1.4 R Ay Sumadiwirya 1.1.5 R Ay Ranadirdja 1.1.6 R M Sutardjo 1.1.7 R M Sangip 1.2 RAy Martokusumo I menikah dgn putra Bupati Blora Menurunkan : 1.2.1 R Ngabei Ranadirjo 1.3 R M Pandji Djayakusuma Menurunkan: 1. B. Raden Sumaningsih ampil Pakuningrat 2. R Ng Tirtapradja II 3. R Ng Mangunredja nem 1.4 R M Wiryokusumo 1.4.1 R.Ro Reksakusuma 1.4.2 R.Ng Djayeng Wiryana 1.4.3 R.Ay Ponco Ngerdjito 1.4.4 R Ng Ponco Pradono 1.4.5 R Ay Demang Djayawardaya 1.4.6 RAy Mangkudirjo 2. B.R.Ay Bratakusuma menikah dengan R.T Bratakusuma Bupati Purbalingga I, tidak berputra. 3. B.R.Ay Angger menikah dengan R.T Dipakusuma, Bupati Purbalingga II menurunkan : 3.1. R.M Danukusuma menjadi Bupati Purbalingga III dgn nama R.M.Tg Bratasudiro. 3.2. R.M Bratakusuma II 3.3. R.M.Tg Dipakusuma II menjadi Bupati Purbalingga IV 3.4 R.Ay Suryodiningrat menikah K.P.H Suryodiningrat ( putra MN II ) menurunkan : 3.4.1 RM Suryakusuma 3.4.2 RAy Dipaningrat, Banyumas 3.4.3 RM Djayaatmojo 3.4.4 RM Sasradipuro 3.4.5 RAy Trunokusumo 3.4.6 RAy Poncoketawang Ketika K.P.H Prabhu Hamidjojo wafat dimakamkan di Astana Mangadeg. Al.Fatihah kagem Eyang KPH Prabu Hamidjojo.

 K.P.H PRABOEMIDJAJA I 


K.P.H Praboemidjaya I terlahir dengan nama Bandara Raden Mas Soera. Beliau adalah putra sulung laki laki K.G.P.A.A Mangkunagara I pendiri Pura Mangkunegaran dengan R.Ay Kusuma Patahati atau R. Ay Mangkunagara sepuh, putri dari Kyai Kasan Nuriman dari trah Keraton Pajang.


Bandara Raden Mas Soera lahir dan hidup di masa Ramanya ( KGPAA MN I ) sedang masa perjuangan. BRM Soera kecil ikut orang tuanya berkelana dari dalam hutan dan berbagai daerah. Hingga akhirnya pada tahun 1757 M . K.G.P.A.A Mangkunagara I dilantik menjadi Adipati Miji berkuasa di Pura Mangkunegaran.


Setelah Dewasa B.R.M Soera memperoleh nama gelar baru yaitu Kangdjeng Pangeran Harya Prabhu Hamidjojo kemudian dinikahkan dengan putri sulung Susuhunan Pakubuwana III yang bernama Gusti Kangdjeng Ratu Alit pada bulan September tahun 1762 M di Kraton Surakarta.



Para Putra K.P.H Prabhu Hamidjojo I


1. B.R.Ay Tirtapradja

2. B.R.Ay Bratakusuma

3. B.R.Ay Dipakusuma

4. K.G.P.A.A Mangkunagara II

5. R.Ay Surodilaga

6. K.P.H Prabhu Hamidjojo II

7. K.P.H Djoyokusumo ( Eyang Santri )

8. R.M Panji Manguningrat


Trah K.P.H Prabhu Hamidjojo I


1. BRAy Tirtapradja menikah dengan R Tg Tirtapradja , Bupati Blora

Menurunkan:

1.1 RAy Mangkuredja II menurunkan :

1.1.1 Raden Mangkudirdja

1.1.2 R. Tg Mangkuredja III Patih MN

1.1.3 R Ay Sumilah

1.1.4 R Ay Sumadiwirya

1.1.5 R Ay Ranadirdja

1.1.6 R M Sutardjo

1.1.7 R M Sangip


1.2 RAy Martokusumo I menikah dgn putra Bupati Blora 

Menurunkan : 

1.2.1 R Ngabei Ranadirjo


1.3 R M Pandji Djayakusuma

Menurunkan:

1. B. Raden Sumaningsih ampil Pakuningrat

2. R Ng Tirtapradja II

3. R Ng Mangunredja nem


1.4 R M Wiryokusumo

1.4.1 R.Ro Reksakusuma

1.4.2 R.Ng Djayeng Wiryana

1.4.3 R.Ay Ponco Ngerdjito

1.4.4 R Ng Ponco Pradono

1.4.5 R Ay Demang Djayawardaya

1.4.6 RAy Mangkudirjo


2. B.R.Ay Bratakusuma menikah dengan R.T Bratakusuma Bupati Purbalingga I, tidak berputra.


3. B.R.Ay Angger menikah dengan R.T Dipakusuma, Bupati Purbalingga II menurunkan :

3.1. R.M Danukusuma menjadi Bupati Purbalingga III dgn nama R.M.Tg Bratasudiro.

3.2. R.M Bratakusuma II

3.3. R.M.Tg Dipakusuma II menjadi Bupati Purbalingga IV

3.4 R.Ay Suryodiningrat menikah K.P.H Suryodiningrat ( putra MN II ) menurunkan :

3.4.1 RM Suryakusuma

3.4.2 RAy Dipaningrat, Banyumas

3.4.3 RM  Djayaatmojo

3.4.4 RM Sasradipuro

3.4.5 RAy Trunokusumo

3.4.6 RAy Poncoketawang


Ketika K.P.H Prabhu Hamidjojo wafat dimakamkan di Astana Mangadeg.

Al.Fatihah kagem Eyang KPH Prabu Hamidjojo.

Pada tahun 1938, Hindia Belanda, cikal bakal Timnas Indonesia, menorehkan sejarah emas dengan menjadi tim Asia pertama yang tampil di Piala Dunia. Perjalanan mereka ke Piala Dunia 1938 terbilang mulus. Lolos tanpa kualifikasi karena lawan mereka, Jepang, mengundurkan diri akibat perang dengan China. Meski bukan bernama Indonesia, tim ini diisi oleh para pemain keturunan Maluku, Tionghoa, Jawa, dan Indo-Belanda. Dipimpin oleh pelatih asal Belanda, Johannes Christoffel van Mastenbroek, mereka berlayar selama berbulan-bulan untuk mencapai Prancis. Di Piala Dunia 1938, Hindia Belanda langsung bertemu tim kuat Hungaria di babak pertama. Pertandingan sengit pun tersaji. Meski sempat mencetak gol lewat Isaac Pattiwael, sayangnya gol tersebut dianulir. Hindia Belanda akhirnya takluk dengan skor 0-6 dari Hungaria. Meskipun kalah, Hindia Belanda mendapatkan pujian dari media-media Eropa. L'Equipe (Prancis) menyebut gaya permainan mereka atraktif, sedangkan The Times (Inggris) memuji serangan mereka yang menarik. Sayangnya, kekurangan dalam pertahanan menjadi batu sandungan bagi Hindia Belanda. Kegagalan mereka dalam menjaga ketat pemain Hungaria membuat mereka harus tersingkir dari turnamen. Kisah Hindia Belanda di Piala Dunia 1938 menjadi bukti bahwa Indonesia memiliki potensi besar di dunia sepak bola. Kini, di bawah asuhan Shin Tae-yong, harapan untuk membawa Timnas Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026 kembali terbuka lebar. Dengan bergabungnya pemain-pemain keturunan berkualitas seperti Jairo Riedewald, Ole Romeny, Mees Hilgers, Kevin Diks, dan Emil Audero, peluang Timnas Indonesia untuk lolos ke Piala Dunia semakin besar. Mampukah Shin Tae-yong mengantarkan Timnas Indonesia ke panggung sepak bola paling akbar di dunia? Mari kita doakan bersama!

 Pada tahun 1938, Hindia Belanda, cikal bakal Timnas Indonesia, menorehkan sejarah emas dengan menjadi tim Asia pertama yang tampil di Piala Dunia.


Perjalanan mereka ke Piala Dunia 1938 terbilang mulus. Lolos tanpa kualifikasi karena lawan mereka, Jepang, mengundurkan diri akibat perang dengan China.


Meski bukan bernama Indonesia, tim ini diisi oleh para pemain keturunan Maluku, Tionghoa, Jawa, dan Indo-Belanda. Dipimpin oleh pelatih asal Belanda, Johannes Christoffel van Mastenbroek, mereka berlayar selama berbulan-bulan untuk mencapai Prancis.


Di Piala Dunia 1938, Hindia Belanda langsung bertemu tim kuat Hungaria di babak pertama. Pertandingan sengit pun tersaji.



Meski sempat mencetak gol lewat Isaac Pattiwael, sayangnya gol tersebut dianulir. Hindia Belanda akhirnya takluk dengan skor 0-6 dari Hungaria.


Meskipun kalah, Hindia Belanda mendapatkan pujian dari media-media Eropa. L'Equipe (Prancis) menyebut gaya permainan mereka atraktif, sedangkan The Times (Inggris) memuji serangan mereka yang menarik.


Sayangnya, kekurangan dalam pertahanan menjadi batu sandungan bagi Hindia Belanda. Kegagalan mereka dalam menjaga ketat pemain Hungaria membuat mereka harus tersingkir dari turnamen.


Kisah Hindia Belanda di Piala Dunia 1938 menjadi bukti bahwa Indonesia memiliki potensi besar di dunia sepak bola. Kini, di bawah asuhan Shin Tae-yong, harapan untuk membawa Timnas Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026 kembali terbuka lebar.


Dengan bergabungnya pemain-pemain keturunan berkualitas seperti Jairo Riedewald, Ole Romeny, Mees Hilgers, Kevin Diks, dan Emil Audero, peluang Timnas Indonesia untuk lolos ke Piala Dunia semakin besar.


Mampukah Shin Tae-yong mengantarkan Timnas Indonesia ke panggung sepak bola paling akbar di dunia? Mari kita doakan bersama!

Titik Nol KM pada 1892 Sebagaimana dalam chronicle Daendels sepanjang Malioboro memang penuh pepohonan asam. Trotoar pada jalan Margรฅ Mulyรฅ (residentie laan) yang hari ini kita jadikan lokasi spot foto telah disediakan jalurnya saat itu. Pohon asem jawa yg rimbun tersebut pada periode 1920an sudah ditebang beberapa, terutama yang disekitar titik nol (foto orang2 duduk) karena akan dibangun gedung societeit de vereeniging. Ada masanya Malioboro tanpa pepohonan. Tetapi kini kembali ditanami pohon asam dan mulai tumbuh tinggi. Benar ternyata. Semua berputar mengikuti peredaran zaman. Pohon asam bersemi kembali.

 Titik Nol KM pada 1892

Sebagaimana dalam chronicle Daendels sepanjang Malioboro memang penuh pepohonan asam. Trotoar pada jalan Margรฅ Mulyรฅ (residentie laan) yang hari ini kita jadikan lokasi spot foto telah disediakan jalurnya saat itu. 


Pohon asem jawa yg rimbun tersebut pada periode 1920an sudah ditebang beberapa, terutama yang disekitar titik nol (foto orang2 duduk) karena akan dibangun gedung societeit de vereeniging.




Ada masanya Malioboro tanpa pepohonan. Tetapi kini kembali ditanami pohon asam dan mulai tumbuh tinggi.


Benar ternyata. Semua berputar mengikuti peredaran zaman. Pohon asam bersemi kembali.