06 June 2025

SIAPA BILANG PAKAIAN DIPONEGORO ITU SURJAN DAN BLANGKON? Ada sebagian orang yang meyakini, pakaian Pangeran Diponegoro adalah surjan dan blangkon. Dengan bukti lukisan yang konon disimpan di Keraton Jogja. Lukisan sang pangeran waktu muda. Dengan dasar itu, mereka kemudian menuduh bahwa lukisan Pangeran Diponegoro dengan baju jubah dan surban adalah kebohongan sejarah. Sebuah penipuan, sejarah yang disembunyikan, dan harus diluruskan. Seolah cerdas dan mencerahkan. Hingga banyak orang yang termakan narasi itu. Nah, sebenarnya, lukisan Pangeran Diponegoro dengan surjan dan blangkon itu gimana? Ternyata memang benar. Lukisan itu adalah lukisan Pangeran Diponegoro waktu muda. Ketika masih menjadi bangsawan keraton Jogja. Karena blio anak Raja Jogja, kemudian jadi Wali Raja, maka sangat wajar memakai baju surjan dan blangkon. Lukisan itu dibuat ketika Pangeran Diponegoro mau menikah kedua kalinya, pada tanggal 25 Pebruari 1807. Waktu itu sang pangeran berusia 22 tahun. Tentu terlihat berbeda wajahnya dengan lukisan yang banyak dikenal. Lukisan yang pake jubah dan sorban itu ketika Pangeran Diponegoro berumur 45 tahun. Dalam lukisan, Pangeran Diponegoro memakai blangkon dan surjan yang berkerah tinggi. Kerah dikencangkan di bagian leher dengan enam kancing emas, dikalungkan di leher, disatukan di bagian dada, menempal di bajunya. Wajahnya masih terlihat muda. Dengan bibir terkatup rapat. Dengan hidup agak pesek dan mata yang menatap ke bawah. Jadi, mestinya tidak terjadi perdebatan soal pakaian lagi. Karena keduanya memang dipakai sang pangeran. Dan, yang lebih penting lagi, tidak perlu mempertentangkannya. Karena surjan dan blangkon dipake sebagai pakaian bangsawan keraton (dalam bahasa jawa: ageman kapangeranan) dengan gelar Pangeran Diponegoro. Sedangkan jubah dan surban dipakai sebagai pemimpin dengan gelar Sultan Abdul Hamid. Banyak baca jadi banyak tau. Tak suka baca jadi sok tau. #books

 SIAPA BILANG PAKAIAN DIPONEGORO ITU SURJAN DAN BLANGKON?


Ada sebagian orang yang meyakini, pakaian Pangeran Diponegoro adalah surjan dan blangkon.


Dengan bukti lukisan yang konon disimpan di Keraton Jogja. Lukisan sang pangeran waktu muda.



Dengan dasar itu, mereka kemudian menuduh bahwa lukisan Pangeran Diponegoro dengan baju jubah dan surban adalah kebohongan sejarah. Sebuah penipuan, sejarah yang disembunyikan, dan harus diluruskan.


Seolah cerdas dan mencerahkan. Hingga banyak orang yang termakan narasi itu.


Nah, sebenarnya, lukisan Pangeran Diponegoro dengan surjan dan blangkon itu gimana?


Ternyata memang benar. Lukisan itu adalah lukisan Pangeran Diponegoro waktu muda. Ketika masih menjadi bangsawan keraton Jogja. 


Karena blio anak Raja Jogja, kemudian jadi Wali Raja, maka sangat wajar memakai baju surjan dan blangkon.


Lukisan itu dibuat ketika Pangeran Diponegoro mau menikah kedua kalinya, pada tanggal 25 Pebruari 1807. Waktu itu sang pangeran berusia 22 tahun.


Tentu terlihat berbeda wajahnya dengan lukisan yang banyak dikenal. Lukisan yang pake jubah dan sorban itu ketika Pangeran Diponegoro berumur 45 tahun.


Dalam lukisan, Pangeran Diponegoro memakai blangkon dan surjan yang berkerah tinggi. 


Kerah dikencangkan di bagian leher dengan enam kancing emas, dikalungkan di leher, disatukan di bagian dada, menempal di bajunya.


Wajahnya masih terlihat muda. Dengan bibir terkatup rapat. Dengan hidup agak pesek dan mata yang menatap ke bawah.


Jadi, mestinya tidak terjadi perdebatan soal pakaian lagi. Karena keduanya memang dipakai sang pangeran.


Dan, yang lebih penting lagi, tidak perlu mempertentangkannya.


Karena surjan dan blangkon dipake sebagai pakaian bangsawan keraton (dalam bahasa jawa: ageman kapangeranan) dengan gelar Pangeran Diponegoro. 


Sedangkan jubah dan surban dipakai sebagai pemimpin dengan gelar Sultan Abdul Hamid.


Banyak baca jadi banyak tau. Tak suka baca jadi sok tau. 


#books

No comments:

Post a Comment