30 June 2025

Sepeda tercipta di Eropa ternyata gara-gara apa yang terjadi di Indonesia pada 1815 Letusan Gunung Tambora 1815 disebut menyebabkan dunia masuk pada tahun tanpa musim panas dan Napoleon Bonaparte kalah perang. Letusan ini juga menginspirasi lahirnya sepeda di Eropa. Pernahkah kalian membayangkan bahwa kekalahan Napoleon Bonaparte di Eropa sana pada 1815 lalu salah satunya salah satunya disebabkan oleh apa yang terjadi Sumbawa, Nusa Tenggara Barat? Tak hanya itu, kejadian tersebut juga membawa dunia masuk pada tahun-tahun tanpa musim panas hingga lahirnya sepeda. Erupsi Gunung Tambora memiliki skala VEI 7 (dari 1-8). Sebuah laporan ilmiah menganalisis bagaimana dampak letusan Gunung Tambora menyebabkan dunia lumpuh. Letusan Gunung Tambora juga disebut berdampak terhadap jalannnya Perang Napoleon -- yang berakhir dengan kekalahan Napoleon di Waterloo ketika menghadapi tentara Sekutu. Disebutkan bahwa muntahan abu vulkanik yang mengandung listrik Gunung Tambora melesat ke atmosfir bumi hingga menyebabkan memburuknya cuaca global. Letusan Tambora juga disebutkan mengubah sejarah Eropa pascapeperangan di Waterloo. Napoleon kalah perang karena cuaca buruk dan medan perang yang menjadi berlumpur. Tapi tak banyak yang tahu bagaimana cuaca buruk itu terjadi. Para sejarawan percaya, Gunung Tambora di Pulau Sumbawa yang meletus dua bulan sebelum peperangan itulah yang telah mengantarkan dunia pada 'Tahun Tanpa Musim Panas' pada 1816. Akibat letusan itulah turun hujan lebat di Eropa hingga menguntungkan pasukan sekutu untuk mengalahkan Napoleon Bonaparte. Live Science menyebut letusan Gunung Tambora di Pulau Sumbawa pada 1815 sebagai letusan gunung berapi terbesar dalam sejarah. 10 ribu orang tewas secara langsung akibat letusan dan sisanya menyusul karena bencana kelaparan dan penyakit yang mendera. Yang bisa dibilang sebagai "berkah", letusan Tambora ternyata menginspirasi penemuan sepeda di Eropa. Abu yang disemburkan Tambora mempengaruhi suhu rata-rata dunia turun hingga 3 derajat celcius. Letusan ini juga membuat sejumlah negara di belahan bumi utara tak memiliki musim panas selama satu tahun. Tanaman gagal dipanen dan banyak binatang ternak mati karena kelaparan, salah satunya adalah kuda yang ketika itu banyak dimanfaatkan manusia untuk sarana transportasi berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Kondisi inilah yang kemudian menginspirasipembuatan sepeda. Pada 1817, orang Jerman bernama Karl von Drais membuat kendaraan dengan dua roda. Ketika itu namanya belum sepeda. Ada yang menyebutnya draisienne, dandy horse, hingga hobby horse. Ketika itu, sepeda belum menggunakan mesin bekecepatan aerodinamis seperti sepeda yang saat ini ada. Baca artikel selengkapnya di sini https://intisari.grid.id/read/034267744/gegara-letusan-gunung-api-di-ntb-napoleon-bonaparte-kalah-perang-dunia-masuk-tahun-tanpa-musim-panas-sepeda-pun-tercipta #tambora #gunungtambora #napoleon

 Sepeda tercipta di Eropa ternyata gara-gara apa yang terjadi di Indonesia pada 1815


Letusan Gunung Tambora 1815 disebut menyebabkan dunia masuk pada tahun tanpa musim panas dan Napoleon Bonaparte kalah perang. Letusan ini juga menginspirasi lahirnya sepeda di Eropa.



Pernahkah kalian membayangkan bahwa kekalahan Napoleon Bonaparte di Eropa sana pada 1815 lalu salah satunya salah satunya disebabkan oleh apa yang terjadi Sumbawa, Nusa Tenggara Barat? Tak hanya itu, kejadian tersebut juga membawa dunia masuk pada tahun-tahun tanpa musim panas hingga lahirnya sepeda.


Erupsi Gunung Tambora memiliki skala VEI 7 (dari 1-8). Sebuah laporan ilmiah menganalisis bagaimana dampak letusan Gunung Tambora menyebabkan dunia lumpuh. Letusan Gunung Tambora juga disebut berdampak terhadap jalannnya Perang Napoleon -- yang berakhir dengan kekalahan Napoleon di Waterloo ketika menghadapi tentara Sekutu.


Disebutkan bahwa muntahan abu vulkanik yang mengandung listrik Gunung Tambora melesat ke atmosfir bumi hingga menyebabkan memburuknya cuaca global. Letusan Tambora juga disebutkan mengubah sejarah Eropa pascapeperangan di Waterloo.


Napoleon kalah perang karena cuaca buruk dan medan perang yang menjadi berlumpur. Tapi tak banyak yang tahu bagaimana cuaca buruk itu terjadi. Para sejarawan percaya, Gunung Tambora di Pulau Sumbawa yang meletus dua bulan sebelum peperangan itulah yang telah mengantarkan dunia pada 'Tahun Tanpa Musim Panas' pada 1816.


Akibat letusan itulah turun hujan lebat di Eropa hingga menguntungkan pasukan sekutu untuk mengalahkan Napoleon Bonaparte.


Live Science menyebut letusan Gunung Tambora di Pulau Sumbawa pada 1815 sebagai letusan gunung berapi terbesar dalam sejarah. 10 ribu orang tewas secara langsung akibat letusan dan sisanya menyusul karena bencana kelaparan dan penyakit yang mendera.


Yang bisa dibilang sebagai "berkah", letusan Tambora ternyata menginspirasi penemuan sepeda di Eropa. Abu yang disemburkan Tambora mempengaruhi suhu rata-rata dunia turun hingga 3 derajat celcius. Letusan ini juga membuat sejumlah negara di belahan bumi utara tak memiliki musim panas selama satu tahun.


Tanaman gagal dipanen dan banyak binatang ternak mati karena kelaparan, salah satunya adalah kuda yang ketika itu banyak dimanfaatkan manusia untuk sarana transportasi berpindah dari satu tempat ke tempat lain.


Kondisi inilah yang kemudian menginspirasipembuatan sepeda. Pada 1817, orang Jerman bernama Karl von Drais membuat kendaraan dengan dua roda. Ketika itu namanya belum sepeda. Ada yang menyebutnya draisienne, dandy horse, hingga hobby horse. Ketika itu, sepeda belum menggunakan mesin bekecepatan aerodinamis seperti sepeda yang saat ini ada.


Baca artikel selengkapnya di sini https://intisari.grid.id/read/034267744/gegara-letusan-gunung-api-di-ntb-napoleon-bonaparte-kalah-perang-dunia-masuk-tahun-tanpa-musim-panas-sepeda-pun-tercipta


#tambora #gunungtambora #napoleon

Makam Bupati Kutoarjo, K.R.A.A Poerbahadikoesoemo. Di kompleks pemakaman Bupati Kutoarjo di bukit Kaliwatubumi Butuh, terdapat makam dari K.R.A.A Poerbahadikoesoemo. Beliau adalah bupati Kutoarjo yang menggantikan ayahnya, Pangeran Poerboatmodjo yang mengundurkan diri dari jabatan bupati pada 2 Desember 1915. __ Sebelum diangkat menjadi bupati pada 1915, beliau mengawali karirnya sebagai mandor di perusahaan kereta api milik pemerintah Staatspoor pada usia 25 tahun. Beberapa tahun kemudian, beliau bergabung dengan korps birokrat sipil kolonial Binennlandsch Bestuur dan ditempatkan pertama kali di Distrik Pituruh dengan status magang. Kemudian beliau diangkat sebagai juru tulis oleh wedana Loano dan dipromosikan sebagai asisten wedana di Watumalang, lalu juru tulis bupati Purworejo, dan terakhir sebagai patih di Wonosobo. __ Sepanjang menjabat sebagai bupati Kutoarjo, Pada 2 Desember 1915 berupaya memajukan pertanian, peternakan dan industri tenun di Kutoarjo. Beliau juga merintis dibukanya klinik Mardioesodo yang saat ini menjadi Puskesmas Kutoarjo. Atas jasa-jasanya, Raden Tumenggung Poerbohadikoesoemo diberikan gelar adipati oleh pemerintah kolonial pada tahun 1926. R.A.A. Poerbahadikoesoemo meninggal pada 1 April 1933 pada usia 73 tahun. Permakamannya dihadiri oleh banyak tokoh-tokoh penting untuk memberikan penghormatan terakhir seperti A.H. Neys, Gubernur Midden Java, Residen Kedu, Asisten Residen Puworejo, anggota Landraad, Bupati Kebumen, Magelang, Purworejo, Temanggung, Wonosobo, Batang, Demak, dan Nganjuk, perwakilan dari Pakualam, kepala perkebunan, pengusaha, ulama, dan kepala warga Tionghoa Kutoarjo. Sumber : De Sumatra Post van Vrijdag 21 April 1933

 Makam Bupati Kutoarjo, K.R.A.A Poerbahadikoesoemo.



Di kompleks pemakaman Bupati Kutoarjo di bukit Kaliwatubumi Butuh, terdapat makam dari K.R.A.A Poerbahadikoesoemo. Beliau adalah bupati Kutoarjo yang menggantikan ayahnya, Pangeran Poerboatmodjo yang mengundurkan diri dari jabatan bupati pada 2 Desember 1915.

__

Sebelum diangkat menjadi bupati pada 1915, beliau mengawali karirnya sebagai mandor di perusahaan kereta api milik pemerintah Staatspoor pada usia 25 tahun. Beberapa tahun kemudian, beliau bergabung dengan korps birokrat sipil kolonial Binennlandsch Bestuur dan ditempatkan pertama kali di Distrik Pituruh dengan status magang. Kemudian beliau diangkat sebagai juru tulis oleh wedana Loano dan dipromosikan sebagai asisten wedana di Watumalang, lalu juru tulis bupati Purworejo, dan terakhir sebagai patih di Wonosobo. 

__

Sepanjang menjabat sebagai bupati Kutoarjo, Pada 2 Desember 1915 berupaya memajukan pertanian, peternakan dan industri tenun di Kutoarjo. Beliau juga merintis dibukanya klinik Mardioesodo yang saat ini menjadi Puskesmas Kutoarjo. Atas jasa-jasanya, Raden Tumenggung Poerbohadikoesoemo diberikan gelar adipati oleh pemerintah kolonial pada tahun 1926. R.A.A. Poerbahadikoesoemo meninggal pada 1 April 1933 pada usia 73 tahun. Permakamannya dihadiri oleh banyak tokoh-tokoh penting untuk memberikan penghormatan terakhir seperti A.H. Neys, Gubernur Midden Java, Residen Kedu, Asisten Residen Puworejo, anggota Landraad, Bupati Kebumen, Magelang, Purworejo, Temanggung, Wonosobo, Batang, Demak, dan Nganjuk, perwakilan dari Pakualam, kepala perkebunan, pengusaha, ulama, dan kepala warga Tionghoa Kutoarjo.


Sumber : 

De Sumatra Post van Vrijdag 21 April 1933

29 June 2025

Mengenang 17 Tahun Tragedi Pasar Rejowinangun ๐Ÿš️ 26 Juni 2008 bukanlah hari yang mudah bagi ribuan warga Magelang. Api melalap Pasar Rejowinangun—jantung ekonomi kota—dalam waktu singkat. Ratusan kios hangus, ribuan pedagang kehilangan segalanya. Duka itu masih membekas hingga kini… Namun sejarah pasar ini jauh lebih panjang dari sekadar tragedi. Dimulai sejak era kolonial sekitar tahun 1923 sebagai stasiun dan tempat jual beli, pasar ini pernah mengalami revitalisasi besar di tahun 1983 dan menjadi pusat perdagangan utama di Magelang. Pasca-kebakaran, masa sulit menyelimuti—banyak pedagang terdampak fisik dan mental. Tapi dari puing-puing itu, harapan tumbuh. Pada 2011 dibangun kembali, dan kini berdiri sebagai pasar modern yang sempat mengharumkan nama kota lewat penghargaan nasional. ๐Ÿ”ฅ Dari sejarah, tragedi, hingga kebangkitan—Pasar Rejowinangun adalah saksi hidup perjalanan ekonomi rakyat. ๐Ÿ“Apakah kamu punya kenangan dengan pasar ini? Bagikan ceritamu di kolom komentar ๐Ÿ’ฌ #BorobudurNews #Update #PasarRejowinangun #MagelangHeritage #SejarahMagelang #MagelangTempoDulu #Kebakaran2008

 Mengenang 17 Tahun Tragedi Pasar Rejowinangun ๐Ÿš️


26 Juni 2008 bukanlah hari yang mudah bagi ribuan warga Magelang. Api melalap Pasar Rejowinangun—jantung ekonomi kota—dalam waktu singkat. Ratusan kios hangus, ribuan pedagang kehilangan segalanya. Duka itu masih membekas hingga kini…



Namun sejarah pasar ini jauh lebih panjang dari sekadar tragedi.

Dimulai sejak era kolonial sekitar tahun 1923 sebagai stasiun dan tempat jual beli, pasar ini pernah mengalami revitalisasi besar di tahun 1983 dan menjadi pusat perdagangan utama di Magelang.


Pasca-kebakaran, masa sulit menyelimuti—banyak pedagang terdampak fisik dan mental. Tapi dari puing-puing itu, harapan tumbuh. Pada 2011 dibangun kembali, dan kini berdiri sebagai pasar modern yang sempat mengharumkan nama kota lewat penghargaan nasional.


๐Ÿ”ฅ Dari sejarah, tragedi, hingga kebangkitan—Pasar Rejowinangun adalah saksi hidup perjalanan ekonomi rakyat.


Sumber : borobudurnews

Disinilah Pertempuran Lengkong Disini terjadi pertempuran Lengkong yang disebut sebagai salah faham komando Diponegoro oleh Sentot Ali Pasha Prawirodirjo sehingga ada 25 pangeran dan kerabat inti kasultanan Yogya yang gugur. Dalam catatan Belanda : Lengkong berada di perbatasan Sleman dan Kedu dan terjadi pada 30 Juli 1826. (Louw dan De Klerck 1894-1909, II:386-87). Pasukan ini konon berniat berembug dengan Diponegoro di Dekso, tetapi Pangeran telah meninggalkan Dekso ke arah lereng Merapi. Rombongan para pangeran kemudian meninggalkan Dekso menuju Kuthanegara. Saat melewati Lengkong, terjadi penyergapan oleh sekitar 2000 faksi pimpinan Sentot Prawiirodirjo. Terjadi pertempuran yang tidak seimbang. Tewasnya para bangsawan Yogyakarta termasuk seorang wali anak Sultan Hamengkubuwono V , [ Pangeran Panular bin HB I dari garwa padmi Blambangan ] juga beberapa anggota senior keluarga kerajaan, dan tiga bupati oleh sejarawan Inggris Peter Carey dilukiskan sebagai "Musnahnya bunga bangsawan Yogyakarta". Diponegoro yang saat itu berada di Rejoso, Kedu (saat ini Kabupaten Magelang) menerima kabar penyergapan merasakan bahwa adanya salah memahami komandonya, ia segera berbalik ke arah Lengkong dan menemukan saudara dan kerabatnya telah gugur. Ia sangat bersedih, diceritakan ia mengumpulkan jenazah kerabatnya sambil menutup mukanya dengan sorbannya. Kemudian ia memerintahkan Kaji Baharudin memimpin pengurusan jenazah dan dimakamkan pada 30 Juli hingga 1 Agustus 1826. Pangeran Diponegoro memerintahkan penghentian perang selama satu pekan. Para putra dalem yang gugur antara lain (akan ditambahkan) 1. Bendara Pangeran Haryo Panular bin Sultan HB I dari garwa Bendara Mas Ayu Tandhawati, Blambangan (wali Sultan HB V) penulis Babad Bedhahing Ngayugyakarta - pernah mbah kakungnya. 2. Bendara Pangeran Haryo Murdoningrat/Mertosono bin Sultan HB II dari GKR Kedaton (baru saja pulang dari pengasingan bersama Sultan HB II dan menjadi wali Sultan HB V) - pernah pakliknya. 3. Pangeran Haryo Danupoyo bin Sultan ? (belum jelas) 4. Pangeran Haryo Suryowijoyo/ Ngabdul Samsu bin Sultan HB III dari garwa Bandara Mas Ajeng Widya (pernah adik beda ibu) 5. Pangeran Haryo Hadiwinoto bin Sultan HB II dari garwa Bendara Raden Ayu Dayaraga (pernah pakliknya) 6. Pangeran Haryo Notoboyo/Muryani bin Sultan HB II dari garwa Bandara Mas Ajeng Dayaraga (pernah pakliknya) 7. Pangeran Haryo Ngabdul Ngaripin Hadiwijoyo bin Sultan HB II dari garwa Bandara Mas Ajeng Mirmasari (pernah pakliknya) 7. Pangeran Haryo Purwokusumo/Mangkudipuro/Joyokusumo bin Sultan HB II dari garwa Bandara Raden Ayu Manyanasari (pernah pakliknya) 8. Tumenggung Wongsokusumo bin Pangeran Haryo Hangabehi bin Sultan HB I dari garwa Bandara Raden Tilarso (pernah pakliknya) kadet Nyutra 9. Tumenggung Purwodipuro, Wedana Gedhong Tengen. Asisten Residen Crawford di Kedu. Suami Bandara Raden Ayu Purwadipura binti Sultan HB I dari garwa Bandara Mas Ayu Sari (pernah suami mbah putrinya) 10. Raden Tumenggung Nitinegoro (pendherek Bupati) 11. Raden Tumenggung Mangunjoyo (pendherek Bupati) Perang selalu meninggalkan jejak duka. Ia bukan membagi dua hitam dan putih secara tegas. Politik kekuasaan kadang menghancurkan, menceraiberaikan keluarga. Hari ini kita pun melihatnya. Perpecahan politik mengubah teman menjadi lawan. Sumber Babad Diponegoro Carey, Peter. 2022. Percakapan dengan Diponegoro Tempat dikuburkannya para pangeran kasultanan kini merupakan Pasarean Haryo Panular atau Pangeran Murdoningrat di Padukuhan Lengkong, Kalurahan Sumberejo, Kapanewon Tempel, Sleman. Berdasar papan yang ada dalam makam, pada tahun 1925 trah Raden Mas Adipati Haryo Joyodiningrat yaitu putra Gusti Pangeran Haryo Murdoningrat (butir 2 diatas) yang saat itu menjabat sebagai Bupati Karanganyar (bekas brang kulon kasultanan, sekarang masuk Kebumen) membangun cungkup ini dan kembali dipugar pada 1964 oleh buyut GPH Murdoningrat yang juga dokter Sultan HB VIII (Raden Mas Abdulkadir). Letaknya di timur Kali Krasak, dan di seberang merupakan wilayah Ngluwar, Kabupaten Magelang. Benar seperti laporan Belanda bahwa pertempuran terjadi di timur perbatasan Kasultanan dengan Kedoe. Dimana Pangeran Diponegoro berpindah-pindah dalam melakukan gerilya. Klik gambar untuk perbesar Source Foto 1, 2 dan 4 unknown (please refer if it yours, thankyou) Foto 3 - google earth Foto 5 - sseratan blogspot

 Disinilah Pertempuran Lengkong


Disini terjadi pertempuran Lengkong yang disebut sebagai salah faham komando Diponegoro oleh Sentot Ali Pasha Prawirodirjo sehingga ada 25 pangeran dan kerabat inti  kasultanan Yogya yang gugur.



Dalam catatan Belanda : Lengkong berada di perbatasan Sleman dan Kedu dan terjadi pada 30 Juli 1826. (Louw dan De Klerck 1894-1909, II:386-87). 


Pasukan ini konon berniat berembug dengan Diponegoro di Dekso, tetapi Pangeran telah meninggalkan Dekso ke arah lereng Merapi. 

Rombongan para pangeran kemudian meninggalkan Dekso menuju Kuthanegara. 

Saat melewati Lengkong, terjadi penyergapan oleh sekitar 2000 faksi pimpinan Sentot Prawiirodirjo. Terjadi pertempuran yang tidak seimbang.


Tewasnya para bangsawan Yogyakarta termasuk seorang wali anak Sultan Hamengkubuwono V , [ Pangeran Panular bin HB I dari garwa padmi Blambangan ] juga beberapa anggota senior keluarga kerajaan, dan tiga bupati oleh sejarawan Inggris Peter Carey dilukiskan sebagai "Musnahnya bunga bangsawan Yogyakarta". 


Diponegoro yang saat itu berada di Rejoso, Kedu (saat ini Kabupaten Magelang) menerima kabar penyergapan merasakan bahwa adanya salah memahami komandonya, ia segera berbalik ke arah Lengkong dan menemukan saudara dan kerabatnya telah gugur. Ia sangat bersedih, diceritakan ia mengumpulkan jenazah kerabatnya sambil menutup mukanya dengan sorbannya. 


Kemudian ia memerintahkan Kaji Baharudin memimpin pengurusan jenazah dan dimakamkan pada 30 Juli hingga 1 Agustus 1826. Pangeran Diponegoro memerintahkan penghentian perang selama satu pekan.


Para putra dalem yang gugur antara lain (akan ditambahkan) 


1. Bendara Pangeran Haryo Panular bin Sultan HB I dari garwa Bendara Mas Ayu Tandhawati, Blambangan (wali Sultan HB V) penulis Babad Bedhahing Ngayugyakarta - pernah mbah kakungnya.


2. Bendara Pangeran Haryo Murdoningrat/Mertosono bin Sultan HB II dari GKR Kedaton (baru saja pulang dari pengasingan bersama Sultan HB II dan menjadi wali Sultan HB V) - pernah pakliknya.


3. Pangeran Haryo  Danupoyo bin Sultan ? (belum jelas)


4. Pangeran Haryo Suryowijoyo/ Ngabdul Samsu bin Sultan HB III dari garwa Bandara Mas Ajeng Widya (pernah adik beda ibu)


5. Pangeran Haryo Hadiwinoto  bin Sultan HB II dari garwa Bendara Raden Ayu Dayaraga (pernah pakliknya)


6. Pangeran Haryo Notoboyo/Muryani bin Sultan HB II dari garwa Bandara Mas Ajeng Dayaraga (pernah pakliknya)


7. Pangeran Haryo Ngabdul Ngaripin Hadiwijoyo bin Sultan HB II dari garwa Bandara Mas Ajeng  Mirmasari (pernah pakliknya)  


7. Pangeran Haryo  Purwokusumo/Mangkudipuro/Joyokusumo bin Sultan HB II dari garwa Bandara Raden Ayu Manyanasari (pernah pakliknya)


8. Tumenggung Wongsokusumo bin Pangeran Haryo Hangabehi bin Sultan HB I dari garwa Bandara Raden Tilarso (pernah pakliknya) kadet Nyutra


9. Tumenggung Purwodipuro, Wedana Gedhong Tengen. Asisten Residen Crawford di Kedu. Suami Bandara Raden Ayu Purwadipura binti Sultan HB I dari garwa Bandara Mas Ayu Sari (pernah suami mbah putrinya)


10. Raden Tumenggung Nitinegoro (pendherek Bupati)


11. Raden Tumenggung Mangunjoyo (pendherek Bupati)


Perang selalu meninggalkan jejak duka. 

Ia bukan membagi dua hitam dan putih secara tegas. Politik kekuasaan kadang menghancurkan, menceraiberaikan keluarga.


Hari ini kita pun melihatnya. Perpecahan politik mengubah teman menjadi lawan. 


Sumber

Babad Diponegoro

Carey, Peter. 2022. Percakapan dengan Diponegoro


Tempat dikuburkannya para pangeran kasultanan kini merupakan Pasarean Haryo Panular atau Pangeran Murdoningrat di Padukuhan Lengkong, Kalurahan Sumberejo, Kapanewon Tempel, Sleman.


Berdasar papan yang ada dalam makam, pada tahun 1925 trah Raden Mas Adipati Haryo Joyodiningrat yaitu putra Gusti Pangeran Haryo Murdoningrat (butir 2 diatas) yang saat itu menjabat sebagai Bupati Karanganyar (bekas brang kulon kasultanan, sekarang masuk Kebumen) membangun cungkup ini dan kembali dipugar pada 1964 oleh buyut GPH Murdoningrat yang juga dokter Sultan HB VIII (Raden Mas Abdulkadir).


Letaknya di timur Kali Krasak, dan di seberang merupakan wilayah Ngluwar, Kabupaten Magelang. Benar seperti laporan Belanda bahwa pertempuran terjadi di timur perbatasan Kasultanan dengan Kedoe.  Dimana Pangeran Diponegoro berpindah-pindah dalam melakukan gerilya.


Klik gambar untuk perbesar


Source 

Foto 1, 2 dan 4 unknown (please refer if it yours, thankyou)

Foto 3 - google earth

Foto 5 - sseratan blogspot

28 June 2025

Terlahir sebagai anak yatim karena ayahnya yang bernama Willem Van Osch merupakan anggota KNIL keturunan Belanda-Jerman telah gugur dalam perang melawan tentara Jepang pada bulan Maret tahun 1942. Pada waktu itu dia masih berada dalam kandungan yang masih berusia 2 bulan. Ibunya yang bernama Johanna Bojoh adalah wanita Priangan berdarah Manado. Suzanna Martha Frederika van Osch lahir di Bogor setelah 7 bulan kematian ayahnya pada bulan Oktober 1942. Pada masa penjajahan Jepang dan masa revolusi kemerdekaan, keluarga Suzanna hidup dalam keprihatinan terimbas suasana politik yang terjadi pada saat itu, mengingat keluarganya merupakan keluarga keturunan Belanda. Setelah masa revolusi kemerdekaan berakhir, dimana kerajaan Belanda sudah mengakui kedaulatan negara Republik dalam perundingan Konferensi Meja Bundar pada akhir tahun 1949, Suzanna dan keluarganya sudah mulai merasakan hidup tenang layaknya masyarakat pribumi lainnya. Bakat dalam dunia seni dan hiburan sudah mengalir dalam darahnya. Konon ayah Suzanna, selain menjadi anggota KNIL, juga merupakan pemain teater drama pada jaman kolonial Belanda. Sedangkan ibunya, Johanna Bojoh berprofesi sebagai penyanyi keroncong. Bukti kedua orangtuanya sebagai publik figur pada jaman kolonial tercantum dalam koran De Locomotief edisi 24 Januari 1936, yang memberitakan pernikahan antara Willem Van Osch dan Johanna Bojok di Magelang. Suzanna sempat bermain film ketika masih berumur 8 tahun dalam film 'Darah dan Do'a' tahun 1950 yang disutradarai oleh Usmar Ismail. Walaupun hanya sebagai figuran pemeran anak kecil dalam film nasional pertama Indonesia yang sempat dilarang beredar tersebut, itu merupakan debut pertamanya dalam dunia perfilman Indonesia. Pada saat berusia 16 tahun, Usmar Ismail kembali mengajaknya berperan sebagai sosok Ina dalam film 'Asmara Dara' tahun 1958 yang mengantarkanya meraih gelar 'The Best Child Actress' di Festival Film Asia 1960 di Tokyo. Pada tahun 1970, Suzanna didapuk sebagai pemeran utama dalam film 'Bernafas Dalam Lumpur' dan berhasil mendapatkan gelar Runer up I pada penghargaan Aktor dan artis Terbaik PWI 1970. Sempat meraih gelar Pemeran Utama Wanita Terbaik pada Piala Citra FFI 1979 dalam film 'Pulau Cinta'. Karirnya terus melejit karena sering menjadi pemeran utama dalam film film berbau mistis yang pada saat itu tengah dgemari oleh masyarakat, bahkan konon sempat menjadi salah satu aktris dengan bayaran tertinggi di Indonesia.

 Terlahir sebagai anak yatim karena ayahnya yang bernama Willem Van Osch merupakan anggota KNIL keturunan Belanda-Jerman telah gugur dalam perang melawan tentara Jepang pada bulan Maret tahun 1942.



Pada waktu itu dia masih berada dalam kandungan yang masih berusia 2 bulan.

Ibunya yang bernama Johanna Bojoh adalah wanita Priangan berdarah Manado. 


Suzanna Martha Frederika van Osch lahir di Bogor setelah 7 bulan kematian ayahnya pada bulan Oktober 1942.


Pada masa penjajahan Jepang dan masa revolusi kemerdekaan, keluarga Suzanna hidup dalam keprihatinan terimbas suasana politik yang terjadi pada saat itu, mengingat keluarganya merupakan keluarga keturunan Belanda.


Setelah masa revolusi kemerdekaan berakhir, dimana kerajaan Belanda sudah mengakui kedaulatan negara Republik dalam perundingan Konferensi Meja Bundar pada akhir tahun 1949, Suzanna dan keluarganya sudah mulai merasakan hidup tenang layaknya masyarakat pribumi lainnya.


Bakat dalam dunia seni dan hiburan sudah mengalir dalam darahnya.

Konon ayah Suzanna, selain menjadi anggota KNIL, juga merupakan pemain teater drama pada jaman kolonial Belanda.

Sedangkan ibunya, Johanna Bojoh berprofesi sebagai penyanyi keroncong.


Bukti kedua orangtuanya sebagai publik figur pada jaman kolonial tercantum dalam koran De Locomotief edisi 24 Januari 1936, yang memberitakan pernikahan antara Willem Van Osch dan Johanna Bojok di Magelang.


Suzanna sempat bermain film ketika masih berumur 8 tahun dalam film 'Darah dan Do'a' tahun 1950 yang disutradarai oleh Usmar Ismail.

Walaupun hanya sebagai figuran pemeran anak kecil dalam film nasional pertama Indonesia yang sempat dilarang beredar tersebut, itu merupakan debut pertamanya dalam dunia perfilman Indonesia.


Pada saat berusia 16 tahun, Usmar Ismail kembali mengajaknya berperan sebagai sosok Ina dalam film 'Asmara Dara' tahun 1958 yang mengantarkanya meraih gelar 'The Best Child Actress' di Festival Film Asia 1960 di Tokyo.


Pada tahun 1970, Suzanna didapuk sebagai pemeran utama dalam film 'Bernafas Dalam Lumpur' dan berhasil mendapatkan gelar Runer up I pada penghargaan Aktor dan artis Terbaik PWI 1970.

Sempat meraih gelar Pemeran Utama Wanita Terbaik pada Piala Citra FFI 1979 dalam film 'Pulau Cinta'.


Karirnya terus melejit karena sering menjadi pemeran utama dalam film film berbau mistis yang pada saat itu tengah dgemari oleh masyarakat, bahkan konon sempat menjadi salah satu aktris dengan bayaran tertinggi di Indonesia.

26 June 2025

SULTAN AGUNG PRABHU HANYAKRAKUSUMA Beliau lahir pada tanggal 14 Oktober 1593 di Kotagede, Di Keraton Mataram, dengan nama Raden Mas Jatmika yang mempunyai makna sopan dan rendah hati, atau terkenal pula dengan sebutan Raden Mas Rangsang karena semangatnya yang besar. Merupakan putra dari pasangan Panembahan Adi Hanyakrawati ,Raja kedua Mataram dan Ratu Mas Adi Dyah Banawati, putri Pangeran Benawa Raja Kesultanan Pajang. Raden Mas Jatmika naik tahta pada tahun 1613 pada usia 20 tahun. Pada awal pemerintahannya, bergelar "Panembahan Hanyakrakusuma" atau "Prabu Pandita Hanyakrakusuma". Kemudian setelah menaklukkan Madura tahun 1624, Beliau mengganti gelarnya menjadi "Susuhunan Agung Hanyakrakusuma", atau disingkat "Sunan Agung Hanyakrakusuma". Kemudian terkenal dengan sebutan Sultan Agung Prabu Hanyakrakusuma Pada tahun 1640 Sultan Agung merenovasi Masjid Agung Kotagede yang dulu dibangun pada masa Panembahan Senopati. Setelah 1640-an Beliau menggunakan gelar "Sultan Agung Senapati-ing-Ngalaga Abdurrahman". Pada tahun 1641 Sunan Agung mendapatkan gelar bernuansa Arab. Gelar tersebut adalah "Sultan Abdullah Muhammad Maulana Mataram", yang diperolehnya dari pemimpin Ka'bah di Makkah, Sultan Agung memiliki dua orang permaisuri utama. Yang menjadi Ratu Kulon adalah putri Sultan Cirebon, melahirkan Raden Mas Syahwawrat yang kelak menjadi Pangeran Tumenggung Pajang. Sedangkan yang menjadi Ratu Wetan adalah Cucu Ki Juru Martani dari Pangeran Upasanta Adipati Batang (cucu Ki Juru Martani) yang melahirkan Raden Mas Sayidin (kelak menjadi Susuhunan Amangkurat I). Para Putra : 1. Raden Mas Syahwawrat 2. Pangeran Demang Tanpa Nangkil 3. Pangeran Ronggo Kajiwan. 4. Gusti Ratu Ayu Winongan. 5. Kanjeng Susuhunan Prabu Hamangkurat I 8. Gusti Raden Ayu Wiromantri. 9. Pangeran Danupaya 10. Pangeran Alit 11. Pangeran Purbaya Raden Mas Rangsang naik takhta pada tahun 1613 dalam usia 20 tahun menggantikan adiknya (beda ibu), Adipati Martapura, yang hanya menjadi Raja Mataram selama satu hari. Sebenarnya secara teknis Raden Mas Rangsang adalah Penguasa ke-empat Kerajaan Mataram, namun adiknya diangkat hanya sebagai pemenuhan janji ayahnya, Panembahan Hanyakrawati kepada istrinya, Ratu Tulungayu. Setelah pengangkatan Sultan Agung Hanyokrokusumo menjadi Sultan, dua tahun kemudian, patih senior Ki Juru Martani wafat karena usia tua, dan kedudukannya digantikan oleh Tumenggung Singaranu. Ibu kota Mataram saat itu masih berada di Kota Gede. Pada tahun 1614 mulai dibangun istana baru yang indah dengan bahan baku didominasi ukiran kayu yang indah di desa Kerta Plered, sekitar 5 km di sebelah tenggara Kota Gede, yang kelak mulai ditempati pada tahun 1618 dan pusat pemerintahan Mataram bergeser ke Kerta, Plered Sultan Agung Hanyokrokusumo adalah figur raja atau pemimpin yang taat beragama, tegas, keras tetapi bijaksana,karakter tersebut nampaknya diwarisi dari kakeknya yaitu Panembahan Senopati, beliau juga meneruskan memperluas wilayah Mataram. Sultan Agung adalah Penguasa ke-tiga Kerajaan Mataram yang memerintah pada tahun 1613-1645. Di bawah kepemimpinannya, Mataram berkembang menjadi kerajaan terbesar di Jawa dan Nusantara pada saat itu. Pada masa pemerintahan Beliau, Mataram bisa menundukan kerajaan atau Kadipaten disekitarnya menjadi wilayah kekuasaan Mataram. Kerajaan tersebut antara lain Surabaya, Banten, Lumajang, Wirasaba, Lasem, Pasuruan,Blambangan, Palembang, Tuban, Madura, Sukadana Kalimantan. memadamkan pemberontakan Pati dan Pajang dan Giri Kedaton. Sultan Agung juga menjalin hubungan diplomatik dengan Makassar, negeri terkuat di Sulawesi saat itu. Sultan Agung juga pernah melakukan penyerangan terhadap VOC di Batavia. Sultan Agung menaruh perhatian besar pada kebudayaan Mataram. Beliau memadukan Kalender Hijriyah yang dipakai di pesisir utara dengan Kalender Saka yang masih dipakai di pedalaman. Hasilnya adalah terciptanya Kalender Jawa Islam sebagai upaya pemersatuan rakyat Mataram. Selain itu Sultan Agung juga dikenal sebagai penulis naskah sastra spiritual sebagai tuntunan hidup trah Mataram yang berjudul Sastra Gendhing. Di lingkungan keraton Mataram, disamping bahasa krama maupun krama inggil Sultan Agung juga menetapkan pemakaian bahasa bagongan yang harus dipakai oleh para bangsawan dan pejabat untuk menghilangkan kesenjangan satu sama lain. Bahasa ini digunakan supaya tercipta rasa persatuan di antara penghuni istana. Sementara itu Bahasa Sunda juga mengalami perubahan sejak Mataram menguasai Jawa Barat. Hal ini ditandai dengan terciptanya bahasa halus dan bahasa sangat halus yang sebelumnya hanya dikenal di lingkungan Mataram. Pembangunan Komplek Pemakaman Keluarga Untuk Beliau dan keluarganya kelak jika sudah tiada , sesudah lima tahun bertahta Beliau membangun sebuah komplek pemakaman di Pegunungan Girilaya tetapi belum selesai pembangunan makam Paman sekaligus ayah tiri beliau wafat kemudian Beliau berubah fikiran untuk mempersembahkan Komplek Makam Giriloyo untuk makam Ibunda beliau Ratu Mas Adi dan suaminya Panembahan Juminah. kemudian Beliau membangun komplek pemakaman lagi di Pegunungan Merak dan dinamakan Astana Pajimatan Imogiri. Dan tanah tempat makam Beliau sangat harum baunya hingga sekarang. Menurut Babad , dahulu sewaktu Sultan Agung berada di Mekkah , Beliau jika wafat berkeinginan dimakamkan di Mekah tetapi dilarang oleh Imam Mekah dengan alasan jika keluarga dan rakyat ingin berkunjung mendoakan Beliau akan kesulitan karena jaraknya jauh. Oleh Imam Mekah kemudian Beliau diberikan tanah pasir dari Arab tanah pasir didekat makam Nabi Muhammad SAW ,yang harus disebarkan ditempat rencana Beliau dimakamkan, dan tanah pasir yang disebar jatuhnya di Puncak Gunung Merak yang kelak menjadi Puncak Pajimatan Imogiri tempat Beliau dimakamkan. Pada masa pemerintahan Sultan Agung pula , kerajaan Mataram Islam mengalami puncak kejayaan dan perekonomian rakyat Mataram berkembang pesat dengan didukung hasil bumi yang melimpah ruah. Kerajaan Mataram menjadi makmur, gemah ripah loh jinawi. Sultan Agung berhasil menjadikan Mataram sebagai kerajaan besar yang tidak hanya dibangun di atas pertumpahan darah dan kekerasan, namun melalui kebudayaan rakyat yang adiluhung dan mengenalkan sistem-sistem pertanian Kegagalan Sultan Agung menundukkan orang-orang Belanda dicoba diimbangi dengan tindakan di bidang spiritual. Pada tahun 1624 M Beliau mulai menggunakan gelar Susuhunan, dan pada tahun 1641 M Beliau mulai bergelar Sultan yang diterimanya dari Mekah dengan gelar Sultan Abdullah Muhammad Maulana Matarani. Pada sekitar tahun-tahun tersebut Sultan Agung memberlakukan sistem kalender baru yang merupakan perkawinan antara perhitungan tahun Hijriyah dan tahun ร‡aka yang waktu itu menunjukkan tahun 1555 ร‡aka. Tindakan ini merupakan langkah besar karena berarti Sultan Agung menjaga keseimbangan antara tradisi Hindu dan Islam. Kalender tersebut oleh masyarakat Jawa masih digunakan hingga sekarang ini. Masa pemerintahan Sultan Agung selain diwarnai oleh masalah-masalah politik juga ditandai dengan pembangunan fisik keraton. Beberapa pembangunan yang telah dilaksanakan meliputi: Penyiapan lahan di Kerta untuk calon Keraton dilaksanakan pada tahun 1539 ร‡ atau 1617 TU. Raja berkraton di Kerta meskipun ibu suri masih tinggal di Kota Gede, tahun 1540 ร‡ atau 1618 M Mendirikan Prabayaksa di Kerta dilaksanakan pada tahun 1542 ร‡ atau 1620 M Mendirikan Dalem / Kedaton Bale Kajenar atau Gedhong Kuning sebagai kediaman / tempat tinggal beliau. Kraton Kerta diberi Siti-Inggil dilaksanakan pada tahun 1547 ร‡ atau 1625 M Mulai membangun pemakaman di Girilaya dilaksanakan pada tahun 1551 ร‡ atau 1629 M Mulai membuka hutan di Bukit Merak untuk pemakaman kerajaan dilaksanakan pada tahun 1554 ร‡ atau 1632 M Mulai membuat bendungan di Sungai Opak dilaksanakan pada tahun 1559 ร‡ atau 1637 M Mulai membuat segaran di Plered dilaksanakan pada tahun 1565 ร‡ atau 1643 M. Pemakaman di Bukit Merak selesai dibuat dan diberi nama Pajimatan Imagiri dilaksanakan pada tahun 1567 ร‡ atau 1645 M Tidak sampai satu tahun setelah peristiwa terakhir tersebut Sultan Agung sakit keras dan kemudian wafat di Dalem Bale Kajenar / Gedhong Kuning di Kraton Kerta dan dimakamkan di Imogiri Mangkatnya Raja Mataram Sultan Agung meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan seluruh masyarakat. Bahkan, alam pun ikut bersedih, yang ditandai dengan letusan Gunung Merapi dengan suara menggelegar. Sultan Agung mangkat akibat sakit keras. Saat itu Sultan Agung ditunggu seluruh anggota keluarga dan kerabat, termasuk para putranya. Sebelum meninggal dunia, Sultan Agung berpesan untuk meneruskan takhta Mataram ke tangan putra tertuanya, Pangeran Adipati Arya Mataram. Tak berselang lama, Sultan Agung wafat. Suara tangisan menggema di dalam istana Mataram.Bahkan tanda-tanda alam juga turut menjadi bukti dunia ikut berduka cita, melepas kepergian Sultan Agung. Gunung Merapi yang merupakan tempat penting bagi Mataram kala itu, menggelegar suaranya, bercampur dengan suara dentuman di angkasa. Jenazah Sultan Agung disucikan dan disalatkan, lalu disemayamkan di Pajimatan Imogiri dengan sengkalan tahun 1578. Atas jasa jasa beliau sebagai pejuang dan budayawan, Sultan Agung ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia berdasarkan SK Presiden No 106/TK/1975 tanggal 3 November 1975 Al Fatihah kagem Sultan Agung Hanyokrokusumo. Foto : " SEKARAN SEPEN " Batu nisan tersebut dipercaya sebagai makam roh Sultan Agung. Posisi makam tersebut terletak di Astana Giriloyo, karena rencana dahulu andai beliau wafat berkeinginan dimakamkan di Astana Giriloyo tetapi terlanjur didahului oleh Paman sekaligus Bapak tirinya yang juga membantu pembuatan komplek makam tersebut kemudian Sultan Agung membangun kompleks pemakaman baru yang diberi nama Pajimatan Imogiri.

 SULTAN AGUNG PRABHU HANYAKRAKUSUMA



Beliau lahir pada tanggal 14 Oktober 1593 di Kotagede, Di Keraton Mataram, dengan nama  Raden Mas Jatmika yang mempunyai makna sopan dan rendah hati, atau terkenal pula dengan sebutan Raden Mas Rangsang karena semangatnya yang besar. Merupakan putra dari pasangan Panembahan Adi Hanyakrawati ,Raja kedua Mataram dan Ratu Mas Adi Dyah Banawati,  putri Pangeran Benawa Raja Kesultanan Pajang. 

Raden Mas Jatmika naik tahta pada tahun 1613 pada usia 20 tahun.

Pada awal pemerintahannya, bergelar "Panembahan Hanyakrakusuma" atau "Prabu Pandita Hanyakrakusuma". Kemudian setelah menaklukkan Madura tahun 1624, Beliau  mengganti gelarnya menjadi "Susuhunan Agung Hanyakrakusuma", atau disingkat "Sunan Agung Hanyakrakusuma". Kemudian terkenal dengan sebutan Sultan Agung Prabu Hanyakrakusuma

Pada tahun 1640 Sultan Agung merenovasi Masjid Agung Kotagede  yang dulu dibangun pada masa Panembahan Senopati. Setelah 1640-an Beliau  menggunakan gelar "Sultan Agung Senapati-ing-Ngalaga Abdurrahman". Pada tahun 1641 Sunan Agung mendapatkan gelar bernuansa Arab. Gelar tersebut adalah "Sultan Abdullah Muhammad Maulana Mataram", yang diperolehnya dari pemimpin Ka'bah di Makkah, 


Sultan Agung memiliki dua orang permaisuri utama. Yang menjadi Ratu Kulon adalah putri Sultan Cirebon, melahirkan Raden Mas Syahwawrat yang kelak menjadi Pangeran Tumenggung Pajang. Sedangkan yang menjadi Ratu Wetan adalah Cucu Ki Juru Martani dari Pangeran Upasanta Adipati Batang (cucu Ki Juru Martani) yang melahirkan Raden Mas Sayidin (kelak menjadi Susuhunan Amangkurat I). 


Para Putra :

1. Raden Mas Syahwawrat 

2. Pangeran Demang Tanpa Nangkil

3. Pangeran Ronggo Kajiwan.

4. Gusti Ratu Ayu Winongan.

5. Kanjeng Susuhunan Prabu Hamangkurat I

8. Gusti Raden Ayu Wiromantri.

9. Pangeran Danupaya

10. Pangeran Alit

11. Pangeran Purbaya


Raden Mas Rangsang naik takhta pada tahun 1613 dalam usia 20 tahun menggantikan adiknya (beda ibu), Adipati Martapura, yang hanya menjadi Raja Mataram selama satu hari. Sebenarnya secara teknis Raden Mas Rangsang adalah Penguasa ke-empat Kerajaan Mataram, namun adiknya diangkat hanya sebagai pemenuhan janji ayahnya, Panembahan Hanyakrawati kepada istrinya, Ratu Tulungayu. Setelah pengangkatan Sultan Agung Hanyokrokusumo  menjadi Sultan, dua tahun kemudian, patih senior Ki Juru Martani wafat karena usia tua, dan kedudukannya digantikan oleh Tumenggung Singaranu. 

Ibu kota Mataram saat itu masih berada di Kota Gede. Pada tahun 1614 mulai dibangun istana baru yang indah dengan bahan baku didominasi ukiran kayu yang indah di desa Kerta Plered, sekitar 5 km di sebelah tenggara Kota Gede, yang kelak mulai ditempati pada tahun 1618 dan pusat pemerintahan Mataram bergeser ke Kerta, Plered


Sultan Agung Hanyokrokusumo adalah figur raja atau pemimpin yang taat beragama,  tegas, keras tetapi bijaksana,karakter tersebut nampaknya diwarisi dari kakeknya yaitu Panembahan Senopati, beliau juga meneruskan memperluas wilayah Mataram. Sultan Agung adalah Penguasa ke-tiga Kerajaan Mataram yang memerintah pada tahun 1613-1645. Di bawah kepemimpinannya, Mataram berkembang menjadi kerajaan terbesar di Jawa dan Nusantara pada saat itu. Pada masa pemerintahan Beliau, Mataram bisa menundukan kerajaan atau Kadipaten disekitarnya menjadi wilayah kekuasaan Mataram. Kerajaan tersebut antara lain Surabaya, Banten, Lumajang, Wirasaba, Lasem, Pasuruan,Blambangan, Palembang, Tuban, Madura, Sukadana Kalimantan. memadamkan pemberontakan Pati dan Pajang dan Giri Kedaton. Sultan Agung juga menjalin hubungan diplomatik dengan Makassar, negeri terkuat di Sulawesi saat itu. Sultan Agung juga pernah melakukan penyerangan terhadap VOC di Batavia.

Sultan Agung menaruh perhatian besar pada kebudayaan Mataram. Beliau memadukan Kalender Hijriyah yang dipakai di pesisir utara dengan Kalender Saka yang masih dipakai di pedalaman. Hasilnya adalah terciptanya Kalender Jawa Islam sebagai upaya pemersatuan rakyat Mataram. Selain itu Sultan Agung juga dikenal sebagai penulis naskah sastra spiritual sebagai tuntunan hidup trah Mataram yang berjudul Sastra Gendhing. 

Di lingkungan keraton Mataram, disamping bahasa krama maupun krama inggil Sultan Agung juga menetapkan pemakaian bahasa bagongan yang harus dipakai oleh para bangsawan dan pejabat untuk menghilangkan kesenjangan satu sama lain. Bahasa ini digunakan supaya tercipta rasa persatuan di antara penghuni istana. 

Sementara itu Bahasa Sunda juga mengalami perubahan sejak Mataram menguasai Jawa Barat. Hal ini ditandai dengan terciptanya bahasa halus dan bahasa sangat halus yang sebelumnya hanya dikenal di lingkungan Mataram. 


Pembangunan Komplek Pemakaman Keluarga

Untuk Beliau dan keluarganya kelak jika sudah tiada , sesudah lima tahun  bertahta Beliau membangun sebuah komplek pemakaman di Pegunungan Girilaya tetapi belum selesai pembangunan makam Paman sekaligus ayah tiri beliau wafat kemudian  Beliau berubah fikiran untuk mempersembahkan Komplek Makam Giriloyo untuk  makam Ibunda beliau Ratu Mas Adi  dan suaminya Panembahan Juminah. kemudian Beliau membangun komplek pemakaman lagi di Pegunungan Merak dan dinamakan Astana Pajimatan Imogiri. Dan tanah tempat makam Beliau sangat harum baunya hingga sekarang. Menurut Babad , dahulu sewaktu Sultan Agung berada di Mekkah , Beliau jika wafat berkeinginan dimakamkan di Mekah tetapi dilarang oleh Imam Mekah dengan alasan jika keluarga dan rakyat ingin berkunjung mendoakan Beliau akan kesulitan karena jaraknya jauh. Oleh Imam Mekah kemudian Beliau diberikan tanah pasir dari Arab tanah pasir  didekat makam Nabi Muhammad SAW ,yang harus disebarkan ditempat rencana Beliau dimakamkan, dan tanah pasir yang disebar jatuhnya di Puncak Gunung Merak yang kelak menjadi Puncak Pajimatan Imogiri tempat Beliau dimakamkan.


Pada masa pemerintahan Sultan Agung pula , kerajaan Mataram Islam mengalami puncak kejayaan dan perekonomian rakyat Mataram berkembang pesat dengan didukung hasil bumi yang melimpah ruah. Kerajaan Mataram menjadi makmur, gemah ripah loh jinawi. 

Sultan Agung berhasil menjadikan Mataram sebagai kerajaan besar yang tidak hanya dibangun di atas pertumpahan darah dan kekerasan, namun melalui kebudayaan rakyat yang adiluhung dan mengenalkan sistem-sistem pertanian


Kegagalan Sultan Agung menundukkan orang-orang Belanda dicoba diimbangi dengan tindakan di bidang spiritual. Pada tahun 1624 M Beliau mulai menggunakan gelar Susuhunan, dan pada tahun 1641 M Beliau mulai bergelar Sultan yang diterimanya dari Mekah dengan gelar Sultan Abdullah Muhammad Maulana Matarani. Pada sekitar tahun-tahun tersebut Sultan Agung memberlakukan sistem kalender baru yang merupakan perkawinan antara perhitungan tahun Hijriyah dan tahun ร‡aka yang waktu itu menunjukkan tahun 1555 ร‡aka. Tindakan ini merupakan langkah besar karena berarti Sultan Agung menjaga keseimbangan antara tradisi Hindu dan Islam. Kalender tersebut oleh masyarakat Jawa masih digunakan hingga sekarang ini.


Masa pemerintahan Sultan Agung selain diwarnai oleh masalah-masalah politik juga ditandai dengan pembangunan fisik keraton. Beberapa pembangunan yang telah dilaksanakan meliputi:


Penyiapan lahan di Kerta untuk calon Keraton dilaksanakan pada tahun 1539 ร‡ atau 1617 TU.

Raja berkraton di Kerta meskipun ibu suri masih tinggal  di Kota Gede, tahun 1540 ร‡ atau 1618 M

Mendirikan Prabayaksa di Kerta dilaksanakan pada tahun 1542 ร‡ atau 1620 M

Mendirikan Dalem / Kedaton Bale Kajenar atau Gedhong Kuning sebagai kediaman / tempat tinggal beliau.

Kraton Kerta diberi Siti-Inggil dilaksanakan pada tahun 1547 ร‡ atau 1625 M

Mulai membangun pemakaman di Girilaya dilaksanakan pada tahun 1551 ร‡ atau 1629 M

Mulai membuka hutan di Bukit Merak untuk pemakaman kerajaan dilaksanakan pada tahun 1554 ร‡ atau 1632 M

Mulai membuat bendungan di Sungai Opak dilaksanakan pada tahun 1559 ร‡ atau 1637 M

Mulai membuat segaran di Plered dilaksanakan pada tahun 1565 ร‡ atau 1643 M.

Pemakaman di Bukit Merak selesai dibuat dan diberi nama Pajimatan Imagiri dilaksanakan pada tahun 1567 ร‡ atau 1645 M


Tidak sampai satu tahun setelah peristiwa terakhir tersebut Sultan Agung sakit keras dan kemudian wafat di Dalem Bale Kajenar / Gedhong Kuning  di Kraton Kerta dan dimakamkan di Imogiri


Mangkatnya Raja Mataram Sultan Agung meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan seluruh masyarakat. Bahkan, alam pun ikut bersedih, yang ditandai dengan letusan Gunung Merapi dengan suara menggelegar. 


Sultan Agung mangkat akibat sakit keras. Saat itu Sultan Agung ditunggu seluruh anggota keluarga dan kerabat, termasuk para putranya. Sebelum meninggal dunia, Sultan Agung berpesan untuk meneruskan takhta Mataram ke tangan putra tertuanya, Pangeran Adipati Arya Mataram. Tak berselang lama, Sultan Agung wafat. Suara tangisan menggema di dalam istana Mataram.Bahkan tanda-tanda alam juga turut menjadi bukti dunia ikut berduka cita, melepas kepergian Sultan Agung. Gunung Merapi yang merupakan tempat penting bagi Mataram kala itu, menggelegar suaranya, bercampur dengan suara dentuman di angkasa. Jenazah Sultan Agung disucikan dan disalatkan, lalu disemayamkan di Pajimatan Imogiri dengan sengkalan tahun 1578.


Atas jasa jasa beliau sebagai pejuang dan budayawan, Sultan Agung ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia berdasarkan SK Presiden No 106/TK/1975 tanggal 3 November 1975


Al Fatihah kagem Sultan Agung Hanyokrokusumo.


Foto :

" SEKARAN SEPEN "


Batu nisan tersebut dipercaya sebagai makam roh Sultan Agung. Posisi makam tersebut terletak di Astana Giriloyo, karena rencana dahulu andai beliau wafat berkeinginan dimakamkan di Astana Giriloyo tetapi terlanjur didahului oleh Paman sekaligus Bapak tirinya yang juga membantu pembuatan komplek makam tersebut kemudian Sultan Agung membangun kompleks pemakaman baru yang diberi nama Pajimatan Imogiri.

Lukisan Sunan Gunung Jati yang ada di Tropen Museum di Amsterdam Belanda. Lukisan ini menurut kabarnya dilukis 2 tahun sebelum Sunan Gunung Jati wafat (w.1568) oleh Pangeran Losari Angkawijaya. #sunangunungjati #cirebon

 Lukisan Sunan Gunung Jati yang ada di Tropen Museum di Amsterdam Belanda. Lukisan ini menurut kabarnya dilukis 2 tahun sebelum Sunan Gunung Jati wafat (w.1568) oleh Pangeran Losari Angkawijaya.



#sunangunungjati

#cirebon

Kenapa ya tradisi piring terbang bertahan di Solo...tapi tidak di Yogya (Kota) ? Padahal ini merupakan tradisi khas Mataraman. . TRADISI MATARAMAN YANG MEMUDAR : RACIKAN ALIAS "PIRING TERBANG" Dahulu, di wilayah Mataram, pernikahan adalah tradisi sakral yang diresapi dan dihormati. Setidaknya tidak terburu-buru, rebat cekap, salaman, foto, makan berdiri, rampung. Tamu akan datang pada jam resepsi yang tertera di undangan dan sebelum acara dimulai ! Acara biasanya dimulai (dimana undangan sudah memenuhi joglo tempat resepsi) dengan panggih/balang2an suruh, lalu menginjak telur (wijikan & ngidak endog) dan kirab dari keluarga pria yang memasuki ruangan diikuti dengan keluarga wanita. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan adanya sambutan dari mempelai pria dan kemudian diikuti dengan sambutan dari mempelai wanita dan juga doa, termasuk acara2 adat lainnya. Nah selama acara berlangsung inilah, makanan akan mengalir melalui petugas sinoman. Semua sudah disiapkan alias diracik oleh yg empunya hajat. Tamu hanya cukup duduk manis di kursi dan meja sejajar yang dihadapkan ke pelaminan. Sembari duduk menikmati acara, tamu-tamu pun disajikan dengan piring-piring penuh hidangan yang seakan-akan terbang dari tangan pramusaji ke meja tamu. Mungkin inilah kenapa adat ini disebut sebagai "piring terbang". Kadang tamu yang duduk paling dekat dengan jalan akan melakukan estafet piring ke satu barisan di sebelahnya, saling menerima dan membagikan hingga terpenuhi satu baris. . Tradisi buffet atau sentra2 makanan/stand ini cenderung membuat acara kemrungsung... cepet2an nglarisi... mangan ngadheg.. dan membuat acara kurang khidmad. Ada masukan?

 Kenapa ya tradisi piring terbang bertahan di Solo...tapi tidak di Yogya (Kota) ? 


Padahal ini merupakan tradisi khas Mataraman.

.


TRADISI MATARAMAN YANG MEMUDAR : RACIKAN ALIAS "PIRING TERBANG"


Dahulu, di wilayah Mataram, pernikahan adalah tradisi sakral yang diresapi dan dihormati. Setidaknya tidak terburu-buru, rebat cekap, salaman, foto, makan berdiri, rampung. 


Tamu akan datang pada jam resepsi yang tertera di undangan dan sebelum acara dimulai ! 


Acara biasanya dimulai (dimana undangan sudah memenuhi joglo tempat resepsi) dengan panggih/balang2an suruh, lalu menginjak telur (wijikan & ngidak endog) dan kirab dari keluarga pria yang memasuki ruangan diikuti dengan keluarga wanita. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan adanya sambutan dari mempelai pria dan kemudian diikuti dengan sambutan dari mempelai wanita dan juga doa, termasuk acara2 adat lainnya.


Nah selama acara berlangsung inilah, makanan akan mengalir melalui petugas sinoman. Semua sudah disiapkan alias diracik oleh yg empunya hajat. Tamu hanya cukup duduk manis di kursi dan meja sejajar yang dihadapkan ke pelaminan. Sembari duduk menikmati acara, tamu-tamu pun disajikan dengan piring-piring penuh hidangan yang seakan-akan terbang dari tangan pramusaji ke meja tamu. Mungkin inilah kenapa adat ini disebut sebagai "piring terbang". Kadang tamu yang duduk paling dekat dengan jalan akan melakukan estafet piring ke satu barisan di sebelahnya, saling menerima dan membagikan hingga terpenuhi satu baris.

.

Tradisi buffet atau sentra2 makanan/stand ini cenderung membuat acara kemrungsung... cepet2an nglarisi... mangan ngadheg.. dan membuat acara kurang khidmad. 


Ada masukan?

Temuan Yang Membuat Purbakala Hindia-Belanda Tak Mampu Membelinya 7 Oktober 1903, Lima orang Kuli pribumi dari desa Banyukembar Dist. Leksono Wonosobo menemukan berbagai benda purbakala yang ketika melakukan pekerjaan penggalian tanah di dusun Gemuruh Ds. Banyukembar. Benda yang mereka temukan berupa 2 arca emas besar, 3 arca emas kecil, 4 arca dengan ukiran emas, 2 lapik arca perak dan satu cincin emas. Temuan ini kemudian ditindak lanjuti oleh Residen Kedu dan diteruskan kepada pemerintah Batavia. Setelah dilakukan penyelidikan dan penilaian, rupanya harga yang harus dibayar untuk mengganti arca ini mencapai 2023 Gulden. Harga yang cukup fantastis bagi dinas Purbakala, mereka mengaku tidak memiliki dana sebesar itu. Kemudian sebagai solusi, Dinas Purbakala meminta Pemerintah Pusat di Batavia untuk membelinya sehingga temuan2 tersebut dapat di amankan. Solusi itupun kemudian disetujui, dan menjadi koleksi Museum Batavia. Benar apa yang dikatakan Rafles" yang di tuangkan dalam karya Ilmiah "HISTORI OF JAVA" Yang selesai dan diterbitkan pada Tahun 1817.Bahwa penjarahan Harta purbakala, berupa Arca emas" Di dataran tinggi Dieng sangatlah Memperihatinkan. Ini adalah sebagian yang di dokumentasikan Oleh Leiden Pada tahun 1863 Wonosobo. Ditaksir seharga 2023 Gulden Lebih pada masa itu, Berapa Rupiah jika di konversikan saat ini? Detail ukiran sangat halus dan indah,Ini terbuat dari Bahan Padat Emas"

 Temuan Yang Membuat Purbakala Hindia-Belanda Tak Mampu Membelinya



7 Oktober 1903, Lima orang Kuli pribumi dari desa Banyukembar Dist. Leksono Wonosobo menemukan berbagai benda purbakala yang ketika melakukan pekerjaan penggalian tanah di dusun Gemuruh Ds. Banyukembar. Benda yang mereka temukan berupa 2 arca emas besar, 3 arca emas kecil, 4 arca dengan ukiran emas, 2 lapik arca perak dan satu cincin emas.


Temuan ini kemudian ditindak lanjuti oleh Residen Kedu dan diteruskan kepada pemerintah Batavia. Setelah dilakukan penyelidikan dan penilaian, rupanya harga yang harus dibayar untuk mengganti arca ini mencapai 2023 Gulden. Harga yang cukup fantastis bagi dinas Purbakala, mereka mengaku tidak memiliki dana sebesar itu. 

Kemudian sebagai solusi, Dinas Purbakala meminta Pemerintah Pusat di Batavia untuk membelinya sehingga temuan2 tersebut dapat di amankan. Solusi itupun kemudian disetujui, dan menjadi koleksi Museum Batavia.


Benar apa yang dikatakan Rafles" yang di tuangkan dalam karya Ilmiah "HISTORI OF JAVA" Yang selesai dan diterbitkan pada Tahun 1817.Bahwa penjarahan Harta purbakala, berupa Arca emas" Di dataran tinggi Dieng sangatlah Memperihatinkan.


Ini adalah sebagian yang di dokumentasikan Oleh Leiden Pada tahun 1863 Wonosobo. Ditaksir seharga 2023 Gulden Lebih pada masa itu,  Berapa Rupiah jika di konversikan saat ini?


Detail ukiran sangat halus dan indah,Ini terbuat dari Bahan Padat Emas"

Sosok Yusof Ishak, Presiden Pertama Singapura yang Menjabat hingga Akhir Hayatnya, Ternyata Keturunan Minangkabau Dalam sejarah berdirinya negara Singapura, sosok presiden pertama yang menjabat adalah keturunan Indonesia. Siapa sangka jika orang-orang Indonesia menjadi sosok yang mengukir sejarah di sebuah negara? Tentunya kita sangat bangga dan terus mengenang namanya. Sosok luar biasa yang pernah menduduki jabatan tertinggi dalam sebuah negara yaitu Yusof Ishak. Pria kelahiran Padang Gajah, Terong, Malaysia 12 Agustus 1910 itu menjabat sebagai presiden pertama Singapura. (Foto: Wikipedia) Yusof terpilih menjadi pemimpin negara dengan julukan "Tiga Singa" itu terhitung sejak 9 Agustus 1965 yang lalu. Diketahui, sang ayah sendiri kelahiran Minangkabau yang kemudian merantau ke negeri Jiran Malaysia. Lantas, seperti apakah sosok dari Yusof Ishak asal Sumbar ini? Simak ulasan informasinya yang dirangkum dari berbagai sumber berikut. Keturunan Melayu & Minangkabau Yusof Ishak ialah anak sulung dari 9 bersaudara. Ia memiliki darau Minangkabau melalui keluarganya. Ayahnya, Ishak bin Ahmad, adalah seorang keturunan Minangkabau yang berasal dari Sumatra Barat, Indonesia. Ibunya, Putri Hajjah Fatimah binti Sulaiman, adalah keturunan Melayu Singapura. Dengan demikian, Yusof Ishak memiliki akar Minangkabau melalui garis ayahnya. Masa Muda Yusof Ishak Yusof Ishak menempuh pendidikan di Raffles Institution di Singapura dan kemudian melanjutkan studi di Sekolah Tinggi Sultan Idris di Malaysia, di mana ia belajar bahasa Melayu dan memperdalam pengetahuannya tentang budaya dan sejarah Melayu. Masa muda Yusof Ishak ditandai dengan keaktifannya dalam perjuangan kemerdekaan, di mana ia terlibat dalam liga nasional Federasi Malaya untuk memperjuangkan kemerdekaan dari Inggris. Pada tahun 1954, ia menjadi salah satu pendiri Partai Aksi Rakyat (People's Action Party, PAP) di Singapura. Partai ini memainkan peran utama dalam perjuangan politik untuk kemerdekaan Singapura dan mewakili kepentingan rakyat dalam pemerintahan kolonial. Sebagai anggota PAP, Yusof Ishak secara aktif terlibat dalam perjuangan politik untuk kemerdekaan Singapura. Ia terlibat dalam pembentukan strategi politik dan kampanye untuk mendapatkan dukungan rakyat dalam upaya mencapai kemerdekaan dari penjajahan Inggris. Presiden Pertama Singapura Keturunan Indonesia Perjuangan Yusof Ishak mencapai kemerdekaan dari penjajahan Inggris membuahkan hasil pada tahun 1959. Kala itu Partai Aksi Rakyat memenangkan pemilihan umum pada tahun 1959, Singapura memperoleh pemerintahan sendiri. Pada 3 Desember 1959, Yusof memang telah menjadi warga Singapura, dilantik sebagai kepala negara atau disebut "Yang di-Pertuan Negara Singapura". Namun, ada ketegangan antara warga keturunan Cina dan Melayu di Singapura, Partai Aksi Rakyat pimpinan Lee Kuan Yeuw merasa Kuala Lumpur lebih mengutamakan warga etnis Melayu. Alhasil, mayoritas keturunan China di Singapura memutuskan keluar dari Federasi Malaya pada 1965. Namun Yusof memilih bertahan dan membela keputusan PAP. Hingga pada 9 Agustus 1965 saat Singapura keluar dari Federasi Malaysia dan merdeka, statusnya berubah menjadi presiden. Sc: Merdeka . Com

 Sosok Yusof Ishak, Presiden Pertama Singapura yang Menjabat hingga Akhir Hayatnya, Ternyata Keturunan Minangkabau



Dalam sejarah berdirinya negara Singapura, sosok presiden pertama yang menjabat adalah keturunan Indonesia.


Siapa sangka jika orang-orang Indonesia menjadi sosok yang mengukir sejarah di sebuah negara?


Tentunya kita sangat bangga dan terus mengenang namanya.  Sosok luar biasa yang pernah menduduki jabatan tertinggi dalam sebuah negara yaitu Yusof Ishak.


Pria kelahiran  Padang Gajah, Terong, Malaysia 12 Agustus 1910 itu menjabat sebagai presiden pertama Singapura. (Foto: Wikipedia) Yusof terpilih menjadi pemimpin negara dengan julukan "Tiga Singa" itu terhitung sejak 9 Agustus 1965 yang lalu. Diketahui, sang ayah sendiri kelahiran Minangkabau yang kemudian merantau ke negeri Jiran Malaysia.


Lantas, seperti apakah sosok dari Yusof Ishak asal Sumbar ini? Simak ulasan informasinya yang dirangkum dari berbagai sumber berikut.


Keturunan Melayu & Minangkabau


Yusof Ishak ialah anak sulung dari 9 bersaudara. Ia memiliki darau Minangkabau melalui keluarganya. Ayahnya, Ishak bin Ahmad, adalah seorang keturunan Minangkabau yang berasal dari Sumatra Barat, Indonesia. Ibunya, Putri Hajjah Fatimah binti Sulaiman, adalah keturunan Melayu Singapura. Dengan demikian, Yusof Ishak memiliki akar Minangkabau melalui garis ayahnya.


Masa Muda Yusof Ishak


Yusof Ishak menempuh pendidikan di Raffles Institution di Singapura dan kemudian melanjutkan studi di Sekolah Tinggi Sultan Idris di Malaysia, di mana ia belajar bahasa Melayu dan memperdalam pengetahuannya tentang budaya dan sejarah Melayu.


Masa muda Yusof Ishak ditandai dengan keaktifannya dalam perjuangan kemerdekaan, di mana ia terlibat dalam liga nasional Federasi Malaya untuk memperjuangkan kemerdekaan dari Inggris. 


Pada tahun 1954, ia menjadi salah satu pendiri Partai Aksi Rakyat (People's Action Party, PAP) di Singapura.  Partai ini memainkan peran utama dalam perjuangan politik untuk kemerdekaan Singapura dan mewakili kepentingan rakyat dalam pemerintahan kolonial.


Sebagai anggota PAP, Yusof Ishak secara aktif terlibat dalam perjuangan politik untuk kemerdekaan Singapura.


Ia terlibat dalam pembentukan strategi politik dan kampanye untuk mendapatkan dukungan rakyat dalam upaya mencapai kemerdekaan dari penjajahan Inggris.


Presiden Pertama Singapura Keturunan Indonesia


Perjuangan Yusof Ishak mencapai kemerdekaan dari penjajahan Inggris membuahkan hasil pada tahun 1959. Kala itu Partai Aksi Rakyat memenangkan pemilihan umum pada tahun 1959, Singapura memperoleh pemerintahan sendiri. 


Pada 3 Desember 1959, Yusof memang telah menjadi warga Singapura, dilantik sebagai kepala negara atau disebut "Yang di-Pertuan Negara Singapura".


Namun, ada ketegangan antara warga keturunan Cina dan Melayu di Singapura, Partai Aksi Rakyat pimpinan Lee Kuan Yeuw merasa Kuala Lumpur lebih mengutamakan warga etnis Melayu. 


Alhasil, mayoritas keturunan China di Singapura memutuskan keluar dari Federasi Malaya pada 1965. Namun Yusof memilih bertahan dan membela keputusan PAP.


Hingga pada 9 Agustus 1965 saat Singapura keluar dari Federasi Malaysia dan merdeka, statusnya berubah menjadi presiden.


Sc: Merdeka . Com

Empat Perempuan Belanda yang Mengkhianati Bangsanya Demi Indonesia --- * 6 Desember 1946. Dingin musim dingin Rotterdam menusuk tulang. Di pelabuhan, sebuah kapal bernama Weltevreden bersiap bertolak menuju Hindia Belanda sebuah negeri yang baru saja berani memproklamasikan kemerdekaan, meski kekuatan kolonial Belanda belum rela melepaskan cengkeramannya. Di antara kerumunan serdadu berseragam KNIL dan awak kapal, berdiri empat perempuan kulit putih: Dolly Zegerius, serta tiga bersaudara Betsy, Annie, dan Miny Kobus. Mereka bukan hendak pergi menaklukkan negeri jajahan, melainkan sebaliknya memihak republik muda yang sedang berdarah mempertahankan kemerdekaan. Di mata Belanda, mereka adalah pengkhianat. Tapi di hati Indonesia, merekalah pejuang. --- * Perempuan Kulit Putih di Kapal Pembawa Tentara Kapal itu seolah gambaran dunia yang terpecah dua. Satu sisi, para tentara Belanda yang hendak ‘menertibkan’ republik yang dianggap membangkang. Di sisi lain, sekelompok kecil orang Belanda yang justru mendukung Indonesia dan mereka tahu risikonya: kehilangan kewarganegaraan, diasingkan, bahkan dicap pengkhianat. "Orang tua saya menangis saat mengantar. Bukan karena saya membela Indonesia, tapi karena saya pergi jauh," kenang Dolly puluhan tahun kemudian. --- * Cinta, Keroncong, dan Perlawanan di Amsterdam Semua berawal dari perkenalan keluarga Kobus, keluarga sosialis di Amsterdam yang sejak lama menentang penjajahan. Rumah mereka jadi tempat singgah para pelaut Indonesia yang bekerja di kapal Belanda. Dari situ, ketiga bersaudara Kobus jatuh hati pada pria-pria Nusantara. Pada 9 Mei 1946, mereka menggelar nikah massal di Belanda: Betsy dengan Djumiran Annie dengan Djabir Miny dengan Amarie Dan sejak saat itu, pilihan mereka jelas: Indonesia adalah tanah air mereka. --- * Tiba di Indonesia, Disambut Garis Demarkasi Tanggal 1 Januari 1947, kapal mereka merapat di Tanjung Priok. Jakarta masih dalam cengkeraman Belanda. Mereka dijemput kereta menuju Yogyakarta ibu kota republik saat itu. Di sepanjang perjalanan, ketiga Kobus muda berkali-kali menjulurkan kepala ke luar jendela kereta, berteriak: "Merdeka! Merdeka!" Di Stasiun Kranji, seorang serdadu KNIL memandang mereka heran. "Kalian ke sana?" tanyanya sambil membuat gerakan lingkaran di pelipis. Di mata tentara Belanda itu, mereka gila empat perempuan kulit putih yang membelot ke pihak republik. --- * Bertemu Soekarno, Diserahkan untuk Indonesia Sesampainya di Yogyakarta, mereka diundang bertemu Presiden Soekarno. Sang ibu, Mien Kobus, menyerahkan ketiga anak perempuannya kepada Bung Karno. "Ketiga anak saya ini satu-satunya harta milik saya," kata Mien. Soekarno menepuk bahunya, "Jangan khawatir, Ibu. Kami akan menjaga mereka." --- * Ketika Peluru dan Ledakan Menjadi Kehidupan Sehari-hari Saat Agresi Militer Belanda pertama meletus pada 21 Juli 1947, mereka tak punya waktu untuk takut. Annie dan Miny bergabung dengan Palang Merah Indonesia di Jember, membantu ribuan pengungsi Surabaya. Dolly menetap di Solo, menjadi istri bangsawan Mangkunegaran, Raden Mas Soetarjo Soerjosoemarno. Ledakan mortir dan tembakan jadi suara sehari-hari. Hingga suatu pagi di Malang, tiga serdadu KNIL datang menenteng senapan ke depan pintu. "Apa kalian tak bisa dapat lelaki Belanda sampai harus menikah dengan orang Indonesia?" ejek mereka. Dolly, Annie, dan Miny berdiri tegak. Mereka tahu, keberpihakan mereka tak bisa dibatalkan. --- * Harga Pengkhianatan dan Setia Sampai Akhir Betsy sempat ditangkap di Jember, disangka mata-mata. Dua hari diinterogasi sebelum akhirnya dibebaskan. Surat-surat dari keluarga di Amsterdam tak lagi datang. Beberapa kerabat menyebut mereka "verrader" (pengkhianat). Namun, mereka tetap tinggal. Membantu di kamp pengungsian, merawat korban perang, menjadi saksi detik-detik berdarah revolusi Indonesia. --- * Tanah Air Baru di Bawah Merah Putih Setelah Indonesia merdeka penuh di akhir 1949, keempat perempuan itu tak pernah kembali ke Belanda. Dolly menetap di Solo, aktif dalam sosial budaya. Annie dan Miny tetap di Palang Merah Indonesia. Betsy hidup di Banyuwangi bersama suaminya. Meski pernah dipandang aneh sebagai kulit putih di tengah republik muda, mereka tak pernah menyesali keputusan yang mereka buat di atas kapal Weltevreden. "Indonesia tanah air kami. Di sini kami lahir kembali," kata Dolly di usia senja. --- ditulis oleh @dunia.sjr --- Sumber: - Janssen, Hilde. Enkele Reis Indonesiรซ (Marjin Kiri, 2017) - Wawancara BBC Indonesia dengan Dolly Zegerius, 2016 - Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) - Sejarah Palang Merah Indonesia #SejarahIndonesia #DollyZegerius #KobusBersaudara #Weltevreden1946 #TanahAirBaruIndonesia #PejuangBelandaProRI #RevolusiIndonesia #SejarahPerempuanPejuang #PalangMerahIndonesia #SolidaritasKemanusiaan

 Empat Perempuan Belanda yang Mengkhianati Bangsanya Demi Indonesia


---


* 6 Desember 1946.

Dingin musim dingin Rotterdam menusuk tulang. Di pelabuhan, sebuah kapal bernama Weltevreden bersiap bertolak menuju Hindia Belanda sebuah negeri yang baru saja berani memproklamasikan kemerdekaan, meski kekuatan kolonial Belanda belum rela melepaskan cengkeramannya.


Di antara kerumunan serdadu berseragam KNIL dan awak kapal, berdiri empat perempuan kulit putih: Dolly Zegerius, serta tiga bersaudara Betsy, Annie, dan Miny Kobus. Mereka bukan hendak pergi menaklukkan negeri jajahan, melainkan sebaliknya memihak republik muda yang sedang berdarah mempertahankan kemerdekaan.



Di mata Belanda, mereka adalah pengkhianat. Tapi di hati Indonesia, merekalah pejuang.


---


* Perempuan Kulit Putih di Kapal Pembawa Tentara


Kapal itu seolah gambaran dunia yang terpecah dua. Satu sisi, para tentara Belanda yang hendak ‘menertibkan’ republik yang dianggap membangkang. Di sisi lain, sekelompok kecil orang Belanda yang justru mendukung Indonesia dan mereka tahu risikonya: kehilangan kewarganegaraan, diasingkan, bahkan dicap pengkhianat.


"Orang tua saya menangis saat mengantar. Bukan karena saya membela Indonesia, tapi karena saya pergi jauh," kenang Dolly puluhan tahun kemudian.


---


* Cinta, Keroncong, dan Perlawanan di Amsterdam


Semua berawal dari perkenalan keluarga Kobus, keluarga sosialis di Amsterdam yang sejak lama menentang penjajahan. Rumah mereka jadi tempat singgah para pelaut Indonesia yang bekerja di kapal Belanda. Dari situ, ketiga bersaudara Kobus jatuh hati pada pria-pria Nusantara.


Pada 9 Mei 1946, mereka menggelar nikah massal di Belanda:


Betsy dengan Djumiran


Annie dengan Djabir


Miny dengan Amarie


Dan sejak saat itu, pilihan mereka jelas: Indonesia adalah tanah air mereka.


---


* Tiba di Indonesia, Disambut Garis Demarkasi


Tanggal 1 Januari 1947, kapal mereka merapat di Tanjung Priok. Jakarta masih dalam cengkeraman Belanda. Mereka dijemput kereta menuju Yogyakarta ibu kota republik saat itu. Di sepanjang perjalanan, ketiga Kobus muda berkali-kali menjulurkan kepala ke luar jendela kereta, berteriak:


"Merdeka! Merdeka!"


Di Stasiun Kranji, seorang serdadu KNIL memandang mereka heran.

"Kalian ke sana?" tanyanya sambil membuat gerakan lingkaran di pelipis.

Di mata tentara Belanda itu, mereka gila empat perempuan kulit putih yang membelot ke pihak republik.


---


* Bertemu Soekarno, Diserahkan untuk Indonesia


Sesampainya di Yogyakarta, mereka diundang bertemu Presiden Soekarno. Sang ibu, Mien Kobus, menyerahkan ketiga anak perempuannya kepada Bung Karno.


"Ketiga anak saya ini satu-satunya harta milik saya," kata Mien.

Soekarno menepuk bahunya,

"Jangan khawatir, Ibu. Kami akan menjaga mereka."


---


* Ketika Peluru dan Ledakan Menjadi Kehidupan Sehari-hari


Saat Agresi Militer Belanda pertama meletus pada 21 Juli 1947, mereka tak punya waktu untuk takut.

Annie dan Miny bergabung dengan Palang Merah Indonesia di Jember, membantu ribuan pengungsi Surabaya. Dolly menetap di Solo, menjadi istri bangsawan Mangkunegaran, Raden Mas Soetarjo Soerjosoemarno.


Ledakan mortir dan tembakan jadi suara sehari-hari. Hingga suatu pagi di Malang, tiga serdadu KNIL datang menenteng senapan ke depan pintu.


"Apa kalian tak bisa dapat lelaki Belanda sampai harus menikah dengan orang Indonesia?" ejek mereka.


Dolly, Annie, dan Miny berdiri tegak. Mereka tahu, keberpihakan mereka tak bisa dibatalkan.


---


* Harga Pengkhianatan dan Setia Sampai Akhir


Betsy sempat ditangkap di Jember, disangka mata-mata. Dua hari diinterogasi sebelum akhirnya dibebaskan.

Surat-surat dari keluarga di Amsterdam tak lagi datang. Beberapa kerabat menyebut mereka "verrader" (pengkhianat).


Namun, mereka tetap tinggal.

Membantu di kamp pengungsian, merawat korban perang, menjadi saksi detik-detik berdarah revolusi Indonesia.


---


* Tanah Air Baru di Bawah Merah Putih


Setelah Indonesia merdeka penuh di akhir 1949, keempat perempuan itu tak pernah kembali ke Belanda.


Dolly menetap di Solo, aktif dalam sosial budaya.


Annie dan Miny tetap di Palang Merah Indonesia.


Betsy hidup di Banyuwangi bersama suaminya.


Meski pernah dipandang aneh sebagai kulit putih di tengah republik muda, mereka tak pernah menyesali keputusan yang mereka buat di atas kapal Weltevreden.


"Indonesia tanah air kami. Di sini kami lahir kembali," kata Dolly di usia senja.


---

ditulis oleh @dunia.sjr

---


Sumber:

- Janssen, Hilde. Enkele Reis Indonesiรซ (Marjin Kiri, 2017)

- Wawancara BBC Indonesia dengan Dolly Zegerius, 2016

- Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI)

- Sejarah Palang Merah Indonesia


#SejarahIndonesia #DollyZegerius #KobusBersaudara

#Weltevreden1946 #TanahAirBaruIndonesia

#PejuangBelandaProRI #RevolusiIndonesia

#SejarahPerempuanPejuang #PalangMerahIndonesia

#SolidaritasKemanusiaan

JABATAN DAN GELAR KERATON SURAKARTA ================== Keraton Surakarta Hadiningrat dipimpin oleh seorang raja yang bergelar "Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Paku Buwana Senapati Ingalaga Ngabdulrahman Sayidin Panatagama Khalifatullah." GELAR BANGSAWAN KETURUNAN RAJA 1. Putera dan puteri raja bergelar Gusti. 2. Cucu (wayah) raja bergelar Bandara. 3. Cicit (buyut) raja disebut Sentana. 4. Canggah raja disebut Abdi Sentana. 5. Wareng raja disebut Abdi Kulawarga. Di bawah wareng sudah dimasukkan ke dalam kelompok kawula dalem. Di samping itu, gelar kebangsawanan masih ditambah dengan kangjeng, pangeran, harya, dan sebagainya. Misalnya Kangjeng Gusti Pangeran Harya, Bandara Harya, dan sebagainya. GELAR ABDI DALEM KERATON : Kanjeng Adipati : diperuntukkan untuk patih dan bupati mancanegara maupun bupati pesisir. KRT - Kanjeng Raden Tumenggung untuk jabatan bupati Sepuh. RT - Raden Tumenggung untuk jabatan bupati Anom. Mas Ng - Mas Ngabehi untuk penewu nama gelar ditambah Projo. Mas Ng - Mas Ngabehi untuk mantri. Mas Lurah untuk lurah, Rangga untuk pejabat setingkat demang dan mantri. Arya dan Panji untuk abdi dalem prajurit. SUSUNAN BIROKRASI Raja pemegang kekuasaan tertinggi. Putera Mahkota pemegang kekuasan di bawah Raja. Patih, kedudukan, wibawa, dan pangkat Patih sejajar sama dengan putra raja. A. Reh Kepatihan, yaitu Iembaga administrasi pemerintahan di bawah kekuasaan patih: 1. Bupati keparak kiwa berpangkat Tumenggung. Ahli senjata dan strategi perang, sebagai intel, dan kontra spionase. 2. bupati keparak tengen berpangkat Tumenggung, menguasai ilmu kasar dan halus, ahli busana, rumah tangga dan ahli bahasa dan sastra. 3. Bupati gedong kiwa berpangkat Tumenggung, adalah bendaharawan dan 4. bupati gedong tengen berpangkat Tumenggung, adalah kepala urusan keluar istana. Empat bupati njaba, Bupati-bupati ini mengepalai administrasi dari berbagai propinsi kerajaan diluar ibukota. : 1. bupati gede berpangkat Tumenggung 2. bupati sewu sebagai "bupati kanan" berpangkat Tumenggung 3. bupati penumping berpangkat Tumenggung 4. bupati bumi "bupati kiri". berpangkat Tumenggung Lima bupati dari tingkat tiga : 1. bupati pangrembe berpangkat Tumenggung pembesar mahkamah pengadilan. 2. bupati kadipaten anom berpangkat Tumenggung yaitu kepala rumah tangga putera mahkota. 3. bupati kalang berpangkat Tumenggung adalah pengawas tertinggi gedung dan bangunan-bangunan istana. 4. bupati gladag berpangkat Tumenggung adalah pengawas tertinggi alat-alat pengangkutan. 5. bupati jaksa berpangkat Tumenggung pengawas tertinggi pengadilan. Di bawah bupati masih ada lima jabatan birokrasi lainnya : 1. kaliwon, 2. panewu, 3. mantri, 4. lurah, 5. jajar. B. Reh Kadipaten Anom, berkedudukan sebagai kepala administrasi, mengurusi kebutuhan para sentana dalem. Lembaga ini berada di bawah kekuasaan Pangeran Adipati Anom. C. Reh Pangulon, bertugas mengurusi administrasi keagamaan yang secara integratif di bawah pimpinan Pengulu Tafsir Anom. Penghulu kraton berfungsi sebagai penasehat raja. Khususnya ketika raja mengambil keputusan hukuman di pengadilan, dalam kedudukannya sebagai anggota lembaga peradilan Surambi. Pegawai-pegawai yang membantu lembaga Reh Pangulon disebut Abdi Dalem Pametakan. GOLONGAN ABDI DALEM MENURUT TUGAS : Abdi Dalem Panewu, Mantri Keparak Nirbita Nirbaya : Tugasnya menangkap orang yang bersalah. Abdi Dalem Panewu, Mantri Keparak Brajanala : Tugasnya menjaga pintu Brajanala, gerbang utara dan selatan bagian luar. Abdi Dalem Panewu, Mantri Keparak Wisamarta : Tugasnya menjaga pintu Brajanala, gerbang utara dan selatan bagian dalam. Abdi Dalem Panewu, Mantri Keparak Sangkragyana : memimpin penjagaan Kori Srimanganti Kidul. Abdi Dalem Panewu, Mantri Keparak Kanoman : memimpin penjagaan Kori Kamandungan. Abdi Dalem Panewu, Mantri Keparak Singanegara : Algojo tukang pancung kepala. Abdi Dalem Panewu, Mantri Keparak Martalutut : Algojo Abdi Dalem Priyantaka : membawa songsong bawat, payung kebesaran raja. Abdi Dalem Panewu, Mantri Keparak Saraseja : menjaga kori saraseja. Abdi Dalem Suranata : membawa perlengkapan ibadah raja. Abdi Dalem Kliwon Nayaka Jaba Jero – Kliwon Anom-anom Jaba Jero. Bertugas juga seperti polisi dan petugas pajak. Gelarnya berupa Pura, tapi praktiknya ditambah Di menjadi Dipura. Abdi Dalem Kliwon Polisi. Abdi dalem Keraton Solo ini bertugas seperti polisi dengan gelar wadana. Abdi Dalem Panewu Jabo. Abdi dalem ini mendapat gelar di depan nama yakni Praja. Abdi Dalem Mantri Keparak Kiwa. Salah satu abdi dalem Keraton Solo ini berpangkat Mantri yang bertugas di dalam keraton dengan gelar Sura. Abdi Dalem Mantri Keparak Tengen. Abdi dalem ini bergelar Jaya. Abdi Dalem Mantri Gedong Kiwo. Para abdi dalem keraton Solo mendapat gelar Karta, contohnya Mas Ngabehi Kartatembaga. Abdi Dalem Mantri Gedhong Tengen. Para abdi dalem Keraton Solo dengan gelar Wiryo Abdi Dalem Mantri Bumi. Mereka mendapat gelar Reksa Abdi Dalem Mantri Sewu. Para abdi dalem ini mendapat gelar Wangsa Abdi Dalem Mantri Panumping. Mereka mendapat gelar Mangun di nama depannya. Abdi Dalem Mantri Gede. Abdi dalem Keraton Solo ini bergelar Suta. Abdi Dalem Panewu Mantri Jeksa. Abdi dalem Keraton Solo bergelar Pradata atau Rangga. Abdi Dalem Panewu Menteri Polisi Kabupaten. Mereka bergelar Pranata, contoh Mas Ngabei Wiropranata Abdi Dalem Panewu Mantri Hordenas. Para abdi dalem Keraton Solo dengan gelar Atma Abdi Dalem Panewu Mantri Carik. Abdi dalem Bergelar Sastra Abdi Dalem Panewu Mantri Kebayan. Abdi dalem Keraton Solo bergelar Cundhakan Abdi Dalem Panewu Mantri Keraton. Mereka bergelar Hamong Abdi Dalem Panewu Mantri Panegar. Abdi dalem Keraton Solo ini bergelar Tali. Abdi Dalem Panewu Mantri Gamel. Mereka mendapat gelar Kuda Abdi Dalem Panewu Mantri Kalang abdi dalem bergelar Margasa Abdi Dalem Panewu Mantri Narawreksa abdi dalem dengan gelar Wrekso. Abdi Dalem Panewu Mantri Gedong mendapat gelar Karya Abdi Dalem Panewu Mantri Panadhon bergelar Bau Abdi Dalem Panewu Mantri Kemasan bergelar Citra Abdi Dalem Panewu Mantri Bekel Jajar Gendhek Kiwo bergelar Duta di depan nama. Abdi Dalem Panewu Mantri Bekel Jajar Gendhek Tengen mendapat gelar Duta di belakang nama. Abdi Dalem Panewu Mantri Gerji abdi dalem Keraton Solo mendapat gelar Hangga/Driya, sekarang Gerjita/Busana Abdi Dalem Panewu Mantri Gandhing Mataram mendapat gelar Harja Abdi Dalem Panewu Mantri Kebondharat bergelar Puspita/Hudyana Abdi Dalem Panewu Mantri Kepatihan mendapat gelar Wira Abdi Dalem Panewu Mantri Jimat abdi dalem Keraton Solo bergelar Hastana Abdi Dalem Panewu Mantri Juru mendapat gelar Raga Abdi Dalem Panewu Mantri Niyaga Kasepuhan mendapat gelar Pangrawit Abdi Dalem Panewu Mantri Niyaga Kabupaten dan Kepatihan, abdi dalem Keraton Solo mendapat Prandaga. Abdi Dalem Panewu Mantri Ngarep bergelar Braja Abdi Dalem Panewu Mantri Carik Limalasan mendapat gelar Sastra Abdi Dalem Panewu Mantri Jagal Sudagar mendapat gelar Maesa Abdi Dalem Panewu Mantri Tuwaburu. Abdi dalem Keraton Solo ini bergelar Wana Abdi Dalem Panewu Mantri Pandhe Empu mendapat gelar Sukatga/Palu Abdi Dalem Panewu Mantri Srati. Para abdi dalem Keraton Solo mendapat gelar Denta/Dirada Abdi Dalem Demang Kusir, gelar Rata, misal, Mas Ngabei Ratawahana Abdi Dalem Panewu Mantri Pangukir bergelar Gurita/pangreka Abdi Dalem Panewu Mantri Undhagi mendapat gelar Wignya Abdi Dalem Panewu Mantri Mranggi bergelar Galuh/Wirangka Abdi Dalem Panewu Mantri Ukiran mendapat gelar Jara/Salembar Abdi Dalem Panewu Mantri Niti abdi dalem Keraton Solo dengan gelar Niti Abdi Dalem Panewu Mantri Kundhi, gelar Kisma, Misal Mas Ngabei Kismakusuma Abdi Dalem Panewu Mantri Sayang, gelar Drumeksa, misal Mas Ngabei Manodrumekso Abdi Dalem Panewu Mantri Panyungging, gelar Warna, misal Mas Ngabei Hudiwarna Abdi Dalem Panewu Mantri Pambubut, gelar Gapyuk, missal Mas Ngabei Trajugapyuk Abdi Dalem Panewu Mantri Pangrukmi, gelar Kencana, misal Mas Ngabei Galuhkencana Abdi Dalem Panewu Mantri Pangembang, gelar Gebyar, misal Mas Ngabei Kiranggebyar Abdi Dalem Panewu Mantri Ngukirwatu, gelar Jlagra / Sela, misal Mas Ngabei Jlagrasumarna / Mas Ngabei Selosumarjan Abdi Dalem Panewu Mantri Anom, gelar Saksana / Caraka, misal Mas Ngabei Kusnasaksana / Mas Ngabei Mugicaraka Abdi Dalem Panewu Gendhing bergelar Guna Abdi Dalem Panewu Dhalang mendapat gelar Redi Abdi Dalem Panewu Penari Pria Wayang Orang Sriwedari gelar Wibakso Abdi Dalem Panewu Penari Wanita Wayang Orang Sriwedari gelar Rini Abdi Dalem Panewu Niyaga Wayang Orang Sriwedari gelar Rawita Abdi Dalem Panewu Mantri Bong Supit bergelar Panyidang Abdi dalem Keraton Bandhut, Cantang Balung mendapat gelar Lewa. Abdi Dalem Kaliwon Dokter mendapat gelar Pura Abdi Dalem Panewu Mantri Dokter mendapat gelar Husada Abdi Dalem Panewu Mantri Tukang Batu mendapat gelar Buda Abdi Dalem Panewu Mantri Jurukunci mendapat gelar Hastana. Selain itu, ada pula para Bergodo atau prajurit Keraton Kasunanan Surakarta sebagai bagian dari abdi dalem. Prajurit Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat ini memiliki beberapa kesatuan prajurit, yaitu Bregodo Tamtomo, Bregodo Prawiro Anom, Bregodo Jayeng Astro, Bregodo Sorogeni, Bregodo Joyosuro, dan Bregodo Doropati. Ijin menggunakan gambar dan teks @pemilik.. Mohon maaf jika ada kekeliruan dalam penulisan, maupun kesalahan mengenai informasi nya.. Jika bermanfaat silahkan di bagikan,semoga menambah wawasan sejarah, pengetahuan serta literasi kita .. ๐Ÿ™๐Ÿฟ Sumber ⤵️ Sejarah Kerajaan Tradisional Surakarta - Terbitan Dep P&K 1999 #SteveMerbabucom #Jabatan_Gelar #karaton #surakarta #palingujung_ebiiberkah #sorotan

 JABATAN DAN GELAR KERATON SURAKARTA

==================



Keraton Surakarta Hadiningrat dipimpin oleh seorang raja yang bergelar "Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Paku Buwana Senapati Ingalaga Ngabdulrahman Sayidin Panatagama Khalifatullah."


GELAR BANGSAWAN KETURUNAN RAJA

1. Putera dan puteri raja bergelar Gusti. 

2. Cucu (wayah) raja bergelar Bandara. 

3. Cicit (buyut) raja disebut Sentana. 

4. Canggah raja disebut Abdi Sentana. 

5. Wareng raja disebut Abdi Kulawarga. 

Di bawah wareng sudah dimasukkan ke dalam kelompok kawula dalem. 

Di samping itu, gelar kebangsawanan masih ditambah dengan kangjeng, pangeran, harya, dan sebagainya.

 Misalnya Kangjeng Gusti Pangeran Harya, Bandara Harya, dan sebagainya.


GELAR ABDI DALEM KERATON :

Kanjeng Adipati : diperuntukkan untuk patih dan bupati mancanegara maupun bupati pesisir. 

KRT - Kanjeng Raden Tumenggung untuk jabatan bupati Sepuh. 

RT - Raden Tumenggung untuk jabatan bupati Anom.

Mas Ng - Mas Ngabehi untuk penewu nama gelar ditambah Projo. 

Mas Ng - Mas Ngabehi untuk mantri. 

Mas Lurah untuk lurah, 

Rangga untuk  pejabat setingkat demang dan mantri.

Arya dan Panji untuk abdi dalem prajurit.


SUSUNAN BIROKRASI

Raja pemegang kekuasaan tertinggi.

Putera Mahkota pemegang kekuasan di bawah Raja.

Patih, kedudukan, wibawa, dan pangkat Patih sejajar sama dengan putra raja.

A. Reh Kepatihan, yaitu Iembaga administrasi pemerintahan di bawah kekuasaan patih:

1. Bupati keparak kiwa berpangkat Tumenggung. 

Ahli senjata dan strategi perang, sebagai intel, dan kontra spionase.

2. bupati keparak tengen berpangkat Tumenggung, menguasai ilmu kasar dan halus, ahli busana, rumah tangga dan ahli bahasa dan sastra. 

3. Bupati gedong kiwa berpangkat Tumenggung, adalah bendaharawan dan 

4. bupati gedong tengen berpangkat Tumenggung, adalah kepala urusan keluar istana. 

Empat bupati njaba, Bupati-bupati ini mengepalai administrasi dari berbagai propinsi kerajaan diluar ibukota.  :

1. bupati gede berpangkat Tumenggung

2. bupati sewu sebagai "bupati kanan" berpangkat Tumenggung

3. bupati penumping berpangkat Tumenggung

4. bupati bumi  "bupati kiri". berpangkat Tumenggung


Lima bupati dari tingkat tiga : 

1. bupati pangrembe berpangkat Tumenggung pembesar mahkamah pengadilan. 

2. bupati kadipaten anom berpangkat Tumenggung yaitu kepala rumah tangga putera mahkota.

3. bupati kalang berpangkat Tumenggung adalah pengawas tertinggi gedung dan bangunan-bangunan istana.

4. bupati gladag berpangkat Tumenggung adalah pengawas tertinggi alat-alat pengangkutan.

5. bupati jaksa berpangkat Tumenggung pengawas tertinggi pengadilan.


Di bawah bupati masih ada lima jabatan birokrasi lainnya :

1. kaliwon, 

2. panewu, 

3. mantri, 

4. lurah,

5. jajar. 


B. Reh Kadipaten Anom, berkedudukan sebagai kepala administrasi, mengurusi kebutuhan para sentana dalem. 

Lembaga ini berada di bawah kekuasaan Pangeran Adipati Anom.

 

C. Reh Pangulon, bertugas mengurusi administrasi keagamaan yang secara integratif di bawah pimpinan Pengulu Tafsir Anom. Penghulu kraton berfungsi sebagai penasehat raja. 

Khususnya ketika raja mengambil keputusan hukuman di pengadilan, dalam kedudukannya sebagai anggota lembaga peradilan Surambi. 

Pegawai-pegawai yang membantu lembaga Reh Pangulon disebut Abdi Dalem Pametakan. 


GOLONGAN ABDI DALEM MENURUT TUGAS :

Abdi Dalem Panewu, Mantri Keparak Nirbita Nirbaya : Tugasnya menangkap orang yang bersalah.

Abdi Dalem Panewu, Mantri Keparak Brajanala : Tugasnya menjaga pintu Brajanala, gerbang utara dan selatan bagian luar.

Abdi Dalem Panewu, Mantri Keparak Wisamarta : Tugasnya menjaga pintu Brajanala, gerbang utara dan selatan bagian dalam.

Abdi Dalem Panewu, Mantri Keparak Sangkragyana : memimpin penjagaan Kori Srimanganti Kidul.

Abdi Dalem Panewu, Mantri Keparak Kanoman : memimpin penjagaan Kori Kamandungan.

Abdi Dalem Panewu, Mantri Keparak Singanegara : Algojo tukang pancung kepala.

Abdi Dalem Panewu, Mantri Keparak Martalutut : Algojo

Abdi Dalem Priyantaka : membawa songsong bawat, payung kebesaran raja.

Abdi Dalem Panewu, Mantri Keparak Saraseja : menjaga kori saraseja.

Abdi Dalem Suranata : membawa perlengkapan ibadah raja. 

Abdi Dalem Kliwon Nayaka Jaba Jero – Kliwon Anom-anom Jaba Jero. 

Bertugas juga seperti polisi dan petugas pajak. Gelarnya berupa Pura, tapi praktiknya ditambah Di menjadi Dipura. 

Abdi Dalem Kliwon Polisi.

 Abdi dalem Keraton Solo ini bertugas seperti polisi dengan gelar wadana. 

Abdi Dalem Panewu Jabo. 

Abdi dalem ini mendapat gelar di depan nama yakni Praja. 

Abdi Dalem Mantri Keparak Kiwa. 

Salah satu abdi dalem Keraton Solo ini berpangkat Mantri yang bertugas di dalam keraton dengan gelar Sura. 

Abdi Dalem Mantri Keparak Tengen. Abdi dalem ini bergelar Jaya. 

Abdi Dalem Mantri Gedong Kiwo. 

Para abdi dalem keraton Solo mendapat gelar Karta, contohnya Mas Ngabehi Kartatembaga. 

Abdi Dalem Mantri Gedhong Tengen.

 Para abdi dalem Keraton Solo dengan gelar Wiryo 

Abdi Dalem Mantri Bumi. 

Mereka mendapat gelar Reksa 

Abdi Dalem Mantri Sewu. 

Para abdi dalem ini mendapat gelar Wangsa 

Abdi Dalem Mantri Panumping. 

Mereka mendapat gelar Mangun di nama depannya. 

Abdi Dalem Mantri Gede.

 Abdi dalem Keraton Solo ini bergelar Suta. 

Abdi Dalem Panewu Mantri Jeksa. 

Abdi dalem Keraton Solo bergelar Pradata atau Rangga. 

Abdi Dalem Panewu Menteri Polisi Kabupaten. Mereka bergelar Pranata, contoh Mas Ngabei Wiropranata 

Abdi Dalem Panewu Mantri Hordenas. 

Para abdi dalem Keraton Solo dengan gelar Atma 

Abdi Dalem Panewu Mantri Carik. 

Abdi dalem Bergelar Sastra 

Abdi Dalem Panewu Mantri Kebayan.

 Abdi dalem Keraton Solo bergelar Cundhakan 

Abdi Dalem Panewu Mantri Keraton.

 Mereka bergelar Hamong 

Abdi Dalem Panewu Mantri Panegar. Abdi dalem Keraton Solo ini bergelar Tali. 

Abdi Dalem Panewu Mantri Gamel. 

Mereka mendapat gelar Kuda

Abdi Dalem Panewu Mantri Kalang abdi dalem bergelar Margasa 

Abdi Dalem Panewu Mantri Narawreksa abdi dalem dengan gelar Wrekso. 

Abdi Dalem Panewu Mantri Gedong mendapat gelar Karya 

Abdi Dalem Panewu Mantri Panadhon bergelar Bau 

Abdi Dalem Panewu Mantri Kemasan bergelar Citra 

Abdi Dalem Panewu Mantri Bekel Jajar Gendhek Kiwo bergelar Duta di depan nama. 

Abdi Dalem Panewu Mantri Bekel Jajar Gendhek Tengen mendapat gelar Duta di belakang nama. 

Abdi Dalem Panewu Mantri Gerji abdi dalem Keraton Solo mendapat gelar Hangga/Driya, sekarang Gerjita/Busana 

Abdi Dalem Panewu Mantri Gandhing Mataram mendapat gelar Harja 

Abdi Dalem Panewu Mantri Kebondharat bergelar Puspita/Hudyana 

Abdi Dalem Panewu Mantri Kepatihan mendapat gelar Wira 

Abdi Dalem Panewu Mantri Jimat abdi dalem Keraton Solo bergelar Hastana 

Abdi Dalem Panewu Mantri Juru mendapat gelar Raga 

Abdi Dalem Panewu Mantri Niyaga Kasepuhan mendapat gelar Pangrawit 

Abdi Dalem Panewu Mantri Niyaga Kabupaten dan Kepatihan, abdi dalem Keraton Solo mendapat Prandaga. 

Abdi Dalem Panewu Mantri Ngarep bergelar Braja 

Abdi Dalem Panewu Mantri Carik Limalasan mendapat gelar Sastra 

Abdi Dalem Panewu Mantri Jagal Sudagar mendapat gelar Maesa 

Abdi Dalem Panewu Mantri Tuwaburu. 

Abdi dalem Keraton Solo ini bergelar Wana 

Abdi Dalem Panewu Mantri Pandhe Empu mendapat gelar Sukatga/Palu 

Abdi Dalem Panewu Mantri Srati.

 Para abdi dalem Keraton Solo mendapat gelar Denta/Dirada 

Abdi Dalem Demang Kusir, gelar Rata, misal, Mas Ngabei Ratawahana

Abdi Dalem Panewu Mantri Pangukir bergelar Gurita/pangreka 

Abdi Dalem Panewu Mantri Undhagi mendapat gelar Wignya 

Abdi Dalem Panewu Mantri Mranggi bergelar Galuh/Wirangka 

Abdi Dalem Panewu Mantri Ukiran mendapat gelar Jara/Salembar 

Abdi Dalem Panewu Mantri Niti abdi dalem Keraton Solo dengan gelar Niti 

Abdi Dalem Panewu Mantri Kundhi, gelar Kisma, Misal Mas Ngabei Kismakusuma 

Abdi Dalem Panewu Mantri Sayang, gelar Drumeksa, misal Mas Ngabei Manodrumekso 

Abdi Dalem Panewu Mantri Panyungging, gelar Warna, misal Mas Ngabei Hudiwarna 

Abdi Dalem Panewu Mantri Pambubut, gelar Gapyuk, missal Mas Ngabei Trajugapyuk

Abdi Dalem Panewu Mantri Pangrukmi, gelar Kencana, misal Mas Ngabei Galuhkencana 

Abdi Dalem Panewu Mantri Pangembang, gelar Gebyar, misal Mas Ngabei Kiranggebyar 

Abdi Dalem Panewu Mantri Ngukirwatu, gelar Jlagra / Sela, misal Mas Ngabei Jlagrasumarna / Mas Ngabei Selosumarjan 

Abdi Dalem Panewu Mantri Anom, gelar Saksana / Caraka, misal Mas Ngabei Kusnasaksana / Mas Ngabei Mugicaraka 

Abdi Dalem Panewu Gendhing bergelar Guna 

Abdi Dalem Panewu Dhalang mendapat gelar Redi 

Abdi Dalem Panewu Penari Pria Wayang Orang Sriwedari gelar Wibakso

Abdi Dalem  Panewu Penari Wanita Wayang Orang Sriwedari gelar Rini

Abdi Dalem Panewu Niyaga Wayang Orang Sriwedari gelar Rawita

Abdi Dalem Panewu Mantri Bong Supit bergelar Panyidang

Abdi dalem Keraton Bandhut, Cantang Balung mendapat gelar Lewa. 

Abdi Dalem Kaliwon Dokter mendapat gelar Pura 

Abdi Dalem  Panewu Mantri Dokter mendapat gelar Husada 

Abdi Dalem  Panewu Mantri Tukang Batu mendapat gelar Buda 

Abdi Dalem Panewu Mantri Jurukunci mendapat gelar Hastana.


Selain itu, ada pula para Bergodo atau prajurit Keraton Kasunanan Surakarta sebagai bagian dari abdi dalem. 

Prajurit Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat ini memiliki beberapa kesatuan prajurit, yaitu Bregodo Tamtomo, Bregodo Prawiro Anom, Bregodo Jayeng Astro, Bregodo Sorogeni, Bregodo Joyosuro, dan Bregodo Doropati.


Ijin menggunakan gambar dan teks @pemilik..


Mohon maaf jika ada kekeliruan dalam penulisan, maupun kesalahan mengenai informasi nya..


Jika bermanfaat silahkan di bagikan,semoga menambah wawasan sejarah, pengetahuan serta literasi kita ..

๐Ÿ™๐Ÿฟ


Sumber ⤵️


Sejarah Kerajaan Tradisional Surakarta - Terbitan Dep P&K 1999

#SteveMerbabucom  #Jabatan_Gelar #karaton #surakarta #palingujung_ebiiberkah #sorotan

Jejak Air Mata di Dermaga Tanjung Priok : Kisah Pemulangan Massal Orang Belanda dari Indonesia --------------- * Indonesia, 1945. Kembang api kemenangan mewarnai langit Jakarta saat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dikumandangkan oleh Soekarno dan Hatta. Euforia menyelimuti rakyat pribumi yang selama berabad-abad hidup di bawah bayang kolonialisme. Namun, di balik gegap gempita kemerdekaan itu, sekelompok orang Belanda yang selama ini hidup di Hindia Belanda justru menghadapi babak baru yang penuh ketidakpastian. Mereka adalah orang-orang Belanda dan keturunan Indo-Eropa lahir, tumbuh, dan membangun hidup di Hindia Belanda, tanah yang mereka anggap rumah. Namun, dengan berubahnya peta politik dan meningkatnya nasionalisme Indonesia, posisi mereka menjadi kian terjepit. * Gelombang Kepulangan yang Terpaksa Setelah kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II, situasi di Indonesia berubah drastis. Di tengah perjuangan mempertahankan kemerdekaan, berbagai ketegangan politik dan sosial mulai mengarah pada sentimen anti-Belanda. Orang-orang Belanda yang sebelumnya menduduki posisi elite sosial kini menjadi warga asing di tanah yang dulu mereka kuasai. Periode 1946 hingga 1958 menjadi saksi atas repatriasi massal orang Belanda dari Indonesia ke negeri Belanda. Ironisnya, banyak di antara mereka yang bahkan belum pernah menginjakkan kaki di negeri leluhur tersebut. Bagi mereka, Belanda adalah negeri jauh yang asing dingin, berbeda, dan penuh ketidakpastian. Pemerintah Indonesia saat itu mengeluarkan kebijakan yang mempercepat proses pemulangan ini. Salah satunya dengan menghapus berbagai simbol kebudayaan Belanda di ruang publik. Pada Desember 1957, bertepatan dengan perayaan Sinterklas, hari raya tradisional Belanda, Presiden Soekarno mengumumkan larangan merayakan Sinterklas karena dianggap simbol budaya penjajah. Peristiwa ini dikenal dengan sebutan "SINTERKLAS HITAM". Di mata orang Belanda saat itu, larangan ini bukan sekadar pembatasan budaya, tapi sinyal bahwa keberadaan mereka tak lagi diinginkan. * Tangisan di Dermaga Tanjung Priok Satu per satu kapal-kapal besar berlayar dari pelabuhan Tanjung Priok, membawa ribuan orang Belanda meninggalkan rumah-rumah yang mereka bangun, makam-makam keluarga, dan ingatan masa kecil mereka. Setiap perpisahan di dermaga dipenuhi isak tangis, pelukan erat, dan ketakutan akan hari esok di negeri asing. Banyak kisah menyayat hati muncul dari peristiwa itu. Seorang perempuan Indo bernama Maria Van Der Veen, dalam catatan pribadinya, menceritakan betapa beratnya meninggalkan Indonesia. "Aku lahir di Batavia, menikah di Surabaya, dan anak-anakku dimakamkan di Semarang. Bagaimana mungkin aku harus meninggalkan semua itu untuk negeri yang bahkan tak kutahu bentuknya?" * Perjalanan Kapal Waterman Puncak dari proses repatriasi terjadi pada 6 September 1958. Hari itu, kapal Waterman berangkat membawa rombongan terakhir orang Belanda dari Indonesia menuju Belanda. Kapal itu seakan menjadi simbol penutup dari babak panjang kolonialisme di Hindia Belanda. Di atas kapal, suasana campur aduk. Sebagian menangis, sebagian diam menatap laut lepas, sebagian lagi mencoba menguatkan diri menyambut masa depan yang tak menentu. Kapal Waterman bukan sekadar alat transportasi, tapi perahu penyeberangan nasib, dari tanah air yang dulu mereka miliki menuju tanah asing yang harus mereka panggil rumah. * Kehidupan di Negeri Baru Sesampainya di Belanda, para repatrian ini menghadapi kenyataan pahit. Mereka dipandang sebagai orang asing oleh masyarakat Belanda. Iklim yang dingin, budaya yang berbeda, dan minimnya kesempatan kerja membuat banyak dari mereka terjebak dalam kemiskinan dan keterasingan. Dari sinilah lahir komunitas Indo atau Indisch, kelompok diaspora yang hingga kini menjadi salah satu minoritas terbesar di Belanda. Mereka tetap mempertahankan warisan budaya Indonesia lewat musik keroncong, sajian nasi goreng, hingga cerita-cerita tentang malam tropis di Hindia Belanda. * Akhir Sebuah Era Repatriasi massal ini menandai berakhirnya lebih dari tiga abad kekuasaan kolonial Belanda di Indonesia. Meski negeri ini merdeka, jejak peristiwa itu tetap membekas di kedua bangsa. Di Indonesia, trauma kolonialisme diwariskan lewat cerita para orang tua, sementara di Belanda, luka perpisahan dipahat dalam ingatan keturunan Indo yang masih merindukan tanah tropis di seberang lautan. Hingga kini, tiap tahun sejumlah komunitas Indo-Belanda di Den Haag dan Amsterdam masih memperingati hari kepulangan mereka, mengenang masa lalu yang tak pernah benar-benar bisa mereka lepaskan. Foto Hasil Restorasi Berwarna : Potret Lawas Orang Belanda Diusir dari Indonesia Tahun 1957, Berbondong-bondong Naik Kapal Laut ditulis oleh : @dunia.sjr Sumber Referensi : - Jean Gelman Taylor, Indonesia: Peoples and Histories, Yale University Press, 2003. - Rudolf Mrรกzek, Engineers of Happy Land: Technology and Nationalism in a Colony, Princeton University Press, 2002. - Liputan Tempo, Repatriasi Belanda Pasca-Kemerdekaan, 2017. - Arsip Nasional Belanda, Indische Kwestie. #SejarahIndonesia #PemulanganBelanda1958 #RepatriasiBelanda #IndonesiaBelanda #Waterman1958 #JejakKolonialisme #DuniaSejarah #menyapaindonesia #UjungRuangDigital #palingujung_ebiiberkah #sorotan

 Jejak Air Mata di Dermaga Tanjung Priok : Kisah Pemulangan Massal Orang Belanda dari Indonesia

---------------



* Indonesia, 1945.


Kembang api kemenangan mewarnai langit Jakarta saat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dikumandangkan oleh Soekarno dan Hatta. 

Euforia menyelimuti rakyat pribumi yang selama berabad-abad hidup di bawah bayang kolonialisme. 

Namun, di balik gegap gempita kemerdekaan itu, sekelompok orang Belanda yang selama ini hidup di Hindia Belanda justru menghadapi babak baru yang penuh ketidakpastian.


Mereka adalah orang-orang Belanda dan keturunan Indo-Eropa  lahir, tumbuh, dan membangun hidup di Hindia Belanda, tanah yang mereka anggap rumah. 

Namun, dengan berubahnya peta politik dan meningkatnya nasionalisme Indonesia, posisi mereka menjadi kian terjepit.


* Gelombang Kepulangan yang Terpaksa


Setelah kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II, situasi di Indonesia berubah drastis. Di tengah perjuangan mempertahankan kemerdekaan, berbagai ketegangan politik dan sosial mulai mengarah pada sentimen anti-Belanda. 

Orang-orang Belanda yang sebelumnya menduduki posisi elite sosial kini menjadi warga asing di tanah yang dulu mereka kuasai.


Periode 1946 hingga 1958 menjadi saksi atas repatriasi massal orang Belanda dari Indonesia ke negeri Belanda.

 Ironisnya, banyak di antara mereka yang bahkan belum pernah menginjakkan kaki di negeri leluhur tersebut.

 Bagi mereka, Belanda adalah negeri jauh yang asing dingin, berbeda, dan penuh ketidakpastian.


Pemerintah Indonesia saat itu mengeluarkan kebijakan yang mempercepat proses pemulangan ini.

 Salah satunya dengan menghapus berbagai simbol kebudayaan Belanda di ruang publik. Pada Desember 1957, bertepatan dengan perayaan Sinterklas, hari raya tradisional Belanda, Presiden Soekarno mengumumkan larangan merayakan Sinterklas karena dianggap simbol budaya penjajah.


Peristiwa ini dikenal dengan sebutan "SINTERKLAS HITAM".

Di mata orang Belanda saat itu, larangan ini bukan sekadar pembatasan budaya, tapi sinyal bahwa keberadaan mereka tak lagi diinginkan.


* Tangisan di Dermaga Tanjung Priok


Satu per satu kapal-kapal besar berlayar dari pelabuhan Tanjung Priok, membawa ribuan orang Belanda meninggalkan rumah-rumah yang mereka bangun, makam-makam keluarga, dan ingatan masa kecil mereka.

 Setiap perpisahan di dermaga dipenuhi isak tangis, pelukan erat, dan ketakutan akan hari esok di negeri asing.


Banyak kisah menyayat hati muncul dari peristiwa itu. 

Seorang perempuan Indo bernama Maria Van Der Veen, dalam catatan pribadinya, menceritakan betapa beratnya meninggalkan Indonesia.

"Aku lahir di Batavia, menikah di Surabaya, dan anak-anakku dimakamkan di Semarang. Bagaimana mungkin aku harus meninggalkan semua itu untuk negeri yang bahkan tak kutahu bentuknya?"


* Perjalanan Kapal Waterman


Puncak dari proses repatriasi terjadi pada 6 September 1958.

 Hari itu, kapal Waterman berangkat membawa rombongan terakhir orang Belanda dari Indonesia menuju Belanda.

 Kapal itu seakan menjadi simbol penutup dari babak panjang kolonialisme di Hindia Belanda.


Di atas kapal, suasana campur aduk. 

Sebagian menangis, sebagian diam menatap laut lepas, sebagian lagi mencoba menguatkan diri menyambut masa depan yang tak menentu.

 Kapal Waterman bukan sekadar alat transportasi, tapi perahu penyeberangan nasib, dari tanah air yang dulu mereka miliki menuju tanah asing yang harus mereka panggil rumah.


* Kehidupan di Negeri Baru


Sesampainya di Belanda, para repatrian ini menghadapi kenyataan pahit. 

Mereka dipandang sebagai orang asing oleh masyarakat Belanda.

 Iklim yang dingin, budaya yang berbeda, dan minimnya kesempatan kerja membuat banyak dari mereka terjebak dalam kemiskinan dan keterasingan.


Dari sinilah lahir komunitas Indo atau Indisch, kelompok diaspora yang hingga kini menjadi salah satu minoritas terbesar di Belanda. Mereka tetap mempertahankan warisan budaya Indonesia lewat musik keroncong, sajian nasi goreng, hingga cerita-cerita tentang malam tropis di Hindia Belanda.


* Akhir Sebuah Era


Repatriasi massal ini menandai berakhirnya lebih dari tiga abad kekuasaan kolonial Belanda di Indonesia. 

Meski negeri ini merdeka, jejak peristiwa itu tetap membekas di kedua bangsa.

 Di Indonesia, trauma kolonialisme diwariskan lewat cerita para orang tua, sementara di Belanda, luka perpisahan dipahat dalam ingatan keturunan Indo yang masih merindukan tanah tropis di seberang lautan.


Hingga kini, tiap tahun sejumlah komunitas Indo-Belanda di Den Haag dan Amsterdam masih memperingati hari kepulangan mereka, mengenang masa lalu yang tak pernah benar-benar bisa mereka lepaskan.


  Foto Hasil Restorasi Berwarna : Potret Lawas Orang Belanda Diusir dari Indonesia Tahun 1957, Berbondong-bondong Naik Kapal Laut


ditulis oleh : @dunia.sjr


Sumber Referensi :

- Jean Gelman Taylor, Indonesia: Peoples and Histories, Yale University Press, 2003.

- Rudolf Mrรกzek, Engineers of Happy Land: Technology and Nationalism in a Colony, Princeton University Press, 2002.

- Liputan Tempo, Repatriasi Belanda Pasca-Kemerdekaan, 2017.

- Arsip Nasional Belanda, Indische Kwestie.


#SejarahIndonesia #PemulanganBelanda1958 #RepatriasiBelanda #IndonesiaBelanda #Waterman1958  #JejakKolonialisme #DuniaSejarah #menyapaindonesia #UjungRuangDigital #palingujung_ebiiberkah #sorotan

SILSILAH LELUHUR SUNAN PAKUBUWANA X ••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••• A.Silsilah Panengen : Panembahan Senopati menikah dengan GKR Waskita Jawi ( Putri Ki Panjawi ) menurunkan: Panembahan Hadi Hanyakrawati. Panembahan Hadi Hanyakrawati menikah dengan Ratu Mas Hadi ( putri Pangeran Benowo, putra Sultan Hadiwijaya Pajang ) menurunkan : Sultan Agung Hanyakrakusumo Sultan Agung Hanyakrakusumo menikah dengan Ratu Mas Batang ( Cucu Buyut Ki Ageng Juru Mertani ) menurunkan : Prabhu Amangkurat I ( seda Tegalarum ) Prabhu Amangkurat I menikah dengan RAy menurunkan : Sunan Pakubuwana I Sunan Pakubuwana I menikah dengan GKR Puger ( trah keturunan Panembahan Madiun dan Panembahan Juminah ) menurunkan Sunan Amangkurat IV Sunan Amangkurat IV menikah dengan Kandjeng Ratu Kencana ( Trah Sunan Kudus ) menurunkan Sunan Pakubuwana II Sunan Pakubuwana II menikah dengan GKR Mas menurunkan : Sunan Pakubuwana III Sunan Pakubuwana III menikah dengan GKR Kencana / Kandjeng Ratu Beruk ( putra R.T Wiraredja , cucu Ki Ageng Karanglo keturunan Pangeran Alit , putra Sultan Trenggana Demak Bintoro )menurunkan Sunan Pakubuwana IV Sunan Pakubuwana IV menikah dengan RAy Handoyo ( putri Adipati Cakraningrat Madura ) menurunkan Sunan Pakubuwana V Sunan Pakubuwana V menikah dengan RAy Sosrokusumo ( putri Patih Sosrodiningrat ,Trah Mungup / Trah Ki Juru Ki Juru Mertani ) menurunkan : Sunan Pakubuwana VI Sunan Pakubuwana VI menikah dengan Kandjeng Ratu Mas ( putri KGPH Mangkubumi dan RAy Tasikwulan trah Siwalen ) menurunkan Sunan Pakubuwana IX Sunan Pakubuwana IX menikah dengan RAy Koestiyah menurunkan Sunan Pakubuwana X Silsilah Pangiwa : B.Silsilah RAy Koestiyah, Ibunda Sunan Pakubuwana X : Sunan Amangkurat IV menikah dengan Mas Ayu Sumonarso ( trah Pangeran Demang Tanpo Nangkil , putra Sultan Agung ) menurunkan : KPH Mangkunagara ing Kartasura. KPH Mangkunagara Kartasura menikah dengan RAy Wulan menurunkan RM Said / KGPAA Mangkunagara I ( Pendiri Puro Mangkunegaran ) KGPAA Mangkunagara I menikah dengan Mas Ayu Kertasari putri Bupati Ponorogo menurunkan : KPH Purbonegara KPH Purbonegara menikah dengan GRAy Supiyah ( putri Sunan PB III ) menurunkan : BRAy Ngaisah BRAy Ngaisah menjadi Garwa Permaisuri VIII menurunkan GKR Bandara GKR Bandara menikah dengan KPH Hadiwijaya II menurunkan RAy Koestiyah RAy Koestiyah menjadi Garwa Permaisuri Sunan Pakubuwana IX menurunkan : Sunan Pakubuwana X KGPAA Mangkunagara I menikah dengan BRAy Kusumo Patahati menurunkan : KPH Prabu Mijaya KPH Prabu Mijaya menikah dengan GKR Alit ( putri Sunan Pakubuwana III ) menurunkan KGPAA Mangkunagara II KGPAA Mangkunagara II menikah dengan putri Patih Sindureja dari istrinya putri Pangeran Tirtakusumo ing Pancuran / kakak KGPAA MN I menurunkan GRAy Sakeli GRAy Sakeli menikah dengan KPH Hadiwijaya II ( putra dari putri Sunan PB III dengan KPH Kusumodiningrat , putra KPH Hadiwijaya Kali Abu ) menurunkan KPH Hadiwijaya III KPH Hadiwijaya III menikah dengan GRAy Bandara ( putri Sunan PB VIII ) menurunkan : RAy Koestiyah RAy Koestiyah menjadi Permaisuri Sunan Pakubuwana IX menurunkan Sunan Pakubuwana X Ditulis oleh KRT Koesrahadi Sajid Jayaningrat #JejakSejarahMataram #SilsilahLeluhurSunanPakubuwanaX #sejarah #palingujung_ebiiberkah #sorotan

 SILSILAH LELUHUR SUNAN PAKUBUWANA X

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••



A.Silsilah Panengen :

Panembahan Senopati menikah dengan GKR Waskita Jawi ( Putri Ki Panjawi ) menurunkan:

Panembahan Hadi Hanyakrawati.


Panembahan Hadi Hanyakrawati menikah dengan Ratu Mas Hadi ( putri Pangeran Benowo, putra Sultan Hadiwijaya Pajang ) menurunkan : Sultan Agung Hanyakrakusumo


Sultan Agung Hanyakrakusumo menikah dengan Ratu Mas Batang ( Cucu Buyut Ki Ageng Juru Mertani ) menurunkan : Prabhu Amangkurat I ( seda Tegalarum )


Prabhu Amangkurat I menikah dengan RAy menurunkan : Sunan Pakubuwana I 


Sunan Pakubuwana I menikah dengan GKR Puger ( trah keturunan Panembahan Madiun dan Panembahan Juminah ) menurunkan Sunan Amangkurat IV


Sunan Amangkurat IV menikah dengan Kandjeng Ratu Kencana ( Trah Sunan Kudus ) menurunkan Sunan Pakubuwana II


Sunan Pakubuwana II menikah dengan GKR Mas menurunkan :  Sunan Pakubuwana III


Sunan Pakubuwana III menikah dengan GKR Kencana / Kandjeng Ratu Beruk ( putra R.T Wiraredja , cucu Ki Ageng Karanglo keturunan Pangeran Alit , putra Sultan Trenggana Demak Bintoro )menurunkan Sunan Pakubuwana IV


Sunan Pakubuwana IV menikah dengan RAy Handoyo ( putri Adipati Cakraningrat Madura ) menurunkan Sunan Pakubuwana V


Sunan Pakubuwana V menikah dengan RAy Sosrokusumo ( putri Patih Sosrodiningrat ,Trah Mungup / Trah Ki Juru Ki Juru Mertani ) menurunkan : Sunan Pakubuwana VI


Sunan Pakubuwana VI menikah dengan Kandjeng Ratu Mas ( putri KGPH Mangkubumi dan RAy Tasikwulan trah Siwalen ) menurunkan Sunan Pakubuwana IX


Sunan Pakubuwana IX menikah dengan RAy Koestiyah menurunkan Sunan Pakubuwana X


Silsilah Pangiwa :

B.Silsilah RAy Koestiyah, Ibunda Sunan Pakubuwana X :


Sunan Amangkurat IV menikah dengan Mas Ayu Sumonarso ( trah Pangeran Demang Tanpo Nangkil , putra Sultan Agung ) menurunkan : KPH Mangkunagara ing Kartasura.


KPH Mangkunagara Kartasura menikah dengan RAy Wulan menurunkan RM Said / KGPAA Mangkunagara I ( Pendiri Puro Mangkunegaran ) 


KGPAA Mangkunagara I menikah dengan Mas Ayu Kertasari putri Bupati Ponorogo menurunkan : KPH Purbonegara


KPH Purbonegara menikah dengan GRAy Supiyah ( putri Sunan PB III ) menurunkan : BRAy Ngaisah


BRAy Ngaisah menjadi Garwa Permaisuri VIII menurunkan GKR Bandara


GKR Bandara menikah dengan KPH Hadiwijaya II menurunkan RAy Koestiyah


RAy Koestiyah menjadi Garwa Permaisuri Sunan Pakubuwana IX menurunkan : Sunan Pakubuwana X


KGPAA Mangkunagara I menikah dengan BRAy Kusumo Patahati menurunkan : KPH Prabu Mijaya 


KPH Prabu Mijaya menikah dengan GKR Alit ( putri Sunan Pakubuwana III ) menurunkan KGPAA Mangkunagara II


KGPAA Mangkunagara II menikah dengan putri Patih Sindureja dari istrinya putri Pangeran Tirtakusumo ing Pancuran / kakak KGPAA MN I  menurunkan GRAy Sakeli


GRAy Sakeli menikah dengan KPH Hadiwijaya II ( putra dari putri Sunan PB III dengan KPH  Kusumodiningrat , putra KPH Hadiwijaya Kali Abu ) menurunkan KPH Hadiwijaya III


KPH Hadiwijaya III menikah dengan GRAy Bandara ( putri Sunan PB VIII ) menurunkan : RAy Koestiyah


RAy Koestiyah menjadi Permaisuri Sunan Pakubuwana IX menurunkan Sunan Pakubuwana X


Ditulis oleh KRT Koesrahadi Sajid Jayaningrat


#JejakSejarahMataram 

#SilsilahLeluhurSunanPakubuwanaX #sejarah

#palingujung_ebiiberkah #sorotan


25 June 2025

SEPAK TERJANG Vladimir Putin Pegawai Rendahan KGB jadi Presiden Rusia Bisa Berkuasa hingga 2036 . . . . . Presiden Rusia Vladimir Putin yang sudah menjabat empat periode dan bakal bisa menjabat hingga 2036 ternyata berasal dari pegawai rendahan KGB (Komite Keamanan Negara/ BIN Uni Soviet ). Vladimir Putin menjadi Pelaksana Presiden Rusia sejak 1999 setelah Boris Yeltsin mundur karena alasan kesehatan. ⚫ Vladimir Putin menjadi Presiden Rusia dua periode 2000 - 2008. Sesuai konstitusi Rusia tidak boleh menjabat tiga periode, pada 2008-2012, Vladimir Putin mengakali konstitusi dengan menjadi Perdana Menteri, jabatan Presiden dipegang Dmitry Medvedev. Dalam praktiknya Dmitry Medvedev hanya boneka, tetap yang berkuasa adalah Vladimir Putin. Vladimir Putin kembali menjadi Presiden dua periode sejak 2012 hingga sekarang. Masa jabatan keempat Vladimir Putin diperpanjang dua tahun jadi enam tahun dan berakhir 2024 karena masa legislatur diperpanjang menjadi enam tahun. Terbaru masa jabatan Vladimir Putin sebagai Presiden Rusia bisa berlanjut hingga 2036, setelah referendum yang berakhir 1 Juni 2020 menyetujui penghapusan pembatasan masa jabatan presiden. Jika Putin terpilih kembali dan menjabat hingga akhir masa jabatan kedua hingga 2036, maka Vladimir Putin akan mengalahkan Josef Stalin yang menjadi pemimpin Rusia selama 26 tahun, setelah Tsar Peter Agung, yang berkuasa selama 42 tahun. Maka tidak heran, Vladimir Putin, menjadi tokoh paling berpengaruh dalam sejarah modern Rusia, kariernya melejit dari pegawai rendahan KGB menjadi presiden Rusia. "Tanpa Putin, tidak ada Rusia," ujar Ideputi kepala staf Kremlin yang juga disuarakan jutaan warga Rusia yang selama dua dekade terakhir menempatkan Vladimir Putin pada tampuk kekuasaan, apakah itu dalam wujud perdana menteri atau presiden. ⚫ Vladimir Putin lahir di Leningrad (sekarang Saint Petersburg) pada 1952. Ayahnya Vladimir Spiridonovich Putin, prajurit Marinir Soviet (1911–1999) dan Maria Ivanovna Putina seorang buruh. Putin belajar hukum di Universitas Negeri Saint Petersburg pada 1970, dan lulus pada 1975. Setelah lulus kuliah, Putin gabung KGB pada 1975, dan dilatih di Leningrad sebagai agen kontraintelijen. Julukan Putin di sekolah mata-mata adalah “Platov”. Mulai 1985, ia bekerja di Dresden, Jerman Timur, sebagai pegawai rendahan KGB sebagai agen biasa. Ia pun menjadi saksi saat runtuhnya Tembok Berlin pada 1989. Saat itu dia tak berdaya menentang perubahan, tapi ada dua kesan kuat yang timbul dalam benaknya. Pertama, ketakutan pada pemberontakan massal—setelah menyaksikan protes besar-besaran yang berujung pada runtuhnya Tembok Berlin dan Tirai Besi. Kedua, kemuakan pada kekosongan kekuasaan di Moskow setelah Uni Soviet ambruk. Putin menjelaskan sendiri bagaimana dirinya meminta bantuan ketika markas KGB di Dresden diamuk massa pada Desember 1989, namun Moskow, di bawah Mikhail Gorbachev, "terdiam". Dia mengambil inisiatif untuk menghancurkan dokumen-dokumen yang bakal memojokkan Rusia di kemudian hari. "Kami membakar sedemikian banyaknya sampai tungku meledak," sebut Putin dalam buku berisi kumpulan wawancara berjudul First Person. Menurut Boris Reitschuster, penulis biografi Putin yang berasal dari Jerman, "Kita akan menghadapi sosok Putin yang berbeda dan Rusia yang berbeda jika dia tidak ditempatkan di Jerman Timur." Setelah Jerman Timur runtuh, Putin pulang kampung ke Saint Petersburg) pada 1990. Saat itu, Putin masih aktif di KGB, sebelumnya akhirnya Wali Kota Saint Petersburg, Anatoly Sobchak, mengangkat Putin sebagai penasehat urusan internasional. Anatoly Sobchak yang pernah menjadi dosen Putin saat kuliah hukum di Universitas Negeri Saint Petersburg. Pada 1991 Putin pensiun dari KGB dengan pangkat terakhir Letnan Kolonel. Namun 1996, Anatoly Sobchak kalah dalam pemilihan wali kota Saint Petersburg, sehingga Putin ditarik pemerintahan Presiden Boris Yeltsin ke Moskow. Setelah bertugas di beberapa pos, akhirnya Presiden Boris Yeltsin menunjuk Putin menjadi Direktur Dinas Keamanan Federal (FSB) Rusia, penerus KGB Rusia, 25 Juli 1998. ⚫ Kenapa Boris Yeltsin Memilih Putin? Valentin Yumashev berperan penting dalam membuat Vladimir Putin menjadi presiden Rusia. Mantan wartawan yang menjadi pejabat Kremlin itu jarang diwawancara, tetapi dia sepakat menemui saya dan menyampaikan ceritanya. Yumashev adalah salah satu pembantu yang paling dipercaya Boris Yeltsin - dia kemudian menikahi anak perempuan Yeltsin, Tatyana. Sebagai kepala staf Yeltsin, di tahun 1997, dialah yang memberikan Putin pekerjaan pertamanya di Kremlin. "Pimpinan administrasi Yeltsin yang akan berhenti, Anatoly Chubais mengatakan kepada saya bahwa dirinya mengenal seorang manajer kuat yang dapat menjadi wakil yang baik untuk saya," kata Yumashev. "Dia memperkenalkan saya kepada Vladimir Yeltsin dan kami mulai bekerja sama. Saya segera melihat kerja menakjubkan Putin. Dia cerdas dalam memformulasikan ide, menganalisa dan mempertahankan pandangannya." "Yeltsin memiliki beberapa calon, seperti Boris Nemtsov, Sergei Stepashin dan Nikolai Aksenenko. Yeltsin dan saya banyak membicarakan kemungkinan pengganti. Suatu saat kami membicarakan Putin. "Yeltsin bertanya: "Bagaimana pandangan Anda tentang Putin?" Saya pikir dia calon yang baik, saya jawab. Saya pikir Anda harus mempertimbangkannya. Jelas dari cara dirinya bekerja bahwa dia siap melakukan tugas yang lebih sulit." ⚫ Apakah masa lalunya di KGB berpengaruh negatif? "Banyak agen KGB, seperti Putin, meninggalkan organisasi setelah menyadari badan tersebut tidak dapat dipercaya. Kenyataan bahwa dia mantan KGB menjadi tidak ada artinya. Putin telah menunjukkan diri sebagai seorang liberal dan demokrat, yang berkeinginan melanjutkan reformasi pasar." ⚫ Suksesi rahasia Pada bulan Agustus 1999, Boris Yeltsin menunjuk Vladimir Putin sebagai perdana menteri. Ini adalah isyarat jelas bahwa Yeltsin mempersiapkan Putin untuk Kremlin. Yeltsin dijadwalkan turun satu tahun lagi, tetapi di bulan Desember 1999 dia membuat kejutan dengan memutuskan turun lebih cepat. "Tiga hari sebelum Tahun Baru. Yeltsin memanggil Putin ke tempat tinggalnya di luar kota. Dia meminta saya untuk hadir, dan kepala staf barunya Alexander Voloshin. Dia mengatakan kepada Putin bahwa dirinya tidak akan bertugas lagi di bulan Juli. Dia baru mengundurkan diri pada tanggal 31 Desember. "Hanya kelompok kecil orang yang mengetahui: saya, Voloshin, Putin dan anak perempuan Yeltsin, Tatyana. Yeltsin bahkan tidak memberitahu istrinya." Yumashev dipercaya menulis pidato pengunduran diri Yeltsin. "Ini adalah pidato yang sulit ditulis. Jelas bahwa naskah ini akan menjadi dokumen sejarah. Pesannya penting. Karena itulah saya menulis kalimat terkenal 'Maafkan saya'. "Rusia mengalami stres dan kejutan pada tahun 1990-an. Yeltsin harus membicarakan hal ini." Pada malam Tahun Baru 1999, Boris Yeltsin merekam pidato TV terakhirnya di Kremlin. "Ini mengejutkan semua orang yang hadir. Kecuali saya yang menulis pidato. Orang menangis. Ini adalah momen emosional. "Tetapi adalah penting bahwa berita ini tidak bocor. Masih terdapat empat jam sebelum pengumuman resmi dikeluarkan. Jadi semua orang tidak boleh keluar dari ruangan. Mereka tidak diizinkan pergi. Saya mengambil tape dan mengendarai mobil ke stasiun TV. Pidato disiarkan pada tengah hari. Vladimir Putin menjadi pejabat presiden. Tiga bulan kemudian dia memenangkan pemilihan umum. Tapi, tiga bulan setelah berkuasa, Putin mengambil alih kendali media, dalam sebuah momen yang mengejutkan kaum oligarki dan orang-orang lama Kremlin. Stasiun televisi independen NTV ditutup, beberapa media disergap, dan laporan berita disortir pemerintah. Kejadian ini juga menetapkan gaya Putin dalam kekuasaan. ⚫ Memberangus penentang Bagi banyak orang Rusia, Putin adalah simbol kekuatan Rusia yang mengingatkan pada kejayaan Soviet. Mengambil alih kendali media punya dua manfaat untuk sang presiden baru: menyingkirkan kritikus berkuasa dari posisi mereka yang berpengaruh serta membentuk narasi, mulai dari perang Chechnya hingga serangan teror di Moskow. Hal ini juga menaikkan angka popularitas presiden, menampilkan citra Rusia dan pemimpinnya yang hebat, dan membantu menentukan siapa musuh negara. Sejak saat itu, warga Rusia di pelosok negeri hanya menyaksikan Putin yang mereka ingin saksikan. Dari 3.000 stasiun televisi di Rusia, sebagian besar menghindari menyiarkan berita. Kalaupun ada reportase politik, berita tersebut sudah disortir ketat oleh pemerintah. "Jangan main-main dengan saya": sebuah pesan untuk rakyat Putin secara bertahap mengendalikan 83 wilayah Rusia dengan menunjuk politisi yang dia percaya sebagai gubernur. Dia menghapus pilkada pada 2004 dan menggantinya dengan pemilihan kepala daerah oleh para anggota DPRD. Meskipun kalangan kritikus menuduh Putin "menghapus demokrasi", strateginya berhasil, terutama di daerah seperti Chechnya. Pilkada sempat kembali sesaat pada 2012 setelah gelombang protes prodemokrasi. Namun pada April 2013, Putin kembali mengendakukan secara langsung melalui undang-undang yang ketat. ⚫ Bereksperimen dengan liberalisme Serangkaian demontrasi massal, yang berjuluk Protes Bolotnaya, pecah di Moskow dan beberapa tempat lain di Rusia pada 2011 hingga 2013 guna menuntut pemilu bersih dan reformasi demokratis. Aksi unjuk rasa ini adalah yang terbesar di Rusia sejak 1990-an. Pada saat yang sama muncul Arab Spring dan 'revolusi berwarna' di negara-negara tetangga, yang membangkitkan kenangan 1989. Putin memandang aksi protes ini sebagai kendaraan bagi negara-negara Barat untuk merongrong Rusia. Perubahan gaya, walau tampilan belaka, diperlukan. Putin lantas bereksperimen dengan liberalisme. Dia menyerukan desentralisasi politik dan janji kepada daerah-daerah untuk mengendalikan ekonomi mereka dengan lebih leluasa. Kata 'reformasi' diumbar dalam setiap pidato, namun gerakan ini hanya sesaat. Begitu ancaman usai, strategi itu tak lagi dipakai. ⚫ Unjuk kekuatan di Krimea Kevakuman kekuasaan pasca-revolusi di Ukraina memberikan celah bagi Putin untuk bermanuver. Pendudukan Krimea secara cepat pada Februari 2014 adalah kemenangan terbesar Putin sejauh ini dan pukulan telak bagi Barat. Rusia telah menunjukkan kekuatannya dalam mengambil alih wilayah negara tetangga selagi dunia menyaksikan dan gagal mencegahnya. Putin punya kekuatan yang cukup untuk menyulitkan Barat dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Sejak momen itu dia bisa memimpin, menentukan laju, dan menentukan hubungan Rusia dengan Barat. Krimea adalah serangan terbesar Rusia, namun itu bukan satu-satunya kejadian. Selama berpuluh tahun, Putin mempraktikkan ekspansi politik Rusia di wilayah terdekat—negara-negara merdeka yang muncul setelah Uni Soviet runtuh dan masih dianggap Rusia sebagai wilayah alaminya, seperti terjadi dalam konflik Georgia (2008). ⚫ Mengeksploitasi titik lemah Barat: Suriah Putin mampu memanfaatkan kurang lekatnya negara-negara Barat dalam urusan politik luar negeri dan mengubah kelemahan tersebut menjadi keuntungannya. Intervensi Rusia di Suriah, dengan mendukung pasukan pro Bashar al-Assad, menyimpan keuntungan berlipat baginya. Di satu sisi, aksinya memastikan tiada negara yang punya kendali penuh terhadap wilayah vital di Timur Tengah. Di sisi lain, dia punya peluang menguji persenjataan baru dan taktik militer. Hal ini memberikan pesan kuat kepada sekutu-sekutu lama Rusia (selain dinasti Assad) dan negara yang wilayahnya dekat dengan Rusia, bahwa Rusia tidak pernah meninggalkan teman lama. ⚫ Tsar baru Rusia? Selama masa kekuasaannya, Putin telah sukses membangkitkan pemikiran lama 'Kolektor Tanah-Tanah Rusia', sebuah konsep feodal yang membenarkan kebijakan ekspansi Rusia. Dalam konteks ini, mudah dipahami mengapa Krimea dan negara-negara yang wilayahnya dekat dengan Rusia, begitu bermakna bagi Putin. Beberapa pengamat Rusia, seperti Arkady Ostrovsky, menilai cara-cara Putin bisa berujung pada penciptaan Tsar modern: seorang pemimpin unik Rusia yang berada di atas partai-partai politik. Hal ini klop dengan keputusan Putin yang memilih menjadi kandidat independen dalam pemilu terakhir. ⚫ Anggota 'Keluarga'? Valentin Yumashev sering kali dipandang sebagai anggota "Keluarga": lingkaran dalam Boris Yeltsin yang diduga mempengaruhinya sampai di akhir tahun 1990-an. Yumashev menyanggah dengan mengatakan "Keluarga" hanya sebuah "dongeng, sebuah rekaan". Tetapi tidak diragukan pada tahun 1990-an, dengan memburuknya kesehatan Yeltsin, pemimpin Kremlin mempercayai sekelompok kecil keluarga, teman dan tokoh bisnis. "Kelompok Putin tidak memiliki pengaruh seperti ini," kata pengamat politik Valery Solovei. "Terdapat dua kelompok orang yang Putin andalkan: teman masa anak-anak, seperti Rotenberg bersaudara dan orang-orang yang bekerja untuk KGB Soviet. "Tetapi dia tidak melebih-lebihkan kesetiaan mereka. Yeltsin mempercayai keluarga. Putin tidak percaya siapapun." ⚫ Rusia percaya Putin Putin tetap berkuasa, apakah sebagai presiden ataupun perdana menteri selama 22 tahun. Dia telah menciptakan sistem kekuasaan di sekitarnya. Lewat penguasaannya, Rusia semakin menjadi negara yang otoriter, dengan semakin sedikit hak demokratis dan kebebasan. "Yeltsin percaya dirinya mempunyai misi, demikian juga dengan Putin," kata Solovei. "Yeltsin melihat dirinya sebagai Musa: dia ingin memimpin negaranya keluar dari perbudakan komunis.'' "Misi Putin adalah kembali ke masa lalu. Dia ingin membalas apa yang dinamakannya sebagai "bencana geopolitik terbesar abad ke-20", jatuhnya USSR. Dia dan kelompoknya, mantan pejabat KGB meyakini kehancuran Uni Soviet adalah karena badan intelijen Barat. Putin yang sekarang nyaris tidak ada persamaannya dengan tokoh liberal yang diingat Yumashev. Jadi apakah mantan atasan Putin ini menyesal? "Saya sama sekali tidak menyesal," kata Yumashev kepada saya, sambil menambahkan: "Jelas bahwa orang Rusia masih mempercayai Putin." Tetapi Yumashev berpikir pengunduran diri Yeltsin dapat menjadi pelajaran bagi semua presiden Rusia, bahwa "adalah sangat penting untuk turun dan memberikan kesempatan kepada anak muda. Bagi Yeltsin ini hal yang sangat penting." #BBC

 SEPAK TERJANG Vladimir Putin Pegawai Rendahan KGB jadi Presiden Rusia Bisa Berkuasa hingga 2036


.

.


.

.

.


Presiden Rusia Vladimir Putin yang sudah menjabat empat periode dan bakal bisa menjabat hingga 2036 ternyata berasal dari pegawai rendahan KGB (Komite Keamanan Negara/ BIN Uni Soviet ). Vladimir Putin menjadi Pelaksana Presiden Rusia sejak 1999 setelah Boris Yeltsin mundur karena alasan kesehatan.


⚫ Vladimir Putin menjadi Presiden Rusia dua periode 2000 - 2008.


Sesuai konstitusi Rusia tidak boleh menjabat tiga periode, pada 2008-2012, Vladimir Putin mengakali konstitusi dengan menjadi Perdana Menteri, jabatan Presiden dipegang Dmitry Medvedev.

 

Dalam praktiknya Dmitry Medvedev hanya boneka, tetap yang berkuasa adalah Vladimir Putin.  Vladimir Putin kembali menjadi Presiden dua periode sejak 2012 hingga sekarang.


Masa jabatan keempat Vladimir Putin diperpanjang dua tahun jadi enam tahun dan berakhir 2024 karena masa legislatur diperpanjang menjadi enam tahun.


Terbaru masa jabatan Vladimir Putin sebagai Presiden Rusia bisa berlanjut hingga 2036, setelah referendum yang berakhir 1 Juni 2020 menyetujui penghapusan pembatasan masa jabatan presiden.


Jika Putin terpilih kembali dan menjabat hingga akhir masa jabatan kedua hingga 2036, maka Vladimir Putin akan mengalahkan Josef Stalin yang menjadi pemimpin Rusia selama 26 tahun, setelah Tsar Peter Agung, yang berkuasa selama 42 tahun.


Maka tidak heran, Vladimir Putin, menjadi tokoh paling berpengaruh dalam sejarah modern Rusia, kariernya melejit dari pegawai rendahan KGB menjadi presiden Rusia.


"Tanpa Putin, tidak ada Rusia," ujar Ideputi kepala staf Kremlin yang juga disuarakan jutaan warga Rusia yang selama dua dekade terakhir menempatkan Vladimir Putin pada tampuk kekuasaan, apakah itu dalam wujud perdana menteri atau presiden.


⚫ Vladimir Putin lahir di Leningrad (sekarang Saint Petersburg) pada 1952.


Ayahnya Vladimir Spiridonovich Putin, prajurit Marinir Soviet (1911–1999) dan Maria Ivanovna Putina seorang buruh. Putin belajar hukum di Universitas Negeri Saint Petersburg pada 1970, dan lulus pada 1975.


Setelah lulus kuliah, Putin gabung KGB pada 1975, dan dilatih di Leningrad sebagai agen kontraintelijen. Julukan Putin di sekolah mata-mata adalah “Platov”.


Mulai 1985, ia bekerja di Dresden, Jerman Timur, sebagai pegawai rendahan KGB sebagai agen biasa. Ia pun menjadi saksi saat runtuhnya Tembok Berlin pada 1989. Saat itu dia tak berdaya menentang perubahan, tapi ada dua kesan kuat yang timbul dalam benaknya.


Pertama, ketakutan pada pemberontakan massal—setelah menyaksikan protes besar-besaran yang berujung pada runtuhnya Tembok Berlin dan Tirai Besi.


Kedua, kemuakan pada kekosongan kekuasaan di Moskow setelah Uni Soviet ambruk.


Putin menjelaskan sendiri bagaimana dirinya meminta bantuan ketika markas KGB di Dresden diamuk massa pada Desember 1989, namun Moskow, di bawah Mikhail Gorbachev, "terdiam".


Dia mengambil inisiatif untuk menghancurkan dokumen-dokumen yang bakal memojokkan Rusia di kemudian hari.


"Kami membakar sedemikian banyaknya sampai tungku meledak," sebut Putin dalam buku berisi kumpulan wawancara berjudul First Person.


Menurut Boris Reitschuster, penulis biografi Putin yang berasal dari Jerman, "Kita akan menghadapi sosok Putin yang berbeda dan Rusia yang berbeda jika dia tidak ditempatkan di Jerman Timur."


Setelah Jerman Timur runtuh, Putin pulang kampung ke Saint Petersburg) pada 1990.


Saat itu, Putin masih aktif di KGB, sebelumnya akhirnya Wali Kota Saint Petersburg, Anatoly Sobchak, mengangkat Putin sebagai penasehat urusan internasional.


Anatoly Sobchak yang pernah menjadi dosen Putin saat kuliah hukum di Universitas Negeri Saint Petersburg. Pada 1991 Putin pensiun dari KGB dengan pangkat terakhir Letnan Kolonel.


Namun 1996, Anatoly Sobchak kalah dalam pemilihan wali kota Saint Petersburg, sehingga Putin ditarik pemerintahan Presiden Boris Yeltsin ke Moskow.


Setelah bertugas di beberapa pos, akhirnya Presiden Boris Yeltsin menunjuk Putin menjadi Direktur Dinas Keamanan Federal (FSB) Rusia, penerus KGB Rusia, 25 Juli 1998.


⚫ Kenapa Boris Yeltsin Memilih Putin?


Valentin Yumashev berperan penting dalam membuat Vladimir Putin menjadi presiden Rusia. Mantan wartawan yang menjadi pejabat Kremlin itu jarang diwawancara, tetapi dia sepakat menemui saya dan menyampaikan ceritanya.


Yumashev adalah salah satu pembantu yang paling dipercaya Boris Yeltsin - dia kemudian menikahi anak perempuan Yeltsin, Tatyana. Sebagai kepala staf Yeltsin, di tahun 1997, dialah yang memberikan Putin pekerjaan pertamanya di Kremlin.


"Pimpinan administrasi Yeltsin yang akan berhenti, Anatoly Chubais mengatakan kepada saya bahwa dirinya mengenal seorang manajer kuat yang dapat menjadi wakil yang baik untuk saya," kata Yumashev.


"Dia memperkenalkan saya kepada Vladimir Yeltsin dan kami mulai bekerja sama. Saya segera melihat kerja menakjubkan Putin. Dia cerdas dalam memformulasikan ide, menganalisa dan mempertahankan pandangannya."


"Yeltsin memiliki beberapa calon, seperti Boris Nemtsov, Sergei Stepashin dan Nikolai Aksenenko. Yeltsin dan saya banyak membicarakan kemungkinan pengganti. Suatu saat kami membicarakan Putin.


"Yeltsin bertanya: "Bagaimana pandangan Anda tentang Putin?" Saya pikir dia calon yang baik, saya jawab. Saya pikir Anda harus mempertimbangkannya. Jelas dari cara dirinya bekerja bahwa dia siap melakukan tugas yang lebih sulit."


⚫ Apakah masa lalunya di KGB berpengaruh negatif?


"Banyak agen KGB, seperti Putin, meninggalkan organisasi setelah menyadari badan tersebut tidak dapat dipercaya. Kenyataan bahwa dia mantan KGB menjadi tidak ada artinya. Putin telah menunjukkan diri sebagai seorang liberal dan demokrat, yang berkeinginan melanjutkan reformasi pasar."


⚫ Suksesi rahasia


Pada bulan Agustus 1999, Boris Yeltsin menunjuk Vladimir Putin sebagai perdana menteri. Ini adalah isyarat jelas bahwa Yeltsin mempersiapkan Putin untuk Kremlin.


Yeltsin dijadwalkan turun satu tahun lagi, tetapi di bulan Desember 1999 dia membuat kejutan dengan memutuskan turun lebih cepat.


"Tiga hari sebelum Tahun Baru. Yeltsin memanggil Putin ke tempat tinggalnya di luar kota. Dia meminta saya untuk hadir, dan kepala staf barunya Alexander Voloshin. Dia mengatakan kepada Putin bahwa dirinya tidak akan bertugas lagi di bulan Juli. Dia baru mengundurkan diri pada tanggal 31 Desember.


"Hanya kelompok kecil orang yang mengetahui: saya, Voloshin, Putin dan anak perempuan Yeltsin, Tatyana. Yeltsin bahkan tidak memberitahu istrinya."


Yumashev dipercaya menulis pidato pengunduran diri Yeltsin.


"Ini adalah pidato yang sulit ditulis. Jelas bahwa naskah ini akan menjadi dokumen sejarah. Pesannya penting. Karena itulah saya menulis kalimat terkenal 'Maafkan saya'.


"Rusia mengalami stres dan kejutan pada tahun 1990-an. Yeltsin harus membicarakan hal ini."


Pada malam Tahun Baru 1999, Boris Yeltsin merekam pidato TV terakhirnya di Kremlin.


"Ini mengejutkan semua orang yang hadir. Kecuali saya yang menulis pidato. Orang menangis. Ini adalah momen emosional.


"Tetapi adalah penting bahwa berita ini tidak bocor. Masih terdapat empat jam sebelum pengumuman resmi dikeluarkan. Jadi semua orang tidak boleh keluar dari ruangan. Mereka tidak diizinkan pergi. Saya mengambil tape dan mengendarai mobil ke stasiun TV. Pidato disiarkan pada tengah hari.


Vladimir Putin menjadi pejabat presiden. Tiga bulan kemudian dia memenangkan pemilihan umum. Tapi, tiga bulan setelah berkuasa, Putin mengambil alih kendali media, dalam sebuah momen yang mengejutkan kaum oligarki dan orang-orang lama Kremlin.


Stasiun televisi independen NTV ditutup, beberapa media disergap, dan laporan berita disortir pemerintah. Kejadian ini juga menetapkan gaya Putin dalam kekuasaan.


⚫ Memberangus penentang


Bagi banyak orang Rusia, Putin adalah simbol kekuatan Rusia yang mengingatkan pada kejayaan Soviet.


Mengambil alih kendali media punya dua manfaat untuk sang presiden baru: menyingkirkan kritikus berkuasa dari posisi mereka yang berpengaruh serta membentuk narasi, mulai dari perang Chechnya hingga serangan teror di Moskow.


Hal ini juga menaikkan angka popularitas presiden, menampilkan citra Rusia dan pemimpinnya yang hebat, dan membantu menentukan siapa musuh negara.


Sejak saat itu, warga Rusia di pelosok negeri hanya menyaksikan Putin yang mereka ingin saksikan. Dari 3.000 stasiun televisi di Rusia, sebagian besar menghindari menyiarkan berita. Kalaupun ada reportase politik, berita tersebut sudah disortir ketat oleh pemerintah.


"Jangan main-main dengan saya": sebuah pesan untuk rakyat


Putin secara bertahap mengendalikan 83 wilayah Rusia dengan menunjuk politisi yang dia percaya sebagai gubernur. Dia menghapus pilkada pada 2004 dan menggantinya dengan pemilihan kepala daerah oleh para anggota DPRD.


Meskipun kalangan kritikus menuduh Putin "menghapus demokrasi", strateginya berhasil, terutama di daerah seperti Chechnya.


Pilkada sempat kembali sesaat pada 2012 setelah gelombang protes prodemokrasi. Namun pada April 2013, Putin kembali mengendakukan secara langsung melalui undang-undang yang ketat.


⚫ Bereksperimen dengan liberalisme


Serangkaian demontrasi massal, yang berjuluk Protes Bolotnaya, pecah di Moskow dan beberapa tempat lain di Rusia pada 2011 hingga 2013 guna menuntut pemilu bersih dan reformasi demokratis.


Aksi unjuk rasa ini adalah yang terbesar di Rusia sejak 1990-an. Pada saat yang sama muncul Arab Spring dan 'revolusi berwarna' di negara-negara tetangga, yang membangkitkan kenangan 1989.


Putin memandang aksi protes ini sebagai kendaraan bagi negara-negara Barat untuk merongrong Rusia.


Perubahan gaya, walau tampilan belaka, diperlukan. Putin lantas bereksperimen dengan liberalisme. Dia menyerukan desentralisasi politik dan janji kepada daerah-daerah untuk mengendalikan ekonomi mereka dengan lebih leluasa.


Kata 'reformasi' diumbar dalam setiap pidato, namun gerakan ini hanya sesaat. Begitu ancaman usai, strategi itu tak lagi dipakai.


⚫ Unjuk kekuatan di Krimea


Kevakuman kekuasaan pasca-revolusi di Ukraina memberikan celah bagi Putin untuk bermanuver. Pendudukan Krimea secara cepat pada Februari 2014 adalah kemenangan terbesar Putin sejauh ini dan pukulan telak bagi Barat.


Rusia telah menunjukkan kekuatannya dalam mengambil alih wilayah negara tetangga selagi dunia menyaksikan dan gagal mencegahnya.


Putin punya kekuatan yang cukup untuk menyulitkan Barat dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Sejak momen itu dia bisa memimpin, menentukan laju, dan menentukan hubungan Rusia dengan Barat.


Krimea adalah serangan terbesar Rusia, namun itu bukan satu-satunya kejadian.


Selama berpuluh tahun, Putin mempraktikkan ekspansi politik Rusia di wilayah terdekat—negara-negara merdeka yang muncul setelah Uni Soviet runtuh dan masih dianggap Rusia sebagai wilayah alaminya, seperti terjadi dalam konflik Georgia (2008).


⚫ Mengeksploitasi titik lemah Barat: Suriah


Putin mampu memanfaatkan kurang lekatnya negara-negara Barat dalam urusan politik luar negeri dan mengubah kelemahan tersebut menjadi keuntungannya.


Intervensi Rusia di Suriah, dengan mendukung pasukan pro Bashar al-Assad, menyimpan keuntungan berlipat baginya.


Di satu sisi, aksinya memastikan tiada negara yang punya kendali penuh terhadap wilayah vital di Timur Tengah. Di sisi lain, dia punya peluang menguji persenjataan baru dan taktik militer.


Hal ini memberikan pesan kuat kepada sekutu-sekutu lama Rusia (selain dinasti Assad) dan negara yang wilayahnya dekat dengan Rusia, bahwa Rusia tidak pernah meninggalkan teman lama.


⚫ Tsar baru Rusia?


Selama masa kekuasaannya, Putin telah sukses membangkitkan pemikiran lama 'Kolektor Tanah-Tanah Rusia', sebuah konsep feodal yang membenarkan kebijakan ekspansi Rusia.


Dalam konteks ini, mudah dipahami mengapa Krimea dan negara-negara yang wilayahnya dekat dengan Rusia, begitu bermakna bagi Putin.


Beberapa pengamat Rusia, seperti Arkady Ostrovsky, menilai cara-cara Putin bisa berujung pada penciptaan Tsar modern: seorang pemimpin unik Rusia yang berada di atas partai-partai politik.


Hal ini klop dengan keputusan Putin yang memilih menjadi kandidat independen dalam pemilu terakhir.


⚫ Anggota 'Keluarga'?


Valentin Yumashev sering kali dipandang sebagai anggota "Keluarga": lingkaran dalam Boris Yeltsin yang diduga mempengaruhinya sampai di akhir tahun 1990-an.


Yumashev menyanggah dengan mengatakan "Keluarga" hanya sebuah "dongeng, sebuah rekaan".


Tetapi tidak diragukan pada tahun 1990-an, dengan memburuknya kesehatan Yeltsin, pemimpin Kremlin mempercayai sekelompok kecil keluarga, teman dan tokoh bisnis.


"Kelompok Putin tidak memiliki pengaruh seperti ini," kata pengamat politik Valery Solovei.


"Terdapat dua kelompok orang yang Putin andalkan: teman masa anak-anak, seperti Rotenberg bersaudara dan orang-orang yang bekerja untuk KGB Soviet.


"Tetapi dia tidak melebih-lebihkan kesetiaan mereka. Yeltsin mempercayai keluarga. Putin tidak percaya siapapun."


⚫ Rusia percaya Putin


Putin tetap berkuasa, apakah sebagai presiden ataupun perdana menteri selama 22 tahun. Dia telah menciptakan sistem kekuasaan di sekitarnya. Lewat penguasaannya, Rusia semakin menjadi negara yang otoriter, dengan semakin sedikit hak demokratis dan kebebasan.


"Yeltsin percaya dirinya mempunyai misi, demikian juga dengan Putin," kata Solovei.

 

"Yeltsin melihat dirinya sebagai Musa: dia ingin memimpin negaranya keluar dari perbudakan komunis.''


"Misi Putin adalah kembali ke masa lalu. Dia ingin membalas apa yang dinamakannya sebagai "bencana geopolitik terbesar abad ke-20", jatuhnya USSR. Dia dan kelompoknya, mantan pejabat KGB meyakini kehancuran Uni Soviet adalah karena badan intelijen Barat.


Putin yang sekarang nyaris tidak ada persamaannya dengan tokoh liberal yang diingat Yumashev. Jadi apakah mantan atasan Putin ini menyesal?


"Saya sama sekali tidak menyesal," kata Yumashev kepada saya, sambil menambahkan: "Jelas bahwa orang Rusia masih mempercayai Putin."


Tetapi Yumashev berpikir pengunduran diri Yeltsin dapat menjadi pelajaran bagi semua presiden Rusia, bahwa "adalah sangat penting untuk turun dan memberikan kesempatan kepada anak muda. Bagi Yeltsin ini hal yang sangat penting." 


#BBC

Lawatan delegasi Aceh ke Belanda Pada tahun 1602, delegasi Aceh sempat berlayar dan berkunjung ke Belanda. Dua panglima laut Aceh, Sri Muhammad dan Mir Hassan, disambut oleh Pangeran Maurits van Nassau. Ketiga lukisan di bawah ini dibuat di tahun 1862, dan menggambarkan ketiga tokoh ini ketika bertemu pada tanggal 4 September 1602. Sumber : Atlas Van Stolk

 Lawatan delegasi Aceh ke Belanda

Pada tahun 1602, delegasi Aceh sempat berlayar dan berkunjung ke Belanda. Dua panglima laut Aceh, Sri Muhammad dan Mir Hassan, disambut oleh Pangeran Maurits van Nassau.


lukisan di bawah ini dibuat di tahun 1862, dan menggambarkan ketiga tokoh ini ketika bertemu pada tanggal 4 September 1602.



Sumber : Atlas Van Stolk

Hotel Loze. Magelang. Pulau Jawa, sekitar tahun 1910 Hotel Loze. Magelang. Java, ca 1910

 Hotel Loze. Magelang. Pulau Jawa, sekitar tahun 1910


Hotel Loze. Magelang. Java, ca 1910



Sumber ; Bintoro Hoepoedio

24 June 2025

Peristiwa 20 Mei 1991 sebuah kendaraan bermuatan tangki melintasi jalan raya Jogja-Magelang dari arah Yogyakarta. Dengan kecepatan tinggi, kendaraan itu terlibat saling salip menyalip dengan sebuah bus umum. Karena kecepatan kendaraan itu begitu tinggi, gandengan tangki terlepas dari kendaraan. Pengait gandengan yang lepas itu kemudian menghantam permukaan aspal di tengah jembatan dan kemudian menimbulkan percikan api. Api kemudian merambat ke tangki yang penuh bahan bakar minyak dan terjadilah kebakaran yang amat besar. Panas api yang tinggi dan membumbung ke angkasa membuat kerangka jembatan yang terbuat dari besi baja itu meleleh. Bangunan jembatan itu kemudian runtuh. Sekian bulan kemudian jembatan yang runtuh itu dibangun kembali. Untuk sementara waktu menunggu pembangunan jembatan baru, kendaraan yang ingin melewati Kali Krasak melintas sebuah jembatan ponton sementara yang dibangun oleh kesatuan Zeni TNI AD. Kendaraan kecil dan roda dua bisa melintasi jembatan darurat itu untuk sementara waktu. Sedangkan untuk kendaraan besar, lalu lintas dialihkan melalui jalan Ngluwar, melintasi Ancol Bligo dan memasuki Sleman dari ujung barat. Kondisi ini berlangsung hampir setengah tahun hingga jembatan Krasak yang runtuh kembali berdiri. Sepuluh tahun setelah itu, jembatan Krasak dirasa tidak mampu lagi menampung arus lalu lintas yang semakin padat. Oleh karena itu dibangunlah jembatan baru yang berada di sebelah timur jembatan lama. Jembatan baru itu dibuka menjelang arus mudik tahun 2001. Hingga akhirnya jembatan yang membentang di atas Kali Krasak merupakan sepasang jembatan yang berdiri kokoh hingga sekarang. #foto #peristiwa #tragedi #jembatansungaikrasak #magelanghits #facebookpro #image #kalikrasak #fbpro #jangkauanluas @sorotan #semuaorang #narasi #literasi #fakta

 Peristiwa 20 Mei 1991 sebuah kendaraan bermuatan tangki melintasi jalan raya Jogja-Magelang dari arah Yogyakarta.



Dengan kecepatan tinggi, kendaraan itu terlibat saling salip menyalip dengan sebuah bus umum. Karena kecepatan kendaraan itu begitu tinggi, gandengan tangki terlepas dari kendaraan.


Pengait gandengan yang lepas itu kemudian menghantam permukaan aspal di tengah jembatan dan kemudian menimbulkan percikan api. Api kemudian merambat ke tangki yang penuh bahan bakar minyak dan terjadilah kebakaran yang amat besar.


Panas api yang tinggi dan membumbung ke angkasa membuat kerangka jembatan yang terbuat dari besi baja itu meleleh. Bangunan jembatan itu kemudian runtuh.


Sekian bulan kemudian jembatan yang runtuh itu dibangun kembali. Untuk sementara waktu menunggu pembangunan jembatan baru, kendaraan yang ingin melewati Kali Krasak melintas sebuah jembatan ponton sementara yang dibangun oleh kesatuan Zeni TNI AD.


Kendaraan kecil dan roda dua bisa melintasi jembatan darurat itu untuk sementara waktu. Sedangkan untuk kendaraan besar, lalu lintas dialihkan melalui jalan Ngluwar, melintasi Ancol Bligo dan memasuki Sleman dari ujung barat. Kondisi ini berlangsung hampir setengah tahun hingga jembatan Krasak yang runtuh kembali berdiri.


Sepuluh tahun setelah itu, jembatan Krasak dirasa tidak mampu lagi menampung arus lalu lintas yang semakin padat. Oleh karena itu dibangunlah jembatan baru yang berada di sebelah timur jembatan lama.


Jembatan baru itu dibuka menjelang arus mudik tahun 2001. Hingga akhirnya jembatan yang membentang di atas Kali Krasak merupakan sepasang jembatan yang berdiri kokoh hingga sekarang.


Sumber : Wukir Mahendra

#foto #peristiwa #tragedi #jembatansungaikrasak #magelanghits #facebookpro #image #kalikrasak #fbpro #jangkauanluas @sorotan #semuaorang #narasi #literasi #fakta

KENAPA PRAJURIT KERATON YOGJAKARTA KALAH DENGAN TENTARA INGGRIS PADA GEGER SEPAHI Banyak kisah heroik para prajurit Jawa ini dalam "Perang" beberapa hari dalam menghadapi Pasukan Inggris dan Sepoy India. Kenapa mareka bisa kalah dalam pertempuran besar itu adalah pertanyaan banyak orang hingga kini. Berbagai teori dari yang logis sampai yang tak logis. Bahkan saya sendiri bertanya ke mana pasukan ghoib dari Gunung Merapi dan pantai Selatan? Jika ingat kisah kisah metafisik tentang hebatnya para pendiri Keraton Mataram. Tapi catatan dalam buku Riffles dan invasi Inggris ke Jawa di sebut kan bahwa kakalahan prajurit Keraton Jogja dalam geger sepahi ini justru karena para prajurit Jawa atau prajurit Keraton Jogja yang pemberani kehilangan para komandan mereka yg tiba tiba banyak yang menghilang???!!! Jadi tanpa pimpinan perang yang bisa memberi Komando dan arahan dalam perang, seratus prajurit paling berani sekalipun akan kehilangan arah dan semangat! . Dalam catatan Inggris itu disebut banyak para komandan prajurit Keraton Jogja yang menghilang karena mengurus keluarga mereka agar Selamat!. Jika saja para komandan dan pemimpin prajurit Keraton Jogja ini tak banyak yg pergi meninggalkan gelanggang perang, mungkin sejarah akan berkata lain....bayangkan perbandingan kekuatan tentara Inggris yang hanya kurang dari 2000 personil sedang seluruh prajurit Keraton Jogja sekitar 15 ribu orang!. Namun akhirnya saya kembali ke dasar pemikiran bahwa ini takdir sejarah.. Menyambut 213 Tahun Geger Sepahi 20 Juni 1812. Beny Rusmawan

 KENAPA PRAJURIT KERATON YOGJAKARTA KALAH DENGAN TENTARA INGGRIS PADA GEGER SEPAHI



Banyak kisah heroik para prajurit Jawa ini dalam "Perang" beberapa hari dalam menghadapi Pasukan Inggris dan Sepoy India. 


Kenapa mareka bisa kalah dalam pertempuran besar itu adalah pertanyaan banyak orang hingga kini. Berbagai teori dari yang logis sampai yang tak logis.


Bahkan saya sendiri bertanya ke mana pasukan ghoib dari Gunung Merapi dan pantai Selatan?  Jika ingat kisah kisah metafisik tentang hebatnya para pendiri Keraton Mataram.


Tapi catatan dalam buku Riffles dan invasi Inggris ke Jawa di sebut kan bahwa kakalahan prajurit Keraton Jogja dalam geger sepahi ini justru karena para prajurit Jawa atau prajurit Keraton Jogja yang pemberani kehilangan para komandan mereka yg tiba tiba banyak yang menghilang???!!! 


Jadi tanpa pimpinan perang yang bisa memberi Komando dan arahan dalam perang, seratus prajurit paling berani sekalipun akan kehilangan arah dan semangat! .


Dalam catatan Inggris itu disebut banyak para komandan prajurit Keraton Jogja yang menghilang karena mengurus keluarga mereka agar Selamat!.


Jika saja para komandan dan pemimpin prajurit Keraton Jogja ini tak banyak yg pergi meninggalkan gelanggang perang,  mungkin sejarah akan berkata lain....bayangkan perbandingan kekuatan tentara Inggris yang hanya kurang dari 2000 personil sedang seluruh prajurit Keraton Jogja sekitar 15 ribu orang!.


Namun akhirnya saya kembali ke dasar pemikiran bahwa ini takdir sejarah..


Menyambut 213 Tahun Geger Sepahi 20 Juni 1812. 


Beny Rusmawan

Gaya Militer Turki Utsmani dalam Perang Pangeran Diponegoro Sumber : Intisari-online.com Dalam sejarah bangsa Indonesia pernah terjadi perang yang cukup ganas, yakni Perang Jawa. Di mana mampu merepotkan Belanda yang menjajah bangsa Indonesia. Perang Jawa berlangsung 1825-1830. Di mana dipimpin oleh Raden Mas Ontowirjo atau disebut Pangeran Diponegoro. Perang Jawa tersebut berlangsung di sebagian Pulau Jawa. Di mana dari Yogyakarta di pantai selatan hingga perbatasan Banyumas dibagian barat dan Magelang di utara. Memakai struktur militer Turki Dalam perang Jawa tersebut, Pangeran Diponegoro menyusun perang dengan menggunakan sistem struktur pasukan seperti yang digunakan pasukan militer Turki Utsmani. Nama berbagai kesatuannya merupakan adaptasi dari nama kesatuan militer Khilafah Utsmani. Dilansir National Geographic, pada Perang Jawa, laskas Diponegero memakai nama dengan organisasi ala Turki Ustamani, yakni Bulkiya, Barjumuah, Turkiya, Harkiya, Larban, asseran, Pinilih, Surapadah. Sipuding, Jagir, Suratandang, Jayengan, Suryagama, dan Wanang Prang. Hierarki merupakan kepangkatan beraksen Turki. Alibasah setera dengan komandan divisi, basah setara komandan brigade, dulah setara komandan batalion, dan seh setara komandan kompi. Pertama kalinya dalam militer Jawa dikenal kepangkatan seperti itu. Pangeran Diponegara dan para laskarnya bersorban serta mencukur habis rambutnya atau gundul. Serdadu Hindia Timur bukanlah orang Belanda asli. Pasukan tentara reguler infanteri, kavaleri, arteleri, dan pionir tediri atas orang Eropa dan pribumi. Diperkuat Hulptroepen, yang merupakan kesatuan tentara pribumi dari legiun Mangkunegaran, barisan Natapraja, Sumenep, Madura, Pamekasan, Bali, Manado, Gorontalo, Buton, dan Kepulauan Maluku. Kemudian, Jayeng Sekar, polisi berkuda yang direkrut dari setiap karesidenan. Ini menandakan hubungan Indonesia dengan kekhilafahan Islam di Turki sudah terjalin cukup lama. Dalam buku Kuasa Ramalan: Pangeran Diponegoro dan Akhir Tatanan Lama di Jawa 1785-1855 (2011) karya Peter Carey, banyak orang Jawa kagum dengan kemaharajaan Turki Ustmani waktu itu sebagai benteng kekuasaan Islam di Timur Tengah dan sebagai pelindung terhadap meluasnya kekuatan Eropa yang Kristen. Pangeran Diponegoro pernah menyalin sejumlah pangkat dan nama-nama resimen untuk keperluan organisasi militernya. Karena itu pasukan kawal elitenya mengenakan sorban aneka warna dan panji-panji resimen berlambang ular, bulan sabit dan ayat-ayat Al Quran. Di mana ditata dalam kompi-kompi dengan nama seperti Bulkio, Turkio, dan Arkio. Nama resimen langsung meniru nama-nama Boluki (dari boluk, satu regu), oturaki, dan resimen kawal sultan Turki Utsmani, janissar ardi yang waktu itu baru saja menjalani beragam perubaha penting. Panji perang Diponegoro sendiri pola layar segitiga hijau dengan bulatan matahari di tengah dan panah bersilang. Mungkin juga diilhami oleh tradisi militer Turki Utsmani. Sudah diramalkan Perang Jawa sudah disiapkan selama 12 tahun. Pangeran Diponegero telah melakukan konspirasi dalam senyap dengan sabar, tertutup, dan rahasia. Pangeran Diponegora membentuk jaringan dengan para bekel, demang, bupati, ulama, santri, dan petani untuk menyusun kekuatan. Perang Jawa menjadi sejarah besar bukan sekadar biaya dan korbannya yang berjumlah fantastis. Tapi aspek politik-militer yang melingkupinya, kedaulatan, keinginan Dipanagara membentuk negara Islam, dan organisasi militer modern yang digunakan kedua pihak yang berseteru. Dilansir Encyclopaedia Britannica (2015), Selama lima tahun prestasi militer Pangeran Diponegoro sangat melumpuhkan Belanda dan membuatnya mendapatkan tempat yang menonjol dalam jajaran pahlawan nasionalis Indonesia. Perang Jawa dipicu oleh serangkaian reformasi tanah yang kejam dan melemahkan posisi ekonomi di Jawa. Di mana ketika Belanda memasang tanda di tanah milik Diponegoro di Desa Tegalrejo. Itu membuat geram Pangeran Diponegero dan kemudian menantang Belanda. Beberapa tahun jelang Perang Jawa, bandar-bandar gerbang tol kian meresahkan rakyat. Mereka memungut pajak secara membabi buta dan sering tidak sopan saat penggeledahan pada perempuan. Selanjutnya, Residen Surakarta dan Residen Yogyakarta membuat semacam tim audit. Tim audit kemudian mengusulkan kepada gubernur jenderal untuk menghapus gerbang-gerbang tol di kedua kerajaan itu. Kalau gerbang-gerbang tol tetap diizinkan, maka waktunya tidak lama lagi, pada saat orang-orang Jawa itu akan bangkit dengan cara yang mengerikan. Inilah perang lima tahun (20 Juli 1825 hingga 28 Maret 1830) yang membuat Belanda nyaris membinasakan dan melenyapkan Keraton Yogyakarta.

 Gaya Militer Turki Utsmani dalam Perang Pangeran Diponegoro


Sumber : Intisari-online.com


Dalam sejarah bangsa Indonesia pernah terjadi perang yang cukup ganas, yakni Perang Jawa.



Di mana mampu merepotkan Belanda yang menjajah bangsa Indonesia. Perang Jawa berlangsung 1825-1830. Di mana dipimpin oleh Raden Mas Ontowirjo atau disebut Pangeran Diponegoro.


Perang Jawa tersebut berlangsung di sebagian Pulau Jawa. Di mana dari Yogyakarta di pantai selatan hingga perbatasan Banyumas dibagian barat dan Magelang di utara.


Memakai struktur militer Turki


Dalam perang Jawa tersebut, Pangeran Diponegoro menyusun perang dengan menggunakan sistem struktur pasukan seperti yang digunakan pasukan militer Turki Utsmani.


Nama berbagai kesatuannya merupakan adaptasi dari nama kesatuan militer Khilafah Utsmani.


Dilansir National Geographic, pada Perang Jawa, laskas Diponegero memakai nama dengan organisasi ala Turki Ustamani, yakni Bulkiya, Barjumuah, Turkiya, Harkiya, Larban, asseran, Pinilih, Surapadah.


Sipuding, Jagir, Suratandang, Jayengan, Suryagama, dan Wanang Prang. Hierarki merupakan kepangkatan beraksen Turki.


Alibasah setera dengan komandan divisi, basah setara komandan brigade, dulah setara komandan batalion, dan seh setara komandan kompi.


Pertama kalinya dalam militer Jawa dikenal kepangkatan seperti itu. Pangeran Diponegara dan para laskarnya bersorban serta mencukur habis rambutnya atau gundul.


Serdadu Hindia Timur bukanlah orang Belanda asli. Pasukan tentara reguler infanteri, kavaleri, arteleri, dan pionir tediri atas orang Eropa dan pribumi.


Diperkuat Hulptroepen, yang merupakan kesatuan tentara pribumi dari legiun Mangkunegaran, barisan Natapraja, Sumenep, Madura, Pamekasan, Bali, Manado, Gorontalo, Buton, dan Kepulauan Maluku.


Kemudian, Jayeng Sekar, polisi berkuda yang direkrut dari setiap karesidenan. Ini menandakan hubungan Indonesia dengan kekhilafahan Islam di Turki sudah terjalin cukup lama.


Dalam buku Kuasa Ramalan: Pangeran Diponegoro dan Akhir Tatanan Lama di Jawa 1785-1855 (2011) karya Peter Carey, banyak orang Jawa kagum dengan kemaharajaan Turki Ustmani waktu itu sebagai benteng kekuasaan Islam di Timur Tengah dan sebagai pelindung terhadap meluasnya kekuatan Eropa yang Kristen.


Pangeran Diponegoro pernah menyalin sejumlah pangkat dan nama-nama resimen untuk keperluan organisasi militernya. Karena itu pasukan kawal elitenya mengenakan sorban aneka warna dan panji-panji resimen berlambang ular, bulan sabit dan ayat-ayat Al Quran.


Di mana ditata dalam kompi-kompi dengan nama seperti Bulkio, Turkio, dan Arkio.


Nama resimen langsung meniru nama-nama Boluki (dari boluk, satu regu), oturaki, dan resimen kawal sultan Turki Utsmani, janissar ardi yang waktu itu baru saja menjalani beragam perubaha penting.


Panji perang Diponegoro sendiri pola layar segitiga hijau dengan bulatan matahari di tengah dan panah bersilang. Mungkin juga diilhami oleh tradisi militer Turki Utsmani.


Sudah diramalkan


Perang Jawa sudah disiapkan selama 12 tahun. Pangeran Diponegero telah melakukan konspirasi dalam senyap dengan sabar, tertutup, dan rahasia.


Pangeran Diponegora membentuk jaringan dengan para bekel, demang, bupati, ulama, santri, dan petani untuk menyusun kekuatan.


Perang Jawa menjadi sejarah besar bukan sekadar biaya dan korbannya yang berjumlah fantastis.


Tapi aspek politik-militer yang melingkupinya, kedaulatan, keinginan Dipanagara membentuk negara Islam, dan organisasi militer modern yang digunakan kedua pihak yang berseteru.


Dilansir Encyclopaedia Britannica (2015), Selama lima tahun prestasi militer Pangeran Diponegoro sangat melumpuhkan Belanda dan membuatnya mendapatkan tempat yang menonjol dalam jajaran pahlawan nasionalis Indonesia.


Perang Jawa dipicu oleh serangkaian reformasi tanah yang kejam dan melemahkan posisi ekonomi di Jawa.


Di mana ketika Belanda memasang tanda di tanah milik Diponegoro di Desa Tegalrejo. Itu membuat geram Pangeran Diponegero dan kemudian menantang Belanda.


Beberapa tahun jelang Perang Jawa, bandar-bandar gerbang tol kian meresahkan rakyat. Mereka memungut pajak secara membabi buta dan sering tidak sopan saat penggeledahan pada perempuan.


Selanjutnya, Residen Surakarta dan Residen Yogyakarta membuat semacam tim audit. Tim audit kemudian mengusulkan kepada gubernur jenderal untuk menghapus gerbang-gerbang tol di kedua kerajaan itu.


Kalau gerbang-gerbang tol tetap diizinkan, maka waktunya tidak lama lagi, pada saat orang-orang Jawa itu akan bangkit dengan cara yang mengerikan.


Inilah perang lima tahun (20 Juli 1825 hingga 28 Maret 1830) yang membuat Belanda nyaris membinasakan dan melenyapkan Keraton Yogyakarta.