05 June 2024

KI AGENG SELO LEGENDA “FLASH” TANAH JAWA Saat dunia belum mengenal tokoh Superhero Amerika “Flash” dan Superhero lokal Indonesia Sang Putra Petir “Gundala” belum lahir ke dunia, ratusan tahun sebelumnya Indonesia sudah melahirkan tokoh hebat yang berhasil menangkap petir (bledeg). Beliau adalah Ki Ageng Selo. Berbeda dengan Flash dan Gundala yang tersambar petir (bledeg), Ki Ageng Selo malah berhasil menangkap petir (bledeg) yang bermaksud menyambarnya. Siapa Ki Ageng Selo silakan baca cerita dibawah ini. SILSILAH & ASAL USUL KI AGENG SELO Ki Ageng Selo memiliki nama kecil Bagus Songgom, beliau keturunan Ki Getas Pandawa anak dari Bondan Kejawan alias Dyah Lembu Peteng anak dari Prabu Kertabumi (Majapahit). Ki Ageng Selo kemudian memiliki anak laki-laki yang dikenal sebagai Ki Ageng Ngenis dengan enam kakak yang semuanya perempuan. Ki Ageng Ngenis memiliki anak yang dikenal sebagai Ki Ageng Pemanahan. Ki Ageng Pemanahan inilah yang membuka hutan Mataram , anak Ki Ageng Pemanahan bernama Danang Sutowijaya, dan Sutowijaya ini dikenal sebagai Panembahan Senopati pendiri Dinasti Mataram Islam. Ki Ageng Selo hidup di masa Kesultanan Demak. Tepatnya pada masa kekuasaan Sultan Trenggana, awal abad ke-16. Dia lahir sekitar akhir abad-15 atau awal abad ke-16. Dinamakan Selo karena desa tempatnya tinggal bernama desa Selo. Nama Selo berkaitan dengan keberadaan bukit/gunung berapi, dan merupakan sumber banyak garam dan api abadi yang terdapat dari wilayah Grobogan. Di desa tersebut juga Ki Ageng Selo meninggal dan dimakamkan. LEGENDA KI AGENG SELO MENANGKAP PETIR Ki Ageng Selo dikenal sebagai sang penakluk petir. Kisah tersebut bermula saat Ki Ageng Selo membuka ladang. Kemudian tiba-tiba langit menjadi mendung dan mulai turun hujan, seketika itu datang petir dan kilat yang menyambar-nyambar, sehingga mengganggu kegiatan pertaniannya. Terganggu dengan hal tersebut, Ki Ageng Selo menantang petir yang berusaha mengganggunya untuk menampakkan wujudnya. Tak lama kemudian petir tersebut berubah menjadi naga dan berubah wujud berkali-kali menjadi makhluk mengerikan. Ki Ageng Selo yang merasa kesal karena dirinya diganggu oleh makhluk tersebut maka terjadi perkelahian antara keduanya diiringi petir yang menggelegar. Pada akhirnya, Ki Ageng Selo berhasil mengalahkan makhluk tersebut dan mengikatnya di sebuah pohon Gandrik dan makhluk tersebut berubah menjadi kakek tua. Ki Ageng Selo pun membawa kakek tua yang terus berubah-ubah wujud tersebut ke Demak untuk dilaporkan kepada sultan. Di Demak, datanglah seorang nenek yang menyiramkan air ke tubuh kakek tersebut. Lalu, suara petir menggelegar, mendadak kakek dan nenek tersebut menghilang. Kisah tersebutlah yang membuat Ki Ageng Selo dikenal luas sebagai sang penakluk petir. Kisah Ki Ageng Selo menaklukkan petir diabadikan dalam ukiran pada lawang bledheg atau pintu Masjid Agung Demak. Sampai sekarang, pintu tersebut masih dapat disaksikan. Ukiran pada daun pintu tersebut memperhatikan motif tumbuh-tumbuhan, suluran, jambangan, mahkota mirip stupa, tumpal, camara dan dua kepala naga yang menyemburkan api. Demikianlah sekilas kisah legenda Ki Ageng Selo leluhur Mataram Islam. Terima kasih sudah membaca. Sumber : jateng.solopos, Babad Tanah Jawi, Konsep Kekuasaan Jawa: Penerapannya oleh Raja-raja Mataram. Yogyakarta: Kanisius, H.J.de Graaf dan T.H. Pigeaud. 2001. Kerajaan Islam Pertama di Jawa. Terj. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, Purwadi. 2007. Sejarah Raja-Raja Jawa. Yogyakarta: Media Ilmu

 KI AGENG SELO

LEGENDA “FLASH” TANAH JAWA



Saat dunia belum mengenal tokoh Superhero Amerika “Flash” dan Superhero lokal Indonesia Sang Putra Petir “Gundala” belum lahir ke dunia, ratusan tahun sebelumnya Indonesia sudah melahirkan tokoh hebat yang berhasil menangkap petir (bledeg). Beliau adalah Ki Ageng Selo. Berbeda dengan Flash dan Gundala yang tersambar petir (bledeg), Ki Ageng Selo malah berhasil menangkap petir (bledeg) yang bermaksud menyambarnya. Siapa Ki Ageng Selo silakan baca cerita dibawah ini.

 

SILSILAH & ASAL USUL KI AGENG SELO

Ki Ageng Selo memiliki nama kecil Bagus Songgom, beliau keturunan Ki Getas Pandawa anak dari Bondan Kejawan alias Dyah Lembu Peteng anak dari Prabu Kertabumi (Majapahit). Ki Ageng Selo kemudian memiliki anak laki-laki yang dikenal sebagai Ki Ageng Ngenis dengan enam kakak yang semuanya perempuan. Ki Ageng Ngenis memiliki anak yang dikenal sebagai Ki Ageng Pemanahan. Ki Ageng Pemanahan inilah yang membuka hutan Mataram , anak Ki Ageng Pemanahan bernama Danang Sutowijaya, dan Sutowijaya ini dikenal sebagai Panembahan Senopati pendiri Dinasti Mataram Islam.

 

Ki Ageng Selo hidup di masa Kesultanan Demak. Tepatnya pada masa kekuasaan Sultan Trenggana, awal abad ke-16. Dia lahir sekitar akhir abad-15 atau awal abad ke-16. Dinamakan Selo karena desa tempatnya tinggal bernama desa Selo. Nama Selo berkaitan dengan keberadaan bukit/gunung berapi, dan merupakan sumber banyak garam dan api abadi yang terdapat dari wilayah Grobogan. Di desa tersebut juga Ki Ageng Selo meninggal dan dimakamkan.


LEGENDA KI AGENG SELO MENANGKAP PETIR

Ki Ageng Selo dikenal sebagai sang penakluk petir. Kisah tersebut bermula saat Ki Ageng Selo membuka ladang. Kemudian tiba-tiba langit menjadi mendung dan mulai turun hujan, seketika itu datang petir dan kilat yang menyambar-nyambar, sehingga mengganggu kegiatan pertaniannya. Terganggu dengan hal tersebut, Ki Ageng Selo menantang petir yang berusaha mengganggunya untuk menampakkan wujudnya. 


Tak lama kemudian petir tersebut berubah menjadi naga dan berubah wujud berkali-kali menjadi makhluk mengerikan. Ki Ageng Selo yang merasa kesal karena dirinya diganggu oleh makhluk tersebut maka terjadi perkelahian antara keduanya diiringi petir yang menggelegar. Pada akhirnya, Ki Ageng Selo berhasil mengalahkan makhluk tersebut dan mengikatnya di sebuah pohon Gandrik dan makhluk tersebut berubah menjadi kakek tua. 


Ki Ageng Selo pun membawa kakek tua yang terus berubah-ubah wujud tersebut ke Demak untuk dilaporkan kepada sultan. Di Demak, datanglah seorang nenek yang menyiramkan air ke tubuh kakek tersebut. Lalu, suara petir menggelegar, mendadak kakek dan nenek tersebut menghilang. 


Kisah tersebutlah yang membuat Ki Ageng Selo dikenal luas sebagai sang penakluk petir. Kisah Ki Ageng Selo menaklukkan petir diabadikan dalam ukiran pada lawang bledheg atau pintu Masjid Agung Demak. Sampai sekarang, pintu tersebut masih dapat disaksikan. Ukiran pada daun pintu tersebut memperhatikan motif tumbuh-tumbuhan, suluran, jambangan, mahkota mirip stupa, tumpal, camara dan dua kepala naga yang menyemburkan api.


Demikianlah sekilas kisah legenda Ki Ageng Selo leluhur Mataram Islam. Terima kasih sudah membaca.


Sumber : jateng.solopos, Babad Tanah Jawi, Konsep Kekuasaan Jawa: Penerapannya oleh Raja-raja Mataram. Yogyakarta: Kanisius, H.J.de Graaf dan T.H. Pigeaud. 2001. Kerajaan Islam Pertama di Jawa. Terj. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, Purwadi. 2007. Sejarah Raja-Raja Jawa. Yogyakarta: Media Ilmu

No comments:

Post a Comment