21 October 2025

Ciri Fisik Sultan Agung (menurut laporan utusan VOC, 1622–1624) Usia: sekitar 20–30 tahun ketika pertama kali bertemu utusan Belanda (berarti lahir sekitar 1593–1604). Tubuh: tegap, gagah, dan proporsional — digambarkan sebagai “berbadan bagus”. Kulit: lebih gelap dibandingkan rata-rata orang Jawa — mungkin menunjukkan ia sering di lapangan, atau karakter keturunan bangsawan pedesaan (bukan istana pesisir). Wajah: bulat dan tenang, hidung kecil, mulut agak lebar dan datar. Tatapan mata: tajam seperti singa, menunjukkan wibawa dan kekuasaan alami. Gaya berbicara: agak kasar menurut orang Belanda, mungkin karena ia menggunakan bahasa perintah yang tegas — gaya seorang prajurit dan pemimpin perang. 👑 Busana dan Atribut Kebangsawanan Penutup kepala: kuluk atau kopiah linen putih — menandakan kesalehan dan simbol Islamisasi kerajaan. Kain batik: putih biru, berasal dari daerahnya sendiri (kemungkinan batik Mataram klasik). Baju bludru hitam: berhias motif daun dan bunga keemasan — menggambarkan keagungan dan kemewahan. Keris: diselipkan di bagian depan — posisi yang khas bagi seorang raja/pemimpin tertinggi (berbeda dengan rakyat biasa yang menyelipkan di pinggang belakang). Sabuk emas: tanda status tertinggi di istana. Perhiasan: cincin bertatahkan intan berlian di beberapa jari. Merokok pipa: pipa berlapis perak, mungkin lambang kemewahan sekaligus ketenangan. 🧠 Kepribadian dan Ciri Kepemimpinan Tegas, berwibawa, dan tidak dapat diremehkan (menurut Van Surck & Eydhoven). Mempunyai dewan penasehat kuat, tapi tetap menjadi pusat keputusan mutlak. Ingin tahu dan haus ilmu, tanda kecerdasan politik dan spiritualitas tinggi. Disegani oleh rakyatnya — dengan kekuasaan yang luar biasa; gong kota bisa mengerahkan 200.000 pasukan bersenjata dalam setengah hari. Gaya kepemimpinannya mencerminkan perpaduan antara raja-ksatria dan pemimpin religius, sekaligus pembaharu yang memperluas kekuasaan hingga ke barat (Priangan) dan timur (Blambangan). 📷 Sumber :. fb Ismail Nurbuat

 

Ciri Fisik Sultan Agung (menurut laporan utusan VOC, 1622–1624)
Usia: sekitar 20–30 tahun ketika pertama kali bertemu utusan Belanda (berarti lahir sekitar 1593–1604).

Tubuh: tegap, gagah, dan proporsional — digambarkan sebagai “berbadan bagus”.

Kulit: lebih gelap dibandingkan rata-rata orang Jawa — mungkin menunjukkan ia sering di lapangan, atau karakter keturunan bangsawan pedesaan (bukan istana pesisir).

Wajah: bulat dan tenang, hidung kecil, mulut agak lebar dan datar.

Tatapan mata: tajam seperti singa, menunjukkan wibawa dan kekuasaan alami.

Gaya berbicara: agak kasar menurut orang Belanda, mungkin karena ia menggunakan bahasa perintah yang tegas — gaya seorang prajurit dan pemimpin perang.

👑 Busana dan Atribut Kebangsawanan

Penutup kepala: kuluk atau kopiah linen putih — menandakan kesalehan dan simbol Islamisasi kerajaan.

Kain batik: putih biru, berasal dari daerahnya sendiri (kemungkinan batik Mataram klasik).



Baju bludru hitam: berhias motif daun dan bunga keemasan — menggambarkan keagungan dan kemewahan.

Keris: diselipkan di bagian depan — posisi yang khas bagi seorang raja/pemimpin tertinggi (berbeda dengan rakyat biasa yang menyelipkan di pinggang belakang).

Sabuk emas: tanda status tertinggi di istana.

Perhiasan: cincin bertatahkan intan berlian di beberapa jari.

Merokok pipa: pipa berlapis perak, mungkin lambang kemewahan sekaligus ketenangan.

🧠 Kepribadian dan Ciri Kepemimpinan

Tegas, berwibawa, dan tidak dapat diremehkan (menurut Van Surck & Eydhoven).

Mempunyai dewan penasehat kuat, tapi tetap menjadi pusat keputusan mutlak.

Ingin tahu dan haus ilmu, tanda kecerdasan politik dan spiritualitas tinggi.

Disegani oleh rakyatnya — dengan kekuasaan yang luar biasa; gong kota bisa mengerahkan 200.000 pasukan bersenjata dalam setengah hari.

Gaya kepemimpinannya mencerminkan perpaduan antara raja-ksatria dan pemimpin religius, sekaligus pembaharu yang memperluas kekuasaan hingga ke barat (Priangan) dan timur (Blambangan).

📷
Sumber :. fb Ismail Nurbuat

No comments:

Post a Comment