Kisah pertempuran dua kerajaan dibalik situs Ngloram
Pertempuran Kerajaan Lwaram ( Ngloram ) dengan Kerajaan Mataram Hindu
Oleh : Likok Asia
Keberadaan Situs Ngloram yang terletak di Desa Ngloram, Kecamatan Cepu ini memperkuat isi Prasasti Pucangan bertarikh Saka 963 (1041/1042) yang pernah diuraikan ahli huruf kuno (epigraf) Boechori dari Universitas Indonesia.
Prasasti peninggalan Airlangga itu ditemukan di Gunung Pananggungan, Jawa Timur dan dibawa dari Indonesia ke India dua ratus tahun lalu oleh Thomas Raffles. Isi prasasti itu berbunyi Sri Aji Wurawari mijil sangke lwaram. Mijil berarti keluar atau muncul dari, sedangkan analisis toponim atau nama tempat memungkinkan nama Lwaram berubah menjadi Desa Ngloram yang dikenal sekarang.
Pelepasan konsonan ‘w,’ di awal kata dan perubahan vocal ‘a’ menjadi ‘o’ menjadikan kata Lwaram menjadi Ngloram. pada saat itu Raja Sri Aji Wurawari, penguasa Kerajaan Ngloram menyerang Kerajaan Mataram Hindu yang dipimpin oleh Darmawangsa Teguh pada 1017. Saat itu Kerajaan Mataram Hindu berpusat di daerah yang sekarang dikenal sebagai Maospati, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.
Serangan dilakukan ketika pesta pernikahan putri Darmawangsa Teguh dengan Airlangga yang berasal dari Bali sedang dilangsungkan. Serangan itu memporak-porandakan Kerajaan Mataram Hindu. Dalam peperangan itu, seluruh Keluarga Dharmawangsa terbunuh, kecuali menantunya, yakni Airlangga yang berhasil kabur.
Membalas dendam atas kematian istri, mertua dan kerabatnya, Airlangga yang lolos dari penyerangan dan tinggal di Wanagiri (daerah perbatasan Jombang-Lamongan), akhirnya balik menghancurkan Aji Wurawari. Namun sebelumnya, Aji terlebih dahulu menyerang Airlangga dan Airlangga terpaksa mengungsi dan keluar dari Keratonnya di Watan Mas (sekarang Kecamatan Ngoro, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur).
Serangan balik Airlangga yang ketika itu sudah dinobatkan sebagai pengganti Dharmawangsa Teguh terjadi pada tahun 1032 M. Serangan itu pula memperkuat dugaan reruntuhan batu bata kuno berlumut yang kini dijadikan areal situs Ngloram.
Untuk memperkuat hubungan antara Situs Ngloram dengan Prasasti Pucangan masih diperlukan penelitian lebih lanjut sebab saat ini masih ditemukan berupa batu bata kuno, keramik dan perhiasan perak dan perunggu.
Dalam kegiatan inventaris cagar budaya oleh Pemkab Blora, komuntas pelestari dan Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah hingga tahun 2019 lalu telah berhasil mengumpulkan berbagai artefak, di antaranya batu bata kuno berukuran 20 cm x 30cm dengan tebal sekitar 4 cm, serpihan keramik, serta peralatan perunggu yang kini disimpan di Rumah Artefak Blora.
Untuk memastikan keberadaan Kerajaan Ngloram dengan prasasti itu masih diperlukan penelitian dan kajian lebih mendalam. Seperti penggalian pencarian fondasi sisa kerajaan di sekitar area situs. Namun sampai saat ini, besar dugaan Kerajaan Ngloram yang dipimpin oleh Aji Wurawari berada di Desa Ngloram.
Dikutip dari Solopos.com
https://www.solopos.com/kisah-pertempuran-dua-kerajaan-di-balik-situs-ngloram-1150541/amp
#jjd
#cepu
#blora
No comments:
Post a Comment