12 March 2019

Tentang Sejarah Magelang - SASTRO TARUNG

Oleh : Denmaz Didotte
SASTRO TARUNG..
Sastro Tarung bukanlah nama yang sebenarnya. Nama yang tertulis pada papan nama atau sering di sebut Letter di depan rumahnya itu : SASTRO TARUNO. Tetapi karena papan letter itu dipasang cukup rendah, anak-anak pada waktu itu cukup mudah untuk ngorek huruf O yang terakhir dengan kreweng (pecahan genteng) dan menambah sedikit coretan dengan kapur sehingga huruf O itu berubah menjadi huruf G. SASTRO TARUNO lalu berubah menjadi SASTRO TARUNG.
Kalakuan anak-anak merubah papan nama seenaknya itu sering kali menjadi keributan antar orang tua, saling labrak. Tapi anehnya, nama SASTRO TARUNG menjadi lebih terkenal dari pada Sastro Taruno.
Menjelang tahun 1970, pemerintah tampak masih sangat getol melakukan pembersihan terhadap orang-orang yang dicurigai sebagai anggota atau simpatisan PKI. Berbagai macam cara dilakukan untuk mempermudah mengawasi penduduk. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan menempelkan "Letter" atau papan nama, sebauah papapn kecil berwarna hitan dengan tulisan putih, yang berisi informasi nama kepala keluarga dan jumlah anggota keluarganya. Hampir sama dengan isi Kartu Kelurga jaman sekarang, Di bagian atas, tertulis alamat rumah itu, yang meliputi nama kampung, RT, RK, No rumah. DI bawahnya, ditulis dengan huruf besar dan tulisan yang besar juga, nama Kepala Keluarga. Lalu di deretan paling bawah, tertulis Jumlah Penghuni laki-laki dan jumlah penghuni perempuan lalu total dari keduanya.
Masalah mulai timbul karena model kampung di Magelang kebanyakan berupa perumahan padat dengan gang gang yang sempit. Pada waktu itu kebanyakan rumah masih terbuat dari papan, atau setengah tembok dan umumnya tidak terlalu tinggi. Papan nama atau letter itu biasanya dipaku di si soko tiang rumah atau dekat pintu dan mudah dijangkau oleh anak-anak. Entah siapa yang memulai, tapi sudah menjadi fenomena umum di banyak kampung lalu muncul nama yang aneh-aneh: WONGSO PAINO, berubah menjadi WONGSO PAING, HARDJO GEPUK (entah aslinya siapa), AMAD TAMBENG dan sebagainya. Demikian jumlah anggota keluarga berubah menjadi nggak karuan. Jumlah penghuni lelaki 12 perempuan 240, nganti kaya asrama.
Yang juga menarik, disekolah anak-anak sering memanggil nama temannya dengan memakai nama bapakknya. Haryono, karena anakknya pak Kliwon maka dia dipanggil Kliwon. Dan lebih parah, kalau nama orang tuanya sudah terlanjur di rubah orang. Anake Sastro Tarung.



Sumber :
https://www.facebook.com/groups/kotatoeamagelang/

No comments:

Post a Comment