PAGELARAN TEATER TARI DIPONEGORO, PERINGATI PERISTIWA PENANGKAPAN DIPONEGORO 28 MARET 1830
Direktorat Sejarah Kemdikbud akan menggelar pagelaran teater tari bertajuk "Aku Diponegoro" Kamis 28 Maret mendatang pukul 19.00-22.00 wib. Acara yang akan dilaksanakan di Pendopo gedung eks Residenan Kedu (Museum Diponegoro) ini akan melibatkan seniman tari dari Surakarta. Acara ini merupakan peringatan peristiwa penangkapan Pangeran Diponegoro oleh Belanda pada 28 Maret 1830 di gedung eks Residen Kedu ini.
Direktorat Sejarah Kemdikbud akan menggelar pagelaran teater tari bertajuk "Aku Diponegoro" Kamis 28 Maret mendatang pukul 19.00-22.00 wib. Acara yang akan dilaksanakan di Pendopo gedung eks Residenan Kedu (Museum Diponegoro) ini akan melibatkan seniman tari dari Surakarta. Acara ini merupakan peringatan peristiwa penangkapan Pangeran Diponegoro oleh Belanda pada 28 Maret 1830 di gedung eks Residen Kedu ini.
Menurut ketua tim produksi Teater tari "Aku Diponegoro" Fafa Utami dari Surakarta, tim yang 90% lulusan ISI ini terdiri dari 75 seniman tari dan 15 musisi, dengan total 90 orang. Tema yang diangkat berdasarkan naskah dari sebuah lakon yang pernah diangkat oleh Landung Simatupang yaitu 'Aku Diponegoro' yang kebetulan pernah dipentaskan di gedung yang sama.
Untuk memperkuat cerita, pihaknya memakai 12 buku rujukan yang berkaitan dengan Pangeran Diponegoro, termasuk buku Babad Diponegoro. Tidak hanya itu, untuk memperkuat cerita dan sesuai dengan sejarah, Fafa Utami juga berkonsultasi dengan sejarawan Diponegoro, Peter Carey.
Untuk memperkuat cerita, pihaknya memakai 12 buku rujukan yang berkaitan dengan Pangeran Diponegoro, termasuk buku Babad Diponegoro. Tidak hanya itu, untuk memperkuat cerita dan sesuai dengan sejarah, Fafa Utami juga berkonsultasi dengan sejarawan Diponegoro, Peter Carey.
Menurut Fafa Utami, pengalamannya selama 12 tahun bersama Sardono W. Kusuma dalam pentas Diponegoro, akan dipergunakan untuk memaksimalkan pentas pagelaran Opera tari "Aku Diponegoro". Fafa mengatakan bahwa Opera Diponegoro karya Sardono W Kusuma sudah dipentaskan di 12 panggung, baik dalam dan luar negeri seperti di Amerika, tetapi justru karya ini belum pernah dipentaskan di Magelang.
Meski demikian, Fafa tidak akan mementaskan karya yang sudah pernah dipentaskan oleh Sardono W Kusuma tersebut, karena para seniman yang dulu terlibat di karya tersebut sudah sepuh.
Di pementasan nanti, Fafa akan menggunakan 2 panggung, yakni panggung dalam di pendopo dan panggung luar di halaman pendopo.
Untuk memperkuat setting, di panggung dalam akan diletakkan replika kursi penangkapan Diponegoro.
Para penari akan pentas di halaman panggung luar, termasuk ada setting suasana pasar tempo dulu di jaman Diponegoro dengan melibatkan ratusan figuran. Termasuk pemakaian dialek "magersaren" yang saat itu dipergunakan sebagai bahasa keseharian.
Untuk memperkuat setting, di panggung dalam akan diletakkan replika kursi penangkapan Diponegoro.
Para penari akan pentas di halaman panggung luar, termasuk ada setting suasana pasar tempo dulu di jaman Diponegoro dengan melibatkan ratusan figuran. Termasuk pemakaian dialek "magersaren" yang saat itu dipergunakan sebagai bahasa keseharian.
Direncanakan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo akan hadir dan mungkin akan tampil di atas panggung pementasan. Selain itu juga akan hadir Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid dan Ketua BPK (Badan Pemeriksa Keuangan). Diperkirakan sekitar 2000 tamu undangan akan menghadiri acara ini.
Sumber :
https://www.facebook.com/bagus.priyana?__tn__=%2CdC-R-R&eid=ARD6003zl_D6rIjVvrcdUxUVC5B22pHdXMWrFG000tBchk8m7u3SWH1GMrqR3IGZqu488f5TPWbq-YOd&hc_ref=ARQOZ1QqsMYNOEWSGfcKfJi3iGAfuIqUQXgzUUsSeIXgZtGtFseVNs57v4dJFzZ9FsE&fref=nf
No comments:
Post a Comment