Salah satu candi yang menjadi target blusukan pada awal tahun 2009 adalah sebuah candi yang menurut cerita berada tidak jauh dari Candi Gunung Wukir. Lokasi candi saat itu memang bagi saya cukup sulit untuk mencarinya, berbeda sekarang sudah ada papan nama candi ini ditepi jalan. Sebenarnya candi ini sangat mudah dijangkau dari jalan raya jogja - magelang tetapi karena saat itu info yang minim membuat perjalanan penuh dengan acara kesasar dan tanya sana-sini.
|
Bukit gunung sari tempat candi berada |
|
Reruntuhan candi gunung sari |
Lokasi :Dsn.Gunung Sari, Ds.Gulon, Kec.Salam, Kab.Magelang.
Rute :
- Dari magelang ataupun dari jogja setelah sampai digulon tepatnya setelah kali putih kalau dari joga anda akan melihat papan nama candi gunung sari ditepi jalan. Maju sedikit dari papan nama tersebut ada sebuah pertigaan. Beloklah ke pertigaan tersebut.
- Setelah kurang lebih 2 km anda akan menjumpai sebuah pertigaan. Belok dan ikuti terus jaln tersebut dan anda sudah masuk ke dusun gunung sari.
- Berjalanlah terus masuk ke dusun sampai anda sampai di bawah sebuah bukit. Parkirlah kendaraan pada warga sekitar dan naiklah ke atas bukit. Candi gunung sari ada diatas bukit tersebut.
|
Saya dan Bp.Petrus Juru Pelihara Candi serta rekannya dari BP3 |
Setelah sampai di lokasi candi senang sekali rasanya, artinya perjuangan blusukan tidaklah sia-sia. Setelah menitipkan motor pada warga sekitar saya pun mulai menaiki bukit untuk menuju ke candi. Untuk menuju candi kita harus naik melewati jalan setapak yang cukup tinggi.
|
Tangga naik ke bukit menuju lokasi candi |
Tanjakan pertama berupa tangga naik yang berujung ke sebuah makam desa setempat. Setelah itu perjalanan dilanjutkan dengan melewati jalan tanah setapak melewati hutan. Sesampainya di candi saya disambut oleh Juru Pelihara Candi Bapak Petrus dan beberapa petugas BP3 yang saat itu sedang membersihkan lokasi candi. Dari beliau saya bisa sedikit mengetahui sejarah candi ini.
Sejarah :Menurut Bp.Petrus candi ini ditemukan pada tahun 1998 secara tidak sengaja. Pada waktu itu dari salah satu stasiun TV akan mendirikan sebuah pemancar ditempat ini. Dari hasil penelitian ternyata tepat dilokasi candi ini berada adalah lokasi sinyal yang paling kuat. Akhirnya diadakan penggalian untuk ditempat tersebut untuk membuat pondasi pemancar. Saat penggalian ditemukan banyak sekali batu2 andesit berukuran persegi baik yang polos ataupun yang berornamen. Setelah digali lebih lanjut ditemukan lebih banyak lagi struktur batu terpendam di lokasi tersebut dan setelah diamati batu-batu tersebut adalah sebuah bangunan candi maka penggalian dihentikan dan dilaporkan ke BP3 Jateng.
|
Lokasi candi |
|
Beberapa bagian-bagian candi yang ditemukan |
|
Dibawah pohon ini masih banyak tertimbun batu candi |
BP3 Jateng mengadakan penelitian dan akhirnya menggali seluruh areal tersebut dan didapati reruntuhan sebuah candi. Dari penggalian ditemukan beberapa batu bergambar (seperti prasasti), batu-batu berelief, lumpang batu dan sebuah yoni.
|
Yoni candi gunung sari |
|
Sebuah batu yang memiliki ornamen seperti tulisan |
Dari penemuan yoni tersebut dapat disimpulkan bahwa candi ini beraliran Hindhu. Sebenarnya sebelum candi ini ditemukan sudah banyak batu-batu candi yang ditemukan didesa dibawah bukit ini. Karena ketidaktahuan masyarakat batu-batu tersebut banyak yang dijadikan pondasi dan bahan bangunan rumah. Atas prakarsa Pemerintah setempat, BP3 dan tokoh masyarakat akhirnya dilakukan pendekatan ke masyarakat supaya batu-batu candi tersebut dikembalikan ke lokasi candi dengan biaya ganti rugi yang cukup. Sebagian besar batu-batu dari desa sudah dibawa naik ke lokasi candi.
|
Batu-batu candi yang sudah disusun oleh Bp.Petrus selam kurang lebih 3 tahun |
|
Batu-batu candi dari dusun yang sudah dibawa naik ke lokasi candi |
Dan Pak petrus selain bertugas menjaga beliaulah yang berjasa menyusun dan mengelompokkan batu-batu di candi gunung sari menjadi rapi seperti sekarang ini. Tidak jauh dari candi terdapat sebuah pohon yang mungkin usianya sudah tua, diakar pohon tersebut masih banyak tertimbun batu-batu candi.
No comments:
Post a Comment