MAGELANG TEMPO DOELOE:
STASIUN POMPA BENSIN (1895-1970)
Bagian 1
STASIUN POMPA BENSIN (1895-1970)
Bagian 1
Wilayah Magelang makin berkembang, terlihat dengan makin banyaknya sarana dan prasarana kota untuk melayani masyarakat. Demikian pula halnya dengan sarana transportasi. Terlebih di kota ini makin banyak orang Eropa yang tinggal di kota berhawa sejuk ini.
Pun ketika jalur kereta api jurusan Magelang ke Jogja resmi beroperasi pada tahun 1898, maka kota ini makin ramai saja. Dengan adanya kereta api maka muncul pula stasiun-stasiun dan pusat keramaian. Misalnya saja Stasiun Magelang Kota sebagai stasiun utama dan Stasiun Magelang Pasar dan stopplaats Aloon-aloon sebagai pendukung layanan moda transportasi ini.
Pun ketika jalur kereta api jurusan Magelang ke Jogja resmi beroperasi pada tahun 1898, maka kota ini makin ramai saja. Dengan adanya kereta api maka muncul pula stasiun-stasiun dan pusat keramaian. Misalnya saja Stasiun Magelang Kota sebagai stasiun utama dan Stasiun Magelang Pasar dan stopplaats Aloon-aloon sebagai pendukung layanan moda transportasi ini.
Transportasi darat lain juga berkembang, seperti kendaraan pribadi maupun angkutan umum. Untuk menunjang ketersediaan bahan bakar minyak, sebuah perusahaan perminyakan di jaman Belanda yakni BPM (British Petroleum Maatschappij) mendirikan 'petroleum pakhuis' atau semacam depo minyak di Menowo. Depo minyak itu kini menjadi Stasiun Pompa BBM Menowo.
Selain itu, menurut Stadkaart Magelang tahun 1924, 'petroleum pakhuis' juga didirikan di wilayah Magersari, di sebuah jalan menuju ke lapangan terbang Tidar. Kemungkinan pendirian di area ini khusus untuk mensuplai kebutuhan bahan bakar minyak untuk pesawat terbang.
Selain itu, menurut Stadkaart Magelang tahun 1924, 'petroleum pakhuis' juga didirikan di wilayah Magersari, di sebuah jalan menuju ke lapangan terbang Tidar. Kemungkinan pendirian di area ini khusus untuk mensuplai kebutuhan bahan bakar minyak untuk pesawat terbang.
Untuk mendukung mobilitas angkutan darat dan melihat adanya sebuah peluang bisnis, didirikanlah stasiun pompa bensin oleh Li Kok Hien pada 24 Desember 1895 di timur Aloon-aloon. Li Kok Hien harus mengucurkan dana sebagai modal awal sebesar f50.000 dengan nilai saham sebesar f1.000.
Stasiun Pompa Bensin ini sangat strategis mengingat letaknya di tengah kota, bahkan berdekatan dengan kawasan hiburan, perhotelan, perekonomian, perdagangan dan pemukiman. Yang menarik adalah stasiun pompa bensin ini berdekatan dengan stopplaats Aloon-aloon. Karena begitu strategisnya, masyarakatliki kendaraan seperti mobil, truk, sepeda motor, prachoto, bus, dll bisa mengakses dengan mudah lokasi ini.
Saat itu, untuk mendapatkan bahan bakar minyak yang dibutuhkan, pembeli harus membeli di pom itu dalam takaran tertentu, misalnya 2 atau 5 liter. Sesudah itu pelayan akan memompa (mengengkol) secara manual BBM ke dalam kaleng takaran lalu dimasukkan ke dalam tangki kendaraan.
Sesudah kemerdekaan, kepemilikan stasiun pompa bensin di ambil oleh Pertamina. Pada foto di bawah ini menunjukkan suasana pom bensin di Aloon-aloon timur pada tahun 1969 yang dijepret oleh (alm) Yusuf Kusuma.
Ketika arus lalu lintas masih dua arah, kendaraan dari selatan (Pecinan) bisa langsung menuju ke pom bensin ini.
Terlihat sebuah mobil dan truk sedang mengisi BBM. Bangunan persegi merupakan ruang pelayanan. Tampak logo Pertamina berupa 2 ekor kuda laut mengapit bintang 5 terpampang di tiang besi. Beberapa tulisan 'PERTAMINA' tertulis dengan jelas, baik di dinding ruang pelayanan maupun di tiang besi.
Ketika arus lalu lintas masih dua arah, kendaraan dari selatan (Pecinan) bisa langsung menuju ke pom bensin ini.
Terlihat sebuah mobil dan truk sedang mengisi BBM. Bangunan persegi merupakan ruang pelayanan. Tampak logo Pertamina berupa 2 ekor kuda laut mengapit bintang 5 terpampang di tiang besi. Beberapa tulisan 'PERTAMINA' tertulis dengan jelas, baik di dinding ruang pelayanan maupun di tiang besi.
Karena makin banyaknya kendaraan bermotor di Magelang, pemerintah kota melakukan kebijakan dengan memindahkannya ke pinggiran kota, yakni di Trunan. Belum diketahui mulai kapan pemindahan ini, kemungkinan diperkirakan pada era pertengahan tahun 1980-an. Diperkirakan berbarengan dengan pemindahan terminal bus Tidar ke jalan lingkar Soekarno Hatta pada tahun 1988.
(Bersambung)
No comments:
Post a Comment