10 January 2024

Sejarah Magelang - Kisah Pak Sayat (Raden Sayadi) menjadi milyader dari peruntungan SDSB (Sumbangan Dermawan Sosial berhadiah). Pak Sayat merupakan anggota Legiun Veteran dan sehari-hari berprofesi sebagai tukang becak di Magelang. Keberhasilannya memenangkan uang Rp 1 Milyar sempat menggegerkan Kota Magelang. Selain menjadi pemenang pertama kali di Magelang, juga karena pak Sayat dikenal sebagai orang yang miskin. Di usia senjanya ia masih hidup mengontrak, karena tidak punya rumah. Kakek Sayat yang lahir dan besar di Klaten ini memutuskan pergi dari kampungnya pada masa penjajahan Belanda, dikarenakan tidak memiliki tanah yang cukup untuk bertani. Sempat menjadi tukang kebun di kantor Pos Salatiga di tahun 1936, hingga akhirnya menjadi barisan Heiho ketika Jepang masuk Indonesia di tahun 1942. Ketika proklamasi kemerdekaan, beliau bergabung menjadi Tentara Keamanan Rakyat. Dikarenakan penghianatan rekannya, beliau menjalani hukuman dari Belanda ketika revolusi fisik, ditahan selama 7 bulan beliau mendapatkan penyiksaan fisik yang menyebabkan kondisinya kurus dan kurang sehat. Ketika tahun 1957 dirintis pembentukan legiun veteran, beliau langsung aktif di sana sambil menjadi penarik Becak di Magelang. Salah satu ikhtiar untuk mengangkat hidupnya, kecuali shalat lima waktu, beliau tidak pernah melewatkan turut membeli kupon berhadiah. Ia membeli seribu, dua ribu bahkan kadang sampai puluhan ribu. Disamping itu juga pada bulan sebelum beliau memenangkan hadiah 1 Milyar, beliau menjalani prihatin total, yaitu mengurung diri dan tidak makan dan minum selama tujuh hari tujuh malam atau istilah jawanya ngebleng pati geni. Pada saat malam terakhir pak Sayat mengaku melihat cahaya besar, yang diyakininya sebagai simbol anugerah dari Tuhan. Dan benar saja pak Sayat menjadi milyader setelah melakukan rangkaian ritual dan berpasarah akan nasib yang menimpanya. Koleksi Layanan Surat Kabar Langka Perpustakaan Nasional RI Sumber : Wawasan, 16 Mei 1990 halaman 1 kolom 3-7 (Skjil Team) #SDSB #PakSayat #Veteran #Magelang

 Kisah Pak Sayat (Raden Sayadi) menjadi milyader dari peruntungan SDSB (Sumbangan Dermawan Sosial berhadiah). Pak Sayat merupakan anggota Legiun Veteran dan sehari-hari berprofesi sebagai tukang becak di Magelang. Keberhasilannya memenangkan uang Rp 1 Milyar sempat menggegerkan Kota Magelang. Selain menjadi pemenang pertama kali di Magelang, juga karena pak Sayat dikenal sebagai orang yang miskin. Di usia senjanya ia masih hidup mengontrak, karena tidak punya rumah.


Kakek Sayat yang lahir dan besar di Klaten ini memutuskan pergi dari kampungnya pada masa penjajahan Belanda, dikarenakan tidak memiliki tanah yang cukup untuk bertani. Sempat menjadi tukang kebun di kantor Pos Salatiga di tahun 1936, hingga akhirnya menjadi barisan Heiho ketika Jepang masuk Indonesia di tahun 1942. Ketika proklamasi kemerdekaan, beliau bergabung menjadi Tentara Keamanan Rakyat. Dikarenakan penghianatan rekannya, beliau menjalani hukuman dari Belanda ketika revolusi fisik, ditahan selama 7 bulan beliau mendapatkan penyiksaan fisik yang menyebabkan kondisinya kurus dan kurang sehat.


Ketika tahun 1957 dirintis pembentukan legiun veteran, beliau langsung aktif di sana sambil menjadi penarik Becak di Magelang. 

Salah satu ikhtiar untuk mengangkat hidupnya, kecuali shalat lima waktu, beliau tidak pernah melewatkan turut membeli kupon berhadiah. Ia membeli seribu, dua ribu bahkan kadang sampai puluhan ribu. 


Disamping itu juga pada bulan sebelum beliau memenangkan hadiah 1 Milyar, beliau menjalani prihatin total, yaitu mengurung diri dan tidak makan dan minum selama tujuh hari tujuh malam atau istilah jawanya ngebleng pati geni. Pada saat malam terakhir pak Sayat mengaku melihat cahaya besar, yang diyakininya sebagai simbol anugerah dari Tuhan. Dan benar saja pak Sayat menjadi milyader setelah melakukan rangkaian ritual dan berpasarah akan nasib yang menimpanya.



Koleksi Layanan Surat Kabar Langka Perpustakaan Nasional RI

Sumber : Wawasan, 16 Mei 1990 halaman 1 kolom 3-7 (Skjil Team)


#SDSB #PakSayat #Veteran #Magelang

No comments:

Post a Comment