01 August 2022

Perlawanan Raja Tanete La Patau terhadap Belanda 1826

 PERLAWANAN RAJA TANETE LA PATAU TERHADAP BELANDA (1826)

Sengketa pertama timbul ketika La Patau menolak panggilan penguasa Belanda yang baru agar berkunjung ke Makassar . Belanda segera mengirimkan ekspedisinya untuk menghukum pemberontak ini, berangkat pada tanggal 31 Mei dengan formasi kekuatan :

Komandan: Mayor TAN COEHOORN VAN HOUWERDA ;

175 prajurit infanteri,

1 perwira dan 25 orang artileri,

2 satu pon,

2 mortir liand,

1 perwira dan 20 prajurit berkuda,

2 kapal perang,

1 kapal perang.

kapal ke Tanette, di mana pasukan mendarat dekat kampung Antje, sementara sekutu lokal Segeri dan Pankadjene, di bawah Asisten Residen MAIJOR Mandalle, dan orang-orang Sidenreng dari dari Barroe. Mayor VAN COEHOORN mengirim seorang utusan ke LAPATOEA untuk menyampaikan ultimatum kepada raja Tanete La Patau agar menghindari pertempuran dengan syarat harus membayar denda di samping harus menyerahkan empat orang keluarga raja sebagai sandera. Apabila raja Tanete tidak memenuhi tuntutan itu, Tanete akan diserang dan ditaklukkan. Tetapi kalau raja Tanete menyetujui syarat yang diajukan oleh Belanda, maka sebagian pasukan Belanda akan ditempatkan di Tanete sebagai tentara pendudukan. namun La Patau menolak dan utusan kembali dengan tangan kosong. 

Keesokan harinya pendaratan pasukan Belanda didahului dengan tembakan meriam. Tanete mempertahankan diri dengan perlawanan yang seru. Kedua belah pihak menderita kerugian yang tidak sedikit, di pihak Belanda gugur Letnan Burger dan beberapa orang prajurit lainnya. Berkat persenjataan yang lebih unggul, Belanda dapat menaklukkan Tanete.

(De krijgsgeschiedenis van Nederlandsch-Indië van 1811 tot 1894)




No comments:

Post a Comment