Ave Neohistorian !
Pada Periode Negara Berperang di Tiongkok (475 SM–221 SM), banyak negara yang membangun tembok untuk menjaga perbatasan wilayah dan bertahan dari serangan suku barbar Xiongnu. Pada awalnya, tembok dibuat dari tanah liat yang dipadatkan lalu sisi luarnya ditutupi dengan bebatuan.
Negeri Qin memiliki peran besar dalam pembangunan tembok ini. Ketika Negeri Qin mengalahkan Negeri Wei pada tahun 328 SM, Raja Zhaoxiang memerintahkan pembangunan tembok tinggi di sepanjang wilayah Longxi, Beidi, dan Shangjun.
Saat negeri Qin berhasil mengalahkan negeri-negeri lain dan menyatukan China, Kaisar Qinshihuang memerintahkan agar tembok pembatas wilayah negeri-negeri dihancurkan. Kaisar berencana untuk menyisakan pembatas bagian utara dan kemudian menyatukannya. Setiap 10-30 Li (1 Li sama dengan 500 m) dibuatkanlah pos penjagaan yang dilengkapi dengan pasukan patroli di atasnya. Selain untuk pertahanan, tembok difungsikan juga sebagai jalur pos.
Agar tembok menjadi efektif, kokoh, dan pembangunannya cepat selesai, kurang lebih 5% penduduk China saat itu dikerahkan sebagai tenaga kerja paksa. Namun, karena minimnya teknologi konstruksi, waktu kerja yang berat, dan lingkungan kerja yang ekstrim, pembangunan tersebut telah mengorbankan nyawa jutaan pekerja. Mereka kemudian dikuburkan begitu saja di sekitar proyek pembangunan tembok.
Pembangunan tembok dilanjutkan pada masa Dinasti Sui (581–618), yang justru menjadi salah satu penyebab runtuhnya dinasti tersebut. Ketika masa Dinasti Ming (1368-1644), tembok direnovasi dengan cara yang lebih modern, yaitu menggunakan batu bata yang direkatkan oleh campuran kapur dan beras ketan.
Tembok ini memiliki tinggi antara 7,8 -14 meter, dengan tebal dinding 5,8 - 6,5 meter, dan panjang total bangunan 21.196 km. Tembok tersebut dikemudian hari disebut sebagai “Tembok Panjang 10.000 Li” atau juga dikenal sebagai “Tembok Raksasa Tiongkok”. Tembok ini telah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia pada tahun 1987.
-Jonathan Vivaldy
Editor : Ruth Regina
Source :
Wicaksono, Michael (2013). Dinasti Qin – Kaisar Terakota. PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.
No comments:
Post a Comment