Oleh : Djulianta
KENANGAN MANIS BERSAMA "TELIK"
Untuk wilayah Magelang anyaman bambu perangkap ikan belut ini bernama "telik".
Pada th 60 an ketika saya masih SD pas libur kwartalan maka beramai ramailah bersama teman sepermainan untuk membuat telik. Beruntunglah ayah saya mempunyai kebun bambu sehingga mudah mendapatkan bahan. Setelah selesai dibuat telik tsb diberi umpan dan bagian belakangnya disumbat. Kemudian pada sore hari kami pergi ke sawah untuk memasangnya dg cara dibenamkan setengahnya. Karena jumlahnya banyak maka harus diberi tanda supaya tidak lupa. Pada pagi sebelum matahari terbit kami sudah ke sawah lagi untuk memanen hasil tangkapannya yg berupa ikan belut.
Tetapi kadang ada juga nasib sial, ketika kami memasang telik tsb ternyata sudah ada anak anak desa tetangga yg mengintainya, telik tsb dicurinya, sehingga pada pagi harinya kami pulang dg tangan hampa, belut gak dapat telikpun hilang.
Untuk wilayah Magelang anyaman bambu perangkap ikan belut ini bernama "telik".
Pada th 60 an ketika saya masih SD pas libur kwartalan maka beramai ramailah bersama teman sepermainan untuk membuat telik. Beruntunglah ayah saya mempunyai kebun bambu sehingga mudah mendapatkan bahan. Setelah selesai dibuat telik tsb diberi umpan dan bagian belakangnya disumbat. Kemudian pada sore hari kami pergi ke sawah untuk memasangnya dg cara dibenamkan setengahnya. Karena jumlahnya banyak maka harus diberi tanda supaya tidak lupa. Pada pagi sebelum matahari terbit kami sudah ke sawah lagi untuk memanen hasil tangkapannya yg berupa ikan belut.
Tetapi kadang ada juga nasib sial, ketika kami memasang telik tsb ternyata sudah ada anak anak desa tetangga yg mengintainya, telik tsb dicurinya, sehingga pada pagi harinya kami pulang dg tangan hampa, belut gak dapat telikpun hilang.
No comments:
Post a Comment