04 March 2024

Pati Unus Sang Pangeran kesepian di Tengah ganasnya samudera Tak banyak kisah yang menuliskan tentang sang Pangeran Sabrang Lor Laksamana yang perwira lagi gagah berani, dengan lantang (mungkin) berkata Jalasveva Jayamahe Armada Portugis , sang raja di raja dilaut telah mengalami ganasnya semburan Cetbang Majapahit Dari kapal kapal Jung perkasa pasukan Jepara milik Pati Unus. Tome Pires seorang penjelajah asal Portugis , menulis dalam jurnal perjalannya selama berkeliling Nuswantara , Pati Unus berusia 25 tahun ,memerintahkan ekspedisi untuk menaklukan Kerajaan Malaka di tahun 1513. Dan saat itu Malaka telah dikuasai Portugis , Sejatinya sang Laksamana melawan Portugis penguasa separuh dunia. Pires melukiskan betapa armada laut yang dipimpin Pati Unus , adalah Angkatan laut yang sangat luar biasa ,. Jung atau kapal layer Jawa digambarkan sebagai kapal Induk yang mampu mengangkut 1000 pelaut, Portugis pun kono tak menyangka bangsa yang dianggap Barbar memiliki teknologi Maritim yang mumpuni di jaman itu, Pada tahun 1521, Pati Unus memimpin penyerbuan kedua ke Malaka melawan pendudukan Portugis. , Sebuah misi ekspedisi yang sangat hebat dan mahal untuk keperluan perang, jika hanya di nilai hanya sebagai Langkah Geopolitik untuk sekedar factor ekonomis dan perdagangan semata. Ekspedisi ke dua m barangkali adalah sebuah ekpedisi “ Perang Salib” untuk melawan hegemoni Portugis di wilayah Nuswantara dalam perang melawan politik Gold,Glory,Gospel dari para Europe Man. Ekspedis Ke Dua Malaka yang dipimpin langsung Sang Laksamana Pati Unus , Digambarkan adalah seolah rakyat Jawa pindah ke atas Jung dan menyerbu Malaka dengan seluruh jiwa raga .. Yang tersisa di Jawa hanyalah mereka yang menolak Ekspedisi ke Dua karena alas an klasik : Pragmatis dan Oputunis khas kaum yang hanya memikirkan cuan dan cuan semata… Mereka yang hanya memikirkan keuntungan peribadi , Perang terhadap Portugis hanya membuang buang waktu dan sumber daya yang ada. Mereka lebih suka “kita berbaik baik saja , suceng “ kepada bangsa Portugis, bisnis lancar, cuan ngalir , sampai bikn tajir melintir. Hubungan Pati Unus dan Trenggana , disinyalir tidak harmonis , saling silang kedua pendukung mereka saling berseteru, mengkampanyekan pilihan politik mereka. Dan hal hal serupa terus bergulir hingga akhir jaman, perseteruan opurtunis dan para “ perwira bhumi pertiwi” Ekpedisi ke Dua Pati Unus , membuka mata dunia menyadarkan seorang Unus yang Gagah Pertiwira , dengan kebesaran jiwa dan pengorbanan seluruh jiwa raga , Harta , tahta dan Wanita miliknya atas nama Negerinya dan keyakinanya . Menentang ombak dan angin samudera menuju Malaka mengempur Portugis, dimana Portugis telah menyiapkan jebakan untuk sang Laksamana. Tampa disadari Adipati Unus , sang Pangeran Sabrang Lor, Sultan ke dua Demak, meremas dadanya menahan sakit yang teramat sakit .. Sakit akibat racun yang telah menyesap dadanya… Dadanya yang seluas Samudera teryata tak mampu Menampung ,setetes demi tetes racun hitam kebencian Rasa iri dengki… Sang Laksamana, tengelam , tersuruk , dikeheningan cipta ,samudera tanpa batas antara dia dan penciptaNya… Al Fateha…… Selat Malaka 1521

 Pati Unus 



Sang Pangeran kesepian di Tengah ganasnya samudera

Tak banyak kisah yang menuliskan tentang sang Pangeran Sabrang Lor

Laksamana yang perwira lagi gagah berani, dengan lantang (mungkin) berkata Jalasveva Jayamahe


Armada Portugis , sang raja di raja dilaut telah mengalami ganasnya semburan Cetbang Majapahit 

Dari kapal kapal Jung perkasa pasukan Jepara milik Pati Unus.


Tome Pires seorang penjelajah asal Portugis , menulis dalam jurnal perjalannya selama berkeliling Nuswantara , Pati Unus berusia 25 tahun ,memerintahkan  ekspedisi  untuk menaklukan Kerajaan Malaka di tahun 1513. Dan saat itu  Malaka telah dikuasai Portugis , Sejatinya sang Laksamana melawan Portugis penguasa separuh dunia. 


Pires melukiskan betapa armada laut yang dipimpin Pati Unus , adalah Angkatan laut yang sangat luar biasa ,. Jung atau kapal layer Jawa digambarkan sebagai kapal Induk yang mampu mengangkut 1000 pelaut, Portugis pun kono tak menyangka bangsa yang dianggap Barbar memiliki teknologi Maritim yang mumpuni di jaman itu,


Pada tahun 1521, Pati Unus memimpin penyerbuan kedua ke Malaka melawan pendudukan Portugis. , Sebuah misi ekspedisi yang sangat hebat dan mahal untuk keperluan perang, jika hanya di nilai hanya sebagai Langkah Geopolitik untuk sekedar factor ekonomis dan perdagangan semata. Ekspedisi ke dua m barangkali adalah sebuah ekpedisi “ Perang Salib” untuk melawan hegemoni Portugis di wilayah Nuswantara dalam perang melawan politik Gold,Glory,Gospel dari para Europe Man.


Ekspedis Ke Dua Malaka yang dipimpin langsung Sang Laksamana  Pati Unus , Digambarkan adalah seolah rakyat Jawa pindah ke atas  Jung dan menyerbu Malaka dengan seluruh jiwa raga ..


Yang tersisa di Jawa hanyalah mereka yang menolak Ekspedisi ke Dua karena alas an klasik : Pragmatis dan Oputunis khas kaum yang hanya memikirkan cuan dan cuan semata…

Mereka yang hanya memikirkan keuntungan peribadi , Perang terhadap Portugis hanya membuang buang waktu dan sumber daya yang ada. Mereka lebih suka “kita berbaik baik saja , suceng “ kepada bangsa Portugis, bisnis lancar, cuan ngalir , sampai bikn tajir melintir.


Hubungan Pati Unus dan Trenggana , disinyalir tidak harmonis , saling silang kedua pendukung mereka saling berseteru, mengkampanyekan pilihan politik mereka. Dan hal hal serupa terus bergulir hingga akhir jaman, perseteruan opurtunis dan para “ perwira bhumi pertiwi”


Ekpedisi ke Dua Pati Unus , membuka mata dunia menyadarkan seorang Unus yang Gagah Pertiwira , dengan kebesaran jiwa dan pengorbanan seluruh jiwa raga , Harta , tahta dan Wanita miliknya atas nama Negerinya  dan keyakinanya . Menentang ombak dan angin samudera menuju Malaka mengempur Portugis, dimana Portugis telah menyiapkan jebakan untuk sang Laksamana.


Tampa disadari Adipati Unus , sang Pangeran Sabrang Lor, Sultan ke dua Demak, meremas dadanya menahan sakit yang teramat sakit ..

Sakit akibat racun yang telah menyesap dadanya…

Dadanya  yang seluas Samudera teryata tak mampu Menampung ,setetes demi tetes racun hitam kebencian 

Rasa iri dengki…


Sang Laksamana, tengelam , tersuruk , dikeheningan cipta ,samudera  tanpa batas antara dia dan penciptaNya…


Al Fateha……

Selat Malaka 1521

No comments:

Post a Comment