Nabi Syits As
( Esis/ Set )
Lahir : tahun 4942 SM.
Nabi yg tak termasuk daftar 25 Nabi.
Mukjizat : 1. Mendapatkan Kuda dari Syurga yang bernama Maimun, 2. Menjalankan Perang Pertama di Bumi, 3. Nabi Syits Menjadi Juru Pemutus yang Adil dan Bijaksana di Negerinya, 4. Nabi yang pertama Menerima 50 Sahifah, 5. Nabi Syits adalah orang pertama kali yang mengenalkan Jual Beli, 6. Di kening nabi Syits terdapat Cahaya Muhammad.
Orang Tua : ♂️Nabi Adam As, ♀️Siti Hawa.
Saudara : ♂️Qabil, ♂️Habil, ♂️Abdullah, ♂️Cayn, ♂️Ashut, ♂️Tawbah, ♂️Ayad, ♂️Balagh, ♂️Athati, ♂️Darabi, ♂️Hadaz, ♂️Sandal, ♂️Baraq, ♂️Wadd, ♂️Suwa, ♂️Yaguth, ♂️Yahus,♂️ Ya’uq, ♂️Nasr, ♀️Iqlima, ♀️Labuda, ♀️Hazura, ♀️Azura, ♀️Awan, ♂️Abdul Mugits, ♀️Ammatul Mugits.
Istri : ♀️Azura/ Muladzura/ Hazura.
Anak : ♂️Anwas, ♂️Enos.
Wafat : Makkah, Arab Saudi 4030 SM.
Makam : Jarwal, Mekkah 24231, Arab Saudi.
Keterangan :
Syits adalah seorang nabi yang diriwayatkan oleh Ibnu Katsir. Nabi Syits adalah putra Nabi Adam dan tidak termasuk dalam 25 nabi dan rasul yang tersebut dalam Al-Qur'an.
Imam Ibnu Katsir mengatakan dalam Qashash al-Anbiyaa yang diterjemahkan oleh Saefullah MS, Syits artinya anugerah Allah.
Nama tersebut diberikan karena Nabi Adam AS dan Siti Hawa mendapatkan karunia putra tersebut setelah terbunuhnya Habil di tangan saudaranya sendiri, Qabil.
Dalam Kristen dan Yahudi disebut Set
Taaj Langroodi mengatakan dalam buku Akhlak Para Nabi, Syits lahir lima tahun setelah Habil dibunuh oleh Qabil, yakni 235 tahun setelah Adam diturunkan dari langit ke bumi. Adapun, menurut sebuah riwayat (mutawatir), Syits adalah keturunan Adam, sedangkan Yafet adalah saudara seimannya.
Saat Nabi Syits dilahirkan, Nabi Adam berusia 930 tahun. Wasiat diberikan kepadanya karena beliau memiliki kelebihan dari segi keilmuan, kecerdasan, ketakwaan, dan kepatuhan dibanding anak Nabi Adam yang lain.
Begitu mulia Nabi Syits hingga ia diamanahkan untuk menjaga Nur Rasulullah sampai akhir hayatnya. Allah juga menunjuk Syits sebagai nabi dan menurunkan atasnya lima puluh sahifah (lembaran) yang didalamnya terdapat dalil-dalil, hukum, sunah, fardu, serta syariat-syariat dan batasan hukum Allah.
Mendapat Perintah Memerangi Qabil
Kisah awal kelahiran Nabi Syits sendiri memang bermula dari peristiwa pembunuhan Qabil terhadap Habil. Qabil bisa disebut sebagai awal mula angkara murka di muka bumi setelah Nabi Adam diturunkan ke dunia.
Setelah Adam mengetahui Habil terbunuh, selama setahun dia tidak tertawa dan tidak bergaul dengan Hawa. Maka, Allah berfirman kepadanya:
“Hai Adam, sampai kapan tangisan dan kesedihan ini? Sesungguhnya Aku akan memberikan pengganti dari anak itu untukmu dengan anak yang terpercaya dan akan menjadi nabi, dan dari keturunannya akan Kujadikan para nabi hingga Hari Kiamat.Tandanya adalah dia akan dilahirkan sendirian, tidak mempunyai saudara sekandung. Apabila lahir anak itu, namailah dia Syits.” Dalam bahasa Suryani, nama tersebut (Syits) berarti hamba Allah.
Ketika Hawa mengandung sang anak yakni Syits, kandungannya tidak terasa berat dan dia melahirkannya tanpa dengan susah payah. Hawa melahirkan Syits beberapa tahun setelah terjadinya pembunuhan Habil oleh saudaranya sendiri, Qabil.
Sebelum Nabi Adam Wafat, Syits menerima beberapa wasiat dari ayahnya termasuk perintah untuk memerangi Qabil yang durjana. Nabi Adam memberitahukan Syits tentang akan terjadinya topan dan kehancuran alam. Selain itu diajarkan pula kepadanya tentang waktu-waktu ibadah dalam sehari semalam.
Dikeluarkan juga seutas tali dari sutera yang memuat gambaran tentang para nabi dan orang-orang yang akan menguasai dunia. Tali tersebut diturunkan kepada Adam dari surga dan diberikannya kepada Syits untuk dilipat dan disimpan di dalam tabut (sejenis peti) yang harus terkunci.
Adam lalu mencabut beberapa lembar rambut dari janggutnya dan meletakkannya ke dalam tabut sambil berkata, “Hai anakku, ambillah rambut-rambut ini, dan bawalah bersamamu ketika menghadapi urusan yang penting. Rambut-rambut ini akan membantumu mengalahkan musuh selama masih ada bersamamu. Apabila engkau melihat rambut-rambut tersebut memutih, maka ketahuilah bahwa ajalmu telah dekat dan engkau akan meninggal pada tahun itu.
Kemudian Nabi Adam mencopot cincinnya dan memberikannya kepada Syits serta menyerahkan tabut dan suhuf yang telah diturunkan kepadanya.
Adam berkata, “Wahai anakku, perangilah saudaramu, Qabil. Sesungguhnya Allah akan menolongmu untuk mengalahkannya.” Demikianlah wasiat terakhir yang disampaikan oleh Adam kepada anaknya, Syits.
Hal itu kemudian berujung pada peperangan pertama di muka bumi setelah Nabi Adam diturunkan ke dunia. Dalam peperangan tersebut, Qabil kalah dan akhirnya menjadi tawanan. Kedua tangan Qabil dibelenggu ke atas pundak dan ia ditahan ditempat yang sangat panas hingga meninggal.
Nabi Syits Sebagai Sosok Penjaga Nur Rasulullah SAW
Dalam buku Kumpulan Tanya Jawab Keagamaan yang disusun oleh Kyai Abdullah Alif, Nabi Syits merupakan orang pertama setelah Nabi Adam dan Hawa yang dipercaya untuk menjaga Nur Rasulullah SAW. Dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa Allah pertama kali menciptakan Nur Nabi Muhammad sebelum Dia menciptakan Adam, Hawa, alam semesta beserta isinya.
Syekh Yusuf Bin Ismail An-Nabhani melalui Kitab Hujatullah menyebutkan sebelumnya Nur Nabi Muhammad SAW senantiasa terlihat bersinar di wajah Nabi Adam. Cahayanya nampak seperti matahari yang bersinar terang benderang.
Maka, Allah pun mengambil sumpah perjanjian kepada Nabi Adam agar senantiasa menjaga Nur tersebut dengan berfirman:
"Hai Adam, berjanjilah (kepada-Ku) untuk senantiasa benar-benar menjaga Nur Nabi Muhammad SAW (yang telah Kuletakkan dalam dirimu). Janganlah sekali-kali kamu letakkan kecuali kepada orang-orang yang suci mulia,"
Nabi Adam menerimanya dengan senang hati. Kemudian, Nur ini bersemayam di dalam diri Siti Hawa. Tak lama setelahnya, lahirlah seorang anak laki-laki yang tak lain adalah Nabi Syits.
Nur yang semula terdapat di dalam tubuh Hawa dipindah ke dalam Nabi Syits. Nur tersebut terlihat pada wajah Syits, karenanya Nabi Adam selalu memperhatikan dan menjaga Syits.
Nabi Syits tumbuh sebagai pribadi dengan akhlak yang baik. Bahkan, Allah SWT mengirimkan sosok bidadari yang cantik dan rupawan untuk Nabi Syits.
Mengacu pada buku yang sama, yaitu Akhlak Para Nabi, wafatnya Nabi Syits terjadi ketika beliau jatuh sakit. Sebagai gantinya, ia menetapkan sang putra yang bernama Anush untuk melaksanakan wasiatnya.
Nabi Syits meninggal di usia 912 tahun dan dikuburkan tepat di samping makam kedua orang tuanya, yakni di Gua Gunung Abu Qubais.
Nabi Syits Meminta Allah Pisahkan Alam Manusia dan Jin
Suatu ketika, peristiwa tragis terjadi di antara dua anak Nabi Adam, yaitu Qabil dan Habil. Keduanya memberikan kurban sesuai syariat yang berlaku pada masa itu. Dalam ujian tersebut, mereka diperiksa untuk melihat siapa yang memberikan kurban terbaik. Habil memberikan yang terbaik, sementara Qabil memberikan yang kurang baik.
Ketika kurban Habil diterima, Qabil merasa tidak puas dan akhirnya membunuh saudaranya. Setelah melakukan tindakan tersebut, Qabil merasa menyesal, namun Nabi Adam telah mengetahui sifat buruk anaknya itu. Oleh karena itu, ilmu yang seharusnya diberikan Allah kepadanya tidak diturunkan kepada Qabil.
Pada tahun ke-400 kehidupan Nabi Adam di Bumi, lahirlah Syits. Allah memberikan tugas kepada Syits untuk melanjutkan kenabian.
Nabi Adam mengingatkan Syits untuk menjaga kerahasiaan tugas tersebut agar Qabil yang dengki tidak mengetahuinya. Salah satu tugas Syits adalah menetapkan batas antara alam manusia dan jin.
Dunia Manusia dan Jin Terpisah
Nabi Syits mempunyai risalah memisahkan dunia manusia dan dunia jin. Berkat risalah itu, Allah kemudian memisahkan alam manusia dengan alam jin.
Sebelum Syits bertugas, dahulu masih bisa dilihat jin atau setan yang berkeliaran. Jarak mereka dengan manusia tidak ada. Belakangan Adam telah diperlihatkan jumlah manusia angka keturunannya yang bertambah.
Kemudian Nabi Adam AS berdoa semoga ada di antara anaknya yang melanjutkan risalah. Kemudian, terpilihlah di antara anaknya yakni Syits menjadi orang yang menutup pandangan manusi melihat jin.
Nabi Syits diizinkan oleh Allah mendapatkan wasilah dari Nabi Adam. Hal ini tak Nabi Adam sampaikan kepada Qabil. Secara diam-diam Syits diajarkan Nabi Adam mengenai ilmu rahasia itu. Syits kemudian bergerak dan berdakwah berbagai pulau.
Pesan nabi Adam pada Syits AS
Sebelum kewafatan nabi Adam AS, beliau menunjuk Syits AS agar memimpin umat manusia. Selain itu beliau juga memberikan lima pesan nasehat kepada nabi Syits AS. Pertama, jangan pernah merasa aman hidup didunia karena nabi Adam yang pernah hidup di surga dengan tenang pun, di keluarkan daripadanya.
Kedua, jangan mengikuti keinginan hawa nafsu istri, karena hal tersebutlah yang membuat beliau memakan buah terlarang. Ketiga, pertimbangankan setiap perbuatan yang dilakukan agar tidak menyesal kemudian.
Keempat, ketika hati merasa ragu, maka tinggalkanlah perkara tersebut. Terakhir, bermusyawarahlah bila ada suatu masalah.
Musik dan Zina pertama di dunia
Musik Pertama
Dikisahkan bahwa iblis mencoba menggoda keturunan Adam waktu itu. Iblis membisikkan dan meracuni pikiran mereka agar membuat sebuah alat yang mengeluarkan bunyi.
Terciptalah seruling dan genderang. Inilah musik pertama tercipta di dunia. Para anak Adam menjadi lalai untuk menyembah Allah SWT padahal nabi Syits AS sudah berkali-kali mengingatkan.
Bahkan mereka membuat pesta hingga mereka lupa diri karenanya. Di saat itulah pria dan wanita yang ada di sana digoda oleh iblis dan Syaitan. Timbul hubungan seksual tanpa ikatan perkawinan pertama di dunia.
Peperangan pertama di Dunia
Atas perintah mendiang ayah beliau, nabi Syits mengajak keturunan Adam lainnya untuk memerangi Qabil.
Ternyata para anak-anak Adam terbagi menjadi dua kelompok. Ada yang ikut dengan nabis Syits AS dan ada pula yang mengikuti Qabil. Dua kelompok tersebut menggunakan tanda-tanda khusus untuk mengenali pihaknya.
Kelompok yang mengikuti nabi Syits AS akhirnya berperang dengan kelompok yang mendukung Qabil. Inilah peperangan pertama yang terjadi di muka bumi. Akhirnya pihak nabi Syits AS memenangkan pertempuran dan selanjutnya menawan Qabil di sebuah tempat yang panas hingga dia meninggal. Sebelumnya kematian Qabil, dia menanyakan pada nabi Syits, kenapa beliau tidak menjaga persaudaraan di antara mereka.
Nabi Syits kemudian mengatakan kenapa Qabil sendiri tidak menjaganya. Akhirnya Qabil dibelenggu hingga akhir hayatnya.
Suhuf yang Diterima Nabi Syits AS
Menurut sebuah riwayat yang berasal dari Abu Dzar, Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya, Allah menurunkan seratus empat suhuf (lembaran). Sebanyak lima puluh suhuf diturunkan kepada Syits." (HR Ibnu Hibban)
Ibnu Katsir mengatakan bahwa Muhammad bin Ishaq berkata, "Ketika Adam hendak wafat, beliau berwasiat kepada putranya, Syits, dan mengajarkan kepadanya waktu malam dan siang. Adam juga mengajarinya ibadah pada waktu-waktu tersebut dan memberitahukan kepadanya akan terjadi angin topan setelah itu."
Dalil yang menerangkan tentang turunnya suhuf dan kitab terdahulu ini disebutkan dalam surah Al A'la ayat 18-19. Allah SWT berfirman:
اِنَّ هٰذَا لَفِى الصُّحُفِ الْاُوْلٰىۙ ١٨ صُحُفِ اِبْرٰهِيْمَ وَمُوْسٰى ࣖ ١٩
Artinya: "Sesungguhnya ini terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, (yaitu) kitab-kitab Ibrahim dan Musa."
Isi suhuf Nabi Syits AS menerangkan seputar dalil-dalil Allah, fardu-fardu, hukum-hukum, sunnah-sunnah, syariat-syariat, dan batasan-batasan hukum-Nya. Nabi Syits AS kemudian membacakan isi kandungan suhuf yang diterimanya dan mengajarkannya kepada Bani Adam.
Masih merujuk pada buku Akhlak Para Nabi, terdapat 16 nasihat yang diucapkan oleh Syits bin Adam AS supaya seorang mukmin memiliki kualitas atau keunggulan diri, sebagai berikut:
1. Mengenal Allah, para malaikat-Nya dan menaati-Nya.
2. Mengenali kebaikan dan keburukan. Adapun kebaikan, hendaklah diraih (dicita-citakan), sedangkan keburukan hendaklah menjauh darinya.
3. Mendengarkan dan menaati perintah penguasa (raja) penyayang yang Allah telah diangkat Allah sebagai khalifah di bumi dan menguasakannya untuk memerintah negeri dan hamba-hamba-Nya.
4. Berbuat baik kepada kedua orang tua.
5. Melaksanakan yang ma'ruf berdasarkan kemampuan yang dimiliki.
6. Memperhatikan nasib kaum papa.
7. Intoleransi terhadap orang asing (musuh agama).
8. Berani dalam menaati Allah.
9. Menjaga diri dari melakukan kejahatan.
10. Bersabar karena mempertahankan iman dan keyakinan.
11. Jujur dalam bertutur kata.
12. Berlaku adil.
13. Bersikap warak dalam urusan duniawi.
14. Berkorban dan mendekatkan diri sebagai bukti ucapan terima kasih kepada Allah yang Mahatinggi atas segala pemberian-Nya dari kenikmatan kepada ciptaan-Nya.
15. Berlaku lemah lembut (al-hilm) dan memuji Allah yang Mahatinggi atas segala musibah (cobaan) dunia tanpa harus mempertunjukkan ketidaksabaran diri.
16. Memiliki rasa malu dan sedikit berdebat (berbicara yang menimbulkan emosi).
Selain Nabi Syits AS, Allah SWT juga menurunkan suhuf kepada Nabi Adam AS, Nabi Idris AS, Nabi Ibrahim AS, dan Nabi Musa AS. Menurut H. Masan dalam buku Pendidikan Agama Islam: Akidah Aklak, masing-masing menerima 10 suhuf, 30 suhuf, 10 suhuf, dan 10 suhuf.
No comments:
Post a Comment