Jenderal Ahmad Yani menjadi salah satu Perwira Militer yang gugur dalam tragedi peristiwa naas Gerakan 30 September tahun 1965. Atas gugurnya beliau, kemudian Pemerintah Indonesia memberikan gelar kepada beliau sebagai Pahlawan Revolusi.
Sebelum detik-detik terjadinya peristiwa gugurnya pak Yani, Ibunda beliau mendapatkan peristiwa aneh. Menjelang subuh tanggal 1 Oktober, Ny. Wongsoredjo yang hendak berwudhu melihat sosok Pak Yani di muka pintu. Pak Yani yang dilihatnya itu sedang tertegun di muka pintu, lalu kembali keluar. Melihat kejadian tersebut, Ny. Wongsoredjo menyampaikan kepada suaminya "Kae loh Mas, Ahmad rene kok ora gelem mlebu" (Itu loh mas, Ahmad kesini tapi tidak mau masuk). Mendengar apa yang disampaikan Istrinya tersebut, maka Pak Wongsorejo akhirnya menengok keluar rumah, namun sayang tidak ada siapapun di sana. Belakangan, barulah diketahui bahwa detik-detik Ny. Wongsoredjo melihat puteranya tadi, di Lubang Buaya Pak Yani sedang bersimbah darah.
Sebagai informasi, Ahmad Yani merupakan Putera dari pasangan Bapak dan Ibu Wongsoredjo. Saat kejadian gugurnya beliau, Bapak dan Ibu nya tinggal di Desa Ngrendeng, Purworejo. Berikut adalah potret orang tua dari Pak Yani di tahun 1965.
Sumber: Berita Yudha, 13 Nopember 1965 Halaman 1 Kolom 8. Koleksi Layanan Surat Kabar Langka Terjilid Perpustakaan Nasional RI (SKALA Team)
#JendralAhmadYani
No comments:
Post a Comment