KI AGENG WONOSOBO
Ki Ageng Wonosobo terlahir dengan nama Raden Dukuh. Beliau adalah Putra Sulung dari Raden Bondan Kejawan dan Ibu Dewi Nawangsih.
Ki Ageng Wonosobo sejak mudanya suka mempelajari ilmu agama Islam dan tata negara, salah satu gurunya adalah Sunan Kalijaga. Disamping itu Beliau belajar ilmu pertanian dan tata krama serta laku prihatin dari Bapak dan Ibunya.
Untuk memperdalam ilmu agama dan lainnya, Beliau diperintahkan Sunan Kalijaga untuk berguru kepada Sunan Mojogung di Gunung Jati di Cirebon.
Sunan Mojogung Gunung Jati mengajarkan ilmu agama, tata cara berdoa, tata cara membaca mantra, tata cara pengobatan, juga tata cara membuka hutan.
Kepada Raden Dukuh, Sunan Mojogung Gunung Jati memberikan nama yaitu Kyai Ngabidullah dan dinikahkan dengan salah satu putri Sunan Mojogung di Gunung Jati.
Setelah lama berguru dan dirasa sudah waktunya untuk kembali kemasyarakat untuk mensyiarkan Islam, maka Sunan Mojogung Gunung Jati memerintahkan Ki Ageng Wonosobo untuk membuka hutan yang kemudian hari di sebut kota Wonosobo.
Pada awal Beliau membuka hutan, Beliau membangun gubug dari anyaman bambu dan anyaman daun kelapa untuk atap untuk tempat tinggal Beliau.
Karena cara mengajar Beliau yang santun dan kharismatik serta bisa membawa diri kepada masyarakat didesa dekat Wonosobo, akhirnya desa yang baru dibuka menjadi ramai. Banyak orang menetap di Wonosobo.
Dalam menjalankan roda pemerintahan desa dan sekaligus sebagai Pemuka Agama, Ki Ageng Wonosobo dikenal sebagai tokoh yang kharismatik, sederhana, kerja keras, pantang menyerah, ahli diberbagai bidang suka menolong dan suka berbaur dengan masyarakat lainnya.
Dari pernikahan dengan Putri Sunan Mojogung di Gunung Jati
Menurunkan :
1. Pangeran Made Pandan I
2. Nyai Ageng Selo
3. Nyai Ageng Terun Tali Dadu
Pangeran Made Pandan I menurunkan :
1. Nyai Ageng Anis ( istri Ki AgengAnis)
Nyai Ageng Selo menikah dengan Ki Ageng Selo menurunkan Nyai Ageng Sobo.
Nyai Ageng Sobo menurunkan anak :
1. Nyai Ageng Sabinah , menikah dengan Ki Ageng Pemanahan (Nyai Ageng Pemanahan )
2. Ki Ageng Juru Mertani
Al Fatihah kagem para leluhur
( KRT Sajid Jayaningrat )
No comments:
Post a Comment