MAGELANG TEMPO DOELOE:
SEPENGGAL KENANGAN DI BADAAN (1)
SEPENGGAL KENANGAN DI BADAAN (1)
Taman Badaan atau Badaanplein terdiri dari dua area, yakni sisi timur dan barat. Kedua taman dihubungkan oleh Badaan Zuid atau Jl. Pahlawan kini. Badaanplein sisi timur dahulu merupakan tanah lapang yang lokasinya tepat di depan komplek rumah dinas militer bagi para opsir atau perwira tentara Belanda (nieuwofficier Kampement).
Jauh sebelumnya, kawasan ini merupakan pemukiman bagi keluarga keturunan trah Danuningrat (Bupati Magelang). Karena untuk kepentingan pendirian rumah dinas tentara, pada tahun 1920 kelompok warga ini dipindahkan ke tiga tempat, yakni ke Tuguran, Meteseh dan di Tumbu di Tegalrejo.
Jauh sebelumnya, kawasan ini merupakan pemukiman bagi keluarga keturunan trah Danuningrat (Bupati Magelang). Karena untuk kepentingan pendirian rumah dinas tentara, pada tahun 1920 kelompok warga ini dipindahkan ke tiga tempat, yakni ke Tuguran, Meteseh dan di Tumbu di Tegalrejo.
Dahulu di jaman Belanda tanah lapang ini di pergunakan sebagai Aloon-aloon mini dan bermain bagi masyarakat setempat khususnya orang Eropa yang tinggal di sekitar kawasan itu. Bahkan dipergunakan juga sebagai tempat untuk mandi matahari atau bahasa Belandanya di sebut dengan "on de zon" yang di lakukan oleh para orang-orang bule tentara Belanda yang tinggal di sekitar taman. Sambil berleha-leha dan ngerumpi mereka minum kopi dan roti.
Taman ini di apit oleh jalan Badaan zuid dan Badaan nord. Kawasan ini juga terkenal dengan nama "Badaanplein" atau "Badaanplantsoen".
Pada foto di bawah ini merupakan "monumen" yang di bangun pada era tahun 1950-an, dimana pada puncaknya belum terpasang Bunga Teratai. Pada dinding monumen tertanam sebuah "relief" berbentuk lambang Angkatan Darat.
Pada bagian bawah monumen belum terdapat kolam seperti yang terlihat sekarang ini. Di bagian bawah monumen tersebut terdapat sebuah prasasti berbahasa dan berhuruf Jawa. Terlihat di latar belakang sisi kiri terdapat sebuah rumah yang kini menjadi rumah dinas Gubernur Akmil. Sedangkan di sisi kanan terlihat samar-samar bangunan nan elok yakni Plengkung Baru dengan selokan air di atas jalan raya (aquaduct). Deretan pepohonan terlihat teduh menaungi jalan-jalan di timur taman.
Dalam perjalanan waktu, sekitar tahun 1970-an lapangan Badaan ini dikembangkan sebagai tempat bermain bagi anak-anak dengan dibuatkan wahana mainan berupa patung hewan, ayunan, dll.
Taman Badaan menjadi favorit masyarakat untuk mencari hiburan yang murah meriah untuk keluarga. Tak sedikit yang menyimpan rindu, kisah dan kenangan dalam memori masyarakat. Taman ini menjadi ikon kota Magelang, dan tentu saja menjadi pengikat emosional warganya. Inilah sepenggal kenangan di Badaan.
[foto : koleksi pribadi]
No comments:
Post a Comment