MAGELANG TEMPO DOELOE:
PELEBARAN JALAN PECINAN
PELEBARAN JALAN PECINAN
Pada masa Walikota Moch. Soebroto, sarana dan prasarana kota diperbaiki. Beberapa ruas jalan dilebarkan agar mampu memperlancar arus lalu lintas. Makin banyaknya kwantitas pengguna dan pemilik sarana transportasi, maka perlu adanya pelebaran dan peningkatan kualitas jalan raya.
Jalan utama di kota ini adalah Jl. Pemuda (Pecinan) dan Jl. Akhmad Yani. Kedua jalan ini merupakan pusat perekonomian kota kecil ini.
Terlebih di ruas jalan ini bersanding dengan rel kereta api sejauh 2 km. Di pertemuan jalan ini adalah kawasan Aloon-aloon yang menjadi pusat kota, tempat ibadah, sarana hiburan, dll. Di selatan Pecinan terdapat Stasiun Magelang Pasar, Stanplaats dan Pasar Rejowinangun. Di ujung utara terdapat Stasiun Magelang Kota dan Pasar Kebonpolo. Dalam 1 ruas jalan, pejalan kaki, pesepeda, becak, gerobak, sepeda motor, mobil, prachoto, bis, truk dan bahkan kereta api bisa menjadi satu. Bisa dibayangkan betapa 'rumpeknya' kedua ruas jalan ini.
Terlebih di ruas jalan ini bersanding dengan rel kereta api sejauh 2 km. Di pertemuan jalan ini adalah kawasan Aloon-aloon yang menjadi pusat kota, tempat ibadah, sarana hiburan, dll. Di selatan Pecinan terdapat Stasiun Magelang Pasar, Stanplaats dan Pasar Rejowinangun. Di ujung utara terdapat Stasiun Magelang Kota dan Pasar Kebonpolo. Dalam 1 ruas jalan, pejalan kaki, pesepeda, becak, gerobak, sepeda motor, mobil, prachoto, bis, truk dan bahkan kereta api bisa menjadi satu. Bisa dibayangkan betapa 'rumpeknya' kedua ruas jalan ini.
Tak mau kondisi kotanya makin semrawut, Soebroto melebarkan kedua ruas jalan ini secara bertahap. Tak tanggung-tanggung, puluhan jalan diperbaiki dengan anggaran yang sangat besar di saat itu. Khusus untuk ruas Jl. Pemuda Pecinan harus membutuhkan waktu untuk pendekatan ke pemilik toko karena harus mengepras ratusan bangunan pertokoan di sepanjang Pecinan.
Pada tahun 1968, jalan-jalan di sekitar Aloon-aloon diperbaiki dengan anggaran sebesar Rp 307.796,60. Jalan Pemuda mulai depan Bioskop Abadi (kini Gardena) sampai Utara Stasiun Magelang Kota dengan beaya sebesar Rp568.746,95.
Pada tahun 1968, jalan-jalan di sekitar Aloon-aloon diperbaiki dengan anggaran sebesar Rp 307.796,60. Jalan Pemuda mulai depan Bioskop Abadi (kini Gardena) sampai Utara Stasiun Magelang Kota dengan beaya sebesar Rp568.746,95.
Di tahun 1970, Jalan Akhmad Yani diperbaiki dengan anggaran sebesar Rp234.075,98. Di Jalan Pemuda Selatan (kini Jl. Jenderal Sudirman) dari depan Pasar Ampera hingga pemakaman Kristen (Kerkhof) diperbaiki dengan anggaran sebesar Rp47.267,64.
Di ruas jalan Pemuda mulai dari Apotik Sumbing hingga Klenteng Liong Hok Bio diperbaiki dengan anggaran sebesar Rp2.873,44. Sedangkan di komplek Stasiun bis Magelang Pasar diperbaiki dengan beaya sebesar Rp 3.033,24.
Di ruas jalan Pemuda mulai dari Apotik Sumbing hingga Klenteng Liong Hok Bio diperbaiki dengan anggaran sebesar Rp2.873,44. Sedangkan di komplek Stasiun bis Magelang Pasar diperbaiki dengan beaya sebesar Rp 3.033,24.
Belum lagi ruas-ruas jalan yang lain. Di masa Moch. Soebroto menjabat sebagai walikota, banyak program pemerintah yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas sarana dan prasarana kota Magelang ini. Tak salah jika nama Moch. Soebroto diabadikan sebagai nama stadion termegah di kota ini, Stadion Moch. Soebroto.
Foto di bawah ini adalah ruas jalan Pemuda dari sisi utara. Terlihat tumpukan material di sisi kiri (halaman Bioskop Kresna). Bangunan di kiri adalah Toko Buku Santosa yang legendaris. Rel kereta api terlihat memanjang menjauh ke selatan. Sebuah 'stoomwheel' alias slender sedang memperkeras jalan raya. Terlihat juga deretan pertokoan Pecinan di sisi kanan kiri jalan.
No comments:
Post a Comment